Episode 5

Aris melihat istrinya yang sedang tidur membelakangi dirinya, lalu ia memeluknya dari belakang dan mengecup pucuk rambutnya.

"Selamat tidur sayang," ucapnya.

Aris tak tahu bahwa Atika sedang menangis, ia masih sibuk dengan ponselnya membuat Atika penasaran dengan apa yang dilakukan suaminya.

'Mas Aris sudah malam masih main handphone, kenapa hatiku sangat tidak enak'

Suaminya saling bertukar pesan dengan wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya, hari demi hari Aris sudah merasa nyaman dengan perhatian kecil dari Nadia, sampai ia melupakan istrinya yang berada di sampingnya.

"Selamat tidur sayang, sampai ketemu besok." pesan terakhir yang Nadia kirimkan untuk Aris, ia juga membalasnya dengan kata kata manis untuk Nadia.

Sedangkan Atika sudah tertidur ke alam mimpinya, tadinya ia berniat ingin mengetahui suaminya sampai kapan akan bermain dengan ponselnya akan tetapi malah Atika yang tertidur dan melupakan rencananya.

Pagi pagi sekali Bu Mirna datang ke rumah pak Hartono dengan menggunakan taxi tanpa sepengetahuan Intan dan juga Aris, ia datang sendiri untuk bertanya sesuatu tentang anaknya.

"Permisi tuan, di depan ada tamu,"

"Siapa bi?" Tanya pak Hartono.

"Bibi juga tidak kenal tuan, tapi sepertinya ada perlu dengan tuan."

"Ya sudah kalau gitu suruh dia masuk ke dalam."

Bu Mirna di persilahkan masuk oleh pelayan, ia sangat takjub dengan kemewahan rumah pak Hartono.

"Maaf anda ini siapa? ada perlu apa datang kesini."

"Perkenalkan saya Bu Mirna, saya ibu dari aris."

"Aris! apakah Aris bawahan saya."

"Iya pak, dia itu anak saya,"

"Memangnya ada apa ibu datang kemari? apa ada yang ingin ibu sampaikan."

"Saya kemari ingin berbicara soal anak saya, apakah benar anak saya dan anak anda..." Bu Mirna menghentikan obrolannya ia bingung harus mulai dari mana dulu.

"Sangat kebetulan sekali ibu datang ke rumah saya, dari dulu saya sering meminta izin pada Aris untuk bertemu ibu tapi Aris malah menolaknya, dan sekarang ibu telah datang kerumah saya dengan sendirinya kalau begitu saya ingin menceritakannya pada ibu."

"Silahkan pak, dengan senang hati saya akan mendengarkannya." Bu Mirna sangat senang ternyata dia di sambut dengan baik oleh keluarga Hartono.

"Anak saya bernama Nadia sangat mencintai anak ibu, dan lebih parahnya lagi anak saya ingin jadi istri keduanya Aris namun Aris menolaknya karena mungkin ia mencintai istrinya. Jujur saja saya juga tak tahu kenapa anak saya sangat mencintai Aris padahal dia sudah beristri dan saya juga tak bisa mencegahnya karena Nadia anak saya satu satunya." Tentu saja kabar ini membuat Bu Mirna bahagia, apalagi yang mencintai anaknya orang terpandang.

"Maafkan anak saya yang sudah menolak anak bapak, jujur saja saya sangat setuju jika anak kita menikah karena saya tidak suka dengan menantu saya yang sering membuat anak saya tersiksa pak." Kata kata Bu Mirna membuat pak Hartono kembali bertanya.

"Memangnya menantu ibu kenapa?"

"Dia sering nuntut keuangan anak saya pak, saya sangat sedih melihat anak saya yang seperti itu."

"Ya Allah Bu, saya tidak menyangka nasib anak ibu seperti itu. Sebenarnya saya juga sudah menawarkannya pada Aris jika ia mau menikahi anak saya maka saya akan memberi jabatan sebagai CEO atas kepercayaan saya padanya."

Seketika mata Bu Mirna semakin berbinar mendengar apa yang di katakan pak Hartono.

"Kalau begitu saya setuju jika anak saya menikah dengan anak bapak, saya akan mencari cara agar anak saya menceraikan istri pertamanya." Dengan semangat Bu Mirna mengatakan kata kata yang menyakitkan hati Atika, bagaimana jika Atika tahu?

"Tapi anak saya tak apa apa jadi istri ke dua Bu,"

"Tidak bisa pak, anak bapak masih gadis jadi dia itu harus di nomor satukan pak."

"Ibu benar juga terima kasih sudah mengerti Bu."

