4. Bo Doh

Aleeya menghela napas kasar ketika dia sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia meraih kantong plastik berisi obat dari Khairan. Bibirnya terangkat sedikit.

"Ini obat mahal," gumamnya.

Rasa pusing yang cukup menyiksa membuatnya harus meminum obat yang diberikan Khairan. Tak berselang lama matanya pun terpejam.

.

Khairan melihat ke arah jam tangan yang dia kenakan. Dia mengecek ponselnya di mana nomor ponselnya sudah dimasukkan ke dalam grup chat ruang IGD. Dia mencari nomor Aleeya, dan sebuah foto perempuan mengenakan kemeja putih membuat bibirnya melengkung sedikit.

"Si bodoh," gumamnya sangat pelan.

Dia mulai membuka foto profil tersebut. Dia sudah mengetikkan sesuatu di sana. Tinggal dikirim saja, tapi dia urungkan. Dia menggelengkan kepala dan meletakkan ponselnya. Samar terdengar Feby tengah berbicara di depan pintu ruang IGD dalam rumah sakit. Khairan mendengarkan.

"Kak Liya sudah pulang dari tadi. Dia sakit."

Telinga Khairan terus mencoba mendengarkan hingga suara pintu IGD terbuka.

"Pacarnya dokter Liya?"

Dalam diam Khairan terus mendengarkan perbincangan antara Feby dengan perawat yang lain.

"Pacar si bodoh itu apa lelaki semalam yang jemput dia?"

Waktu cepat sekali berputar. Sudah jam 10 malam dan sudah waktunya shift Khairan pulang. Dia sudah keluar dari ruang IGD dengan langkah lebar.

"Ganteng, tapi dingin banget." Feby berkata kepada teman perawatnya yang bertugas di IGD.

"Katanya juga tadi dokter Khairan nyeret dokter Liya keluar."

Khairan memang tak banyak bicara ketika dia praktek di IGD. Terkesan diam dan dingin. Jika, tidak ditanya terlebih dahulu dia tak akan membuka suara.

Khairan melajukan motornya bukan ke arah apartment yang dia huni. Melainkan ke arah lain. Di mana banyak jalanan jelek yang harus dia lewati.

"Ini kerja para aparat pemerintahan gimana sih?" omelnya sambil terus melajukan motornya.

Tiba di sebuah kosan khusus putri dia menghentikan motornya. Baru saja dia hendak turun, dia melihat di depan kosan ada seorang pria yang tengah bersama perempuan yang ingin dia temui. Khairan terus memperhatikan hingga dia melihat pria itu memeluk tubuh si perempuan yang hanya bagai patung. Khairan memilih untuk pergi dari sana. Dia melihat ada plastik makanan yang menggantung di motornya. Sengaja dia mampir ke tempat makanan yang masih buka untuk Aleeya. Namun, sepertinya Aleeya tidak membutuhkan itu. Akhirnya, Dia membuangnya ke tempat sampah yang tak jauh dari motornya berada.

"Salah ternyata gua khawatir sama dia." Motor itu melaju ke arah apartment di mana dia tinggal.

.

Aleeya yang hendak membeli sarapan ke luar, dikejutkan dengan adanya bungkusan makanan yang diletakkan di atas meja yang ada di teras kosannya. Aleeya menghampiri petugas keamanan di sana dan menanyakan perihal bungkusan yang dia bawa.

"Tadi ada Mas ganteng yang ke sini, dia bawa motor dan nyurh saya untuk mengantarkan ini ke kosan Mbak Liya. Tapi, katanya gak boleh bangunin Mbak soalnya Mbak lagi sakit. Makanya saya taruh di atas meja saja."

Aleeya berpikir cukup keras siapa yang memberikannya dia makanan. Lelaki yang memakai motor, dia masih mencoba untuk menebak.

"Kata Mas-nya habisin makanannya."

Aleeya pun membawa kembali bungkusan itu ke dalam kosan. Dia membukanya walaupun ada rasa takut di hatinya. Dia membuka bungkusan itu dan di dalamnya ada kotak makan lengkap dengan menu empat sehat lima sempurna.

