2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu

Seorang pria memakai kacamata hitam dengan masker yang menempel di bagian mulut dan hidung sudah duduk di kursi penumpang pesawat. Ditugaskan ke negara di mana dia pernah merasakan rasa yang sakit dan belum hilang sampai saat ini.

"Itu beda Kota. Ayah yakin, cerita di setiap Kota itu berbeda."

Dia menghela napas kasar. Ingin rasanya dia menolak, tapi rumah sakit itu adalah rumah sakit keluarga di mana dia tidak boleh menolak. Pria itu menoleh ke arah kanannya. Matanya melebar ketika melihat wanita yang pernah dia cintai satu pesawat dengannya. Wanita itu bersama suaminya. Wanita cantik itu terlihat sangat bahagia. Apalagi suaminya memperlakukan wanita itu dengan sangat lembut.

"Dia sudah bahagia? Kapan kamu bahagia? Hanya pria bodoh yang masih menangisi wanita yang bukan jodohnya."

Dia masih ingat kalimat yang menusuk dari ayahnya itu. Dia memilih memalingkan wajah. Memejamkan matanya dan mulai mengatur mindset-nya dari awal lagi.

"Sudah waktunya move on."

.

"Gak usah dianter, Kak."

Aleeya menolak diantar oleh Mirza. Namun, pria itu memaksa dan itu membuat Aleeya harus menuruti keinginannya.

"Kak Mirza tunggu di luar, ya. Aku gak mau ada fitnah." Mirza mengangguk.

Aleeya membersihkan tubuhnya dan bersiap untuk tugas di rumah sakit. Ponselnya berdering dan lengkungan senyum terukir di wajahnya.

"Iya, Bu."

"Udah berangkat?"

"Ini baru mau berangkat." Aleeya menjawabnya dengan senyum indah.

"Tetap semangat ya, Dek. Jadilah dokter yang bermanfaat."

"Pasti itu, Bu."

Setiap hari sang ibu akan menghubunginya. Hal remeh, yakni menanyakan kabarnya dan juga yang lain. Namun, Aleeya tak pernah merasa risih. Ibunya adalah kekuatannya. Ibunya adalah orang yang tidak marah ketika dia mengakui apa yang sudah terjadi padanya. Echa memang kecewa, tapi dia masih mau memeluk dan merangkul Aleeya.

"Bubu harap dari kejadian ini kamu bisa sadar atas apa yang sudah kamu lakukan. Jika, nanti semua orang menjauhi kamu, mencemooh kamu bahkan membenci kamu, jangan pernah hiraukan mereka. Kamu masih memiliki Bubu yang akan selalu menggenggam tangan kamu dan memberikan pelukan hangat untuk kamu."

Aleeya tersenyum di depan cermin. Air matanya ingin terjatuh jika teringat akan perkataan sang ibu. Rasa bersalah dan ingin menjadi anak yang berbakti semakin kuat di dalam dirinya. Mimpinya kali ini hanya ingin membuat bahagia kedua orang tuanya juga membuat bangga keluarga besarnya.

Kedatangan Aleeya bersama Mirza ke rumah sakit membuat perawat dan dokter yang mengenal Aleeya tersenyum menggoda. Sungguh mereka berdua pasangan serasi.

"Sang pangeran pasti lagi tugas di sini, ya," goda Feby, perawat yang dekat dengan Aleeya.

Mirza tersenyum beda halnya dengan Aleeya yang menunjukkan wajah datar.

"Aku ke hotel dulu, ya. Nanti malam aku jemput."

"Gak--"

Mirza malah melebarkan matanya dan itu membuat Aleeya terdiam. Kepada Mirza dia bagai anak kucing, akan menjadi sosok yang penurut.

"Kak Liya, kurang apa sih si pangeran itu? Ganteng, kaya, pengusaha. Masa sih gak tertarik?"

Aleeya melenggang meninggalkan Feby. Dia tidak ingin membahas perihal itu. Mirza memang baik, tapi hatinya sudah dia tutup dengan sangat rapat. Malah kuncinya sudah dia buang ke dasar lautan.

Siang ini banyak pasien dan membuat tenaga medis di IGD sangat lelah. Istirahat pun mereka bergantian. Aleeya sudah ada di kantin sendirian. Dia menikmati susu cokelat hangat dan roti. Perutnya masih kenyang dan belum mau makan berat.

"Besok akan ada dokter IGD baru. Katanya sih ganteng."

Aleeya mengunyah roti sambil memainkan ponsel. Mulai besok tugasnya sedikit ringan karena akan ada yang membantunya. Sudah dua bulan ini dia bertugas sendirian di IGD di shift-nya karena salah satu dokter jaga cuti hamil. Jika, sudah banyak pasien dia sedikit kewalahan.

Banyak yang Aleeya dengar, tapi dia sama sekali tak tertarik. Ponselnya berdering dan Feby yang menghubunginya.

"Ada pasien, Kak."

