Second Chance

Second Chance

Salam kenal

Cuaca yang cerah dan suhu udara yang hangat menandakan akan berakhirnya musim dingin di belahan utara Jepang.Tak terkecuali Biei, salah satu kota yang terletak di tengah prefektur Hokkaido.

Kota dengan sejuta pesona alam yang menakjubkan, dimana seorang gadis asing yang kini telah menjadi bagian dari penduduknya, tengah menikmati udara segar seraya memandangi hamparan ladang dan bukit yang luas dari teras tempat tinggalnya.

Gadis itu nampak antusias menantikan peralihan musim tersebut, membayangkan betapa indahnya hamparan ladang bunga yang sebentar lagi akan bermekaran, menyambut datangnya musim semi di tahun ini.

Ya, gadis itu bernama Alya.Ia adalah gadis asal Indonesia yang bekerja sebagai perawat lansia di Jepang.Ia merawat seorang lansia bernama Nenek Asami, warga asli Jepang yang tinggal di dekat jalur Patch Work Road, tepatnya di distrik Omura, kota Biei, Prefektur Hokkaido.

Alya mendapatkan pekerjaannya tersebut berkat sahabatnya bernama Rina, yang dulunya bekerja sebagai perawat pribadi Nenek Asami.Rina yang berencana pulang ke Indonesia untuk menikah dan tidak akan kembali lagi, menawarkan pekerjaannya kepada Alya yang saat itu sedang menganggur, usai mengundurkan diri sebagai tenaga perawat profesional di salah satu pulau terpencil di Indonesia.

Meski dirinya merekomendasikan Alya berdasarkan penilaian pribadinya kepada sang majikan, namun Rina yakin Alya mampu menggantikan posisinya, karena ia tahu sahabatnya itu sangat kompeten, profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya.

Dan terbukti penilaian Rina terhadapnya tidak salah.Nenek Asami begitu senang dengan pelayanan yang Alya berikan selama setahun bekerja merawatnya.Beliau bahkan menyayangi dan memperlakukan Alya layaknya keluarga sendiri, karena kepribadiannya yang begitu hangat dan ceria.

...****************...

Seperti biasa, aktifitas pagi Alya dimulai sejak subuh dengan membuat sarapan pagi untuk sang majikan.Setelah selesai memasak, Alya akan ke kamar Nenek Asami untuk membangunkan beliau dan mengajaknya berjalan-jalan di sekitar rumah.

Pagi ini Alya berencana ingin mengajak Nenek Asami beraktifitas diluar ruangan, setelah bosan hanya berkeliling di dalam rumah akibat cuaca dingin yang cukup ekstrem beberapa bulan ini.Kali ini ia akan membawa Nenek Asami berkeliling di sekitar ladang bunga milik beliau agar bisa menikmati udara segar di awal musim semi.

Puas berkeliling, Alya kemudian mengajak Nenek Asami untuk kembali kerumah.Setelah mendudukkan beliau di kursi goyang yang terletak di teras rumah, Alya pun bergegas ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk majikannya itu.

"Nenek, waktunya sarapan", ucap Alya lembut sembari membawa mangkok berisi bubur dan segelas air di masing-masing tangannya.

Nenek Asami sontak menoleh sambil tersenyum lebar ke arah Alya, memperlihatkan deretan gigi palsunya yang rapi pada gadis itu.

"Hari ini kau masak apa, Alya chan?", tanya Nenek Asami saat Alya menarik kursi dan duduk tepat dihadapannya.

"Hmm...aku memasak bubur yang dicampur tuna, pakcoy dan jamur.Apa Nenek suka?"

"Tentu saja Nenek suka!Apapun yang Alya chan masak untuk Nenek, Nenek pasti suka!Apa lagi kalau kau menambahkan sedikit garam ke dalam buburnya", jawab Nenek Asami dengan wajah innocent nya.

Sontak Alya pun tertawa mendengar gurauan receh majikannya itu.