"Siapa yang ngirim ini? Gak mungkin Kak Mirza 'kan."

Semalam Mirza datang untuk berpamitan kepada Aleeya. Dia akan kembali ke Jakarta karena pekerjaannya di Jogja sudah selesai. Dia meraih ponsel yang ada di atas tempat tidur. Ada pesan masuk, sudah pasti pesan grup IGD. Ternyata dugaannya salah. Nomor baru yang menghubunginya tanpa foto profil.

"Makan yang teratur dan harus makan makanan yang sehat. Jangan jadi dokter BODOH."

Ada satu kata yang.membuat Aleeya menghela napas kasar. Dia tahu itu pesan dari siapa. Untuk lebih memastikan, dia pun mencari kontak itu di grup pesan singkat IGD. Benar dugaannya.

"Iya, dokter PINTARR."

Khairan yang sedang membaca buku meraih ponselnya yang ada di atas meja. Dia membuka pesan dari pasien bodohnya dan dia pun tersenyum.

"Habiskan makanannya."

"Siang dan malam nanti gua kirim lagi makanan sehatnya."

"Obatnya juga jangan lupa diminum."

"Satu lagi."

"Jangan pacaran Mulu! Lu lagi sakit, BODOH!"

Pesan beruntun masuk ke ponsel Aleeya. Aleeya pun berdecak kesal ketika membaca kata bodoh. Namun, Aleeya tak ingin membalasnya lagi. Dia akui dia memang bodoh. Dia tidak akan membantah itu.

"Makasih." Hanya kata itu yang dia balas. Setelah itu tidak ada balasan apa-apa lagi dari Khairan.

Sesuai dengan pesan Khairan. Jam dua belas siang serta jam enam sore pihak keamanan menargantarakan makanan ke kamar kosan Aleeya.

"Pacarnya sweet banget sih, Mbak."

Aleeya terdiam mendengar kalimat tersebut. Sudah dua orang yang menyangka jika Khairan kekasihnya. Ingin rasanya Aleena membantah, tapi dia tidak ingin banyak pertanyaan yang nantinya terlontar dari security tersebut.

Menu makanan yang dikirimkan Khairan berbeda lagi. Masakan rumahan dan sederhana, tapi rasanya enak. Aleeya akui itu. Setelah makanan itu habis, tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepada Khairan melalui pesan singkat. Akan tetapi, tak ada jawaban dari Khairan.

Istirahat sehari membuat keadaannya semakin membaik. Aleeya akan bertugas lagi di rumah sakit. Tibanya di rumah sakit, Khairan pun juga baru tiba. Mereka hanya saling tatap tanpa bicara. Jalan beriringan tanpa saling sapa. Ada kecanggungan di antara mereka berdua. Ketika Aleeya hendak masuk ke ruang ganti, Khairan mencekal tangan Aleeya. Aleeya pun menoleh.

"Bagaimana keadaan lu?"

"Udah sangat baik. Terima kasih, ya." Senyum begitu tulus dan manis Aleeya tunjukkan. Itu membuat Khairan tak bisa mengedipkan mata.

Hingga deheman Feby membuat Khairan melepaskan tangannya pada lengan Aleeya. Senyum Aleeya pun mulai pudar.

"Kenapa pada gak masuk?"

Khairan seperti manusia tak punya dosa. Dia masuk duluan ke ruang ganti dan itu membuat Feby menatap ke arah Aleeya. Aleeya hanya menggedikkan bahunya.

Jam sepuluh malam lewat lima belas Aleeya dan petugas yang lain baru keluar dari rumah sakit. Lelahnya bukan main karena banyak sekali pasien. Sedari tadi Khairan memperhatikan Aleeya. Perempuan itu langsung kerja capek padahal baru saja sembuh. Khairan sengaja keluar dari ruang ganti belakangan. Dahinya mengkerut ketika dia melihat Aleeya yang masih mematung di depan pintu rumah sakit.

