Kamu mulai mengusikku

Pagi ini setiap penghuni rumah melakukan aktivitasnya masing-masing.Alya pun nampak asyik membantu para petani di ladang usai pekerjaannya beres.

Selagi Alya asyik bekerja di ladang, Isao justru menghabiskan waktu menemani nenek Asami yang sedang asyik merajut di kursi goyang di teras rumahnya.Sesekali ia terlihat mencuri pandang ke arah Alya yang dapat terlihat dari tempatnya duduk saat ini.

"Isao chan, kau sedang melihat apa?",tanya Nenek Asami saat melihat cucunya sibuk celingak-celinguk kesana kemari.

Sontak Isao kikuk mendengar pertanyaan dari sang Nenek.

"Tidak Nek!Aku hanya sedang memantau para petani yang sedang bekerja", ucapnya mencari alasan.

Ditengah kegiatannya memantau Alya, Isao tiba-tiba teringat akan kejadian kemarin.Ia pun iseng melontarkan pertanyaan pada Nenek Asami, berharap sang Nenek memiliki jawaban atas pertanyaannya tersebut.

"Oh ya nek!Apa Nenek tahu soal luka bakar dipunggung Alya?"

"Luka bakar?", Nenek Asami balik bertanya

"Iya."ucap Isao semangat.

"Ooo....luka itu akibat air keras yang tidak sengaja ditumpahkan Ayahnya saat dia masih remaja", jawab Nenek Asami santai.Namun detik berikutnya Nenek Asami mendadak terdiam dan berpikir cukup lama.

"Tapi darimana kau tahu tentang luka itu, Isao chan?Setahu Nenek, dia tidak ingin orang lain tahu soal luka bakar tersebut.Apalagi sampai memperlihatkannya!Nenek saja tidak berani mengungkitnya karena tidak tega melihat wajah sedihnya saat pertama kali Alya chan memperlihatkannya pada Nenek.Luka itu seperti aib baginya.Dia tidak percaya diri menjalin hubungan dengan seorang pria karena bekas luka itu.Jadi dari mana kau bisa tahu?Apa kau tidak sengaja melihatnya?", tanya Nenek Asami penasaran.

Lagi-lagi Isao menjadi salah tingkah di hadapan Nenek Asami.Entah apa yang harus ia katakan pada sang nenek.Mengelak pun ia tak bisa.Tak ada satu pun alasan yang terlintas dipikirkannya saat ini.

"Sebenarnya....kemarin....saat nenek menyuruhku meminta maaf....aku tidak sengaja melihat punggungnya.Tapi...aku berbohong padanya dan mengatakan jika aku tidak melihat apa-apa!Aku takut dia akan marah jika ku bilang aku melihatnya", Isao akhirnya mengaku pada Nenek Asami.

Nenek Asami lantas menghela nafas lega mendengar penjelasan Isao.Beliau pun kembali fokus dengan rajutannya yang sempat terhenti.

"Syukurlah kalau kau berbohong dengan mengatakan tidak melihatnya.Kalau kau mengatakan yang sebenarnya, Nenek tidak yakin apakah dia masih bisa tersenyum seperti biasanya atau tidak?Alya chan anak yang baik dan periang.Dia menyayangi Nenek seperti Neneknya sendiri dan Nenek juga menyayanginya seperti cucu Nenek sendiri.Jadi jangan pernah menyakitinya, ya!", Nenek Asami memperingatkan.

Kata-kata Nenek Asami seolah mempengaruhi pikiran Isao.Ia menatap iba ke arah Alya yang nampak bahagia berbaur dengan para petani.

Namun tatapan iba Isao mendadak berubah kesal saat dirinya tak sengaja melihat Alya sedang bercengkrama dengan seorang pria muda bertubuh kekar.Mereka terlihat sangat akrab, bahkan Alya tertawa lepas dihadapan pria itu tanpa rasa canggung sedikit pun.

'Ckckck....bukannya Nenek Asami bilang kalau dia tidak berani menjalin hubungan dengan pria karena bekas luka itu?!Lantas apa yang dia lakukan bersama pria itu barusan?Apa dia berusaha mencari perhatian!', batin Isao kesal.

"Siapa pria yang sedang bersama Alya Nek?Sepertinya mereka terlihat akrab?".