...****************...

Tahun ini Nenek Asami genap berusia 86 tahun.Beliau tinggal seorang diri di rumahnya yang besar, sepeninggal suaminya yang telah lebih dulu berpulang lima tahun silam.

Nenek Asami hanya memiliki seorang putri yang kini menetap di Tokyo bersama putra semata wayangnya.Putri Nenek Asami adalah seorang ibu tunggal yang ditinggal cerai oleh suaminya yang merupakan pria berkebangsaan Turki.

Putri Nenek Asami jarang berkunjung ke Biei, namun ia sering menghubungi beliau untuk sekedar menanyakan kabar sang Ibu.Hal itu dikarenakan pekerjaannya sebagai seorang dokter spesialis bedah kardiologi.Selain itu, ia juga mengelola rumah sakit miliknya sendiri yang berada di kota Meguro, prefektur Tokyo.

Cucu tunggal Nenek Asami pun tak kalah sibuknya dengan sang ibu.Saat ini ia tengah bekerja di rumah sakit milik Ibunya sembari melanjutkan pendidikannya sebagai seorang dokter spesialis bedah kardiologi.Karena itu, ia tak punya banyak waktu luang untuk sekedar berkunjung menemui sang Nenek.

Merasa kesepian tinggal di rumahnya yang besar seorang diri, Nenek Asami pun memutuskan untuk mempekerjakan seorang perawat dan asisten rumah tangga.

Nenek Asami juga mengubah rumahnya menjadi sebuah Villa untuk disewakan kepada para wisatawan yang datang berkunjung ke Biei dan membangun rumah yang lebih kecil disamping Villa untuk beliau tinggali bersama perawat dan asisten rumah tangganya.

Selain villa, Nenek Asami juga memiliki ladang bunga dan perkebunan yang luas.Beliau mempekerjakan banyak warga lokal untuk mengurus ladangnya di awal musim semi, hingga di akhir musim panas dan mendistribusikan hasil panennya ke kota-kota besar di beberapa prefektur di Jepang.

...****************...

Usai menyuapi Nenek Asami, Alya lanjut memandikan beliau dan membantunya berpakaian.Setelah selesai, ia mendudukkan Nenek Asami di sofa yang berada di dalam kamar beliau, kemudian melanjutkan pekerjaannya merapikan kamar sang majikan.

Disaat Alya tengah asyik menata bantal di atas kasur, tiba-tiba ponsel Nenek Asami berdering.Beliau segera menjawab panggilan tersebut dan menyapa sang penelpon dengan lembut.Dari obrolan mereka, terdengar jelas jika Nenek Asami begitu bersemangat menerima panggilan telepon dari orang tersebut.

Alya yang sejak tadi masih berada di dalam kamar Nenek Asami pun tak sengaja mendengar percakapan antara majikannya itu dengan sang penelepon.Ia bahkan mendengar saat beliau berkata akan meminta tolong kepada perawatnya untuk menjemput sang penelepon, yang saat ini sudah tiba di bandara.

"Alya chan, apa Nenek bisa meminta bantuanmu?", tanya Nenek Asami begitu beliau mengakhiri panggilan teleponnya.

Alya yang sudah tahu bahwa Nenek Asami akan meminta bantuannya, segera menghentikan kegiatannya dan berbalik ke arah beliau.

"Bantuan apa Nek?"

"Tolong jemput cucu Nenek, Watanabe Isao di bandara Asahikawa.Dia sudah tiba sejak tadi.Dasar anak itu!Dia tidak memberi kabar kalau mau datang!", ucap Nenek Asami sedikit kesal namun terlihat senang.

"Tentu saja bisa nek!Kalau begitu Alya akan meminta tolong pada bibi Akiko untuk menemani nenek selagi Alya ke bandara".

Nenek Asami sontak tersenyum dan mengangguk pelan pada Alya, "baiklah!"