"Pacar lu gak jemput?" Suara Khairan mengagetkan Aleeya.

"Pacar?" jawabnya bingung.

"Si bodoh belaga be go."

Aleeya menatap tajam ke arah Khairan yang senang sekali memanggilnya bodoh. Tak lama berselang, ojek online berhenti di depan rumah sakit.

"Mbak Aleeya."

Pandangan Aleeya pun teralihkan. Begitu juga dengan Khairan.

"Iya, Pak." Aleeya menjawab dengan sangat sopan.

Ketika dia hendak naik ke atas motor ojek online, Khairan menarik tas yang digunakan oleh Aleeya hingga tubuhnya mundur ke belakang.

"Apaan sih?" Aleeya mulai kesal.

Khairan menyerahkan uang seratus ribu kepada bapak ojek online, dan itu mampu membuat dahi Aleeya mengkerut.

"Bapak selesaikan saja orderan Bapak, tapi tanpa bawa penumpang ini, ya," tunjuknya pada Aleeya.

"Tapi, ini kebanyakan Mas."

"Rezeki buat Bapak. Biar perempuan ini pulang sama saya. Tenang aja saya orang baik kok."

Aleeya menggelengkan kepala ketika ojek online itu sudah pergi. Dia menatap tajam ke arah Khairan. Pertarungan sepertinya akan terjadi.

"Kenapa--"

Tangan Aleeya sudah Kharian Tarik, decakan kesal keluar dari mulut Aleeya.

"Khai!"

Akhirnya Aleeya memanggil nama lelaki itu. Langkah Khairan itupun terhenti. Dia membalikkan tubuh ya dan menatap Aleeya.

"Gua akan antar lu pulang."

Tatapannya begitu hangat dan serius. Khairan pun menarik tangan Aleeya dengan begitu lembut. Namun, Aleeya menghentikan langkahnya lagi.

"Dari mana lu tahu kosan gua?"

.

Senyum melengkung indah ketika seorang pria membaca pesan dari sang putra kemarin siang.

"Ayah, apa Ayah tahu kosan Aleeya. Dia sakit dan aku gak tahu harus antar dia ke mana?"

...***To Be Continue***...

Mana komennya? makin sepi aja 😭

Terpopuler

Comments

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

ko perhatian y Khairan apa ada hati

2023-07-29

1

S Juanah

S Juanah

maaf thor sy baru baca novel ini. Dari bnyk komen kynya sebelum ini ad cerita yg lain, judulnya apa y biar bisa paham gitu jln ceritanya. mksh

