Dia menangis sepanjang malam

Setelah melalui perjalanan yang cukup menegangkan, Isao dan Alya akhirnya tiba di rumah Nenek Asami dengan selamat.

Isao pun segera berlari ke rumah sang Nenek dan meninggalkan Alya seorang diri, usai memarkirkan sepedanya di garasi.Sementara Alya berjalan dengan santai menuju villa, sembari menenteng koper milik Isao yang sejak tadi dipegangnya.

Setibanya di kamar utama villa, Alya bertemu dengan bibi Akiko, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Nenek Asami.Wanita paruh baya itu terlihat sibuk merapikan kamar utama yang akan ditempati Isao selama berada di Biei.

"Apa Bibi Akiko butuh bantuan?",tanya Alya setelah meletakkan koper milik Isao di depan lemari.

"Tidak perlu!Pekerjaan Bibi sudah hampir selesai", tolak Bibi Akiko dengan lembut

"Daripada membantu pekerjaan Bibi, lebih baik Alya chan segera pulang ke rumah.Jam makan siang Nenek Asami sudah lewat beberapa menit yang lalu!", lanjut Bibi Akiko, mengingatkan.

Mendengar hal tersebut, Alya pun sontak terkejut.Ia bergegas melirik ke arah jam tangannya untuk memastikan ucapan Bibi Akiko.Dan benar saja, jam telah menunjukkan pukul satu siang lewat lima belas menit.

"Astaga, waktu makan siang Nenek Asami sudah lewat!", kata Alya seraya menepuk jidatnya.

Bibi Akiko lantas terkekeh melihat ekspresi panik Alya

"Pulanglah ke rumah dan siapkan makan siang untuk Nenek Asami!".

Tanpa sempat membalas ucapan Bibi Akiko, Alya segera berlari ke rumah Nenek Asami.

...****************...

"Terima kasih atas makan malamnya", ucap Nenek Asami, mengakhiri perjamuan makan malam mereka yang baru saja selesai.

Alya, Bibi Akiko dan Isao kompak membalas ucapan Nenek Asami, lalu dengan cekatan mengerjakan tugas masing-masing.

Selagi Alya dan Bibi Akiko sibuk membereskan peralatan makan mereka, Isao berjalan menghampiri sang Nenek dan menuntun beliau ke kamar untuk beristirahat.

Sejak kedatangannya siang tadi, Isao tak sekalipun beranjak dari sisi Nenek Asami.Ia dengan setia mendampingi sang Nenek dan membantu beliau melakukan aktivitas sehari-harinya sesuai arahan yang Alya berikan.

Karena itu pekerjaan Alya jadi lebih ringan dari biasanya.Ia hanya perlu memantau keduanya dari kejauhan, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Nenek Asami membutuhkannya.

Sayangnya, seharian ini sang majikan tak sekali pun mencarinya dan hanya sibuk menertawakan lelucon Isao yang tidak dipahami oleh Alya.

Sempat terbersit rasa cemburu di hati Alya, karena Nenek Asami hanya berfokus pada Isao sejak kedatangannya.Ia merasa ada yang hilang dari dirinya karena tak harus melakukan pekerjaan sehari-harinya.

Namun kemudian Alya sadar, tidak seharusnya ia bersikap seperti itu, mengingat Isao adalah cucu satu-satunya yang Nenek Asami miliki dan sudah beberapa tahun ini tak beliau jumpai

...****************...

Malam semakin larut, keadaan di sekitar rumah Nenek Asami pun perlahan mulai hening.Alya sedang asyik duduk di kursi sembari memainkan ponselnya saat Isao keluar dari kamar Nenek Asami.

Alya pun segera menoleh kearah Isao yang terlihat sedang memberi isyarat kepadanya dengan jari telunjuknya, meminta agar Alya tak mengeluarkan suara keras yang dapat membangunkan sang Nenek.

"Nenek sudah tidur.Kau bisa istirahat sekarang!", perintah Isao sambil berbisik.

"Kalau begitu saya ke kamar dulu.Terima kasih atas bantuannya", ucap Alya yang juga ikut berbisik sambil membungkukkan badannya.

Setelahnya, tak ada lagi obrolan diantara mereka.Keduanya berpisah dan kembali ke kamar masing-masing.

...****************...

Alya baru saja selesai membaca novel yang telah ia baca berulang kali sejak kedatangannya di Jepang.Setiap malam, ia selalu menyempatkan diri membaca beberapa bab dari salah satu novel yang ia bawa dari Indonesia untuk membantunya tidur.

Sejak meninggalkan Indonesia, tidur Alya tak lagi nyenyak lantaran selalu teringat dengan kedua orang tuanya di Solo, terlebih keadaan Ayahnya yang tak stabil, usai divonis mengidap kanker paru-paru stadium satu beberapa tahun yang lalu.

Meski telah menjalani serangkaian operasi dan kemoterapi, namun Ayahnya tak dapat kembali aktif bekerja seperti dulu lagi.Beliau harus pensiun dini sebagai tenaga pendidik akibat penyakit yang dideritanya tersebut.Sementara Ibunya yang hanya sebagai Ibu rumah tangga biasa, harus merawat Ayahnya seorang diri di rumah.

Alya hanya memiliki satu orang kakak laki-laki yang bernama Arya.Namun sama seperti dirinya, sang kakak pun tak dapat membantu Ibunya merawat sang Ayah, lantaran pekerjaannya yang sebagai seorang dosen di salah satu Universitas negeri di kota Makassar, mengharuskannya untuk tinggal jauh dari kedua orang tuanya.

Sejujurnya Alya sangat berat meninggalkan kedua orang tuanya dalam kondisi seperti itu.Namun demi membantu sang kakak meringankan biaya hidup orang tua dan membantu biaya pengobatan sang Ayah, Alya pun terpaksa merantau jauh ke luar negeri.

Meski begitu, Alya tetap bersyukur mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri.Ia jadi memiliki pengalaman bekerja di tempat asing dengan kebudayaan dan iklim yang sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalnya.

Terlebih dirinya mendapat majikan yang sangat baik dan lingkungan tempat tinggal yang sangat nyaman.Karena itulah Alya dapat bertahan, meski harus tinggal berjauhan dari kedua orang tuanya.

...****************...

Alya tengah bersiap-siap mematikan lampu tidur, saat dirinya tak sengaja mendengar suara aneh dari luar kamarnya.

Samar-samar Alya mendengar suara seorang pria sedang menangis dari arah jendela kamarnya, yang kebetulan berhadapan langsung dengan balkon kamar utama di Vila sebelah.

Karena penasaran dengan suara tersebut, Alya pun memberanikan diri untuk berjalan ke arah jendela kamarnya.Ia menyingkap sedikit tirai gorden kamarnya, lalu mencoba mengintip keluar.

Namun tak berapa lama kemudian, raut wajah Alya mendadak berubah pucat saat dirinya tak sengaja melihat kejadian tak terduga dari seberang kamarnya.Ia pun berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap kedua matanya, lalu memicingkannya untuk memastikan jika yang dilihatnya barusan bukanlah halusinasi.

'Apa aku tidak salah lihat?'

Pandangan mata Alya tengah tertuju pada balkon villa yang terhubung langsung pada kamar utama yang kini sedang ditempati Isao.

Karena dinding dan pintu kamar itu terbuat dari kaca, Alya pun dapat melihat seisi kamar dengan jelas.Terlebih malam itu Isao membiarkan tirai yang seharusnya menjadi penyekat, dalam keadaan terbuka lebar.

Bahkan pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon, ia biarkan terbuka dan lampu kamarnya pun ia biarkan menyala, hingga seluruh kamarnya terlihat.

Karena itulah Alya dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana.Ia melihat Isao yang sedang duduk ditepi tempat tidur, sedang meremas rambutnya dengan kuat.Yang lebih membuatnya terkejut, ia melihat Isao tengah menangis tersedu-sedu seraya memandangi sesuatu yang berada di atas meja rias yang ada di hadapannya.

Sayangnya, pandangan Alya terhalang oleh lemari pakaian, hingga ia tak dapat mengetahui benda apa yang sedang dipandangi Isao saat itu.

'Apa yang terjadi?Bukannya seharian ini dia baik-baik saja?', batin Alya.

Melihat hal tersebut, Alya pun jadi penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Isao.Ia bahkan tak mengalihkan pandangannya sedikitpun, hingga Isao kelelahan, lalu membaringkan kepalanya di tepi kasur sebelum akhirnya ia tertidur.

Setelah memastikan tak ada lagi yang terjadi, Alya pun berbalik dan melangkah pelan menuju tempat tidurnya.Ia kemudian berbaring sambil memandangi langit-langit kamarnya, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi hingga pria itu terlihat begitu terluka.

Saking penasarannya, Alya bahkan tak sadar sudah tertidur dalam keadaan memikirkan Isao.

...****************...

Alarm ponsel Alya tiba-tiba berdering, memaksanya untuk bangun dan memulai aktifitasnya seperti biasa.

Usai menunaikan ibadah subuh, Alya berjalan ke arah jendela kamarnya untuk menyingkap tirai gorden dan membuka bingkai jendela kamarnya lebar-lebar.

Sebelum memulai aktifitasnya, Alya terlebih dahulu menikmati udara segar yang masuk melalui jendela kamarnya.Ia mencondongkan tubuhnya ke luar jendela, lalu menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan sambil tersenyum

Puas menikmati udara segar dari luar kamarnya, Alya pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan Nenek Asami.

Namun setibanya di dapur, Alya justru dikejutkan oleh kehadiran Isao yang saat itu sedang berdiri di depan kitchen set sambil memasak sesuatu.

Seakan merasakan kehadiran Alya, Isao pun spontan menoleh dan tersenyum ke arah gadis itu, lalu kembali fokus dengan apa yang ia kerjakan.

"Selamat pagi Alya san", sapa Isao dengan ramah

Alya tak langsung menjawab.Ia terdiam cukup lama sembari menatap punggung Isao yang sedang membelakanginya.

"Selamat...pagi.....", jawab Alya terbata-bata

"Apa yang sedang kau lakukan, Watanabe san?", tanya Alya, penasaran dengan apa yang tengah dikerjakan Isao.

"Aku sedang memasak bubur kesukaan Nenek Asami"

Sontak Alya terkejut mendengar jawaban Isao, "Kenapa?!"

Menyadari nada keberatan pada pertanyaan yang dilontarkan Alya, Isao pun mengecilkan api kompor, lalu berbalik menatapnya.

"Karena aku suka memasak sarapan untuk Nenek", jawab Isao enteng, membuat Alya kehabisan kata-kata

"Setidaknya selama berada disini, aku akan membantumu merawat Nenek.Dengan begitu kau bisa sedikit lebih santai", sambung Isao, lalu kembali berbalik untuk melihat masakannya.

Namun bukannya senang dengan tawaran yang diberikan Isao, Alya justru terlihat kesal, seolah pria itu akan merebut pekerjaannya.

Alya pun menghampiri Isao dengan wajah cemberut seraya menatapnya dengan tatapan sinis.

"Jika kau mengambil alih semua pekerjaanku, lalu apa yang aku kerjakan?Aku tidak ingin dibayar tanpa bekerja!"

Isao tak langsung menanggapi protes yang dilayangkan Alya dan hanya fokus pada masakannya.

Setelah memastikan masakannya matang, Isao segera mematikan kompor, lalu berbalik menatap Alya sambil tersenyum.

"Untuk saat ini, anggap saja kau pemilik rumah dan aku orang yang menumpang di rumahmu.Dengan begitu kau tidak akan merasa terbebani dengan apa yang akan aku lakukan.Setuju?"

Alya hanya terdiam, tak menanggapi usulan Isao.Ia terlihat bingung, namun bukan karena ucapan yang baru saja Isao lontarkan padanya, melainkan ia bingung karena ekspresi yang diperlihatkan Isao saat ini sangat berbeda jauh dengan ekspresi yang ia lihat semalam.

'Bukannya semalam dia menangis tersedu-sedu seperti anak kecil?kenapa sekarang dia malah terlihat sangat ceria?',batin Alya.

"Alya san!!!".

Isao menepuk pundak Alya, hingga membuat gadis itu terperanjat kaget.Ia tak sadar jika sedari tadi dirinya menatap wajah Isao lekat-lekat.

Alya pun sontak menundukkan kepalanya, begitu ia menyadari apa yang baru saja ia lakukan.

"Maaf!"

Karena malu, Alya pun segera berbalik badan dan berjalan dengan cepat ke kamar Nenek Asami.Ia meninggalkan Isao sendirian dengan wajah kebingungan melihat ekspresinya yang salah tingkah.

...****************...

Alya berjalan dengan cepat menuju kamar Nenek Asami.Wajahnya nampak memerah, lantaran malu karena ketahuan tengah memandangi wajah Isao.

Untungnya saat masuk ke kamar, Alya mendapati Nenek Asami sudah bangun dan sedang berusaha untuk bangkit.Ia pun segera menghampiri Nenek Asami dan membantunya duduk di tepi kasur.

"Ada apa Alya chan?Kenapa wajahmu merah begitu?", tanya Nenek Asami khawatir seraya memandangi kedua pipi Alya.

Sontak Alya pun jadi salah tingkah mendengar pertanyaan Nenek Asami, seolah ia baru saja kedapatan telah melakukan hal yang memalukan.

"Tidak apa-apa Nek!Alya hanya kedinginan!Itu sebabnya wajah Alya memerah", jawab Alya asal sembari menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Kedinginan?Apa penghangat ruangan di kamarmu rusak?", tanya Nenek Asami sekali lagi dengan wajah khawatir.

"Bukan begitu Nek!Tadi....Alya...tidak sengaja memutar kran air dingin saat membasuh wajah", Alya memutar kedua bola matanya, berusaha mencari alasan agar sang majikan tidak semakin panik.

Namun bukannya mengangguk, Nenek Asami justru tertawa mendengar alasan Alya yang dirasa lucu oleh beliau.

"Padahal Nenek lebih tua darimu, tapi malah kau yang pikun?Dasar Alya chan!", Nenek Asami tertawa terbahak-bahak seraya memukul pelan punggung Alya

Belum reda tawa Nenek Asami, tiba-tiba Isao muncul tanpa mengetuk pintu.

"Kalian sedang menertawakan apa?Sepertinya sangat seru?", tanya Isao seraya duduk di sofa yang berada di samping tempat tidur Nenek Asami.

"Tadinya Nenek khawatir melihat wajah Alya chan yang memerah.Nenek kira Alya chan sedang sakit.Ternyata dia lupa menyalakan kran air hangat dan langsung menggunakannya untuk membasuh wajah.Karena itulah wajahnya jadi memerah seperti kepiting rebus", cerita Nenek Asami seraya tertawa.

Namun bukannya ikut tertawa, Isao justru mengernyitkan alis sambil tersenyum paksa menatap ke arah Alya, seolah sedang memikirkan sesuatu.

Melihat ekspresi Isao yang keheranan, Alya pun berusaha mengalihkan pembicaraan untuk meredakan kecanggungan diantara mereka.

"Bagaimana kalau sekarang Nenek ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan berjalan-jalan pagi bersama watanabe san?Biar Alya bisa merapikan kamar Nenek lebih cepat!"

Tanpa pikir panjang, Isao segera berdiri dan berjalan menghampiri Nenek Asami

"Alya san benar, Nek!Sebaiknya kita pergi jalan-jalan agar dia bisa menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat", kata Isao pada Neneknya.

Nenek Asami pun mengangguk setuju dan segera ke kamar mandi dengan dibantu Isao.

...****************...

Alya tengah mengamati Nenek Asami dan Isao yang terlihat sedang berkeliling di ladang bunga yang terletak di depan rumah.Nampak jika keduanya sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama.Ia pun ikut senang melihat keakraban yang terjalin diantara keduanya.

Nenek Asami juga terlihat lebih segar sejak kedatangan Isao, seakan kedatangan cucunya itu mampu menghidupkan kembali suasana rumahnya yang sepi.

Melihat keduanya yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, Alya pun bergegas ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk Nenek Asami.

Sekembalinya Alya di teras, Isao dan Nenek Asami juga sudah tiba di sana.

Usai membantu Nenek Asami duduk di kursi goyangnya, Alya segera menyodorkan mangkok berisi bubur dan sebuah tumbler pada Isao yang sudah lebih dulu duduk di tempat biasanya ia duduk untuk menyuapi Nenek Asami.

Dengan lembut Isao menyuapi sang Nenek seraya mengajaknya bercerita, hingga buburnya habis tak bersisa.Dari caranya berinteraksi dengan sang Nenek, nampak sangat jelas jika Isao begitu menyayangi beliau.

Setelah selesai sarapan, Nenek Asami kemudian melanjutkan aktifitas sehari-harinya.Beliau mandi pagi, lalu berpakaian dengan di bantu Alya.

Kemudian Nenek Asami kembali ke teras untuk merajut, sembari memantau ladang bunga dan perkebunannya yang mulai digarap oleh para petani.

Alya pun nampak sibuk menyiapkan benang wol yang akan digunakan beliau untuk merajut.Sementara Isao memilih pergi ke ladang untuk memantau para petani yang tengah sibuk menggemburkan tanah.

...****************...

Alya baru saja menutup buku yang ia baca dan bersiap untuk tidur, saat lagi-lagi ia mendengar suara tangisan seorang pria seperti malam sebelumnya.

Seakan yakin jika suara itu berasal dari kamar Isao, Alya pun kembali mengintipnya melalui jendela.Dan sesuai dugaannya, ia lagi-lagi mendapati Isao sedang menangis di waktu dan tempat yang sama.

Melihat hal tersebut, rasa penasaran Alya akan apa yang sebenarnya terjadi pada Isao pun kian meningkat.Ia jadi ingin tahu masalah apa yang sebenarnya sedang Isao alami, hingga ia terluka sedalam itu dan memilih untuk menangis diam-diam di malam hari.Terlebih ia penasaran dengan benda misterius yang selalu pemuda itu pandangi saat sedang meratapi kesedihannya.

Dan karena rasa penasaran itu pulalah Alya jadi terpikirkan sebuah ide untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi agar ia dapat tidur dengan nyenyak tanpa memikirkan tentang Isao lagi.

