Istri Yang Tak Dianggap

Istri Yang Tak Dianggap

Episode 1

"Alhamdulilah Mas hari ini hari pertama kamu kerja sebagai manager, semangat kerjanya Mas." Ujar Atika yang sedang merapihkan dasi suaminya.

Mereka sudah menjalani rumah tangga yang ke 5 tahun dan mendapat kabar bahagia istrinya sedang mengandung 5 bulan, begitu juga dengan suaminya yang di angkat sebagai manager oleh atasannya membuat keluarga mereka semakin bahagia karena rezeki yang datang bertubi-tubi.

"Mas berangkat dulu ya sayang, tolong jaga anak kita," dengan mengecup kening sang istri kemudian Aris masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya.

Setelah kepergian sang suami Atika mulai menjalani aktifitasnya walaupun sedang hamil muda tak menghalanginya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, Aris sering menyuruh istrinya untuk memperkerjakan seorang art agar ada yang membantunya di rumah namun Atika menolaknya ia tak ingin mendengar cacian dari ibu mertuanya yang sering datang ke rumah dengan mengatai dirinya istri pemalas.

Aris mulai menjalani meeting di hari pertamanya ia adalah seseorang kepercayaan keluarga Hartono, sebelumnya Aris ditawari untuk memimpin perusahaan Hartono sebagai CEO di perusahaannya tapi dengan satu syarat Aris harus menikahi putrinya namun Aris menolaknya karena ia pria yang sudah beristri oleh karena itu Aris hanya diangkat menjadi manager sedangkan ia yang membuat perusahaan Hartono semakin maju.

"Pagi Mas Aris," sapa Nadia anak tunggal dari pak Hartono.

"Pagi juga Bu Nadia," Menjawab sapaan Nadia dengan sopan dan membungkukkan badannya.

"Mas Aris panggil saya Nadia saja, saya masih muda dan belum menikah,"

"Maaf Bu Nadia saya tidak enak dengan panggilan itu, karena Bu Nadia ini atasan saya,"

Bagaimana Nadia tak terpesona dengan Aris yang tampan dan sopan ia sangat mengidamkan pria seperti Aris walaupun ia tahu bahwa Aris pria yang sudah beristri namun keinginannya menjadi wanita yang ingin dinikahi Aris, ia tak peduli jika harus menjadi istri ke dua.

"Em Mas nanti siang aku ingin mengajak mu makan siang, apakah kamu mau."

"Tentu saja Bu, apapun yang ibu suruh akan saya turuti karena ini perintah pak Hartono untuk mengawal Ibu kemana saja." Ya pak Hartono lah yang menyuruhnya untuk mengawal putrinya sekaligus managernya dengan begitu mereka akan semakin dekat dan rencananya akan segera berhasil.

Pak Hartono sangat menginginkan Aris menjadi menantunya demi kebahagiaan putri satu satunya karena itu juga permintaan Nadia pada sang ayah bahwa ia mencintai bawahannya.

"Terima kasih Mas Aris, tunggu sebentar disini ya Mas aku akan membuatkan kopi untuk mu." Aris ingin menolaknya akan tetapi Nadia bersikeras untuk melakukannya, ia pergi keruang office girl untuk membuatkan kopinya tak lama kemudian ia membawa secangkir kopi.

"Ini Mas di minum ya kopinya,"

"Terima kasih Bu Nadia, saya jadi malu sudah merepotkan Ibu."

"Tidak Mas, justru aku senang bisa membuatkan kopi untuk mu," ucapnya dengan senyuman yang manis.

Aris akui Nadia memang cantik dan perhatian akan tetapi ia tak mungkin mencintainya karena ia sadar memiliki istri yang sudah menemaninya bertahun tahun ia tak mungkin meninggalkannya begitu saja apalagi ia akan segera menjadi seorang ayah yang sudah sejak lama ia inginkan.

***

Atika sedang santai di ruang tamu setelah semua pekerjaannya terselesaikan, ia meluruskan kakinya yang terasa pegal.

"Ah rasanya pegal sekali pinggulku, tapi aku bahagia karena aku bisa mengerjakan rumah walaupun aku sedang mengandung, sehat sehat ya bayi ku." Gumamnya dengan mengelus perut yang sudah terlihat.

Atika tak menyadari Bu Mirna ibu mertuanya datang kerumah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Bu Mirna melihat Atika yang sedang santai membuatnya tak suka.

"Enak ya jadi istri diam dirumah dengan santai, sedangkan anak saya harus bekerja untuk menghidupi anak orang." Seketika Atika langsung berdiri setelah mendengar ucapan ibu mertuanya.

"Ibu... maaf saya baru saja selesai membereskan pekerjaan rumah Bu,"

"Pekerjaan rumah itu gampang gak capek, lihat anak saya yang mati matian kerja sampai malam buat menghidupi kamu. Harusnya kamu membantu anak saya bekerja." Sergahnya.

Atika hanya bisa mengelus dadanya serta menelan pahitnya cacian dan makian dari mulut ibu mertuanya.

"Saya lagi mengandung Bu, mana mungkin saya kerja dengan perut besar,"

"Alasan saja kamu Atika, sudah hidup menumpang tapi tak mau membantu suami mu. Saya ingatkan lagi pada mu kalau kau mau hidup bersama anak saya jangan hidup seenaknya saja, harus sadar diri kamu!"

Begitu sakitnya kata kata ibu mertua yang menusuk hatinya, ia hanya bisa pasrah tak bisa melawannya.

Bu Mirna tak suka jika menantunya hanya diam dirumah, ia ingin menantunya ikut andil dalam mencari uang. Padahal nafkah itu kewajiban suaminya bagaimana pun jika suaminya tak mampu menafkahi istrinya maka ibu dari suami harus membantunya begitulah dalam agama kecuali ibu dari suami sudah sepuh dan tak bisa bekerja maka kita lah sebagai anak yang harus mengurusnya. Namun tidak dengan bu Mirna dia masih muda dan sehat tapi ia tak mau anaknya menafkahi menantunya karena menurut dirinya bahwa menantu itu orang lain. Padahal menantu perempuan itu rela meninggalkan orang tuanya demi mengabdi pada suaminya.

"Gimana Mas makanannya, enak gak?" Tanyanya pada Aris.

"Ya ini enak Bu, terima kasih sudah mengajak saya makan siang,"

"Mas kalau diluar jangan panggil aku ibu dong, panggil saja Nadia dan kamu juga jangan terlalu formal kalau bicara di luar sama aku."

"Ah iya kalau begitu saya panggil Nadia saja,"

"Nah, gitu dong Mas,"

Setelah selesai makan siang mereka kembali ke mobilnya untuk pulang, disepanjang perjalanan Nadia terus saja menggenggam tangan Aris dengan lembut sehingga membuat Aris gugup, ia ingin melepaskan genggaman itu tapi ia sadar Nadia adalah atasannya ia ingin memberikan yang terbaik untuk atasannya.

Hari sudah malam namun suaminya belum menunjukkan batang hidungnya membuat Atika khawatir, ia menatap jam yang sudah pukul 11 malam dan ia juga sudah beberapa kali menghubunginya namun ponsel suaminya tidak aktif.

"Ya Allah mas Aris kemana? semoga mas Aris tidak kenapa napa, aku sangat khawatir."

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

sy lanjut thor

2023-07-11

0

Dandelion

Dandelion

menager ko tgsnya spt bodyguard aja..gimana gk tergoda nanti wong kemana2 aja berdua..
bkn gemes aja...hhhh

2023-05-17

0

Sukliang

Sukliang

ini bapak sama anak sama edan nya

2023-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!