2023-06-17

2

Ani Sumarni

Ani Sumarni

tuh kan terjawab dari ayah krisna bang khai tahu kost2an nya yaya

2023-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Rasa Yang Mati
2 2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3 3. Dokter Jaga Baru
4 4. Bo Doh
5 5. Bercahayakan Lampu Flash
6 6. Bodoh dan Aneh
7 7. Ayah
8 8. Bandara
9 9. Makan Malam
10 10. Restu Orang Tua
11 11. Perempuan Bodoh
12 12. Bukan Anak Kecil
13 13. Lelaki Baik
14 14. Rumah Sakit
15 15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16 16. Bukit Bintang
17 17. Merasa Nyaman
18 18. Wanita Gampangan
19 19. Physical Love
20 20. Penjelasan
21 21. Toko Bunga
22 22. Kangen
23 23. Tembakan Peringatan
24 24. B E R E N G S E K
25 25. Membalaskan Dendam
26 26. Tiga Pria
27 27. Unit Apartment
28 28. Sangat Murka
29 29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30 30. Luka Tak Kasat Mata
31 31. Jangan Pernah Menambah Luka
32 32. Titik Terlelah
33 33. Kembali Ke Singapura
34 34. Penjelasan
35 35. Sisi Terapuh
36 36. Pengakuan Menyakitkan
37 37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38 38. Support System
39 39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40 40. Seluk-Beluknya
41 41. Anggukan Kecil
42 42. Bukan Orang Munafik
43 43. Lihat Lebih Dekat
44 44. Sisi Buruk
45 45. Nomor Tak Dikenal
46 46. Fakta Yang Terkuak
47 47. Mencemaskannya
48 48. Kecewa
49 49. Membuka Pikiran
50 50. Bodoh
51 51. Ketidaksempurnaan
52 52. Ingin Hilang Ingatan
53 53. Mengakui Kesalahan
54 54. Penasaran
55 55. Orang Berhoodie
56 56. Tak Henti Menangis
57 58. Ketulusan Besar
58 59. Pesan Duka
59 60. Dosa Yang Harus Ditebus
60 61. Masih Memiliki Hati
61 Iklan
62 62. Mati Dan Party
63 63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64 64. Tempat Yang Tak Layak
65 65. Merasa Iri
66 66. Menanti Hari Itu
67 67. Anak Singa
68 68. Gudang Pengap
69 69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70 70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71 71. Berbaikan
72 72. Menghabiskan Malam Bersama
73 73. Rencana Tuhan Yang Indah
74 74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75 75. Bonus Tak Terduga
76 76. Butuh Istirahat Sejenak
77 77. Lelah Dengan Cobaan
78 78. Dua Pengacara
79 79. Zombie
80 80. Gavin Agha Wiguna
81 81. mimpi indah
82 83
83 83
84 84.
85 85
86 86. Maafkan Ibu
87 87. Mimpi Yang Terwujud
88 88. Poetra Grup
89 89. Gak Malu!
90 90. Kata Spontan
91 91. Ijab Kabul
92 92. Sudah Sah
93 93. Satpam Gadungan
94 94. Ijin Bersmbunyi
95 95. Tidak Memihak
96 96. Tetaplah Manusia Dingin
97 97. Cicilan
98 98. Im PO Ten
99 99. Mengharamkan
100 100. Resepsi Yang Dihibahkan
101 101. Syahdu Merindu
102 102. Marah Tak Jelas
103 104. Pak CEO
104 105. Pawang
105 106. Merasa Nyaman
106 107. Satu Buah Tanya
107 108. Berbohong
108 109. (Bukan) Masuk Angin
109 110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110 111. Kecebong
111 112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112 113. Baru dan Bodoh
113 114. Menepati Janji
114 115. Suami Siaga
115 116. Tidak Mendewakan
116 117. Kongsi
117 118. Taman
118 Pengumuman
119 119. Panti Asuhan
120 Minta Maaf
121 120. Adil
122 121. Janji Adalah Hutang
123 122. Dirundung Sedih
124 123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125 124. Sedih Ditinggalkan
126 125. Kekeluargaan Yang Kuat
127 126. Ketakutan Sebelum Berperang
128 127. Citra Yang Berbeda
129 128. Persalinan
130 129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131 130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132 131. Hadiah Perpisahan
133 132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134 133. Bak Pangeran
135 134. Menyembuhkan Trauma
136 135. Membujuk
137 136. Satu Ari-ari
138 137. Merindukan
139 138. Begitu Bahagia
140 139. Judes dan Beku
141 140. Ikhlas
142 141. Tak Biasa
143 142. Kurang Bahagia
144 143. Sisi Lain
145 144. Tanggal Keramat
146 145. Pesantren Kilat
147 Mas Kulkas
148 146. Tidak Dikabulkan
149 147. Banyak Yang Aneh