Namun selang beberapa saat, Nenek Asami tiba-tiba teringat sesuatu hal, "Oh iya, Nenek hampir lupa!Tunggu sebentar ya, Alya chan!"

Nenek Asami segera bangkit dan berjalan menuju lemari pakaiannya dengan bantuan walker.Beliau mengambil sebuah syal berwarna merah dan mengalungkannya ke leher Alya

"Isao chan akan mengenalimu dengan syal ini.Kau tidak akan kesulitan menemukannya karena wajahnya berbeda dari pemuda jepang pada umumnya", ucap Nenek Asami.

"Nenek tenang saja, Alya pasti mengenalinya!Alya kan sering melihatnya di ruang tamu"

Sontak Nenek Asami terkekeh mendengar ucapan Alya, "benar juga!Nenek lupa kalau foto Isao terpajang di ruang tamu.Tentu Alya chan sudah mengenalinya"

"Kalau begitu Alya pergi dulu"

"Iya.Hati-hati di jalan"

Usai berpamitan, Alya bergegas menemui bibi Akiko untuk menitipkan Nenek Asami padanya.Kemudian ia ke garasi untuk mengambil sepedanya, lalu bergegas berangkat menuju bandara.

...****************...

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Alya akhirnya tiba di bandara Asahikawa.Ia memarkirkan sepedanya di tempat parkir yang tersedia dan segera berlari ke arah gedung bandara yang sudah nampak sepi.

Setibanya di gerbang kedatangan, pandangan mata Alya langsung tertuju pada sosok pemuda bertubuh jangkung yang sedang duduk di jarak sepuluh meter dari tempatnya berdiri.Ia duduk di salah satu deretan kursi tunggu sambil bertopang dagu pada sebuah koper yang bertengger di depannya.

Sebelum menghampirinya, Alya mencoba mengamati wajah pemuda itu dari kejauhan untuk memastikan jika dialah orang yang dimaksud.Namun bukannya fokus memastikan jika dialah cucu sang majikan, Alya justru terpaku saat ia memandangi wajah pemuda itu.

'Ternyata dia lebih tampan dari yang terlihat di foto!', puji Alya dengan spontan.

Wajah blasteran Asia-Eropa begitu kental di wajah pemuda itu.Ia memiliki bola mata berwarna biru langit layaknya orang eropa, namun kelopak matanya bertudung layaknya orang Asia.Alisnya yang hitam dan lebat, melengkung dengan sempurna.Hidungnya mancung dengan ujung hidung yang kecil.Bibirnya tipis dan merona, serasi dengan bentuk rahangnya yang tegas.Rambut hitam pekatnya yang cukup panjang dan sedikit bergelombang, ia biarkan tergerai begitu saja.

Disaat Alya tengah asyik memandangi wajah tampannya itulah, ekspresi wajah pemuda itu tiba-tiba berubah.Ia nampak mendengus kesal dengan bibir yang terkatup.Kedua tangannya ia lipat ke dada, lalu bersandar dengan kasar pada sandaran kursi.Ia pun menghentak-hentakkan kedua kakinya ke lantai, seolah menandakan bahwa dirinya sudah sangat bosan menunggu kehadiran seseorang yang tak kunjung datang menjemputnya.

Menyadari kekesalan di raut wajah pemuda itu, Alya pun segera menepuk pelan pipinya seraya mengedipkan kedua matanya berulang kali untuk meredakan kegugupannya.

Setelah berhasil, Alya pun segera menghampiri pemuda itu dan berdiri tepat di hadapannya sambil tersenyum ramah.

"Watanabe Isao?"

Pemuda itu lantas menoleh dan menatap Alya dengan mata yang menyipit.Ia memandangi Alya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, seolah memikirkan sesuatu dalam benaknya.Untungnya tak butuh waktu lama, hingga akhirnya pemuda itu tersenyum sambil menatap syal merah yang melingkar di leher Alya.

