Aku Tak Sempurna

Aku Tak Sempurna

1. Rasa Yang Mati

Tawa dan canda tercipta di ruang IGD ketika ruangan itu sepi. Dokter jaga dan para perawat yang bertugas di sana sudah sangat dekat. Di antaranya ada Aleeya yang bertugas sebagai dokter jaga di sana.

Anak bungsu Radit itu akan berubah menjadi orang yang berbeda jika sudah masuk ke rumah sakit. Dia akan menjadi dokter yang hangat dan penuh senyum. Beda hal jika dia sudah keluar dari sana. Dia akan menjadi pribadi yang berbeda.

Aleeya menghela napas ketika dia sudah berada di luar area rumah sakit di mana dia praktek. Wajah lelahnya nampak begitu jelas. Rambutnya pun sudah dia Cepol ke atas. Jam sepuluh malam dia baru meyelesaikan shift-nya.

Aleeya mengambil ponsel dan hendak memesan ojek online. Sebuah pesan membuat dia menghela napas kasar.

Kak Mirza

"Cantik, kenapa telepon aku gak dijawab? Kamu sibukkah?"

Aleeya tak membalasnya. Dia yang masih mematung di area halaman rumah sakit dan sedang membuka aplikasi ojek online dikejutkan dengan suara klakson mobil. Dia menoleh, dan senyum hangat seorang pria tunjukkan. Dulu, Aleeya dan pria itu dekat. Dia memanggil pria itu ayah, tapi setelah tahu pria itu siapa Aleeya mulai sungkan dan memilih untuk menjaga jarak.

"Saya antar."

Aleeya menggeleng dengan senyum sangat lembut. Namun, pria itu malah keluar dari mobil. Menarik tangan Aleeya dengan begitu lembut dan menyuruh Aleeya duduk di kursi penumpang depan.

"Tidak baik anak perawan pulang sendirian di malam hari."

"Perawan."

Air muka Aleeya berubah seketika. Sangat sedih dan sakit ketika mendengar kata itu. Aleeya tak mengeluarkan suara sedikit pun selama di dalam mobil. Sesekali pria yang berada di balik kemudi menatap Aleeya.

"Kenapa?" Aleeya hanya menggeleng.

Tibanya di kosan, Aleeya duduk di pojokan kamar dengan tangan yang memeluk kedua kakinya. Ada air mata yang tertahan di sana. Dia bagai manusia yang kehilangan arah. Dia seperti anak sebatang kara dengan wajah yang teramat sendu. Dia teringat kejadian hampir setahun lalu. Juga teringat akan perpisahan yang dia inginkan enam bulan lalu setelah sang kakak menikah.

"Aku ke sini hanya ingin memberitahukan jika aku akan pergi. Jangan pernah mencariku lagi karena mulai sekarang aku sangat membenci kamu."

Aleeya memejamkan matanya. Sungguh sakit bukan main jika dia mengingat balasan dari lelaki yang sangat berengsek.

"Percaya diri sekali kamu! Tak sudi aku mencari kamu. Pergilah yang jauh! Kalau perlu enyahlah dari dunia ini."

Jika, Aleeya tidak memiliki iman yang kuat mungkin dia akan bunuh diri karena perkataan itu sangatlah mengacaukan mentalnya. Namun, dia menjadikan perkataan itu cambukan untuk dirinya. Dia anggap itu adalah karmanya dan dia harus menjalankannya. Termasuk sebuah niatannya untuk tidak menikah.

Ponselnya terus berdering, selama enam bulan ini Mirza yang tak lain adalah sahabat Rangga mencoba mendekatinya. Dia juga sudah beberapa kali datang ke rumah sakit di mana Aleeya praktek. Namun, Aleeya masih berpegang teguh pada niatannya.

Aleeya tak menjawab telepon dari Mirza. Setelah mendengar kata perawan, hatinya kembali sakit. Sedihnya hadir lagi. Dia memang tidak menangis, tapi genangan air mata ada di matanya.

Ponselnya berdering kembali, kali ini sang bubu yang menghubunginya. Aleeya menarik napas panjang sebelum menjawabnya.

"Iya, Bu."

"Ateu, pulang Tini! Si Yayan tatit."

Wajah sang keponakan yang sangat tampan membuat Aleeya tersenyum begitu lebar. Sedih dan sakit yang tengah dia rasakan menguar begitu saja. Pelipur lara Aleeya untuk sekarang adalah kalimat lembut sang ibu dan juga sang keponakan tampannya.

"Terima kasih, Bu. Terima kasih Abang Er." Aleeya tersenyum dan meletakkan ponsel di dadanya.

