3. Dokter Jaga Baru

Seseorang baru saja keluar dari salah satu ruang yang ada di lorong gelap. Ketika dia menutup pintu ruangan yang sudah dia matikan lampunya, dia melihat seseorang berdiri di lorong gelap tersebut. Tubuhnya luruh dan orang itu menunduk dalam. Cukup lama dia memperhatikan dari depan ruangan, hingga dia melihat punggung orang itu bergetar.

Hati kecilnya menyuruhnya untuk mendekat, ketika beberapa langkah maju dia melihat jika orang itu adalah perempuan. Di mana rambut sang perempuan dicepol ke atas. Dia semakin mendekat. Mulai terdengar Isakan tangis begitu lirih. Langkahnya terus mendekat ke arah perempuan itu. Dia berhenti di jarak satu meter tepat di depan si perempuan pilu itu.

"Are you okay?"

Suaranya terdengar begitu lembut. Perempuan yang menunduk itu, perlahan menegakkan kepalanya dengan wajah yang basah dan air mata yang masih mengalir. Mata mereka berdua pun bertemu. Dahi pria yang berdiri di depan Aleeya pun mengkerut.

"Wanita bo doh!"

Aleeya mengusap kasar wajahnya yang basah. Dia tahu siapa orang itu. Terdengar helaan napas kasar dan dia pun perlahan mulai berdiri. Dia memalingkan wajah dari pria yang masih menatapnya dengan tajam. Tak ada satu buah kalimat yang keluar dari mulut mereka berdua. Hingga Aleeya memilih untuk meninggalkan pria itu.

Baru saja membalikkan tubuhnya, pria itu mencekal tangan Aleeya. Langkah Aleeya pun terhenti.

"Jangan buang air mata untuk manusia tak berguna."

Aleeya pun menoleh. Pria itu masih menatapnya dengan serius. Aleeya hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara. Tangan pria itupun perlahan mulai mengendur. Aleeya melanjutkan langkahnya dan pria itu masih menatap perempuan yang memakai jas putih berjalan menjauhi dirinya.

"Apa dia bertugas di sini?"

.

Aleeya membasuh wajahnya yang sembab. Dia menghembuskan napas kasar. Menatap wajahnya di cermin.

"Kenapa dia ada di sini?"

Aleeya harus kembali ke IGD karena ada pasien lagi. Ketika tiba di sana dia bekerja dengan profesional. Meletakkan kesedihannya dan memberikan yang terbaik untuk mereka yang membutuhkan pertolongan darurat.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Bukan hanya Aleeya, perawat yang ada di IGD pun menghela napas lega. Tugas mereka hari ini selesai.

"Kerja bagus," ucap Aleeya dengan sebuah senyum.

"Dokter hebat." Lagi-lagi Aleeya hanya tersenyum.

Aleeya sudah berganti pakaian dan sudah waktunya dia pulang. Baru saja keluar dari pintu rumah sakit, senyum seseorang melengkung indah. Seorang pria tampan menghampiri Aleeya.

"Kok, Kak Mirza--"

Mirza meraih kedua tangan Aleeya. Dia menatap dalam wajah adik ipar sahabatnya itu.

"Aku tidak akan mengingkari janjiku."

Aleeya hanya terdiam. Tidak ada getaran apapun di hatinya. Hingga Mirza membawa Aleeya menjauhi rumah sakit. Seseorang di belakang mereka berdua menukikkan kedua alisnya melihat Aleeya dengan seorang pria yang pernah dia lihat sebelumnya.

"Jika, pria itu sudah bersama si bodoh. Kenapa tadi dia menangis?" Pria itu berpikir keras.

.

Grup chat sudah ramai dan mengatakan jika akan ada dokter jaga baru di shift Aleeya bekerja. Aleeya hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya. Pagi ini tubuhnya terasa tidak enak. Perutnya terasa sakit dan kepalanya sedikit pusing.

