Saat ini, Kenan telah sampai di rumahnya dengan keadaan pakaian yang kotor. Apa lagi beberapa noda makanan yang dilempar oleh pengunjung restauran itu, semakin memperkaya motif di pakaiannya yang tampak seperti abstrak.
Dengan langkah gontai nya, Kenan langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelahnya langsung meletakkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci.
"Huh, kenapa pakaian milikku dari kemarin belum juga dicuci ya, apa jangan-jangan Inah memang sengaja tidak mau mencuci pakaian milikku lagi," monolog Kenan dan langsung menumpukkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci.
Setelahnya, baru dirinya langsung bergegas kembali ke kantor karena hendak melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda.
Di sisi lain, Inah dan juga Reyhan baru mulai menjalankannya misi terbarunya atas permintaan klien mereka untuk mengawasi orang yang bernama Bowo, sang pemilik Wana Grub, perusahaan yang bergerak di bidang pembelian tanah dan bangunan.
"Tunggu, bukan kah orang ini juga akan menjalin kerja sama dengan Kenan dalam pembangunan pabrik, berarti aku juga harus mulai mengawasi Kenan kan?" tanya Inah kepada Reyhan.
"Benar Kak, jadi Kakak harus mengawasi suami Kakak tercinta dan mungkin sekarang Kakak bisa mulai mengawasinya di perusahaan suami Kakak sendiri," balas Reyhan yang membuat Inah memukulnya dengan keras.
"Aduh sakit Kak," sambung Reyhan sembari mengusap lengannya yang habis dipukul oleh Inah.
"Bodoh amat, siapa suruh kau mengejekku, jadi ya rasakan akibatnya dan oh iya aku tidak mau ke perusahaan miliknya, malas berurusan dengan pria menyebalkan itu," ujar Inah pelan.
"Tapi Kak, mau tidak mau Kakak harus menjalankan misi Kakak bukan, kan Kakak juga sudah janji," balas Reyhan sembari mengingatkan Inah, Kakak angkatnya yang telah berjanji untuk terjun ke dalam misi ini.
Mendengar perkataan Reyhan, membuat Inah terdiam sembari memikirkan matang-matang untuk melakukan misi nya, sehingga beberapa menit Inah perlukan untuk memikirkan semua tersebut dan barulah Inah mengambil keputusan berat untuk tetap ikut ke dalam misi ini yang otomatis akan membuatnya selalu terhubung dengan Kenan.
"Baiklah, sebisa mungkin Queen mu ini akan mengerjakannya tugas sebaik mungkin, tapi setelah itu aku tak peduli lagi dan aku yang akan mengatur saja," ucap Inah yang dibalas anggukan kepala oleh Reyhan.
Setelah selesai dalam bincang-bincang tersebut, di hari itu juga Inah langsung mulai melakukan misinya dengan cara mendatangi perusahaan milik Kenan.
Saat memasuki perusahaan tersebut, Inah langsung membuat para pekerja suaminya terpukau, dengan penampilannya saat ini.
Apa lagi, Inah menggunakan balutan gaun berwarna merah yang tak terlalu mencolok, namun desainnya menampilkan aura ke elegannya.
Desas desus dari pembicaraan para karyawan tersebut, terdengar oleh Inah yang hanya menampilkan raut wajah dinginnya tanpa memaksakan senyumannya kepada para karyawan tersebut yang sedari tadi tengah memuji dirinya.
"Permisi Mbak, saya mau ke ruangan suami saya," ucap Inah dengan datar.
"Maaf Bu, tapi suami Ibu yang mana, saya tidak mengenalnya," balas resepsionis tersebut yang tampak bingung dengan perkataan Inah.
"Kenan, dia adalah suami saya."
"Hah, jadi Ibu istri Pak Kenan, kalau begitu silakan Bu, ikuti saya ke ruangan Pak Kenan," kata resepsionis yang langsung menunjukkan jalan ke arah ruangan Kenan.
Resepsionis yang telah menunjukkan ruangan bosnya yaitu Kenan, langsung pamit undur diri dan setelah itu, Inah yang telah diantar sampai di depan pintu ruangan Kenan, langsung menerobos begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Dengan jelas, dapat Inah lihat kalau sang suami saat ini tengah fokus dengan pekerjaannya. Namun, ada satu hal yang menarik perhatiannya yaitu seorang wanita yang bergelayut manja di lengan Kenan.