Nenek Asami yang tadinya asyik merajut, sontak menghentikan kegiatannya.Ia berusaha melihat Alya dan orang yang dimaksud Isao dengan bantuan kacamatanya.Setelah memastikan siapa pria itu, beliau segera berbalik kearah Isao seraya tersenyum.

"Dia Daichi san.Pemuda disekitar sini.Dia sudah menyukai Alya chan sejak pertama kali bertemu dengannya tahun lalu.Dia berusaha mendekati Alya chan, tapi Alya chan tidak pernah menghiraukannya.Mungkin dia ingin mencoba mendekati Alya chan sekali lagi.Berharap Alya chan berubah pikiran kali ini.Nenek akan ikut senang jika mereka bisa menjalin hubungan yang serius karena Nenek tahu Daichi adalah pemuda yang baik"

Isao nampak tak senang mendengar perkataan Neneknya.Terlebih di mata Isao, Daichi terlihat pecicilan, berusaha mencuri perhatian Alya dengan terus tersenyum dan memperlihatkan otot-ototnya yang kekar.

Sekelebat pikiran negatif pun muncul dibenak Isao.Kira-kira bagaimana reaksi Daichi saat mengetahui fisik asli Alya?Apa dia masih bisa sesenang itu menggodanya?Atau dia justru menghina bahkan mengolok-olok Alya?!

Tak tahan melihat keakraban diantara mereka, Isao pun segera menghampiri keduanya dengan raut wajah kesal.

"Alya san, apa yang kau lakukan disini?Bukankah seharusnya kau mengurus Nenek Asami?Kenapa kau malah sibuk mengurus ladang?Apa kau mau pekerjaanmu diganti?Sekalian saja kau menjadi petani!", tanya Isao dengan nada sinis.

Alya yang sedari tadi bersenang-senang dengan para petani sontak terdiam dan berbalik ke arah Isao.

"Bukankah tuan watanabe sendiri yang bilang padaku akan mengurus Nenek Asami?Karena itu aku membantu mereka".

"Tapi bukan berarti kau meninggalkan Nenek dan melimpahkan semua pekerjaanmu padaku!".

'Bukannya dia sendiri yang memintanya?Dia sendiri yang bilang anggap aku tuan rumah dan dia yang menumpang?Kenapa sekarang kata-katanya berubah?Cih,dasar psikopat yang tidak punya pendirian' ,batin Alya.

Namun Alya tak berani mengutarakan hal tersebut pada Isao, terlebih di depan para petani yang sedang bekerja.

"Baik tuan watanabe.Aku akan kembali ke rumah", ucap Alya dengan nada menyindir.Ia segera bangkit dan berjalan ke arah rumah Nenek Asami.

'Awas saja jika kau masih terus mengoceh sampai di dalam rumah!' , batin Alya lagi.

Para petani hanya bisa terdiam seraya menatap Alya yang berlalu meninggalkan mereka.Sementara Isao menatap kesal ke arah Daichi lalu berjalan mengikuti Alya dari belakang.

...****************...

"Apa yang kau lakukan dengan Daichi san di kebun barusan?Bisa-bisanya kau bersenang-senang dengannya, tertawa terbahak-bahak, sementara kau melupakan jadwal makan siang Nenek Asami!", oceh Isao pada Alya yang sedang sibuk menyiapkan makanan Nenek Asami di dapur.

Alya yang sudah kesal mendengar ocehan Isao sepanjang jalan hingga ke dapur, segera berbalik dan menyimpan mangkok dengan kasar di atas meja.

"Bukannya kau sendiri yang ingin menghabiskan waktu dengan Nenek Asami dan menyuruhku untuk menjadi tuan rumah!", kata Alya dengan kesal.

Isao nampak geram mendengar ucapan Alya.Ia mengepalkan tangannya seraya menatap Alya dengan tatapan penuh amarah.

Melihat hal tersebut, nyali Alya yang tadinya sebesar gunung fuji seketika menciut hingga sekecil biji wijen.Terlebih saat Isao berjalan menghampirinya dengan raut wajah mengintimidasi, seolah ingin melahapnya.Alya pun semakin gugup dibuatnya.Ia berusaha menghindar dengan terus berjalan mundur hingga akhirnya ia terperangkap di sudut dinding dan tak bisa kemana-mana lagi.