Setelah sarapan, Aleeya meminum obat yang selalu dia sediakan. Beristirahat sebentar sebelum dia pergi ke rumah sakit. Mirza pun tak menghubunginya dan itu bisa membuat hidup Aleeya lebih tenang.

Feby yang dekat dengan Aleeya terus memperhatikan Aleeya yang beda dari biasanya. Wajah Aleeya nampak tak bergairah.

"Kak Liya gak apa-apa?" tanya Feby yang tengah berada di ruang ganti bersama Aleeya. Gelengan kepala menjadi jawaban dari Aleeya.

Jas putih sudah Aleeya kenakan. Rambut dicepol ke atas sudah menjadi ciri khas dari dokter cantik itu. Sapaan sopan nan ramah banyak diterima Aleeya. Aleeya dan Feby masuk ke IGD dan ada beberapa pasien yang sudah ditangani, tapi belum dipindahkan ke ruang rawat.

Aleeya duduk di tempat biasa. Mengecek dan mempelajari sakit pada pasien yang masih ada di IGD. Tiba-tiba kepalanya berdenyut hebat hingga tangannya memegang pelipisnya. Aleeya memejamkan matanya sejenak, berharap sakitnya akan hilang.

"Selamat siang."

Suara seorang pria yang baru masuk ke ruang IGD membuat tenaga medis yang ada di sana termasuk Aleeya menoleh. Pria itu sangat ramah dan menyunggingkan senyum yang sangat manis. Aleeya terkejut hingga pulpen yang ada di tangannya terjatuh.

Pria itupun menoleh ke arah Aleeya. Dia terlihat tidak terkejut. Malah menyunggingkan senyum mengejek kepada Aleeya.

"Saya dokter Khairan Kharisma yang akan bertugas di shift ini."

Matanya masih tertuju pada Aleeya dan itu membuat Aleeya menggelengkan kepala. Semuanya menyapa Khairan, tapi tidak dengan Aleeya.

Sedari tadi Khairan memperhatikan Aleeya yang nampak aneh. Jika, tidak memegang kepala, memegang perutnya. Telepon IGD berdering.

"Pasien anak yang tadi mengalami kejang pindahkan ke ruang rawat."

Aleeya menutup telepon dan mencoba untuk berdiri. Dahi Khairan mengkerut ketika dia melihat tubuh Aleeya yang sulit untuk bangun. Namun, Khairan belum bergerak hingga Aleeya melewatinya menuju pasien yang dimaksud.

"Feb, bawa ke ruang rawat khusus anak." Feby dan perawat yang lain mengangguk.

Setelah pasien dibawa ke ruang rawat, di ruang IGD hanya ada Aleeya dan Khairan. Aleeya yang sudah duduk di tempatnya kini menundukkan kepalanya dengan tangan yang memijat dahi. Wajahnya pun sudah sedikit memucat.

Aleeya terkejut ketika kursinya diputar oleh seseorang. Di depannya Khairan sudah berdiri. Dia menyingkirkan tangan Aleeya dan dia meletakkan punggung tangannya di dahi Aleeya tanpa berkata.

"Gua gak apa-apa." Aleeya mencoba untuk menyingkirkan tangan Khairan di dahinya.

Namun, Khairan malah meletakkan stetoskop di dada Aleeya. Sungguh Aleeya terkejut. Bukan hanya itu, Khairan juga menekan perut Aleeya hingga Aleeya mengaduh. Terdengar decakan dari mulut Khairan.

Dia kembali ke mejanya dan menuliskan sesuatu. Kemudian, merobek kertas tersebut dan memberikannya kepada Aleeya.

"Tebus resep itu di apotek. Terus pulang."

Aleeya tak mengambilnya. Dia masih menatap ke arah kertas yang bertuliskan resep obat.

"Lu sakit, Bo doh!"

Khairan kesal sendiri dan menarik tangan Aleeya dan meletakkan resep itu di telapak tangan Aleeya.

