Aleeya menghela napas kasar ketika dia sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia meraih kantong plastik berisi obat dari Khairan. Bibirnya terangkat sedikit.
"Ini obat mahal," gumamnya.
Rasa pusing yang cukup menyiksa membuatnya harus meminum obat yang diberikan Khairan. Tak berselang lama matanya pun terpejam.
.
Khairan melihat ke arah jam tangan yang dia kenakan. Dia mengecek ponselnya di mana nomor ponselnya sudah dimasukkan ke dalam grup chat ruang IGD. Dia mencari nomor Aleeya, dan sebuah foto perempuan mengenakan kemeja putih membuat bibirnya melengkung sedikit.
"Si bodoh," gumamnya sangat pelan.
Dia mulai membuka foto profil tersebut. Dia sudah mengetikkan sesuatu di sana. Tinggal dikirim saja, tapi dia urungkan. Dia menggelengkan kepala dan meletakkan ponselnya. Samar terdengar Feby tengah berbicara di depan pintu ruang IGD dalam rumah sakit. Khairan mendengarkan.
"Kak Liya sudah pulang dari tadi. Dia sakit."
Telinga Khairan terus mencoba mendengarkan hingga suara pintu IGD terbuka.
"Pacarnya dokter Liya?"
Dalam diam Khairan terus mendengarkan perbincangan antara Feby dengan perawat yang lain.
"Pacar si bodoh itu apa lelaki semalam yang jemput dia?"
Waktu cepat sekali berputar. Sudah jam 10 malam dan sudah waktunya shift Khairan pulang. Dia sudah keluar dari ruang IGD dengan langkah lebar.
"Ganteng, tapi dingin banget." Feby berkata kepada teman perawatnya yang bertugas di IGD.
"Katanya juga tadi dokter Khairan nyeret dokter Liya keluar."
Khairan memang tak banyak bicara ketika dia praktek di IGD. Terkesan diam dan dingin. Jika, tidak ditanya terlebih dahulu dia tak akan membuka suara.
Khairan melajukan motornya bukan ke arah apartment yang dia huni. Melainkan ke arah lain. Di mana banyak jalanan jelek yang harus dia lewati.
"Ini kerja para aparat pemerintahan gimana sih?" omelnya sambil terus melajukan motornya.
Tiba di sebuah kosan khusus putri dia menghentikan motornya. Baru saja dia hendak turun, dia melihat di depan kosan ada seorang pria yang tengah bersama perempuan yang ingin dia temui. Khairan terus memperhatikan hingga dia melihat pria itu memeluk tubuh si perempuan yang hanya bagai patung. Khairan memilih untuk pergi dari sana. Dia melihat ada plastik makanan yang menggantung di motornya. Sengaja dia mampir ke tempat makanan yang masih buka untuk Aleeya. Namun, sepertinya Aleeya tidak membutuhkan itu. Akhirnya, Dia membuangnya ke tempat sampah yang tak jauh dari motornya berada.
"Salah ternyata gua khawatir sama dia." Motor itu melaju ke arah apartment di mana dia tinggal.
.
Aleeya yang hendak membeli sarapan ke luar, dikejutkan dengan adanya bungkusan makanan yang diletakkan di atas meja yang ada di teras kosannya. Aleeya menghampiri petugas keamanan di sana dan menanyakan perihal bungkusan yang dia bawa.
"Tadi ada Mas ganteng yang ke sini, dia bawa motor dan nyurh saya untuk mengantarkan ini ke kosan Mbak Liya. Tapi, katanya gak boleh bangunin Mbak soalnya Mbak lagi sakit. Makanya saya taruh di atas meja saja."
Aleeya berpikir cukup keras siapa yang memberikannya dia makanan. Lelaki yang memakai motor, dia masih mencoba untuk menebak.
"Kata Mas-nya habisin makanannya."
Aleeya pun membawa kembali bungkusan itu ke dalam kosan. Dia membukanya walaupun ada rasa takut di hatinya. Dia membuka bungkusan itu dan di dalamnya ada kotak makan lengkap dengan menu empat sehat lima sempurna.
"Siapa yang ngirim ini? Gak mungkin Kak Mirza 'kan."
Semalam Mirza datang untuk berpamitan kepada Aleeya. Dia akan kembali ke Jakarta karena pekerjaannya di Jogja sudah selesai. Dia meraih ponsel yang ada di atas tempat tidur. Ada pesan masuk, sudah pasti pesan grup IGD. Ternyata dugaannya salah. Nomor baru yang menghubunginya tanpa foto profil.
"Makan yang teratur dan harus makan makanan yang sehat. Jangan jadi dokter BODOH."
Ada satu kata yang.membuat Aleeya menghela napas kasar. Dia tahu itu pesan dari siapa. Untuk lebih memastikan, dia pun mencari kontak itu di grup pesan singkat IGD. Benar dugaannya.
"Iya, dokter PINTARR."
Khairan yang sedang membaca buku meraih ponselnya yang ada di atas meja. Dia membuka pesan dari pasien bodohnya dan dia pun tersenyum.
"Habiskan makanannya."
"Siang dan malam nanti gua kirim lagi makanan sehatnya."
"Obatnya juga jangan lupa diminum."
"Satu lagi."
"Jangan pacaran Mulu! Lu lagi sakit, BODOH!"