"Maaf, kalau aku mengganggu waktu kalian berdua," ucap Inah yang langsung duduk tepat dihadapan Kenan.
"Ck, ternyata ada belatung yang menempel di bangkai busuk ya, pantas saja sangat cocok," sindir Inah pelan, tapi masih terdengar jelas ditelinga Kenan dan Jesika.
"Apa kau bilang! siapa yang belatung busuk sialan!" marah Jesika dan langsung mendekat ke arah Inah untuk mencoba melayangkan tangannya hendak menampar Inah.
"Berhenti Jes, lebih baik kau pergi dari sini," ucap Kenan dingin yang membuat Jesika menghentikan tangannya untuk menampar Inah dan setelah itu langsung pergi begitu saja, sebab jika Kenan sudah menyuruhnya pergi maka mau tak mau dirinya harus pergi, karena Kenan selalu mengancam akan memutuskan hubungan dengannya.
"Akhirnya pergi juga belatung satu itu, oh iya Kenan karena selama ini kamu tidak pernah memberikan aku nafkah, maka perbolehkan aku ya untuk bekerja di sini," kata Inah to the point yang membuat Kenan mengerutkan keningnya.
Kenan mengerutkan keningnya bukan karena Inah meminta pekerjaan kepadanya, namun karena panggilan namanya langsung tanpa embel-embel Mas di depannya.
"Ck, sepertinya kamu melupakan rasa hormat kepadaku, tapi berhubung kamu meminta pekerjaan kepadaku, maka aku akan berikan langsung dan oh iya memangnya kamu bisa apa di perusahaan ini, jangan-jangan kamu enggak bisa apa-apa karena paling cuma lulusan sekolah dasar saja," ejek Kenan karena dia tidak mengetahui tentang latar belakang istrinya.
Kenan hanya tahu Inah, berlatar belakang gadis kampung saja yang tinggal di sebuah gubuk kecil, selebihnya dia tidak tahu sama sekali tentang Inah, jangankan untuk mencari tahu, kadang menerima kenyataan kalau istrinya adalah Inah membuat Kenan sesekali frustasi menerima kenyataannya.
"Ini berkas milikku, silakan kamu baca dan nanti infokan saja, pekerjaan apa yang paling cocok denganku," ucap Inah melemparkan berkasnya tepat di atas meja Kenan dan setelah itu langsung pergi begitu saja.
"Terlalu sombong, paling juga lulusan," terputus ucapannya karena terkejut mengenai latar belakang pendidikan Istrinya sendiri.
"Tidak mungkin, bagaimana dia bisa menjadi salah satu alumni Harvard, tapi dia bisa sampai S2 di kampus itu dengan predikat cumlaude, sepertinya ini palsu, eh tapi tidak mungkin karena ini ijazah asli," monolog Kenan sembari membolak-balik ijazah milik istrinya.
Selepas Kenan memastikan bahwa ijazah sang istri ternyata asli, dirinya langsung cepat memberikan posisi Inah sebagai sekretaris pribadinya sendiri karena di lihat dari pengalamannya, tampaknya Istrinya adalah orang yang berkompeten.
Di lain sisi, Jesika yang berada di dalam ruangannya, tampak sangat kesal karena mengingat perkataan istri Kenan yang sangat menyakiti hatinya.
Bagaimana tidak sakit hati, kalau dirinya disamakan dengan belatung.
"Sialan, awas saja kamu Inah, pokoknya aku akan membuat perhitungan dengan kamu dan secepatnya menyingkirkan kamu dari posisi menjadi istri Kenan!" teriak Jesika persis seperti orang yang sedang kesurupan dan membuat beberapa karyawan lainnya hanya menggelengkan kepala saja, sebab mereka semua paham dengan tabiat dari Jesika yang sedari dulu sangatlah buruk.
Sehingga tidak ada satu pun orang-orang yang berada dalam satu ruangan tersebut yang menjadi teman dekat Jesika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
hati hati kamu Jesika ntar malah kamu yang celaka ..
2023-05-15
0