"Alya san?!", pemuda itu balik bertanya.

Alya lalu mengangguk, "iya"

Pria itu kemudian berdiri dan membungkukkan badannya dihadapan Alya

"Salam kenal!Saya watanabe Isao, cucu Nenek Asami".

...****************...

Isao nampak asyik mengayuh sepeda menyusuri jalan raya yang cukup lengang, sementara Alya duduk dengan canggung di boncengan belakang sembari memeluk koper milik cucu majikannya itu.

Sepanjang perjalanan, keduanya tak saling bicara dan hanya fokus menatap ke arah jalan raya.

Namun ketenangan itu tak berlangsung lama hingga di tengah perjalanan, Isao tiba-tiba memelankan laju sepedanya dan menepi.Ia kemudian berhenti dan memarkirkan sepedanya di pinggir jalan raya.

Alya yang bingung melihat tingkah Isao saat itu, hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya tanpa berani bertanya padanya.

Namun tingkah aneh Isao itu tak hanya berakhir sampai disitu saja.Pemuda itu tiba-tiba turun dari sepeda dan meninggalkan Alya seorang diri tanpa mengatakan sepatah katapun.Ia lantas berjalan ke arah bukit yang berada tak jauh dari tempat mereka berada saat ini.

"Watanabe san!Kau mau kemana?", teriak Alya begitu menyadari jika Isao sudah semakin jauh berjalan.

Sayangnya, Isao tak menjawab dan terus saja berjalan kearah deretan dua pohon yang cukup rindang yang berada di atas bukit tanpa menoleh sekalipun pada Alya.

Cemas memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Isao di bukit itu, Alya pun memutuskan untuk mengejarnya sambil menenteng koper milik pemuda itu hingga tiba di bawah pohon yang ia tuju.

Namun setibanya disana, Alya justru dibuat tercengang ketika melihat Isao yang dengan santainya berbaring di atas rerumputan tanpa dialasi apapun.

Pemuda itu bahkan merenggangkan tubuhnya dengan nyaman sembari menghela nafas panjang, seolah sedang berbaring di atas kasur yang empuk.

"Apa yang kau lakukan, Watanabe san!Kita harus pulang sekarang juga!Nenek Asami akan khawatir jika kita tidak tiba secepatnya!", ucap Alya dengan wajah cemas.

Isao yang sejak tadi nampak acuh, lantas bangkit dan duduk tepat dihadapan Alya yang masih berdiri sambil menenteng koper miliknya.

"Kau tidak perlu cemas, Alya san!Nenek sudah tahu kebiasaanku yang akan datang kemari sebelum ke rumah Nenek.Jadi duduklah dengan nyaman dan nikmati pemandangan ladang gandum yang indah dari sini sambil menungguku selesai bersantai, oke?!", kata Isao sembari menepuk-nepuk rumput disampingnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Alya, Isao kembali berbaring sambil memejamkan kedua matanya, seolah tak peduli dengan apapun tanggapan yang akan dilontarkan Alya atas pernyataannya barusan.

Isao terlihat begitu menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.Bahkan cahaya matahari yang menyinari wajahnya melalui celah dedaunan pun tak dapat membuatnya terusik sedikitpun.

Melihat respon Isao yang nampaknya tak akan beranjak meski ia memelas, Alya pun akhirnya pasrah dan memilih untuk duduk disamping pemuda itu.Ia meletakkan koper milik Isao ke samping dan menikmati hamparan ladang gandum hijau yang mulai tumbuh.

...****************...

Setelah puas beristirahat, Isao akhirnya terbangun dari tidurnya.Ia bangkit dan duduk tepat disamping Alya yang sejak tadi hanya duduk sembari memandangi hamparan ladang gandum hijau di hadapannya.

Isao pun melirik ke arah Alya sebentar, lalu ikut memandangi hamparan ladang gandum hijau yang sama dengan yang dipandangi Alya.

