Pulang dari kampus aura mempelajari materi yang diberikan oleh bu dewi sampai menjelang sore hari. Ibu aura sendiri sudah pulang tadi sekitar jam empat sore.
Sampai makan malam tiba aura mempelajari semua yang besok kira- kira akan menjadi pertanyaan. Begitu seriusnya aura sampai tidak menyadari ibunya sudah berada di belakangnya.
Pintu kamar memang saat itu sengaja tidak aura kunci, karena tadi sore sebelum mbak yang membantu pekerjaan ibunya pulang sempat membersihkan kamar aura.
Aura sendiri anak yang rapi, jadi tadi mbak hanya membersihkan lantai yang memang harus di pel.
" Duh anak ibu serius banget belajarnya, sampai- sampai ibu masuk aja gak nyadar!" oceh ibunya aura. Aura mendongakkan kepala dan berbalik menoleh ke belakang. Benar saja ibunya sedang memperhatikan apa yang aura kerjakan.
" Ibu dari tadi di belakang aura?" tanya aura.
" Yah cukup lama untuk memperhatikan kegiatan anak ibu." jawab ibu sambil tersenyum.
" Ayo kita makan malam dulu, belajarnya dilanjut nanti aja!"
Setelahnya ibu aura keluar dari kamar dan di ikuti aura setelah merapikan meja belajarnya. Ternyata hanya ada ayahnya saja, sementara arfa tidak terlihat sama sekali.
" Lho kakak arfa kemana bu? Belum pulang ya?" tanya aura.
" Iya kakakmu malam ini tidak bisa pulang cepet, katanya masih ada operasi." ucap ibunya aura.
Seperti biasa ayahnya aura akan menanyakan setiap kegiatan anaknya di luar. Mereka terlibat pembicaraan seperti biasa.
Aura juga meminta doa dari kedua orangtuanya agar acara besok lancar dan pulang membawa kemenangan.
Esok pagi aura sudah berangkat ke tempat lomba dengan diantar oleh ayah, karena arah tempat kerja ayah dan tempat berlangsungnya lomba searah. Lagi pula tempatnya agak jauh, jadi aura agak malas jika harus kesana menggunakan motornya.
Disana aura bertemu dengan bu dewi, selain bu dewi pembimbing aura di kampus, bu dewi juga salah satu panitia penyelenggara acara tersebut.
Setelah berbincang singkat dengan bu dewi, aura mempersiapkan mental dan pikirannya. Vina dan kawan- kawan yang lain juga datang untuk memberikan support pada uara. Mereka bahkan membawa berbagai benda untuk menunjukkan dukungan pada aura.
Begitupun teman satu team aura sudah datang dan berbincang tentang materi dan strategi apa yang akan melakukan pada lomba tersebut. Aura satu team dengan mahsiswa dari jurusan lain. Aura menjadi satu- satunya perempuan dari team mereka.
Acara debat di bagi menjadi dua sesi, babak penyisihan dan babak final. Setiap regu di bagi dua group, group A dan group B. Pemenang group akan menuju babak final.
Lomba berlangsung di gedung yang berbeda antara group A dan group B. Aura dan kawan- kawannya seteamnya berada di group B.
Acarapun berlangsung cukup alot dan tegang. Sampai teamnya aura masuk ke babak final yanga akan melawan pemenang dari group A.
sebelum final di mulai seluruh peserta di berikan waktu istirahat. Karena waktunya memang bertepatan dengan makan siang dan waktu shalat dzuhur.
Setelah makan siang aura memutuskan untuk shalat di masjid kampus tempat di adakannya lomba. Aura selesai shalat memakai sepatunya di bibir teras masjid.
Sekelebat aura melihat seseorang yang akhir- akhir ini selalu ada dalam pikirannya. Tapi aura meyakinkan tidak mungkin orang tersebut ada di sini. Dari yang aura pernah dengar orang tersebut bukan hanya pergi keluar pulau tapi dia juga sudah pindah di luar negeri.
Aura mengenyahkan pemikiran yang akan mengganggu konsentrasi dalam lomba.