Satu-satunya ide yang terlintas di kepala Alya hanyalah berpura-pura terlihat berani dengan menatap tajam ke arah Isao.Namun pertahanannya itu hanya bertahan sementara karena Isao sama sekali tak gentar mendekatinya dan terus saja menatapnya dengan tajam.Tak ingin menambah kemarahan Isao, Alya akhirnya menyerah dan memalingkan wajahnya demi menghindari amukan pria itu.

Melihat wajah ketakutan Alya, seketika amarah Isao pun mereda.Ia justru ingin tertawa melihat ekspresi ketakutan wanita itu.Namun ia berusaha menahannya dan lanjut menjahili Alya.Ia mencoba mengejar tatapan wanita itu yang terus saja memalingkan wajahnya darinya.

Karena tak punya ruang lagi untuk bergerak usai Isao mengunci tubuhnya di sudut dinding dapur, Alya pun memilih diam dan pasrah jika Isao melakukan sesuatu padanya.

"Jadi kau merasa sudah menjadi nyonya di rumah ini?begitu?", tanya Isao setengah berbisik ke telinga Alya.

Refleks tubuh Alya bergidik mendengar suara menyeramkan Isao yang berbisik ke telinganya.

"Tidak tuan watanabe!Saya hanya kagoshi Nenek Asami.Saya tidak bermaksud menjadi Nyonya di rumah ini.Kata-kata itu keluar dari mulut anda sendiri!"

Isao tersenyum, namun Alya tak melihatnya karena berusaha menghindari tatapan mata Isao.

"Kalau begitu tetaplah berada di dekatku dan Nenek Asami sekalipun aku yang mengurusnya!Jangan menghilang dari jangkauanku dan tetap dampingi aku menjaga Nenek Asami, mengerti?!", ucapnya sedikit melembut.

"Ba...baik tuan...watanabe", jawab Alya terbata-bata.

Meski Alya sudah memberikan jawaban yang ia harapkan, namun Isao tak bergeser sedikit pun dan masih bergeming di tempatnya.

"Maaf tuan Watanabe, tapi bisakah anda menjauh?Aku ingin ke toilet.Jika anda tidak mengizinkan aku pergi, bisa-bisa buang air kecil disini!", pinta Alya sedikit memelas.

"Tentu!"

Isao perlahan mundur dan memberi ruang pada Alya untuk pergi.Ia nampak tersenyum tertahan begitu Alya berlari-lari kecil ke arah kamar mandi.

Sementara Nenek Asami dan Bibi Akiko yang sedari tadi mengintip mereka dari ruang tengah, nampak tersenyum geli melihat tingkah manis keduanya.

...****************...

Setibanya di kamar mandi, Alya segera memperbaiki nafasnya yang tak beraturan.Ia seakan ingin berteriak sekencang-kencangnya.Namun ia berusaha menahannya dengan menggigit bibir bawahnya cukup kuat.

"Dasar psikopat gila!Tukang perintah!Plinplan!Orang yang tak dapat dipercaya!", teriaknya sedikit berbisik.

Alya menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal ke lantai.Rasanya ia ingin menghancurkan barang-barang yang ada di kamar mandi saking kesalnya karena tak tahu harus menghadapi Isao dengan cara apa.

Alya sadar kejadian di malam itu adalah kesalahannya.Tapi bukankah ia sudah berjanji tidak akan mengusik Isao lagi?Lantas mengapa sekarang justru dirinyalah yang terusik oleh kelakuan pemuda itu?Apakah kesalahannya harus ditebus dengan menerima perlakuan semena-mena darinya selama ia berada disini?

'Kumohon segeralah pulang ke Tokyo!',batinnya

Setelah menenangkan diri, Alya bergegas keluar dari kamar mandi.Ia berjalan menuju meja makan untuk mengambil bubur yang sudah ditaruhnya ke dalam mangkuk tadi.Namun ia nampak bingung melihat mangkuk tersebut sudah tidak berada di sana.

Yakin jika mangkuk itu telah diambil oleh Isao, Alya pun berjalan menuju teras depan, dimana Nenek Asami sedang berada saat ini.Ia melihat Isao sedang menyuapi sang Nenek sambil mengajaknya berbincang.

