Keesokan harinya, Kenan sudah bangun lebih dulu dan akan bersiap-siap menuju ke kantor. Tapi, saat dirinya baru bangun dan selesai mandi, Kenan merasa ada yang aneh pagi ini. Sebab tidak biasanya Inah tidak menyiapkan pakaian miliknya. Jangankan pakaian, biasanya juga setiap pagi Kenan selalu dibangunkan oleh Inah, tapi pagi ini dia merasakan hal yang berbeda. Baik dirinya tidak dibangunkan pagi, sampai pakaian kerja pun belum disiapkan oleh Inah istrinya.
Dengan langkah pasti, Kenan langsung menggedor pintu kamar istrinya sembari berteriak keras. Hingga tiba-tiba pintu tersebut dibuka oleh Inah.
Dapat Kenan lihat, sorot mata tajam Inah kembali dia layangkan untuk dirinya, hingga suasana yang ada disekitarnya kembali menjadi tidak enak dan dapat dipastikan pagi ini akan menjadi malapetaka untuk dirinya.
"Kenapa kamu membangunkan aku tidur Mas, apa kau tahu aku paling benci, jika seseorang berani membangunkan tidurku!" tegas Inah yang membuat bulu kuduk Kenan langsung berdiri.
Sekarang keberanian Kenan untuk memarahi sang istri yaitu Inah sudah lenyap, ya sudah lenyap saat Inah menampilkan raut wajah yang tidak mengenakkan untuknya.
"Maaf Inah, aku hanya ingin meminta tolong untuk kau siapkan pakaian kerjaku, ya hanya itu saja," ujar Kenan pelan sembari menatap Inah dengan sedikit raut wajah ketakutan.
"Ck, kau pikir aku pembantu hah, kenapa tidak kau siapkan saja sendiri pakaian kerjamu, memangnya aku pembantu mu," balas Inah dengan ketus dan setelahnya kembali menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Huh, sial kenapa wanita itu harus mendadak berubah sih," batin Kenan dengan kesal dan setelahnya bergegas kembali ke dalam kamarnya untuk menyiapkan pakaian kerjanya sendiri.
Hampir setengah jam Kenan mencari pakaian kerjanya, akhirnya ketemu juga. Walaupun pakaian tersebut masih tampak kusut karena memang tidak digosok.
Biasanya, setiap pagi sang istri lah yang menggosok pakaiannya sampai benar-benar licin.
"Duh, mana aku tidak tahu cara menggosok pakaian ini, sudahlah lebih baik aku pakai saja karena sebentar lagi juga akan ada meeting bersama klien," imbuh Kenan yang langsung memakai pakaian kusutnya dan segera turun ke bawah karena dirinya hendak sarapan pagi.
Baru saja Kenan menggerutu karena Inah tidak menyiapkan pakaiannya, sekarang Kenan tambah dibuat lebih menggerutu lagi sebab, saat membuka tudung saji, Kenan tidak melihat satu pun makanan yang ada di dalam tujuh saji tersebut.
Marah, sudah pasti Kenan rasakan, bahkan kobaran amarah yang ada di dalam dirinya sudah meluap, hingga dengan cepat Kenan kembali melangkahkan kakinya menuju ke kamar Inah.
Dor.
Dor.
Dor.
Suara ketukan pintu yang dengan keras Kenan ketuk, hingga sang empunya kembali membuka pintu tersebut.
"Ada apa lagi sih, kenapa ketuk pintu kamarku terus hah!" marah Inah yang sedari tadi sang suami selalu mengganggunya tidur.
"Inah, seharusnya aku yang marah bukan kamu, lihat sedari tadi pagi kamu hanya tau tidur saja tanpa menyiapkan pakaian dan sarapan untukku, memang dasar kamu itu istri yang tidak berguna Inah, selalu saja merepotkan!" balas Kenan dengan amarah yang begitu menggebu-gebu, hingga tanpa sadar tangannya langsung ia layangkan ke wajah Inah.
Secepatnya Inah langsung menepis tangan Kenan dengan kasar dan kembali menatap tajam ke arah sang suami, membuat Kenan terperangah dibuatnya.
"Ingat ya Mas, jangan sesekali kamu melukai tubuhku ini walau seujung kuku mu itu, sebab aku tidak akan segan-segan mematahkan bagian tubuhmu yang nanti akan melukai aku, jangan kau pikir, sebagai seorang suami kamu bisa seenak jidatnya melukai aku," imbuh Inah pelan namun dengan penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.
Membuat Kenan bergidik ngeri dan segera bergegas pergi dari rumahnya.
Sepanjang perjalanan Kenan menuju ke perusahaan, dirinya selalu memikirkan terkait perubahan Inah, istrinya yang dia nikahi karena balas jasa.