Aura dan rekan satu teamnya sudah bersiap- siap melanjutkan pada babak selanjutnya. Mereka pun dipanggil ke atas panggung setelah kelompok lawan dipanggil ke atas panggung.
Aura masih tertunduk saat berjalan di ke atas panggung. Sampai aura duduk di kursinya barulah aura mendongakkan wajahnya menatap lawan.
Betapa terkejutnya aura mendapati seseoranf yang tadi sekilas ia pikirkan ada di hadapannya menjadi lawan debatnya kali ini.
" Gilang!" lirih aura terkejut.
Sementara di sebrang meja gilang menatap aura dengan pandangan yang sulit di artikan.pandangan yang sangat berbeda. Tatapannya tajam mengarah pada aura.
Sesat aura terpaku dan menjadi blank. Saat acara sudah dimulai pun aura masih diam membeku. Rekan satu team aura menepuk aura dari keterpakuan.
" Aura, kenapa kamu malah bengong. Ayo lombanya sudah dimulai." Ucap teman di sebelahk kirinya aura.
Aura mencoba menguasai dirinya dan mengambil nafas yang panjang untuk menetralkan suasana hatinya. Aura mencoba menguasai dirinya jangan sampai mengganggu konsentrasinya.
Lomba pun berjalan dengan alot masing- masing memiliki keunggulan dan sanggahan- sanggahan yang masuk akal. Bahkan tak jarang mederator memberikan teguran pada masing- masing team bisa tenang.
Perlombaan dimenangkan oleh team aura dengan nilai yang terpaut satu point saja.
Acara selesai, aura mencari sosok yang tadi jadi team lawan. Matanya melirik kesana kemari sampai ia melihat gilang tengah berbincang dengan seorang perempuan yang mungkin aura pikir teman dekatnya, terlihat dari interaksi di antara keduanya.
Aura mencoba menghampiri dan menyapa gilang.
" Gilang!" panggil aura. Dan gilang pun menoleh pada aura. Aura tersenyum ramah tapi sambutan dari gilang sungguh diluar dugaannya. Gilang hanya menatap aura sinis.
" Ada apa?" tanya gilang singkat.
" Apa kabar?" tanya aura lagi.
" Baik. Jika tidak ada hal yang penting sebaiknya jangan membuang waktu saya." ucap gilang ketus. Aura sungguh tidak mengerti mengapa sikap gilang padanya jadi berubah. Aura pikir saat mereka bertemu setelah sekian lama, gilang akan menyambutnya ramah.
Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Aura jadi terdiam ditempat dan ditinggalkan oleh gilang. Air mata meluncur begitu saja dari matanya seolah tidak bisa membendung luka hatinya karena sikap gilang.
Vina menepuk bahu aura. Dan bingung kenapa aura malah menangis sambil melihat kepergian team lawan.
" Kamu kenapa aura? Kok malah nangis disini?" anak- anak dari tadi nyariin kamu lho!" ucap vina. Aura menengok ke arah vina. Ia menghapus air matanya dan menampilkan senyuman.
" Aku gak apa- apa kok. Hanya keinget ibu saja. Tadi pagi ini mendoakan aku biar menang lomba."
" Menangis bahagia maksud kamu. Tapi wajah kamu kok sendu gitu?" ucap vina lagi.
" Udah ah kita gabung sama teman yang lain yuk!" ajak aura.
Untuk merayakan kemenangan mereka teman satu team aura yang memang orang berada mentraktir semua teman yang datang saat ini. Sekalian juga untuk mengucapkan terimakasih atas dukungan mereka.
Puas dengan perayaan kemenangan, satu persatu meninggalkan cafe tempat mereka makan- makan tadi.
Aura sedang menunggu ojek on line yang memang tadi ia pesan sebelum keluar dari cafe. Sambil menunggu aura membuka ponselnya yang memang sedari pagi tidak ia aktifkan.
Banyak pesan masuk ke ponselnya. Salah satunya dari teman aura yang memberitahukan bahwa gilang berada di kota mereka, tak lupa teman SD nya aura mengirimkan foto kebersamaan mereka di salah satu cafe.
{ Bersambung }
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments