Istriku Ternyata Ketua Mafia

Istriku Ternyata Ketua Mafia

Perubahan

"Asal kamu tahu ya sayang, mana mungkin aku mencintai wanita udik sepertinya, namanya saja Inah, lihat dari namanya saja sudah kampungan!" marah Kenan saat kekasih hatinya bertanya mengenai hubungan dirinya dengan sang istri.

Tanpa Kenan sadari, kalau sedari tadi sang istri yaitu Inah, sedang mendengarkan perkataannya di balik pintu ruangan kantor miliknya.

Sakit hati, jelas Inah sakit hati mendengarkannya, apa lagi suaminya sendiri dengan terang-terangan mengatakan perkataan yang merendahkan harga dirinya dihadapan selingkuhan yang baru Inah ketahui, saat dirinya hendak mengantarkan bekal untuk suaminya.

"Mas, setelah selama dua tahun aku mengabadikan hidupku untuk melayani mu dan sekarang kamu dengan terang-terangan menjelekkan aku, maka mulai detik ini juga aku membenci mu karena lebih baik aku hidup seperti dulu, ya seperti dulu saat aku belum mengenalmu," batin Inah dalam hati dan dengan sorot mata yang tajam menatap ke arah pintu ruangan suaminya. Setelah itu bergegas keluar dari perusahaan Kenan, menuju ke tempat yang dapat menjernihkan pikiran dan hatinya yaitu pantai.

Semilir angin yang berhembus kencang saat Inah tiba di tepi pantai, tidaklah dapat mendinginkan hati Inah, apa lagi Inah masih mengingat dengan jelas perkataan Kenan.

Ya, kata-kata bak pedang samurai yang langsung menusuk tepat di dalam relung hatinya.

Padahal, dulu Inah sempat berpikir kalau hidup menjadi istri Kenan dapat membuatnya menjadi bahagia, apa lagi Inah mencintai Kenan sedari dulu, ya sedari dulu saat dirinya menolong Kenan dari kejaran para perampok yang ingin menodongnya.

Namun, sekarang sangatlah berbeda jauh dengan apa yang ada di dalam pikirannya dulu. Sekarang Inah dapat merasakan betapa bodoh dan menyesal dirinya saat menerima pinangan dari Kenan.

Kata-kata manis yang terucap dari mulut Kenan, hanyalah sebuah racun yang sangat berbisa, sehingga membuatnya tanpa sadar sudah terkena bisanya yang tampak mematikan.

"Huh, ternyata hidupku selama dua tahun ini sangatlah menyedihkan, apa lagi aku baru mengetahui kebusukannya," ucap Inah sembari menelisik ke arah laut yang ada dihadapannya.

Puas mencurahkan segala isi hatinya di tepi pantai, sekarang Inah bergegas kembali pulang. Namun, pulangnya kali ini bukanlah menuju ke rumah yang dia tempati bersama dengan Kenan, tapi rumahnya yang sekarang telah menjadi markas tempat mafianya.

Dihadapan markasnya, Inah langsung mengubah tampilan dirinya menjadi wanita bad girl, dengan tampilan serba hitam dan di setiap sisinya sudah bersenjatakan pistol dan juga pedang samurai yang ia ikat di belakang punggungnya.

"Queen, akhirnya kau telah kembali," ucap salah seorang pria yang melihat Inah dan dengan cepat laki-laki tersebut, memberitahukan kepada yang lainnya bahwa pemimpin mereka telah kembali.

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu sangat riuh, apa lagi mereka saling berdesakkan satu sama lain karena untuk melihat sang pemimpin mereka yang telah kembali.

"Queen, saatnya Anda menaiki kursi Anda kembali," ucap Reyhan, salah satu orang kepercayaannya dan termasuk orang yang paling tampan diantara semua bawahannya.

"Baiklah Rey," balas Inah dan segera duduk di kursi kebesarannya.

"Sekarang, dengarkan aku baik-baik semuanya, mulai saat ini seluruh kegiatan yang ada di mafia ini, aku yang akan memimpinnya dan kalian semua harus ikut dalam aturan ku, bila kalian melanggar maka hukuman yang aku buat tidak akan segan-segan membuat kalian kehilangan nyawa!" jelas Inah dengan lantang dan segera semua bawahannya langsung menganggukkan kepala seraya mengerti dengan perkataan Inah.

Sementara itu, di sisi lain Kenan yang sudah pulang ke rumah, langsung mencari Inah istrinya.

"Duh, pergi kemana sih wanita udik itu, mana hari sudah petang lagi, tapi biarlah dia mau berkeliaran di luar sana," ucap Kenan dengan tak acuh dan segera bersih-bersih diri ke kamar mandinya.

Hingga saat hari menjelang larut malam, saat itulah Kenan mulai menunggu kepulangan sang istri. Walaupun di awal Kenan tampak acuh, namun sekarang entah kenapa dirinya mulai mengkhawatirkan keadaan sang istri yang sekarang pergi entah kemana.

Dilihat lagi jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, Kenan mulai bersiap-siap hendak mencari Istrinya. Namun, baru saja keluar dari pintu, Kenan sudah berpapasan dengan Inah, istrinya yang hendak dia cari.

Dapat Kenan lihat perubahan sang istri saat ini, jauh seratus delapan puluh derajat dari biasanya yang tampak udik dengan pakaian ala pembantu seperti biasa.

Terpukau, ya Kenan terpukau melihatnya, tapi sejurus kemudian Kenan langsung menggelengkan kepalanya karena tidak mungkin Inah, Istrinya bisa berubah secepat ini.

"Ehem, Inah kamu dari mana saja, kenapa sampai larut malam kamu pulangnya, memangnya kamu pikir kamu siapa hah, yang dengan seenak jidatnya pulang sesuka hati!" ucap Kenan yang mencoba berpura-pura marah kepada istrinya.

"Aku, memangnya kenapa kalau aku pulang larut malam, apa ada masalah denganmu, kenapa kamu sok marah, apa peduli kamu Mas," balas Inah dengan dingin dan setelah itu pergi begitu saja melewati Kenan.

Mendengar perkataan istrinya, seketika Kenan terdiam membisu, sebab baru kali ini Kenan mendengarkan perkataan istrinya yang tampak begitu dingin dan tak acuh kepadanya.

Padahal seingat Kenan dulu, tidak pernah satu pun istrinya yaitu Inah, berbicara dingin kepadanya, jangankan berbicara dingin, saat Kenan memarahinya dulu juga Inah selalu tetap lembut berbicara kepadanya.

Namun, malam ini tampaklah sangat berbeda, baik dari segi tampilan dan juga segi perkataannya, Inah sudah mulai berubah, ya mulai berubah dari seperti biasanya. Sampai-sampai Kenan merasa kalau Inah seperti memiliki dua kepribadian yang jauh berbeda.

Tak mau berlama-lama di luar rumahnya, Kenan langsung bergegas masuk dan mencoba menyusul Inah yang berlalu begitu saja dari hadapannya.

Saat Kenan sudah sampai menyusulnya, dengan cepat Kenan langsung mencengkeram tangan Inah.

"Inah, apa seperti ini cara kamu menghormati aku hah!" bentak Kenan kepada Inah yang tadi berlalu begitu saja saat dirinya masih berbicara kepadanya.

"Menghormati, apa harus aku menghormati laki-laki seperti kamu Mas, memangnya apa gunanya jika aku menghormati kamu hah!" balas Inah dengan suara keras dan langsung menatap tajam ke arah Kenan.

Dengan secepat kilat, Inah langsung melepaskan cengkeraman tangan Kenan dengan kasar dan segera mendorong Kenan dari hadapannya.

"Aku ingatkan kamu ya Mas, mulai saat ini seluruh kebutuhanmu baik itu perlengkapan pakaian atau makanan yang kamu inginkan, maka buatlah sendiri dan ingat saat ini juga, aku bukan lagi istri yang kamu anggap sebagai pembantu," sambung Inah dan segera menutup pintu kamarnya, walau saat ini Kenan masih berada di depan pintu.

Mendengar perkataan dan perbutan istrinya, lagi dan lagi membuat Kenan terkejut dan langsung mematung di tempat.

"Tidak, pasti dia hanya menggertak saja dan besok sepertinya dia sudah kembali seperti sedia kala menjadi istri udik dan penurut," batin Kenan dalam hati seraya menggelengkan kepalanya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Berarti inaj berhasil mengelabui suaminya dgn nama samaran dan juga sikap sok polosnya,,good thor aku suka 👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻 mampir yup 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

2023-06-15

0

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

udah mausk fav sejak dapet notif tapi baru sempet baca kayaknya bakalan suka ... suka sama tokoh cewe yang strong ... lanjut

2023-05-15

0

Crazy writer

Crazy writer

Semangat bener karya baru

2023-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!