Keesokan harinya, Inah memulai harinya untuk bekerja di perusahaan milik Kenan setelah kemarin malam dirinya mendapatkan kabar bahwa Kenan langsung memberikan posisinya sebagai sekretaris pribadi Kenan di perusahaannya.
Namun, ada satu hal yang mengganjal hatinya yaitu terkait permintaan Kenan tentang dirinya yang harus tetap menyiapkan makanan, ya hanya makanan saja, selebihnya Kenan telah memerintahkan beberapa maid untuk menyiapkan kebutuhannya yang lain.
"Tuh, ambil sendiri kan kamu masih punya tangan," ucap Inah sembari meletakkan beberapa masakannya di atas meja makan dan setelah itu Inah mengambil piring untuk ia makan sendiri, sedangkan Kenan hanya Inah biarkan saja mengambilnya sendiri tanpa pelayanannya.
"Hmm, melihat sikapnya seperti ini, ingin rasanya aku memaki istriku sendiri, tapi apa boleh buat, dari pada ribut mending aku ambil saja makanan untukku sendiri," batin Kenan dalam hati sembari melirik ke arah istrinya dengan tatapan kesal dan langsung mengambil nasinya sendiri.
Sarapan pagi ini menjadi begitu tenang dengan sedikit hati yang menggerutu, siapa lagi kalau bukan Kenan yang sedang makan namun tak lupa melirik ke arah Inah dengan lirikan tajamnya dan mulut komat kamit nya seraya menyumpahi Inah dengan sumpah serapah nya karena telah menjadi istri yang durhaka.
Sedangkan untuk Inah sendiri hanya merasa bodoh amat dengan tingkah suaminya yaitu Kenan. Bahkan sangking tak pedulinya, Inah terlihat makan dengan santai dan tak lupa bersikap anggunly, ya harus anggunly karena sisi barbar nya masih belum keluar.
Setelah selesai dengan sarapan pagi yang penuh kebisuan, selanjutnya Inah bergegas menuju ke perusahaan suaminya.
"Inah, ayo ikut saja satu mobil denganku," tawar Kenan dengan suara lembut yang membuat Inah mengerutkan keningnya heran karena baru kali ini suaminya menawarkan satu mobil dengannya, jangankan mobil. Dulu Kenan malah sebaliknya menyuruh Inah agar jangan menyentuh satu pun kendaraan pribadinya seujung kuku.
"Tidak perlu, aku sedang menunggu tumpangan ku sendiri," balas Inah sembari melirik ke arah kiri dan kanan jalan.
"Ck, ya sudah kalau tidak mau, paling kamu sedang menunggu angkutan umum yang butut itu kan," ucap Kenan lagi namun dengan nada mengejek.
Hingga, beberapa menit kemudian, terlihat ada sebuah mobil yang berhenti tepat dihadapan istrinya sendiri.
Dapat Kenan lihat, ternyata sang istri sedang dijemput dengan sebuah mobil mewah merek Ferarri, ya walaupun harganya bukan yang paling mahal, tapi mobil tersebut masih termasuk dalam jejeran mobil mewah nan berkelas.
Melihat istrinya masuk begitu saja, membuat Kenan langsung kesal seketika, apa lagi dapat Kenan lihat kalau di dalam mobil itu hanya ada seorang laki-laki saja.
Setelah mobil tersebut pergi dari hadapan Kenan, dengan secepat kilat Kenan mulai mengikutinya dari arah belakang karena ingin memastikan kembali apakah sang istri benar-benar sedang menuju ke perusahaan miliknya atau jangan-jangan malah pergi ke tempat lain seperti klub atau hotel, pikir Kenan buruk membayangkan istrinya sedang melakukan perbuatan hal yang tidak-tidak.
Sementara itu, Inah yang berada di dalam mobil mulai menggerutu kesal, sebab Kenan mengikutinya dari belakang.
"Kenapa sih laki-laki brengsek itu mengikuti ku dari belakang," kesal Inah saat dengan jelas dari kaca mobilnya melihat jika mobil suaminya sekarang berada tepat di belakang mobilnya.
"Sudahlah biarkan saja, mungkin dia mulai cinta dengan Queen ku ini," kata laki-laki tersebut yang ternyata adalah Reyhan.
"Cinta, muak sekali aku mendengarkan kata cinta, tidak mungkin dia mencintaiku, paling juga karena takut ketahuan kalau aku selingkuh, apa lagi bisa menghancurkan nama baiknya, jika aku melakukan perselingkuhan dengan pria lain," balas Inah dengan sinis dan setelahnya Inah mulai membaca beberapa berkas milik Bowo yang saat ini telah ia pegang.