"Lu emang dokter, tapi lu juga manusia yang bisa sakit." Ketus sekali ucapan Khairan kepada Aleeya.

"Gua gak apa-apa."

Aleeya meletakkan resep itu di meja Khairan dan kembali duduk di kursinya. Khairan bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Aleeya. Menutup pintu ruang IGD dengan cukup keras hingga Aleeya menghela napas kasar.

"Cobaan apa lagi ini?" keluh Aleeya.

Dia tengah pusing, tapi malah diberikan partner yang membuat kepalanya makin pusing tujuh keliling. Ingin rasanya protes, tapi ini bukan rumah sakit keluarga besarnya. Di mana dia harus patuh pada kebijakan rumah sakit.

Suara pintu terbuka dan kantong plastik putih bertuliskan rumah sakit tempat Aleeya bekerja ada di atas mejanya. Dia menoleh ke arah pria yang sudah berdiri di samping mejanya.

"Minum, dan pulang sekarang. Taksi online udah nunggu lu di luar."

"Tapi--"

Khairan menyerahkan tas Aleeya dan menarik tangan perempuan keras kepala itu. Tak lupa dia memasukkan kantong berisi obat ke dalam tas Aleeya. Menarik lembut tangan Aleeya menuju depan rumah sakit di mana mobil berwarna hitam sudah menunggu Aleeya. Khairan membukakan pintu taksi online. Dia menyuruh Aleeya masuk ke dalam mobil.

"Hari ini dan besok lu harus istirahat. Minum obatnya yang benar. Kalau udah sembuh total baru lu boleh praktek."

Setelah mengatakan itu Khairan menutup pintu mobil taksi online dan itu membuat Aleeya menghela napas kasar.

"Pacarnya perhatian banget, Mbak." Sopir taksi online membuka suara.

"Hah?"

"Mas itu nyuruh saya buat hati-hati bawa mobilnya. Katanya si Mbaknya perutnya lagi sakit. Jalan menuju rumah Mbaknya sedikit jelek, takut perutnya makin sakit."

"Bentar-bentar ... dari mana dia tahu kosan gua?"

...***To Be Continue***...

Komen atuh ...

.

Terpopuler

Comments

BAITI SYAIRUROH

BAITI SYAIRUROH

awal y bagus thor

2024-08-12

0

?!

?!

Bagus,bgt KK cerita nya🥴

2023-07-01

2

OnlyAch

OnlyAch

.