Aleeya menghela napas kasar. Roti yang baru dua gigitan masuk ke dalam perutnya harus dia sudahi. Dia hanya menghabiskan susu dan kembali ke ruang IGD. Aleeya sudah biasa menghadapi pasien yang berlumuran darah.

"Korban tabrak lari katanya." Aleeya mengangguk.

Luka yang dalam membuat darah itu terus mengalir. Aleeya memberikan pertolongan pertama. Jeritan dari pasien sudah sering Aleeya dengar.

"Sakit!"

Aleeya sudah biasa bertemankan dengan jarum, suntikan, obat, darah, benang jahit khusus luka. Itu adalah sahabat sejati Aleeya. Selesai menangani pasien tabrak lari, datang seorang perempuan muda yang sudah berlumuran darah di nadinya.

"Mencoba untuk bunuh diri karena hamil."

Bisikan itu membuat Aleeya terdiam. Dia melihat ke arah perempuan muda yang terbaring lemah di atas bed IGD.

"Jangan tangani saya, Dok. Biarkan saya mati."

Sungguh hati Aleeya sangat sakit. Pikirannya berputar ke belakang. Di mana dia menangis sendirian dan berpikiran untuk mengakhiri hidup karena sebuah kejadian yang tak dia ingat sepenuhnya. Ketika dia membuka mata dia sudah tak memakai sehelai benang pun kain dan sprei di atas kasur sudah ada bercak darah. Dia menangis histeris dan meminta pertanggung jawaban. Namun, apa yang dia terima? Hanya sebuah cacian dan makian dari pria yang dia cintai. Sungguh sakit sekali.

"Dok, darahnya semakin deras mengalir."

Teguran Feby membuatnya tersadar dan segera menangani si pasien. Perempuan cantik itu terus melarang Aleeya untuk menanganinya. Namun, Aleeya tak menggubrisnya.

"Dok, biarkan saya mati."

Kalimat itu lagi yang Aleeya dengar. Bosan mendengarnya, Aleeya menatap tajam ke arah pasien tersebut.

"Kalau kamu ingin mati, mati saja sendiri. Jangan bawa janin yang tak berdosa yang tak bersalah apa-apa."

Perawat yang bertugas di sana terdiam mendengarnya. Juga pasien tabrak lari ikut terdiam. Sungguh perkataan yang sangat menusuk ulu hati bagi mereka yang mendengarnya. Aleeya melanjutkan tugasnya, dia ingin menjadi dokter sejati yang bermanfaat.

Setelah selesai menangani pasien yang hendak bunuh diri, Aleeya ijin ke toilet. Namun, dia berhenti di salah satu lorong gelap. Dia bersandar di dinding lorong tersebut. Pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong. Hingga pada akhirnya Tubuhnya pun luruh ke lantai. Aleeya menunduk dalam. Dia menangis tanpa suara, punggungnya bergetar cukup hebat.

Melihat perempuan tadi, seperti melihat dirinya di masa terpuruk. Rasa sakit, sedih, kecewa, dan tidak ada gairah hidup muncul kembali. Rasa bersalah pun sangat menghantui. Tubuh Aleeya semakin bergetar. Bayang dirinya yang tengah memegang botol pembasmi serangga pun memutari kepalanya..

"Maafkan Adek, Bubu. Maafkan Adek, Baba. Adek hanya bisa membuat nama kalian jelek. Adek hanya bisa membuat kalian kecewa. Maafkan, Adek."

Seorang pria berbadan tegap menatap Aleeya dari kejauhan. Dia melihat jelas tubuh perempuan itu bergetar. Bisikan hatinya membuat dia melangkah menghampiri Aleeya. Walaupun gelap dia melihat punggung Aleeya bergetar. Semakin mendekati Aleeya, dia mendengar betapa lirihnya suara tangis perempuan itu.

"Are you okay?"

...**"To Be Continue***...

Komen dong, biar aku gak merasa sendiri.