.

Pagi hari grup chat sudah ramai dengan berita manager rumah sakit di mana Aleeya praktek pamit dan akan diganti oleh yang lain. Aleeya terdiam sejenak.

"Apa semalam pertemuanku yang terakhir dengannya? Tapi, kenapa dia gak bilang apa-apa?" Aleena bergumam seraya berpikir.

Dia membaca kembali pesan di bawahnya yang sudah sangat banyak. Dahinya mengkerut ketika membaca akan ada dokter baru dari Singapura untuk membantu mereka di sana. Aleeya hanya membacanya saja tanpa membalas apapun.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Perutnya sudah berbunyi. Hari ini jadwalnya untuk membeli kebutuhan isi kulkas.Selesai mandi dan mengenakan celana training panjang juga Hoodie, tak lupa masker Aleeya membuka kunci kosan. Matanya melebar ketika dia melihat seseorang yang sudah bersandar di dinding teras kosan dan menatap ke arahnya.

"K-kak Mirza," panggilnya.

Pria itu menegakkan tubuhnya. Dia pun mendekat ke arah adik ipar Rangga.

"Kenapa telepon aku semalam gak diangkat?"

Aleeya bingung harus menjawab apa. Dia hanya diam dan membeku. Apalagi wajah Mirza sangat serius.

"Semalam aku ingin bilang ke kamu kalau aku akan terbang ke Jogja karena ada kerjaan di sini." Kalimat yang begitu lembut.

Belum juga Aleeya menjawab, Mirza sudah meraih tangan Aleeya dan mengambil kunci yang ada di belakang pintu.

"Sebelum kerja aku ingin menikmati waktu bersama kamu dulu."

Mirza memang bukan orang yang senang basa-basi. Aleeya tahu akan itu. Pria itu juga cenderung pemaksa karena tidak pernah ijin dan langsung membawa dirinya seperti ini.

"Kebiasaan!"

Mirza hanya tertawa ketika mendengar Aleeya bersungut. Dia tidak akan marah.

"Kamu mau ke mana emangnya?" tanya Mirza.

"Ke minimarket. Mau isi kulkas."

Aleeya menurunkan kupluk Hoodie yang ada di kepalanya. Tangan Mirza terulur ke arah rambut Aleeya seraya merapihkan rambutnya. Aleeya menatap ke arah Mirza dan senyum manis Mirza tunjukkan.

"Kita makan dulu, ya."

Namun, mata Aleeya melebar ketika Mirza menghentikan mobilnya di restoran mewah. Aleeya menatap ke arah Mirza yang tengah membuka seatbelt.

"Kenapa ke sini?"

"Mau makan." Jawaban yang sungguh sangat menyebalkan.

"Maksud aku kenapa ke restoran ini? Aku begini loh!" tunjuknya pada penampilannya.

"Emang kenapa?"

Mirza malah membuka pintu mobil dan itu membuat Aleeya menganga. Mirza pun membuka pintu penumpang samping. Dia tersenyum ke arah Aleeya.

"Segembel apapun penampilan kamu, mereka tidak akan bisa melarang kamu untuk makan di sini selagi aku menggenggam tangan kamu."

Mirza benae menggenggam tangan Aleeya dan membawanya masuk ke restoran mewah tersebut. Lembut dan sangat gentle, tapi sayangnya rasa cinta Aleeya sudah mati. Sentuhan yang Mirza berikan tidak menimbulkan rasa apapun.

Sambil menunggu makanan yang datang, Mirza membuka laptopnya. Dia juga hanya mengenakan kaos putih saja. Jaket denim yang dia gunakan sudah dia lepaskan.

Aleeya yang terus memperhatikan Mirza sedari tadi hanya terdiam. Terlihat Mirza berbicara sangat serius di depan layar laptopnya. Tak lama, terlihat senyum yang sangat manis yang terukir di wajahnya.

"Kamu terlalu sempurna, Kak. Kamu berhak mendapatkan wanita yang sempurna juga."

...***To Be Continue***...

Absen yuk!