2023-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Rasa Yang Mati
2 2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3 3. Dokter Jaga Baru
4 4. Bo Doh
5 5. Bercahayakan Lampu Flash
6 6. Bodoh dan Aneh
7 7. Ayah
8 8. Bandara
9 9. Makan Malam
10 10. Restu Orang Tua
11 11. Perempuan Bodoh
12 12. Bukan Anak Kecil
13 13. Lelaki Baik
14 14. Rumah Sakit
15 15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16 16. Bukit Bintang
17 17. Merasa Nyaman
18 18. Wanita Gampangan
19 19. Physical Love
20 20. Penjelasan
21 21. Toko Bunga
22 22. Kangen
23 23. Tembakan Peringatan
24 24. B E R E N G S E K
25 25. Membalaskan Dendam
26 26. Tiga Pria
27 27. Unit Apartment
28 28. Sangat Murka
29 29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30 30. Luka Tak Kasat Mata
31 31. Jangan Pernah Menambah Luka
32 32. Titik Terlelah
33 33. Kembali Ke Singapura
34 34. Penjelasan
35 35. Sisi Terapuh
36 36. Pengakuan Menyakitkan
37 37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38 38. Support System
39 39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40 40. Seluk-Beluknya
41 41. Anggukan Kecil
42 42. Bukan Orang Munafik
43 43. Lihat Lebih Dekat
44 44. Sisi Buruk
45 45. Nomor Tak Dikenal
46 46. Fakta Yang Terkuak
47 47. Mencemaskannya
48 48. Kecewa
49 49. Membuka Pikiran
50 50. Bodoh
51 51. Ketidaksempurnaan
52 52. Ingin Hilang Ingatan
53 53. Mengakui Kesalahan
54 54. Penasaran
55 55. Orang Berhoodie
56 56. Tak Henti Menangis
57 58. Ketulusan Besar
58 59. Pesan Duka
59 60. Dosa Yang Harus Ditebus
60 61. Masih Memiliki Hati
61 Iklan
62 62. Mati Dan Party
63 63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64 64. Tempat Yang Tak Layak
65 65. Merasa Iri
66 66. Menanti Hari Itu
67 67. Anak Singa
68 68. Gudang Pengap
69 69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70 70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71 71. Berbaikan
72 72. Menghabiskan Malam Bersama
73 73. Rencana Tuhan Yang Indah
74 74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75 75. Bonus Tak Terduga
76 76. Butuh Istirahat Sejenak
77 77. Lelah Dengan Cobaan
78 78. Dua Pengacara
79 79. Zombie
80 80. Gavin Agha Wiguna
81 81. mimpi indah
82 83
83 83
84 84.
85 85
86 86. Maafkan Ibu
87 87. Mimpi Yang Terwujud
88 88. Poetra Grup
89 89. Gak Malu!
90 90. Kata Spontan
91 91. Ijab Kabul
92 92. Sudah Sah
93 93. Satpam Gadungan
94 94. Ijin Bersmbunyi
95 95. Tidak Memihak
96 96. Tetaplah Manusia Dingin
97 97. Cicilan
98 98. Im PO Ten
99 99. Mengharamkan
100 100. Resepsi Yang Dihibahkan
101 101. Syahdu Merindu
102 102. Marah Tak Jelas
103 104. Pak CEO
104 105. Pawang
105 106. Merasa Nyaman
106 107. Satu Buah Tanya
107 108. Berbohong
108 109. (Bukan) Masuk Angin
109 110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110 111. Kecebong
111 112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112 113. Baru dan Bodoh
113 114. Menepati Janji
114 115. Suami Siaga
115 116. Tidak Mendewakan
116 117. Kongsi
117 118. Taman
118 Pengumuman
119 119. Panti Asuhan
120 Minta Maaf
121 120. Adil
122 121. Janji Adalah Hutang
123 122. Dirundung Sedih
124 123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125 124. Sedih Ditinggalkan
126 125. Kekeluargaan Yang Kuat
127 126. Ketakutan Sebelum Berperang
128 127. Citra Yang Berbeda
129 128. Persalinan
130 129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131 130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132 131. Hadiah Perpisahan
133 132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134 133. Bak Pangeran
135 134. Menyembuhkan Trauma
136 135. Membujuk
137 136. Satu Ari-ari
138 137. Merindukan
139 138. Begitu Bahagia
140 139. Judes dan Beku
141 140. Ikhlas
142 141. Tak Biasa
143 142. Kurang Bahagia
144 143. Sisi Lain
145 144. Tanggal Keramat
146 145. Pesantren Kilat
147 Mas Kulkas
148 146. Tidak Dikabulkan
149 147. Banyak Yang Aneh
