Tuan Jadilah Pacarku

Tuan Jadilah Pacarku

Sebuah Syarat

“Lihat saja gue bakal bisa dapatkan lelaki yang jauh lebih tampan dan juga jauh lebih kaya dari lelaki sialan itu! Berani banget dia selingkuh dengan Kakak tiri gue,” gerutu seorang gadis berusia 22 tahun yang di kenal dengan nama Anesya Grec.

“Gue tahu lo nggak seberapa cinta sama Zico-mantan sialan lo itu, tapi  gue tahu jika lo itu cemburu para Zico karena lelaki itu lebih milih Elsa untuk di jadikan calon istri ketimbang lo,” ujar Lia yang memang sudah dengan jelas bisa mengerti apa yang sekarang sedang di pikirkan oleh sahabatnya ini.

“Shith! Damn it! Gue begitu emosi sekali ketika tahu jika Kakak tiri sialan itu menggoda Zico,” umpat Anesya dengan dada yang naik turun menahan gemuruh badai di dalam sana.

“Lo nggak bisa menyalahkan mereka berdua, karena perselingkuhan itu terjadi sebab mereka berdua memang sudah sama-sama gatal,” ujar Lia sembari meminum bir yang ada ada cawannya hingga tandas dalam satu kali tegukan saja.

“Lo itu sedang mencoba menghibur atau menindas gue sih, lo sekarang sedang berperan menjadi musuh atau sahabat sih.” Sembur Anesya yang mulai kesal dengan ucapan sahabatnya itu.

“Ehehehe, gue mencoba untuk menghibur lo, kita kan teman baik,” kata Lia dengan senyuman manisnya.

“Tapi apa yang lo ucapkan sejak dari tadi itu seakan seperti sedang menghina gue,” gerutu Anesya. Anesya yang mulai merasa emosi pun langsung menyambar botol minuman yang ada di hadapannya kemudian meneguk minuman beralkohol itu dengan begitu rakus sekali hingga tumpah dari bibirnya.

“Maaf, sumpah gue nggak bermaksud buat lo marah, sekarang gue mau pergi ke toilet sebentar dan gue berharap setelah balik duduk di samping lo sudah ada cogan tampan yang nempelin lo kayak perangko, meskipun gue nggak yakin ada cowok yang mau sama lo selain Zico,” ujar Lia meledek Anesya. Anesya melihat Lia dengan tajam dan sebelum terkena semburan maut dari sahabatnya itu, Lia langsung melenggang pergi meninggalkan Anesya yang sedang emosi.

“Kampret! Sini lo gue bunuh,” umpat Anesya dengan suara yang lantang.

Anesya melihat ke arah lampu club malam yang kini sedang berputar ajak di atas kepalanya, sepasang lelaki dan juga wanita sedang bercumbu mesra di meja lain tanpa perduli dengan tatapan para pengunjung club malam ini.

“Apakah aku sejelek itu sehingga tak ada satupun lelaki yang mau denganku? Tidak aku cantik dan malam ini aku akan mendapatkan lelaki tampan melebihi si Ziro sialan,” umpatan penuh tekat bulat terlihat jelas dari kedua manik mata Anesya yang berbinar penuh kebencian yang mendalam. Kebencian itu tersimpan didasar lubuk hatinya.

Bayangan akan kekasihnya yang sedang bercumbu mesra dengan Kakak tirinya terus saja terngiang di benaknya dan tak mau hilang walau hanya sedetik saja, bagaimana mungkin Anesya tak marah ketika ia tahu jika Kakak tiri dan juga kekasihnya bercinta di dalam ruangan kamarnya, keduanya seakan sengaja membuat hati Anesya tercabik-cabik hingga tak berbentuk lagi. Argh! Anesya semakin emosi hingga kedua tangannya terkepal membentuk sebuah tinju, menggenggam emosi dan juga kebenciannya itu yang Anesya sekarang sedang lakukan.

Seorang lelaki dengan tubuh tegap berisi, tinggi 180 cm dengan kulit putih, pahatan wajah yang nampak begitu sempurna sekali hingga membuat Anesya tak bisa mengedipkan kedua matanya, ia yang sedang di pengaruhi oleh alkohol atau memang lelaki itu terlalu sempurna hingga membuat Anesya beranjak berdiri dari posisi duduknya, mengajak kakinya melangkah mendekat lelaki tampan itu.

Tak perduli siapa lelaki itu dan apa statusnya karena yang terpenting lelaki itu tampan melebihi lelaki sialan itu. Pikir Anesya.