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

hi... thor, pertama baca karyamu...

lanjut baca ah..😊

2024-12-04

1

fantasiku49

fantasiku49

hi

2023-09-03

2

OnlyAch

OnlyAch

Hii

2023-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Rasa Yang Mati
2 2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3 3. Dokter Jaga Baru
4 4. Bo Doh
5 5. Bercahayakan Lampu Flash
6 6. Bodoh dan Aneh
7 7. Ayah
8 8. Bandara
9 9. Makan Malam
10 10. Restu Orang Tua
11 11. Perempuan Bodoh
12 12. Bukan Anak Kecil
13 13. Lelaki Baik
14 14. Rumah Sakit
15 15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16 16. Bukit Bintang
17 17. Merasa Nyaman
18 18. Wanita Gampangan
19 19. Physical Love
20 20. Penjelasan
21 21. Toko Bunga
22 22. Kangen
23 23. Tembakan Peringatan
24 24. B E R E N G S E K
25 25. Membalaskan Dendam
26 26. Tiga Pria
27 27. Unit Apartment
28 28. Sangat Murka
29 29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30 30. Luka Tak Kasat Mata
31 31. Jangan Pernah Menambah Luka
32 32. Titik Terlelah
33 33. Kembali Ke Singapura
34 34. Penjelasan
35 35. Sisi Terapuh
36 36. Pengakuan Menyakitkan
37 37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38 38. Support System
39 39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40 40. Seluk-Beluknya
41 41. Anggukan Kecil
42 42. Bukan Orang Munafik
43 43. Lihat Lebih Dekat
44 44. Sisi Buruk
45 45. Nomor Tak Dikenal
46 46. Fakta Yang Terkuak
47 47. Mencemaskannya
48 48. Kecewa
49 49. Membuka Pikiran
50 50. Bodoh
51 51. Ketidaksempurnaan
52 52. Ingin Hilang Ingatan
53 53. Mengakui Kesalahan
54 54. Penasaran
55 55. Orang Berhoodie
56 56. Tak Henti Menangis
57 58. Ketulusan Besar
58 59. Pesan Duka
59 60. Dosa Yang Harus Ditebus
60 61. Masih Memiliki Hati
61 Iklan
62 62. Mati Dan Party
63 63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64 64. Tempat Yang Tak Layak
65 65. Merasa Iri
66 66. Menanti Hari Itu
67 67. Anak Singa
68 68. Gudang Pengap
69 69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70 70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71 71. Berbaikan
72 72. Menghabiskan Malam Bersama
73 73. Rencana Tuhan Yang Indah
74 74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75 75. Bonus Tak Terduga
76 76. Butuh Istirahat Sejenak
77 77. Lelah Dengan Cobaan
78 78. Dua Pengacara
79 79. Zombie
80 80. Gavin Agha Wiguna
81 81. mimpi indah
82 83
83 83
84 84.
85 85
86 86. Maafkan Ibu
87 87. Mimpi Yang Terwujud
88 88. Poetra Grup
89 89. Gak Malu!
90 90. Kata Spontan
91 91. Ijab Kabul
92 92. Sudah Sah
93 93. Satpam Gadungan
94 94. Ijin Bersmbunyi
95 95. Tidak Memihak
96 96. Tetaplah Manusia Dingin
97 97. Cicilan
98 98. Im PO Ten
99 99. Mengharamkan
100 100. Resepsi Yang Dihibahkan
101 101. Syahdu Merindu
102 102. Marah Tak Jelas
103 104. Pak CEO
104 105. Pawang
105 106. Merasa Nyaman
106 107. Satu Buah Tanya
107 108. Berbohong
108 109. (Bukan) Masuk Angin
109 110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110 111. Kecebong
111 112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112 113. Baru dan Bodoh
113 114. Menepati Janji
114 115. Suami Siaga
115 116. Tidak Mendewakan
116 117. Kongsi
117 118. Taman
118 Pengumuman
119 119. Panti Asuhan
120 Minta Maaf
121 120. Adil
122 121. Janji Adalah Hutang
123 122. Dirundung Sedih
124 123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125 124. Sedih Ditinggalkan
126 125. Kekeluargaan Yang Kuat
127 126. Ketakutan Sebelum Berperang
128 127. Citra Yang Berbeda
129 128. Persalinan
130 129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131 130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132 131. Hadiah Perpisahan
133 132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134 133. Bak Pangeran
135 134. Menyembuhkan Trauma
136 135. Membujuk
137 136. Satu Ari-ari
138 137. Merindukan
139 138. Begitu Bahagia
140 139. Judes dan Beku
141 140. Ikhlas
142 141. Tak Biasa
143 142. Kurang Bahagia
144 143. Sisi Lain
145 144. Tanggal Keramat
146 145. Pesantren Kilat
147 Mas Kulkas