Terpopuler

Comments

Reva

Reva

anak majikan yg pengen dijadikan orang numpang 😆😆

2023-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Salam kenal
2 Dia menangis sepanjang malam
3 Awal kebencian Isao
4 Masing-masing dari kita punya rahasia
5 Kamu mulai mengusikku
6 Awal perjalanan cinta
7 Mimpi yang indah
8 Ciuman di bawah pohon sakura
9 Gugur sebelum merekah
10 Jangan terpengaruh
11 Aku bukan menangis, tapi tertawa
12 Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13 Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14 Suara hati Alya
15 Dua kesedihan dalam satu waktu
16 Aku diantara mereka
17 Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18 Pria itu masih di pikirannya
19 Berbahagialah dengan dia
20 Selamat tinggal cinta pertamaku
21 Tanda-tanda
22 Tersadar dari mimpi
23 Putriku
24 Kembali ke Biei
25 Kesempatan kedua(tamat)
26 Pengumumuman season berikutnya
27 Dua tahun Isao
28 Aku selalu ada untukmu
29 Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30 Ruang untuk Isao di hati Alya
31 Aku sudah menemukan jalanku
32 Awal hidup yang baru
33 Bangkit dari masa lalu
34 Reina dan Arata
35 Keraguan di hati Alya
36 Memang kenapa kalau aku janda?
37 Kecemburuan Alya
38 Rambut kepang yang membuat heboh
39 Terus terjadi padaku
40 Jika kau sedih,aku juga sedih
41 Hidup baru untuk Arata
42 Pertemuan Isao dan adiknya
43 Pesan cinta untuk Alya
44 Tumpukan surat Halil
45 Pesan Isao untuk Reina
46 Antara Isao dan Hyun bin?
47 Sehari sebelum berangkat
48 Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49 Jantung yang berdetak untukmu
50 Cinta Akira dan Halil
51 Jangan bersedih
52 Meluruskan segalanya
53 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55 Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56 Kepulangan Isao ke Tokyo
57 Kehadiran Ume
58 Kesalahpahaman Alya part 1
59 Kesalahpahaman Alya part 2
60 Batu sandungan part 1
61 Batu sandungan part 2
62 Melewati batu sandungan 1
63 Melewati batu sandungan 2
64 Malaikat tak bersayap
65 Tak ingin jauh darimu
66 Perekrutan tenaga medis
67 Insiden di kereta
68 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69 Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70 Sambutan hangat Indonesia
71 Keputusan keluarga Alya
72 Insiden di rumah Ali
73 Jalan-jalan seharian
74 Kembali bertugas
75 Perasaan bersalah 1
76 Perasaan Bersalah 2
77 Menuju Kuyakusho 1
78 Menuju Kuyakusho 2
79 Bertemu pasien tak terduga
80 Berlibur ke pantai
81 Tanggal yang cantik
82 Kamar persembunyian
83 Selama Isao pergi 1
84 Selama Isao pergi 2
85 Aku ada untukmu
86 Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87 Menjemput Ume
88 Kehidupan rumah tangga
89 Belajar membuat keputusan
90 Bertemu wanita di masa lalu 1
91 Bertemu wanita di masa lalu 2
92 Percakapan antara lelaki
93 Acara makan malam
94 Hubungan giok dan Keiji
95 Fitting gaun dan tuxedo
96 Persiapan foto prewedding
97 Bersiap untuk kejutan
98 Kenangan di Biei
99 Biei sejuta kenangan
100 Makan malam dan api unggun
101 Sebelum meninggalkan Biei
102 Kamu yang pertama
103 Transplantasi rahim
104 Mari kita lakukan
105 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106 Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107 Rahasia-rahasia Isao
108 Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109 Ajakan reuni
110 Malam Reuni dan Harumi 1
111 Malam Reuni dan Harumi 2
112 Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113 Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114 Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115 Malam Henna yang panjang
116 Persiapan menuju klan
117 Bertemu Oyabun
118 Jebakan membawa petaka
119 Kondisi Isao menjelang pernikahan
120 Hari pernikahan
121 Malam pertama
122 Selamat datang dalam klan kudo kai
123 Bulan madu di kota kuwana
124 Memulai perjalanan dari Nagiso
125 Desa Tsumago-Juku 1
126 Desa Tsumago-juku 2
127 Desa Magome-Juku 1
128 Desa Magome-Juku 2
129 Liburan terakhir di Old Nakasendo
130 Persiapan menuju Kobe
131 Misi pertama
132 Misi kedua
133 Misi berakhir
134 Pesta perpisahan
135 Serangan tiba-tiba
136 Identitas pria misterius
137 Perpisahan klan kudo kai
138 Pertemuan dua keluarga
139 Perpecahan dalam klan
140 Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141 Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142 Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143 Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144 Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145 Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146 Ending