"Sama sama pak, nanti saya akan memberitahu anak saya soal ini."

"Baik terima kasih Bu Mirna."

***

Nadia masuk keruangan Aris dengan membawa secangkir kopi ditangannya.

"Pagi Mas,"

"Pagi juga Nadia,"

"Ini mas kopinya, di minum ya."

"Terima kasih Nadia atas kopinya, aku sangat menyukai kopi mu yang manis."

"Sama sama Mas, bagaimana tidur malam mu Mas."

"Sangat nyenyak, semua karena dirimu aku jadi bisa tidur lebih awal sebelumnya Mas suka begadang dan sulit untuk tidur lebih awal."

"Lain kali jangan tidur terlalu malam lagi ya Mas, sayangi tubuh mu."

Hanya perhatian kecil seperti itulah yang membuat hati Aris mulai goyah, padahal istrinya sering perhatian tapi entah kenapa disaat Nadia yang memberi perhatian padanya membuat jantungnya berdebar seperti sedang jatuh cinta.

"Terima kasih Nadia," ucapnya dengan senyuman manis membuat Nadia semakin terbuai.

'Ya tuhan tampan sekali dia, sayangnya dia sudah memiliki istri. Padahal aku bersedia menjadi istri keduanya tapi dia malah menolaknya, apa aku tak secantik istrinya'

Atika sedang merenung di taman belakang sendirian, ia masih memikirkan suaminya kenapa lebih sering memegang ponselnya dari pada mengajaknya bicara. Ini lah yang membuat Atika kepikiran dengan sikap suaminya bahkan Aris sudah tak romantis seperti dulu lagi.

'Aku harus cari tahu kenapa mas Aris seperti ini, aku tak boleh diam saja, aku berhak bertanya dan mencari tahu'

Ya siang ini Atika akan mengunjungi kantor suaminya, sudah lama ia tidak pergi kesana.

Atika langsung memasuki kamarnya lalu ia mengganti bajunya dan memoles wajahnya agar terlihat segar walaupun dengan perut besar yang sudah menginjak usia kandungan 7 bulan.

'Mas aku akan pergi ke kantor mu, aku ingin tahu ke seharian mu disana'

Atika menghentikan taxi lalu ia masuk ke dalam.

"Jalan pak, ke alamat ini ya." Ujarnya dengan memperlihatkan alamat kantor yang akan di kunjungi.

"Baik Bu,"

Setelah menempuh satu jam perjalanan akhirnya Atika sudah sampai di kantor suaminya, lalu ia menanyakannya pada seorang karyawan di bagian resepsioni.

"Silahkan masuk Bu, pak Aris ada di lantai 7."

"Terima kasih mbak, kalau gitu saya permisi." Atika dengan mudahnya masuk kesana karena ia memperlihatkan identitasnya dan memberitahu bahwa dirinya istri Aris manager perusahaan.

Entah kenapa jantung Atika berdebar begitu cepat, padahal dulu biasa saja jika ia ingin menemui suaminya.

Atika sudah sampai diruangan Aris lalu ia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, seketika Atika menjatuhkan makanannya yang ia bawa dari rumah.

Pranggg membuat Aris dan Nadia menatap ke arah suara.

"Atika!"

Atika terkejut melihat Nadia sedang merapihkan dasi suaminya tanpa jarak membuat ia tak sengaja menjatuhkan makanannya.

"Mas maaf, aku datang kesini karena..." Nadia langsung menyela ucapannya.

"Silahkan duduk Bu, pasti ada yang ingin ibu sampaikan pada pak Aris." Ujar Nadia kemudian ia pergi meninggalkan ruangan Aris.

"Atika maaf, ini tak seperti yang kamu lihat."

Aris mencari cara agar Atika mengerti dan tidak marah padanya.

Bersambung.

Jangan lupa like, komen, dan subscribe untuk beri masukan pada author.

Sebelum menunggu kelanjutannya, silahkan mampir dulu pada karya di bawah ini.

Terpopuler

Comments

Nurmawati Sari

Nurmawati Sari

dasar semuanya..ibu arus gila harta ayah gk tau diri yg mendukubg anknya sbgai pelakor aris sbagai suami atika yg cetek iman nya..buat mereka semua yg akitika dapat karma yg menyakitkan thoor ...lnjutcthoor 💪💪

2023-05-17

0

Sukliang

Sukliang

1 mak bau tanah
1 lg bapak dak punya otak
1 lg pelakor murahan jslang rendagan
1 lg suami dak kuat iman
cucokla

2023-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!