"Apa kau bosan?", tanya Isao sembari tersenyum tipis, seolah sedang menertawakan hal yang lucu dalam pikirannya.

Mendengar pertanyaan Isao, Alya pun sontak menoleh.Namun ia cukup terkejut lantaran matanya tak sengaja menangkap gurat kelelahan di wajah Isao yang nampak jelas dari jarak sedekat ini.

"Sedikit", jawab Alya canggung seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain.Ia khawatir Isao akan memergokinya yang tak sengaja memandangi wajahnya lekat-lekat.

'Wajahnya terlihat sangat lelah.Apa mungkin dia kesini untuk melepas penat?', batin Alya penasaran.

"Apa kita pulang sekarang?", tanya Isao sambil menoleh sekali lagi pada Alya

Alya hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun.

Isao pun segera berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Alya untuk membantunya berdiri.

Setelah membersihkan pakaian mereka yang dipenuhi dedaunan kering, mereka pun segera menuruni bukit dan berjalan menuju ke tempat sepeda mereka terparkir.Isao naik lebih dulu, kemudian Alya menyusul dan mengatur posisi agar ia bisa duduk dengan nyaman sambil memeluk koper milik Isao.

"Aku akan mengayuh sepeda ini dengan cepat, jadi peganganlah dengan erat!Kalau perlu, peluk pinggangku kuat-kuat agar kau tidak terjungkal kebelakang, mengerti?!", Isao memperingatkan

Alya cukup terkejut mendengar arahan dari Isao.Meski begitu, ia tetap berusaha melakukannya seperti yang diperintahkan pemuda itu.

Dengan ragu Alya mengarahkan kedua tangannya ke pinggang Isao, tanpa berani menyentuh tubuhnya sedikit pun dan hanya meremas ujung kemejanya dengan erat.

"Aku sudah siap!"

Setelah mendengar aba-aba dari Alya, Isao pun segera mengayuh sepedanya.

Dan seperti yang telah ia sampaikan sebelumnya, Isao benar-benar mengayuh sepedanya dengan ugal-ugalan, hingga membuat Alya tegang dan berteriak ketakutan.

Meski begitu, Isao tak menghiraukan teriakan Alya dan terus mengayuh sepedanya hingga melaju dengan kencang.

Terpopuler

Comments

Reva

Reva

karakter cowoknya mantap nih!