147 Novel terbaru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Salam kenal
2
Dia menangis sepanjang malam
3
Awal kebencian Isao
4
Masing-masing dari kita punya rahasia
5
Kamu mulai mengusikku
6
Awal perjalanan cinta
7
Mimpi yang indah
8
Ciuman di bawah pohon sakura
9
Gugur sebelum merekah
10
Jangan terpengaruh
11
Aku bukan menangis, tapi tertawa
12
Kabar buruk ditengah kebahagiaan
13
Pesan terakhir ayah yang menyakitkan
14
Suara hati Alya
15
Dua kesedihan dalam satu waktu
16
Aku diantara mereka
17
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
18
Pria itu masih di pikirannya
19
Berbahagialah dengan dia
20
Selamat tinggal cinta pertamaku
21
Tanda-tanda
22
Tersadar dari mimpi
23
Putriku
24
Kembali ke Biei
25
Kesempatan kedua(tamat)
26
Pengumumuman season berikutnya
27
Dua tahun Isao
28
Aku selalu ada untukmu
29
Jika ditakdirkan bersama,aku akan menemukanmu
30
Ruang untuk Isao di hati Alya
31
Aku sudah menemukan jalanku
32
Awal hidup yang baru
33
Bangkit dari masa lalu
34
Reina dan Arata
35
Keraguan di hati Alya
36
Memang kenapa kalau aku janda?
37
Kecemburuan Alya
38
Rambut kepang yang membuat heboh
39
Terus terjadi padaku
40
Jika kau sedih,aku juga sedih
41
Hidup baru untuk Arata
42
Pertemuan Isao dan adiknya
43
Pesan cinta untuk Alya
44
Tumpukan surat Halil
45
Pesan Isao untuk Reina
46
Antara Isao dan Hyun bin?
47
Sehari sebelum berangkat
48
Pertemuan haru Isao dan keluarga Ayahnya
49
Jantung yang berdetak untukmu
50
Cinta Akira dan Halil
51
Jangan bersedih
52
Meluruskan segalanya
53
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 1
54
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 2
55
Wasiat dan sesuatu yang terungkap 3
56
Kepulangan Isao ke Tokyo
57
Kehadiran Ume
58
Kesalahpahaman Alya part 1
59
Kesalahpahaman Alya part 2
60
Batu sandungan part 1
61
Batu sandungan part 2
62
Melewati batu sandungan 1
63
Melewati batu sandungan 2
64
Malaikat tak bersayap
65
Tak ingin jauh darimu
66
Perekrutan tenaga medis
67
Insiden di kereta
68
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 1
69
Special Episode : Kehebohan di rumah sakit 2
70
Sambutan hangat Indonesia
71
Keputusan keluarga Alya
72
Insiden di rumah Ali
73
Jalan-jalan seharian
74
Kembali bertugas
75
Perasaan bersalah 1
76
Perasaan Bersalah 2
77
Menuju Kuyakusho 1
78
Menuju Kuyakusho 2
79
Bertemu pasien tak terduga
80
Berlibur ke pantai
81
Tanggal yang cantik
82
Kamar persembunyian
83
Selama Isao pergi 1
84
Selama Isao pergi 2
85
Aku ada untukmu
86
Kehadiran seseorang adalah obat terbaik
87
Menjemput Ume
88
Kehidupan rumah tangga
89
Belajar membuat keputusan
90
Bertemu wanita di masa lalu 1
91
Bertemu wanita di masa lalu 2
92
Percakapan antara lelaki
93
Acara makan malam
94
Hubungan giok dan Keiji
95
Fitting gaun dan tuxedo
96
Persiapan foto prewedding
97
Bersiap untuk kejutan
98
Kenangan di Biei
99
Biei sejuta kenangan
100
Makan malam dan api unggun
101
Sebelum meninggalkan Biei
102
Kamu yang pertama
103
Transplantasi rahim
104
Mari kita lakukan
105
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 1
106
Perjalanan dua minggu Isao yang sebenarnya 2
107
Rahasia-rahasia Isao
108
Pertemuan tak terduga Arya dan Reina
109
Ajakan reuni
110
Malam Reuni dan Harumi 1
111
Malam Reuni dan Harumi 2
112
Menyambut kedatangan keluarga dari Turki
113
Menyusuri jejak giok tuan Hideaki 1
114
Menyusuri jejak giok Tuan Hideaki 2
115
Malam Henna yang panjang
116
Persiapan menuju klan
117
Bertemu Oyabun
118
Jebakan membawa petaka
119
Kondisi Isao menjelang pernikahan
120
Hari pernikahan
121
Malam pertama
122
Selamat datang dalam klan kudo kai
123
Bulan madu di kota kuwana
124
Memulai perjalanan dari Nagiso
125
Desa Tsumago-Juku 1
126
Desa Tsumago-juku 2
127
Desa Magome-Juku 1
128
Desa Magome-Juku 2
129
Liburan terakhir di Old Nakasendo
130
Persiapan menuju Kobe
131
Misi pertama
132
Misi kedua
133
Misi berakhir
134
Pesta perpisahan
135
Serangan tiba-tiba
136
Identitas pria misterius
137
Perpisahan klan kudo kai
138
Pertemuan dua keluarga
139
Perpecahan dalam klan
140
Pesta pernikahan di Biei (Tamat)
141
Extra Episode 1 : Pertemuan dengan tuan hamada
142
Extra Episode 2 : Penyelesaian masalah
143
Extra Episode 3 : Salam perpisahan
144
Extra Episode 4 : Selamat datang suamiku
145
Extra Episode 5 : Akhir penantian Ryota
146
Ending
147
Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!