Menyadari kedatangannya, Isao lantas mengalihkan pandangannya ke arah Alya.Ia memberi isyarat dengan telunjuknya agar Alya duduk di kursi yang berada tepat di sampingnya.Sontak Alya teringat dengan peringatan Isao barusan.Ia pun berjalan ke arah kursi yang ditunjuk Isao dan duduk manis di sana.

"Alya chan, kau darimana saja?", tanya Nenek Asami lembut.

"Ahh...Alya dari kamar mandi Nek", jawab Alya lembut sembari tersenyum ke arah Nenek Asami.

"Oh iya!Nenek ada undangan pernikahan yang harus di hadiri di Sapporo.Cucu Kakek Ichiro akan menikah lusa dan besok kita sudah harus kesana untuk check in di hotel tempat acara pernikahan berlangsung".

"Tapi perjalanan dari Biei ke Sapporo lumayan jauh Nek.Butuh waktu dua setengah jam untuk sampai ke sana", Isao nampak cemas membayangkan Neneknya harus menempuh perjalanan jauh.

"Karena itu Nenek menyampaikannya padamu, Isao chan.Bagaimana jika kau yang menghadiri acara pernikahan sepupumu?Sekalian ajak Alya chan kesana, biar dia bisa jalan-jalan.Selama ini dia hanya berkeliling disekitar sini", ucap Nenek Asami.

Alya terkejut mendengar Nenek Asami menyebut namanya.Ia tidak ingin asyik berjalan-jalan dan meninggalkan Nenek Asami sendirian di rumah.Sudah menjadi konsekuensi pekerjaannya yang harus selalu berada di sisi majikannya.Lagipula Alya tidak ingin menikmati perjalanannya yang indah bersama orang yang menyebalkan.

"Maaf Nek!Bukannya Alya menolak, tapi Alya tidak bisa meninggalkan Nenek sendirian.Alya tidak perlu pergi kemana-mana.Disini saja Alya sudah sangat senang", tolak Alya dengan lembut.

"Nenek tidak apa-apa.Lagi pula ada Akiko san yang menemani Nenek di rumah.Para petani juga sudah mulai sibuk di ladang, jadi Nenek tidak akan kesepian.Perjalanannya hanya tiga hari, jadi nikmatilah selagi ada kesempatan".

Alya ingin menolaknya sekali lagi, namun Isao sudah lebih dulu memotong ucapannya.

"Baiklah kalau Nenek memaksa!Tapi jika terjadi sesuatu, segera hubungi kami!".

"Tentu saja"

Alya menatap kesal ke arah Isao.Namun Isao justru memberi isyarat yang cukup mengancam pada Alya, agar wanita itu setuju dan menyanggupi permintaan Nenek Asami.Akhirnya Alya memilih mengalah dan mengikuti kemauan pria sinting itu.

"Baik Nek, Alya akan pergi bersama watanabe san", ucapnya terpaksa.

Terpopuler

Comments

Adriana

Adriana

sudah mulai suka kan Isao😄😄😄

2023-06-14

1

Reva

Reva

ini sih bukan mikirin pendapat si daichi,tapi mikirin perasaan si Alya.dia sdh mulai kesemsem😄😄

2023-06-07

1

Reva

Reva

ada yang jealous nih!