Ya, Kenan menikahi Inah karena balas jasa. Sebab, dirinya pernah ditolong oleh Inah dari beberapa perampok yang akan menodongnya.
Sebenarnya, dalam lubuk hati Kenan, dirinya tidak mau menikah dengan Inah, tapi apa boleh buat karena permintaan kedua orang tuanya yang membuat Kenan mau tidak mau terpaksa menikahi Inah yang sekarang sudah menjadi istrinya.
Saat Kenan melamun tentang perubahan Inah saat ini, dirinya tanpa sadar hampir menabrak seorang wanita dengan anak kecil yang lagi menyebrangi jalan.
Dengan sigap, Kenan langsung menginjak rem mobilnya yang hampir nyaris membuat tragedi kecelakaan tersebut.
Segera Kenan langsung keluar dari mobilnya, untuk melihat kondisi wanita dan anak kecil yang hampir ia tabrak.
"Anda tidak apa-apa kan Mbak?" tanya Kenan sembari melihat luka kecil yang terdapat di lengan wanita itu dan syukur saja untuk anak kecil tersebut tidak ada luka sama sekali.
"Tidak ada," jawab wanita tersebut dan langsung lari begitu saja meninggalkan anak kecil yang tadi bersama dengannya.
Kenan yang merasa bingung, hanya menoleh ke anak tersebut sampai beberapa orang mendatanginya dan langsung berterima kasih kepada Kenan.
"Terima kasih ya Pak, berkat Anda anak saya akhirnya terlepas dari penculik anak tersebut," ujar laki-laki tua yang langsung menggendong anak kecil yang masih terduduk di tengah jalan raya itu.
"Iya sama-sama," balas Kenan tersenyum sembari melanjutkan lagi perjalannya menuju ke perusahaan miliknya.
Sesampai di perusahaan, Kenan langsung masuk ke dalam ruangan kebesarannya dan mencoba mengerjakan beberapa dokumen yang telah menumpuk di atas meja.
Baru membuka halaman pertama dokumen tersebut, Kenan tampak tidak bisa berkonsentrasi. Sebab bayang-bayang Inah saat ini masih melekat di dalam pikirannya, apa lagi saat Kenan memikirkan berbagai perubahan sang istri yang sekarang tampak lebih seksi dan juga lebih sangar.
Kenan yang masih larut dalam lamunannya, tidak sadar kalau Jesika, sekretaris sekaligus kekasih gelapnya datang dan langsung memeluknya dari belakang.
"Sayang, kamu kenapa sih dari tadi diam terus, bahkan enggak sadar ya kalau saat ini aku sudah ada di ruangan kamu," imbuh Jesika pelan seraya memeluk Kenan dengan mesra.
"Oh maaf sayang, tapi bisa tidak kamu lepaskan pelukan kamu dulu, soalnya aku lagi banyak kerjaan ini, lebih baik kamu kembali ke ruangan kamu dulu ya," jelas Kenan memberikan pengertian kepada kekasihnya kalau saat ini sebenarnya Kenan masih belum bisa diganggu oleh siapapun.
"Huh, baiklah tapi nanti saat makan siang, kamu enggak lupa kan mengajak aku makan di restauran yang aku inginkan?" tanya Jesika sembari menggapai lengan Kenan, tapi lagi dan lagi tampaknya Kenan terlihat risih dengannya, hingga tanpa sadar Kenan menepis pelan tangan Jesika yang hendak bergelayut manja di lengan kokohnya.
"Iya sayang, aku ingat kok sekarang kamu keluar dulu ya," jawab Kenan yang membuat Jesika mau tidak mau harus keluar dari ruangan kekasihnya.
"Kenan kok aneh banget sih hari ini, apa jangan-jangan dia punya wanita simpanan lain lagi di luar sana, tidak jangan sampai dirinya punya wanita lain, sebab hanya aku saja yang pantas bersamanya," batin Jesika dalam hati setelah secara halus diusir langsung oleh Kenan, kekasihnya sekaligus bos nya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Suruh aja selingkuhannya menyiapkan itu semua..
2023-06-15
0
Aditya HP/bunda lia
apa gak ada yang bilang gitu siapa ajah atau ada karyawan yang lagi ngomong kalo Inah pernah datang ke kantor dan disitu si Kenan sadar kalo Inah mendengar hinaan dan tau perselingkuhannya ...
2023-05-15
0
neng ade
rasakan itu Kanan.. !! .. nangka nya suka merendahkan istri mu yg dlu udh nolong kamu dari para mpok .. harus nya bersyukur kamu masih hidup sampai sekarang !!
2023-05-07
1