150 148. Semuanya Bahagia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Rasa Yang Mati
2
2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3
3. Dokter Jaga Baru
4
4. Bo Doh
5
5. Bercahayakan Lampu Flash
6
6. Bodoh dan Aneh
7
7. Ayah
8
8. Bandara
9
9. Makan Malam
10
10. Restu Orang Tua
11
11. Perempuan Bodoh
12
12. Bukan Anak Kecil
13
13. Lelaki Baik
14
14. Rumah Sakit
15
15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16
16. Bukit Bintang
17
17. Merasa Nyaman
18
18. Wanita Gampangan
19
19. Physical Love
20
20. Penjelasan
21
21. Toko Bunga
22
22. Kangen
23
23. Tembakan Peringatan
24
24. B E R E N G S E K
25
25. Membalaskan Dendam
26
26. Tiga Pria
27
27. Unit Apartment
28
28. Sangat Murka
29
29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30
30. Luka Tak Kasat Mata
31
31. Jangan Pernah Menambah Luka
32
32. Titik Terlelah
33
33. Kembali Ke Singapura
34
34. Penjelasan
35
35. Sisi Terapuh
36
36. Pengakuan Menyakitkan
37
37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38
38. Support System
39
39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40
40. Seluk-Beluknya
41
41. Anggukan Kecil
42
42. Bukan Orang Munafik
43
43. Lihat Lebih Dekat
44
44. Sisi Buruk
45
45. Nomor Tak Dikenal
46
46. Fakta Yang Terkuak
47
47. Mencemaskannya
48
48. Kecewa
49
49. Membuka Pikiran
50
50. Bodoh
51
51. Ketidaksempurnaan
52
52. Ingin Hilang Ingatan
53
53. Mengakui Kesalahan
54
54. Penasaran
55
55. Orang Berhoodie
56
56. Tak Henti Menangis
57
58. Ketulusan Besar
58
59. Pesan Duka
59
60. Dosa Yang Harus Ditebus
60
61. Masih Memiliki Hati
61
Iklan
62
62. Mati Dan Party
63
63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64
64. Tempat Yang Tak Layak
65
65. Merasa Iri
66
66. Menanti Hari Itu
67
67. Anak Singa
68
68. Gudang Pengap
69
69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70
70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71
71. Berbaikan
72
72. Menghabiskan Malam Bersama
73
73. Rencana Tuhan Yang Indah
74
74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75
75. Bonus Tak Terduga
76
76. Butuh Istirahat Sejenak
77
77. Lelah Dengan Cobaan
78
78. Dua Pengacara
79
79. Zombie
80
80. Gavin Agha Wiguna
81
81. mimpi indah
82
83
83
83
84
84.
85
85
86
86. Maafkan Ibu
87
87. Mimpi Yang Terwujud
88
88. Poetra Grup
89
89. Gak Malu!
90
90. Kata Spontan
91
91. Ijab Kabul
92
92. Sudah Sah
93
93. Satpam Gadungan
94
94. Ijin Bersmbunyi
95
95. Tidak Memihak
96
96. Tetaplah Manusia Dingin
97
97. Cicilan
98
98. Im PO Ten
99
99. Mengharamkan
100
100. Resepsi Yang Dihibahkan
101
101. Syahdu Merindu
102
102. Marah Tak Jelas
103
104. Pak CEO
104
105. Pawang
105
106. Merasa Nyaman
106
107. Satu Buah Tanya
107
108. Berbohong
108
109. (Bukan) Masuk Angin
109
110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110
111. Kecebong
111
112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112
113. Baru dan Bodoh
113
114. Menepati Janji
114
115. Suami Siaga
115
116. Tidak Mendewakan
116
117. Kongsi
117
118. Taman
118
Pengumuman
119
119. Panti Asuhan
120
Minta Maaf
121
120. Adil
122
121. Janji Adalah Hutang
123
122. Dirundung Sedih
124
123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125
124. Sedih Ditinggalkan
126
125. Kekeluargaan Yang Kuat
127
126. Ketakutan Sebelum Berperang
128
127. Citra Yang Berbeda
129
128. Persalinan
130
129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131
130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132
131. Hadiah Perpisahan
133
132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134
133. Bak Pangeran
135
134. Menyembuhkan Trauma
136
135. Membujuk
137
136. Satu Ari-ari
138
137. Merindukan
139
138. Begitu Bahagia
140
139. Judes dan Beku
141
140. Ikhlas
142
141. Tak Biasa
143
142. Kurang Bahagia
144
143. Sisi Lain
145
144. Tanggal Keramat
146
145. Pesantren Kilat
147
Mas Kulkas
148
146. Tidak Dikabulkan
149
147. Banyak Yang Aneh
150
148. Semuanya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!