2023-06-07

2

lihat semua
Episodes
1 Salam kenal
2 Dia menangis sepanjang malam
3 Awal kebencian Isao
4 Masing-masing dari kita punya rahasia
5 Kamu mulai mengusikku
6 Awal perjalanan cinta
7 Mimpi yang indah
8 Ciuman di bawah pohon sakura
9 Gugur sebelum merekah
10 Jangan terpengaruh
11 Aku menangis karena bahagia
12 Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13 Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14 Suara hati Alya
15 Dua kesedihan dalam satu waktu
16 Aku diantara mereka
17 Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18 Pria itu masih di pikirannya
19 Berbahagialah dengan dia
20 Selamat tinggal cinta pertamaku
21 Tanda-tanda
22 Tersadar dari mimpi
23 Putriku
24 Kembali ke Biei
25 Kesempatan kedua(tamat)
26 Pengumumuman season berikutnya
27 Setahun Isao
28 Aku selalu ada untukmu
29 Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30 Ruang untuk Isao di hati Alya
31 Aku sudah menemukan jalanku
32 Awal hidup yang baru
33 Bangkit dari masa lalu
34 Reina dan Arata
35 Keraguan di hati Alya
36 Memang kenapa kalau aku janda?
37 Kecemburuan Alya
38 Rambut kepang yang membuat heboh
39 Terus terjadi padaku
40 Jika kamu sedih,aku juga sedih
41 Hidup baru untuk Arata
42 Pertemuan Isao dan adiknya
43 Pesan cinta untuk Alya
44 Tumpukan surat Ayah Isao
45 Pesan Isao untuk Reina
46 Antara Isao dan Hyun bin?
47 Sehari sebelum berangkat
48 Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49 Jantung yang berdetak untukmu
50 Cinta Akira dan Halil
51 Jangan bersedih
52 Meluruskan segalanya
53 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56 Kepulangan Isao ke Tokyo
57 Kehadiran Ume
58 Kesalahpahaman Alya part 1
59 Kesalahpahaman Alya part 2
60 Batu sandungan part 1
61 Batu sandungan part 2
62 Melewati batu sandungan 1
63 Melewati batu sandungan 2
64 Malaikat tak bersayap
65 Tak ingin jauh darimu
66 Perekrutan tenaga medis
67 Insiden di kereta
68 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70 Sambutan hangat Indonesia
71 Keputusan keluarga Alya
72 Insiden di rumah Ali
73 Jalan-jalan seharian
74 Kembali bertugas
75 Perasaan bersalah 1
76 Perasaan Bersalah 2
77 Menuju Kuyakusho 1
78 Menuju Kuyakusho 2
79 Bertemu pasien tak terduga
80 Berlibur ke pantai
81 Tanggal yang cantik
82 Kamar persembunyian
83 Selama Isao pergi 1
84 Selama Isao pergi 2
85 Aku ada untukmu
86 Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87 Menjemput Ume
88 Kehidupan rumah tangga
89 Belajar membuat keputusan
90 Bertemu wanita di masa lalu 1
91 Bertemu wanita di masa lalu 2
92 Percakapan antara lelaki
93 Acara makan malam
94 Hubungan giok dan Keiji
95 Fitting gaun dan tuxedo
96 Persiapan foto prewedding
97 Bersiap untuk kejutan
98 Kenangan di Biei
99 Biei sejuta kenangan
100 Makan malam dan api unggun
101 Sebelum meninggalkan Biei
102 Kamu yang pertama
103 Transplantasi rahim
104 Mari kita lakukan
105 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107 Rahasia-rahasia Isao
108 Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109 Ajakan reuni
110 Malam Reuni dan Harumi 1
111 Malam Reuni dan Harumi 2
112 Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113 Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114 Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115 Malam Henna yang panjang
116 Persiapan menuju klan
117 Bertemu Oyabun
118 Jebakan membawa petaka
119 Kondisi Isao menjelang pernikahan
120 Hari pernikahan Alya dan Isao
121 Malam pertama
122 Selamat datang dalam klan kudo kai
123 Bulan madu di kota kuwana
124 Memulai perjalanan dari Nagiso
125 Desa Tsumago-Juku 1
126 Desa Tsumago-juku 2
127 Desa Magome-Juku 1
128 Desa Magome-Juku 2
129 Liburan terakhir di Old Nakasendo
130 Persiapan menuju Kobe
131 Misi pertama
132 Misi kedua
133 Misi berakhir
134 Pesta perpisahan
135 Serangan tiba-tiba
136 Identitas pria misterius
137 Perpisahan klan kudo kai
138 Pertemuan dua keluarga
139 Perpecahan dalam klan
140 Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141 Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142 Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143 Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144 Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145 Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146 Ending
147 Novel terbaru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Salam kenal