150 148. Semuanya Bahagia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Rasa Yang Mati
2
2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3
3. Dokter Jaga Baru
4
4. Bo Doh
5
5. Bercahayakan Lampu Flash
6
6. Bodoh dan Aneh
7
7. Ayah
8
8. Bandara
9
9. Makan Malam
10
10. Restu Orang Tua
11
11. Perempuan Bodoh
12
12. Bukan Anak Kecil
13
13. Lelaki Baik
14
14. Rumah Sakit
15
15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16
16. Bukit Bintang
17
17. Merasa Nyaman
18
18. Wanita Gampangan
19
19. Physical Love
20
20. Penjelasan
21
21. Toko Bunga
22
22. Kangen
23
23. Tembakan Peringatan
24
24. B E R E N G S E K
25
25. Membalaskan Dendam
26
26. Tiga Pria
27
27. Unit Apartment
28
28. Sangat Murka
29
29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30
30. Luka Tak Kasat Mata
31
31. Jangan Pernah Menambah Luka
32
32. Titik Terlelah
33
33. Kembali Ke Singapura
34
34. Penjelasan
35
35. Sisi Terapuh
36
36. Pengakuan Menyakitkan
37
37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38
38. Support System
39
39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40
40. Seluk-Beluknya
41
41. Anggukan Kecil
42
42. Bukan Orang Munafik
43
43. Lihat Lebih Dekat
44
44. Sisi Buruk
45
45. Nomor Tak Dikenal
46
46. Fakta Yang Terkuak
47
47. Mencemaskannya
48
48. Kecewa
49
49. Membuka Pikiran
50
50. Bodoh
51
51. Ketidaksempurnaan
52
52. Ingin Hilang Ingatan
53
53. Mengakui Kesalahan
54
54. Penasaran
55
55. Orang Berhoodie
56
56. Tak Henti Menangis
57
58. Ketulusan Besar
58
59. Pesan Duka
59
60. Dosa Yang Harus Ditebus
60
61. Masih Memiliki Hati
61
Iklan
62
62. Mati Dan Party
63
63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64
64. Tempat Yang Tak Layak
65
65. Merasa Iri
66
66. Menanti Hari Itu
67
67. Anak Singa
68
68. Gudang Pengap
69
69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70
70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71
71. Berbaikan
72
72. Menghabiskan Malam Bersama
73
73. Rencana Tuhan Yang Indah
74
74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75
75. Bonus Tak Terduga
76
76. Butuh Istirahat Sejenak
77
77. Lelah Dengan Cobaan
78
78. Dua Pengacara
79
79. Zombie
80
80. Gavin Agha Wiguna
81
81. mimpi indah
82
83
83
83
84
84.
85
85
86
86. Maafkan Ibu
87
87. Mimpi Yang Terwujud
88
88. Poetra Grup
89
89. Gak Malu!
90
90. Kata Spontan
91
91. Ijab Kabul
92
92. Sudah Sah
93
93. Satpam Gadungan
94
94. Ijin Bersmbunyi
95
95. Tidak Memihak
96
96. Tetaplah Manusia Dingin
97
97. Cicilan
98
98. Im PO Ten
99
99. Mengharamkan
100
100. Resepsi Yang Dihibahkan
101
101. Syahdu Merindu
102
102. Marah Tak Jelas
103
104. Pak CEO
104
105. Pawang
105
106. Merasa Nyaman
106
107. Satu Buah Tanya
107
108. Berbohong
108
109. (Bukan) Masuk Angin
109
110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110
111. Kecebong
111
112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112
113. Baru dan Bodoh
113
114. Menepati Janji
114
115. Suami Siaga
115
116. Tidak Mendewakan
116
117. Kongsi
117
118. Taman
118
Pengumuman
119
119. Panti Asuhan
120
Minta Maaf
121
120. Adil
122
121. Janji Adalah Hutang
123
122. Dirundung Sedih
124
123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125
124. Sedih Ditinggalkan
126
125. Kekeluargaan Yang Kuat
127
126. Ketakutan Sebelum Berperang
128
127. Citra Yang Berbeda
129
128. Persalinan
130
129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131
130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132
131. Hadiah Perpisahan
133
132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134
133. Bak Pangeran
135
134. Menyembuhkan Trauma
136
135. Membujuk
137
136. Satu Ari-ari
138
137. Merindukan
139
138. Begitu Bahagia
140
139. Judes dan Beku
141
140. Ikhlas
142
141. Tak Biasa
143
142. Kurang Bahagia
144
143. Sisi Lain
145
144. Tanggal Keramat
146
145. Pesantren Kilat
147
Mas Kulkas
148
146. Tidak Dikabulkan
149
147. Banyak Yang Aneh
150
148. Semuanya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!