Sesampainya di Perusahaan milik sang suami, Inah langsung turun dengan langkah anggunly dan sesekali menyapa beberapa karyawan lain yang sama seperti dirinya menjadi pekerja di perusahaan Kenan.
Setelah di dalam ruangannya, tak lupa Inah langsung bergegas membaca beberapa dokumen yang sudah berada di atas mejanya, hingga akhirnya dirinya menemukan satu dokumen yang membuatnya langsung tersenyum puas.
Ya, Inah telah menemukan dokumen milik Bowo yang berkerja sama dengan Kenan.
"Ternyata, menjadi sekretaris nya tidaklah terlalu buruk, buktinya aku langsung mendapatkan dokumen targetku," ujar Inah pelan. Namun, tanpa Inah sadari kalau seseorang sedang menghampirinya, siapa lagi kalau bukan Kenan yang sedari tadi membuntuti dirinya dari belakang.
"Maksud dari ucapan mu tentang target apa Inah?" tanya Kenan sembari menatap ke arah Inah.
Dengan secepat kilat, Inah langsung mengubah mimik wajahnya menjadi berpura-pura polos dan mencoba tidak mengerti maksud dari perkataan Kenan, Bos sekaligus suaminya di perusahaan ini.
"Oh target, maksudku ya aku harus menyelesaikan pekerjaan ku, agar targetku untuk hari ini selesai," kilah Inah yang membuat Kenan menganggukkan kepalanya.
"Oh ya sudah, kalau begitu aku ke ruangan ku dulu," balas Kenan dan segera masuk ke dalam ruangannya
"Huh, hampir saja aku ketahuan dengannya, untung saja kelas akting ku tidak sia-sia," imbuh Inah sembari mengelus dadanya karena sedikit gugup dengan perkataan Kenan.
Selepas mendapatkan apa yang Inah mau, akhirnya dirinya mencoba menyimpan dokumen tersebut di dalam tas selempang nya dan setelah itu mengerjakan pekerjaan yang lainnya.
Setelah beberapa jam, Inah sudah selesai mengerjakan beberapa dokumen yang menumpuk di atas mejanya dan sekarang dirinya sedang mengatur beberapa jadwal Kenan.
"Nah, hari ini agendanya hanya meeting saja dan setelah itu," terhenti ucapannya karena melihat sebuah agenda lain yang langsung membuat Inah tersenyum lebar.
"Oh, ternyata lusa Kenan diundang sama Bowo untuk pesta perayaan hari pernikahannya, sepertinya sangat menarik jika aku ikut pergi ke pesta itu," monolog Inah dan segera menghampiri Kenan dengan membawa beberapa tumpuk dokumen yang selesai diperiksa olehnya.
Tanpa mengetuk pintu, Inah langsung masuk ke dalam ruangan suaminya yang ternyata sudah ada belatung selalu menempel di lengan Kenan, siapa lagi kalau bukan Jesika yang tanpa Malu merangkul lengan Kenan dengan sangat mesra seraya menyenderkan kepalanya di bahu milik suaminya sendiri.
"Ehem," batuk Inah kuat untuk menyadarkan Kenan kalau saat ini dirinya sudah berada di dalam ruangannya.
Hingga membuat Kenan yang melihat istrinya tepat dihadapannya, langsung mencoba melepaskan rangkulan tangan dari Jesika dan segera menetralkan rasa detak jantungnya karena telah kepergok bersama dengan kekasih gelapnya sendiri.
"Maaf, i..ini tidak seperti yang kau lihat Inah," ucap Kenan dengan nada terbata-bata.
"Tidak seperti yang kulihat, maksudnya belatung itu," tunjuk Inah ke arah Jesika yang membuat Jesika melebarkan matanya karena lagi dan lagi dianggap sebagai belatung oleh istri Kenan.
"Benar, maksudku wanita ini."
"Oh kalau dia, aku tidak ada urusannya hanya saja aku mau menyerahkan beberapa dokumen yang telah aku kerjakan," acuh Inah dan setelahnya meletakkan dokumen tersebut di atas meja Kenan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
ya ampun sekertaris apaan tiap hari kerjaannya nempel kayak belatung nempel di boroknya si Kenan ..
2023-05-15
0
🦋⃟Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ
up lagi ya thor
2023-05-11
0
Asmawati
yang banyak upnya
2023-05-10
0