2023-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Salam kenal
2 Dia menangis sepanjang malam
3 Awal kebencian Isao
4 Masing-masing dari kita punya rahasia
5 Kamu mulai mengusikku
6 Awal perjalanan cinta
7 Mimpi yang indah
8 Ciuman di bawah pohon sakura
9 Gugur sebelum merekah
10 Jangan terpengaruh
11 Aku bukan menangis, tapi tertawa
12 Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13 Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14 Suara hati Alya
15 Dua kesedihan dalam satu waktu
16 Aku diantara mereka
17 Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18 Pria itu masih di pikirannya
19 Berbahagialah dengan dia
20 Selamat tinggal cinta pertamaku
21 Tanda-tanda
22 Tersadar dari mimpi
23 Putriku
24 Kembali ke Biei
25 Kesempatan kedua(tamat)
26 Pengumumuman season berikutnya
27 Dua tahun Isao
28 Aku selalu ada untukmu
29 Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30 Ruang untuk Isao di hati Alya
31 Aku sudah menemukan jalanku
32 Awal hidup yang baru
33 Bangkit dari masa lalu
34 Reina dan Arata
35 Keraguan di hati Alya
36 Memang kenapa kalau aku janda?
37 Kecemburuan Alya
38 Rambut kepang yang membuat heboh
39 Terus terjadi padaku
40 Jika kau sedih,aku juga sedih
41 Hidup baru untuk Arata
42 Pertemuan Isao dan adiknya
43 Pesan cinta untuk Alya
44 Tumpukan surat Halil
45 Pesan Isao untuk Reina
46 Antara Isao dan Hyun bin?
47 Sehari sebelum berangkat
48 Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49 Jantung yang berdetak untukmu
50 Cinta Akira dan Halil
51 Jangan bersedih
52 Meluruskan segalanya
53 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56 Kepulangan Isao ke Tokyo
57 Kehadiran Ume
58 Kesalahpahaman Alya part 1
59 Kesalahpahaman Alya part 2
60 Batu sandungan part 1
61 Batu sandungan part 2
62 Melewati batu sandungan 1
63 Melewati batu sandungan 2
64 Malaikat tak bersayap
65 Tak ingin jauh darimu
66 Perekrutan tenaga medis
67 Insiden di kereta
68 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70 Sambutan hangat Indonesia
71 Keputusan keluarga Alya
72 Insiden di rumah Ali
73 Jalan-jalan seharian
74 Kembali bertugas
75 Perasaan bersalah 1
76 Perasaan Bersalah 2
77 Menuju Kuyakusho 1
78 Menuju Kuyakusho 2
79 Bertemu pasien tak terduga
80 Berlibur ke pantai
81 Tanggal yang cantik
82 Kamar persembunyian
83 Selama Isao pergi 1
84 Selama Isao pergi 2
85 Aku ada untukmu
86 Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87 Menjemput Ume
88 Kehidupan rumah tangga
89 Belajar membuat keputusan
90 Bertemu wanita di masa lalu 1
91 Bertemu wanita di masa lalu 2
92 Percakapan antara lelaki
93 Acara makan malam
94 Hubungan giok dan Keiji
95 Fitting gaun dan tuxedo
96 Persiapan foto prewedding
97 Bersiap untuk kejutan
98 Kenangan di Biei
99 Biei sejuta kenangan
100 Makan malam dan api unggun
101 Sebelum meninggalkan Biei
102 Kamu yang pertama
103 Transplantasi rahim
104 Mari kita lakukan
105 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107 Rahasia-rahasia Isao
108 Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109 Ajakan reuni
110 Malam Reuni dan Harumi 1
111 Malam Reuni dan Harumi 2
112 Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113 Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114 Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115 Malam Henna yang panjang
116 Persiapan menuju klan
117 Bertemu Oyabun
118 Jebakan membawa petaka
119 Kondisi Isao menjelang pernikahan
120 Hari pernikahan
121 Malam pertama
122 Selamat datang dalam klan kudo kai
123 Bulan madu di kota kuwana
124 Memulai perjalanan dari Nagiso
125 Desa Tsumago-Juku 1
126 Desa Tsumago-juku 2
127 Desa Magome-Juku 1
128 Desa Magome-Juku 2
129 Liburan terakhir di Old Nakasendo
130 Persiapan menuju Kobe
131 Misi pertama
132 Misi kedua
133 Misi berakhir
134 Pesta perpisahan
135 Serangan tiba-tiba
136 Identitas pria misterius
137 Perpisahan klan kudo kai
138 Pertemuan dua keluarga
139 Perpecahan dalam klan
140 Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141 Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142 Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143 Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144 Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145 Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146 Ending