2
Dia menangis sepanjang malam
3
Awal kebencian Isao
4
Masing-masing dari kita punya rahasia
5
Kamu mulai mengusikku
6
Awal perjalanan cinta
7
Mimpi yang indah
8
Ciuman di bawah pohon sakura
9
Gugur sebelum merekah
10
Jangan terpengaruh
11
Aku menangis karena bahagia
12
Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13
Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14
Suara hati Alya
15
Dua kesedihan dalam satu waktu
16
Aku diantara mereka
17
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18
Pria itu masih di pikirannya
19
Berbahagialah dengan dia
20
Selamat tinggal cinta pertamaku
21
Tanda-tanda
22
Tersadar dari mimpi
23
Putriku
24
Kembali ke Biei
25
Kesempatan kedua(tamat)
26
Pengumumuman season berikutnya
27
Setahun Isao
28
Aku selalu ada untukmu
29
Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30
Ruang untuk Isao di hati Alya
31
Aku sudah menemukan jalanku
32
Awal hidup yang baru
33
Bangkit dari masa lalu
34
Reina dan Arata
35
Keraguan di hati Alya
36
Memang kenapa kalau aku janda?
37
Kecemburuan Alya
38
Rambut kepang yang membuat heboh
39
Terus terjadi padaku
40
Jika kamu sedih,aku juga sedih
41
Hidup baru untuk Arata
42
Pertemuan Isao dan adiknya
43
Pesan cinta untuk Alya
44
Tumpukan surat Ayah Isao
45
Pesan Isao untuk Reina
46
Antara Isao dan Hyun bin?
47
Sehari sebelum berangkat
48
Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49
Jantung yang berdetak untukmu
50
Cinta Akira dan Halil
51
Jangan bersedih
52
Meluruskan segalanya
53
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56
Kepulangan Isao ke Tokyo
57
Kehadiran Ume
58
Kesalahpahaman Alya part 1
59
Kesalahpahaman Alya part 2
60
Batu sandungan part 1
61
Batu sandungan part 2
62
Melewati batu sandungan 1
63
Melewati batu sandungan 2
64
Malaikat tak bersayap
65
Tak ingin jauh darimu
66
Perekrutan tenaga medis
67
Insiden di kereta
68
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70
Sambutan hangat Indonesia
71
Keputusan keluarga Alya
72
Insiden di rumah Ali
73
Jalan-jalan seharian
74
Kembali bertugas
75
Perasaan bersalah 1
76
Perasaan Bersalah 2
77
Menuju Kuyakusho 1
78
Menuju Kuyakusho 2
79
Bertemu pasien tak terduga
80
Berlibur ke pantai
81
Tanggal yang cantik
82
Kamar persembunyian
83
Selama Isao pergi 1
84
Selama Isao pergi 2
85
Aku ada untukmu
86
Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87
Menjemput Ume
88
Kehidupan rumah tangga
89
Belajar membuat keputusan
90
Bertemu wanita di masa lalu 1
91
Bertemu wanita di masa lalu 2
92
Percakapan antara lelaki
93
Acara makan malam
94
Hubungan giok dan Keiji
95
Fitting gaun dan tuxedo
96
Persiapan foto prewedding
97
Bersiap untuk kejutan
98
Kenangan di Biei
99
Biei sejuta kenangan
100
Makan malam dan api unggun
101
Sebelum meninggalkan Biei
102
Kamu yang pertama
103
Transplantasi rahim
104
Mari kita lakukan
105
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107
Rahasia-rahasia Isao
108
Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109
Ajakan reuni
110
Malam Reuni dan Harumi 1
111
Malam Reuni dan Harumi 2
112
Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113
Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114
Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115
Malam Henna yang panjang
116
Persiapan menuju klan
117
Bertemu Oyabun
118
Jebakan membawa petaka
119
Kondisi Isao menjelang pernikahan
120
Hari pernikahan Alya dan Isao
121
Malam pertama
122
Selamat datang dalam klan kudo kai
123
Bulan madu di kota kuwana
124
Memulai perjalanan dari Nagiso
125
Desa Tsumago-Juku 1
126
Desa Tsumago-juku 2
127
Desa Magome-Juku 1
128
Desa Magome-Juku 2
129
Liburan terakhir di Old Nakasendo
130
Persiapan menuju Kobe
131
Misi pertama
132
Misi kedua
133
Misi berakhir
134
Pesta perpisahan
135
Serangan tiba-tiba
136
Identitas pria misterius
137
Perpisahan klan kudo kai
138
Pertemuan dua keluarga
139
Perpecahan dalam klan
140
Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141
Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142
Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143
Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144
Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145
Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146
Ending
147
Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!