148 146. Tidak Dikabulkan
149 147. Banyak Yang Aneh
150 148. Semuanya Bahagia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Rasa Yang Mati
2
2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3
3. Dokter Jaga Baru
4
4. Bo Doh
5
5. Bercahayakan Lampu Flash
6
6. Bodoh dan Aneh
7
7. Ayah
8
8. Bandara
9
9. Makan Malam
10
10. Restu Orang Tua
11
11. Perempuan Bodoh
12
12. Bukan Anak Kecil
13
13. Lelaki Baik
14
14. Rumah Sakit
15
15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16
16. Bukit Bintang
17
17. Merasa Nyaman
18
18. Wanita Gampangan
19
19. Physical Love
20
20. Penjelasan
21
21. Toko Bunga
22
22. Kangen
23
23. Tembakan Peringatan
24
24. B E R E N G S E K
25
25. Membalaskan Dendam
26
26. Tiga Pria
27
27. Unit Apartment
28
28. Sangat Murka
29
29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30
30. Luka Tak Kasat Mata
31
31. Jangan Pernah Menambah Luka
32
32. Titik Terlelah
33
33. Kembali Ke Singapura
34
34. Penjelasan
35
35. Sisi Terapuh
36
36. Pengakuan Menyakitkan
37
37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38
38. Support System
39
39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40
40. Seluk-Beluknya
41
41. Anggukan Kecil
42
42. Bukan Orang Munafik
43
43. Lihat Lebih Dekat
44
44. Sisi Buruk
45
45. Nomor Tak Dikenal
46
46. Fakta Yang Terkuak
47
47. Mencemaskannya
48
48. Kecewa
49
49. Membuka Pikiran
50
50. Bodoh
51
51. Ketidaksempurnaan
52
52. Ingin Hilang Ingatan
53
53. Mengakui Kesalahan
54
54. Penasaran
55
55. Orang Berhoodie
56
56. Tak Henti Menangis
57
58. Ketulusan Besar
58
59. Pesan Duka
59
60. Dosa Yang Harus Ditebus
60
61. Masih Memiliki Hati
61
Iklan
62
62. Mati Dan Party
63
63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64
64. Tempat Yang Tak Layak
65
65. Merasa Iri
66
66. Menanti Hari Itu
67
67. Anak Singa
68
68. Gudang Pengap
69
69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70
70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71
71. Berbaikan
72
72. Menghabiskan Malam Bersama
73
73. Rencana Tuhan Yang Indah
74
74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75
75. Bonus Tak Terduga
76
76. Butuh Istirahat Sejenak
77
77. Lelah Dengan Cobaan
78
78. Dua Pengacara
79
79. Zombie
80
80. Gavin Agha Wiguna
81
81. mimpi indah
82
83
83
83
84
84.
85
85
86
86. Maafkan Ibu
87
87. Mimpi Yang Terwujud
88
88. Poetra Grup
89
89. Gak Malu!
90
90. Kata Spontan
91
91. Ijab Kabul
92
92. Sudah Sah
93
93. Satpam Gadungan
94
94. Ijin Bersmbunyi
95
95. Tidak Memihak
96
96. Tetaplah Manusia Dingin
97
97. Cicilan
98
98. Im PO Ten
99
99. Mengharamkan
100
100. Resepsi Yang Dihibahkan
101
101. Syahdu Merindu
102
102. Marah Tak Jelas
103
104. Pak CEO
104
105. Pawang
105
106. Merasa Nyaman
106
107. Satu Buah Tanya
107
108. Berbohong
108
109. (Bukan) Masuk Angin
109
110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110
111. Kecebong
111
112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112
113. Baru dan Bodoh
113
114. Menepati Janji
114
115. Suami Siaga
115
116. Tidak Mendewakan
116
117. Kongsi
117
118. Taman
118
Pengumuman
119
119. Panti Asuhan
120
Minta Maaf
121
120. Adil
122
121. Janji Adalah Hutang
123
122. Dirundung Sedih
124
123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125
124. Sedih Ditinggalkan
126
125. Kekeluargaan Yang Kuat
127
126. Ketakutan Sebelum Berperang
128
127. Citra Yang Berbeda
129
128. Persalinan
130
129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131
130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132
131. Hadiah Perpisahan
133
132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134
133. Bak Pangeran
135
134. Menyembuhkan Trauma
136
135. Membujuk
137
136. Satu Ari-ari
138
137. Merindukan
139
138. Begitu Bahagia
140
139. Judes dan Beku
141
140. Ikhlas
142
141. Tak Biasa
143
142. Kurang Bahagia
144
143. Sisi Lain
145
144. Tanggal Keramat
146
145. Pesantren Kilat
147
Mas Kulkas
148
146. Tidak Dikabulkan
149
147. Banyak Yang Aneh
150
148. Semuanya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!