147 Novel terbaru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Salam kenal
2
Dia menangis sepanjang malam
3
Awal kebencian Isao
4
Masing-masing dari kita punya rahasia
5
Kamu mulai mengusikku
6
Awal perjalanan cinta
7
Mimpi yang indah
8
Ciuman di bawah pohon sakura
9
Gugur sebelum merekah
10
Jangan terpengaruh
11
Aku bukan menangis, tapi tertawa
12
Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13
Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14
Suara hati Alya
15
Dua kesedihan dalam satu waktu
16
Aku diantara mereka
17
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18
Pria itu masih di pikirannya
19
Berbahagialah dengan dia
20
Selamat tinggal cinta pertamaku
21
Tanda-tanda
22
Tersadar dari mimpi
23
Putriku
24
Kembali ke Biei
25
Kesempatan kedua(tamat)
26
Pengumumuman season berikutnya
27
Dua tahun Isao
28
Aku selalu ada untukmu
29
Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30
Ruang untuk Isao di hati Alya
31
Aku sudah menemukan jalanku
32
Awal hidup yang baru
33
Bangkit dari masa lalu
34
Reina dan Arata
35
Keraguan di hati Alya
36
Memang kenapa kalau aku janda?
37
Kecemburuan Alya
38
Rambut kepang yang membuat heboh
39
Terus terjadi padaku
40
Jika kau sedih,aku juga sedih
41
Hidup baru untuk Arata
42
Pertemuan Isao dan adiknya
43
Pesan cinta untuk Alya
44
Tumpukan surat Halil
45
Pesan Isao untuk Reina
46
Antara Isao dan Hyun bin?
47
Sehari sebelum berangkat
48
Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49
Jantung yang berdetak untukmu
50
Cinta Akira dan Halil
51
Jangan bersedih
52
Meluruskan segalanya
53
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56
Kepulangan Isao ke Tokyo
57
Kehadiran Ume
58
Kesalahpahaman Alya part 1
59
Kesalahpahaman Alya part 2
60
Batu sandungan part 1
61
Batu sandungan part 2
62
Melewati batu sandungan 1
63
Melewati batu sandungan 2
64
Malaikat tak bersayap
65
Tak ingin jauh darimu
66
Perekrutan tenaga medis
67
Insiden di kereta
68
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70
Sambutan hangat Indonesia
71
Keputusan keluarga Alya
72
Insiden di rumah Ali
73
Jalan-jalan seharian
74
Kembali bertugas
75
Perasaan bersalah 1
76
Perasaan Bersalah 2
77
Menuju Kuyakusho 1
78
Menuju Kuyakusho 2
79
Bertemu pasien tak terduga
80
Berlibur ke pantai
81
Tanggal yang cantik
82
Kamar persembunyian
83
Selama Isao pergi 1
84
Selama Isao pergi 2
85
Aku ada untukmu
86
Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87
Menjemput Ume
88
Kehidupan rumah tangga
89
Belajar membuat keputusan
90
Bertemu wanita di masa lalu 1
91
Bertemu wanita di masa lalu 2
92
Percakapan antara lelaki
93
Acara makan malam
94
Hubungan giok dan Keiji
95
Fitting gaun dan tuxedo
96
Persiapan foto prewedding
97
Bersiap untuk kejutan
98
Kenangan di Biei
99
Biei sejuta kenangan
100
Makan malam dan api unggun
101
Sebelum meninggalkan Biei
102
Kamu yang pertama
103
Transplantasi rahim
104
Mari kita lakukan
105
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107
Rahasia-rahasia Isao
108
Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109
Ajakan reuni
110
Malam Reuni dan Harumi 1
111
Malam Reuni dan Harumi 2
112
Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113
Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114
Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115
Malam Henna yang panjang
116
Persiapan menuju klan
117
Bertemu Oyabun
118
Jebakan membawa petaka
119
Kondisi Isao menjelang pernikahan
120
Hari pernikahan
121
Malam pertama
122
Selamat datang dalam klan kudo kai
123
Bulan madu di kota kuwana
124
Memulai perjalanan dari Nagiso
125
Desa Tsumago-Juku 1
126
Desa Tsumago-juku 2
127
Desa Magome-Juku 1
128
Desa Magome-Juku 2
129
Liburan terakhir di Old Nakasendo
130
Persiapan menuju Kobe
131
Misi pertama
132
Misi kedua
133
Misi berakhir
134
Pesta perpisahan
135
Serangan tiba-tiba
136
Identitas pria misterius
137
Perpisahan klan kudo kai
138
Pertemuan dua keluarga
139
Perpecahan dalam klan
140
Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141
Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142
Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143
Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144
Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145
Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146
Ending
147
Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!