Lelaki tampan yang belum Anesya ketahui namanya itu menghentikan langkah di depannya, menatap gadis manis yang memiliki wajah polos namun tatapan mesum itu justru membuat sang lelaki menarik salah satu senyuman devilnya, entah apa yang sekarang sedang lelaki itu pikirkan, tapi yang ia tahu perempuan ini menginginkannya.

"Tuan," ujar seorang lelaki yang memakai setelan baju berwarna hitam di belakang lelaki tampan itu.

Lelaki tampan itu mengangkat tangannya menandakan jika ia tidak merasa keberatan dengan gadis manis yang ada di hadapannya sekarang, gadis ini tidak berbahaya sekali menurutnya dan bahkan ia terlampau bodoh dan juga lugu.

“Tuan jadilah pacarku!” kata Anesya dengan berani. Sikap lugu dan juga polos yang selama ini selalu melekat padanya menghilang entah kemana, Anesya bahkan menjelma menjadi wanita murahan sekarang.

Lelaki tampan itu membungkukkan sedikit tubuhnya supaya ia bisa lebih dekat dengan gadis di hadapannya. Anesya hendak mundur satu langkah ke belakang tapi tangan lelaki itu dengan sigap langsung meraih pinggangnya hingga membuat jarak diantara mereka berdua semakin dekat sekarang.

“Jika aku menjadi kekasih kamu, maka apa yang bisa kamu berikan padaku?” tantang Tuan Gerald dengan manik mata yang bergerak kesana-kemari seakan sedang mengamati wajah gadis dihadapannya sekarang.

“Aku akan memberikan apapun yang Tuan inginkan yang terpenting mau menjadi kekasih saya,” kata Anesya dengan berani. Yang ada di dalam pikirannya sekarang hanyalah mendapatkan lelaki tampan supaya ia bisa balas dendam dengan mantan sialan dan juga kakak tirinya itu. Anesya akan menunjukkan pada mereka berdua jika ia bisa mendapatkan lelaki tampan secepat membalikkan telapak tangan.

Tuan Gerald menarik salah satu senyuman devil di bibirnya, ia berdiri dengan tegap kemudian melirik ke arah orang kepercayaannya.

“Siapkan satu kamar untukku!” titah Tuan Gerald pada asistennya.

“Baik Tuan,” jawab Asisten Van patuh.

Selang beberapa waktu kemudian.

Lia melangkah menuju ke sofa dimana sahabatnya tadi berada, tapi yang tidak disangka sofa itu kosong dan tas Anesya juga sudah tak ada di sana.

“Ke mana perginya Anesya? Tidak bisanya ia pergi tanpa menunggu aku,” kata Lia pada dirinya sendiri sembari mengedarkan pandangan ke sekitarnya.

Di tempat lain.

Anesya dan juga Tuan Gerald kini sudah ada di dalam ruangan kamar hotel. Setelah pintu ruangan ini tertutup hanya ada mereka berdua saja.

“Tu-tuan, untuk apa kita di sini?” tanya Anesya polos.

“Untuk menagih apa yang telah kamu janjikan padaku tadi!” jawab Tuan Gerald sembari melepaskan satu kancing jas hitam yang ia kenakan kemudian melemparkannya ke sembarang arah.

Anesya terdiam sejenak mencoba berpikir. “Anda mau menjadi kekasih saya?” tanya Anesya dengan sorot mata meminta jawaban.

“Hem,” jawab lelaki itu. “Apakah sekarang kamu sudah siap memberikan apapun yang aku inginkan?” tanya Tuan Gerald pada gadis di hadapannya.

“Ya, apapun itu,” jawab Anesya.

Tanpa bicara Tuan Gerald langsung mendorong tubuh Anesya ke atas ranjang. Tuan Gerald menarik kemeja putih yang sedang ia kenakan hingga kancing-kancing baju itu jatuh ke lantai. Anesya hendak mendudukkan tubuhnya karena terkejut dengan apa yang sekarang sedang ia lihat, tapi dengan secepat kilat Tuan Gerald malah sudah berada di atas tubuhnya.

 

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

aduh..Anesya cari cowok yang bisa tanggungjawab

2023-11-22

0

꧁𓂀 𝖒𝖎𝖐𝖍𝖆 𝖌𝖊𝖐𝖆𓂀꧂

꧁𓂀 𝖒𝖎𝖐𝖍𝖆 𝖌𝖊𝖐𝖆𓂀꧂

Up thor sehari 5 Bab 🤭

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!