Pesan beruntun masuk ke ponsel Aleeya. Aleeya pun berdecak kesal ketika membaca kata bodoh. Namun, Aleeya tak ingin membalasnya lagi. Dia akui dia memang bodoh. Dia tidak akan membantah itu.
"Makasih." Hanya kata itu yang dia balas. Setelah itu tidak ada balasan apa-apa lagi dari Khairan.
Sesuai dengan pesan Khairan. Jam dua belas siang serta jam enam sore pihak keamanan menargantarakan makanan ke kamar kosan Aleeya.
"Pacarnya sweet banget sih, Mbak."
Aleeya terdiam mendengar kalimat tersebut. Sudah dua orang yang menyangka jika Khairan kekasihnya. Ingin rasanya Aleena membantah, tapi dia tidak ingin banyak pertanyaan yang nantinya terlontar dari security tersebut.
Menu makanan yang dikirimkan Khairan berbeda lagi. Masakan rumahan dan sederhana, tapi rasanya enak. Aleeya akui itu. Setelah makanan itu habis, tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepada Khairan melalui pesan singkat. Akan tetapi, tak ada jawaban dari Khairan.
Istirahat sehari membuat keadaannya semakin membaik. Aleeya akan bertugas lagi di rumah sakit. Tibanya di rumah sakit, Khairan pun juga baru tiba. Mereka hanya saling tatap tanpa bicara. Jalan beriringan tanpa saling sapa. Ada kecanggungan di antara mereka berdua. Ketika Aleeya hendak masuk ke ruang ganti, Khairan mencekal tangan Aleeya. Aleeya pun menoleh.
"Bagaimana keadaan lu?"
"Udah sangat baik. Terima kasih, ya." Senyum begitu tulus dan manis Aleeya tunjukkan. Itu membuat Khairan tak bisa mengedipkan mata.
Hingga deheman Feby membuat Khairan melepaskan tangannya pada lengan Aleeya. Senyum Aleeya pun mulai pudar.
"Kenapa pada gak masuk?"
Khairan seperti manusia tak punya dosa. Dia masuk duluan ke ruang ganti dan itu membuat Feby menatap ke arah Aleeya. Aleeya hanya menggedikkan bahunya.
Jam sepuluh malam lewat lima belas Aleeya dan petugas yang lain baru keluar dari rumah sakit. Lelahnya bukan main karena banyak sekali pasien. Sedari tadi Khairan memperhatikan Aleeya. Perempuan itu langsung kerja capek padahal baru saja sembuh. Khairan sengaja keluar dari ruang ganti belakangan. Dahinya mengkerut ketika dia melihat Aleeya yang masih mematung di depan pintu rumah sakit.
"Pacar lu gak jemput?" Suara Khairan mengagetkan Aleeya.
"Pacar?" jawabnya bingung.
"Si bodoh belaga be go."
Aleeya menatap tajam ke arah Khairan yang senang sekali memanggilnya bodoh. Tak lama berselang, ojek online berhenti di depan rumah sakit.
"Mbak Aleeya."
Pandangan Aleeya pun teralihkan. Begitu juga dengan Khairan.
"Iya, Pak." Aleeya menjawab dengan sangat sopan.
Ketika dia hendak naik ke atas motor ojek online, Khairan menarik tas yang digunakan oleh Aleeya hingga tubuhnya mundur ke belakang.
"Apaan sih?" Aleeya mulai kesal.
Khairan menyerahkan uang seratus ribu kepada bapak ojek online, dan itu mampu membuat dahi Aleeya mengkerut.
"Bapak selesaikan saja orderan Bapak, tapi tanpa bawa penumpang ini, ya," tunjuknya pada Aleeya.
"Tapi, ini kebanyakan Mas."
"Rezeki buat Bapak. Biar perempuan ini pulang sama saya. Tenang aja saya orang baik kok."
Aleeya menggelengkan kepala ketika ojek online itu sudah pergi. Dia menatap tajam ke arah Khairan. Pertarungan sepertinya akan terjadi.
"Kenapa--"
Tangan Aleeya sudah Kharian Tarik, decakan kesal keluar dari mulut Aleeya.
"Khai!"
Akhirnya Aleeya memanggil nama lelaki itu. Langkah Khairan itupun terhenti. Dia membalikkan tubuh ya dan menatap Aleeya.
"Gua akan antar lu pulang."
Tatapannya begitu hangat dan serius. Khairan pun menarik tangan Aleeya dengan begitu lembut. Namun, Aleeya menghentikan langkahnya lagi.
"Dari mana lu tahu kosan gua?"
.
Senyum melengkung indah ketika seorang pria membaca pesan dari sang putra kemarin siang.
"Ayah, apa Ayah tahu kosan Aleeya. Dia sakit dan aku gak tahu harus antar dia ke mana?"
...***To Be Continue***...
Mana komennya? makin sepi aja 😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
ko perhatian y Khairan apa ada hati
2023-07-29
1
S Juanah
maaf thor sy baru baca novel ini. Dari bnyk komen kynya sebelum ini ad cerita yg lain, judulnya apa y biar bisa paham gitu jln ceritanya. mksh
2023-06-17
2
Ani Sumarni
tuh kan terjawab dari ayah krisna bang khai tahu kost2an nya yaya
2023-05-19
0