Terpopuler

Comments

Eka Masuku

Eka Masuku

ceritanya bagus 👍🏼

2025-01-03

0

Zafira

Zafira

ceritanya bagus

2023-08-27

2

Haslinda Inda

Haslinda Inda

pasti lee jong suk

2023-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Rasa Yang Mati
2 2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3 3. Dokter Jaga Baru
4 4. Bo Doh
5 5. Bercahayakan Lampu Flash
6 6. Bodoh dan Aneh
7 7. Ayah
8 8. Bandara
9 9. Makan Malam
10 10. Restu Orang Tua
11 11. Perempuan Bodoh
12 12. Bukan Anak Kecil
13 13. Lelaki Baik
14 14. Rumah Sakit
15 15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16 16. Bukit Bintang
17 17. Merasa Nyaman
18 18. Wanita Gampangan
19 19. Physical Love
20 20. Penjelasan
21 21. Toko Bunga
22 22. Kangen
23 23. Tembakan Peringatan
24 24. B E R E N G S E K
25 25. Membalaskan Dendam
26 26. Tiga Pria
27 27. Unit Apartment
28 28. Sangat Murka
29 29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30 30. Luka Tak Kasat Mata
31 31. Jangan Pernah Menambah Luka
32 32. Titik Terlelah
33 33. Kembali Ke Singapura
34 34. Penjelasan
35 35. Sisi Terapuh
36 36. Pengakuan Menyakitkan
37 37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38 38. Support System
39 39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40 40. Seluk-Beluknya
41 41. Anggukan Kecil
42 42. Bukan Orang Munafik
43 43. Lihat Lebih Dekat
44 44. Sisi Buruk
45 45. Nomor Tak Dikenal
46 46. Fakta Yang Terkuak
47 47. Mencemaskannya
48 48. Kecewa
49 49. Membuka Pikiran
50 50. Bodoh
51 51. Ketidaksempurnaan
52 52. Ingin Hilang Ingatan
53 53. Mengakui Kesalahan
54 54. Penasaran
55 55. Orang Berhoodie
56 56. Tak Henti Menangis
57 58. Ketulusan Besar
58 59. Pesan Duka
59 60. Dosa Yang Harus Ditebus
60 61. Masih Memiliki Hati
61 Iklan
62 62. Mati Dan Party
63 63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64 64. Tempat Yang Tak Layak
65 65. Merasa Iri
66 66. Menanti Hari Itu
67 67. Anak Singa
68 68. Gudang Pengap
69 69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70 70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71 71. Berbaikan
72 72. Menghabiskan Malam Bersama
73 73. Rencana Tuhan Yang Indah
74 74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75 75. Bonus Tak Terduga
76 76. Butuh Istirahat Sejenak
77 77. Lelah Dengan Cobaan
78 78. Dua Pengacara
79 79. Zombie
80 80. Gavin Agha Wiguna
81 81. mimpi indah
82 83
83 83
84 84.
85 85
86 86. Maafkan Ibu
87 87. Mimpi Yang Terwujud
88 88. Poetra Grup
89 89. Gak Malu!
90 90. Kata Spontan
91 91. Ijab Kabul
92 92. Sudah Sah
93 93. Satpam Gadungan
94 94. Ijin Bersmbunyi
95 95. Tidak Memihak
96 96. Tetaplah Manusia Dingin
97 97. Cicilan
98 98. Im PO Ten
99 99. Mengharamkan
100 100. Resepsi Yang Dihibahkan
101 101. Syahdu Merindu
102 102. Marah Tak Jelas
103 104. Pak CEO
104 105. Pawang
105 106. Merasa Nyaman
106 107. Satu Buah Tanya
107 108. Berbohong
108 109. (Bukan) Masuk Angin
109 110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110 111. Kecebong
111 112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112 113. Baru dan Bodoh
113 114. Menepati Janji
114 115. Suami Siaga
115 116. Tidak Mendewakan
116 117. Kongsi
117 118. Taman
118 Pengumuman
119 119. Panti Asuhan
120 Minta Maaf
121 120. Adil
122 121. Janji Adalah Hutang
123 122. Dirundung Sedih
124 123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125 124. Sedih Ditinggalkan
126 125. Kekeluargaan Yang Kuat
127 126. Ketakutan Sebelum Berperang
128 127. Citra Yang Berbeda
129 128. Persalinan
130 129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131 130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132 131. Hadiah Perpisahan
133 132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134 133. Bak Pangeran
135 134. Menyembuhkan Trauma
136 135. Membujuk
137 136. Satu Ari-ari
138 137. Merindukan
139 138. Begitu Bahagia
140 139. Judes dan Beku
141 140. Ikhlas
142 141. Tak Biasa
143 142. Kurang Bahagia
144 143. Sisi Lain
145 144. Tanggal Keramat
146 145. Pesantren Kilat
147 Mas Kulkas
148 146. Tidak Dikabulkan
149 147. Banyak Yang Aneh
150 148. Semuanya Bahagia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Rasa Yang Mati
2
2. Bayang Dirinya Di Masa Lalu
3
3. Dokter Jaga Baru
4
4. Bo Doh
5
5. Bercahayakan Lampu Flash
6
6. Bodoh dan Aneh
7
7. Ayah
8
8. Bandara
9
9. Makan Malam
10
10. Restu Orang Tua
11
11. Perempuan Bodoh
12
12. Bukan Anak Kecil
13
13. Lelaki Baik
14
14. Rumah Sakit
15
15. Perempuan Hebat Sesungguhnya
16
16. Bukit Bintang
17
17. Merasa Nyaman
18
18. Wanita Gampangan
19
19. Physical Love
20
20. Penjelasan
21
21. Toko Bunga
22
22. Kangen
23
23. Tembakan Peringatan
24
24. B E R E N G S E K
25
25. Membalaskan Dendam
26
26. Tiga Pria
27
27. Unit Apartment
28
28. Sangat Murka
29
29. Musuh Terbesar Yang Belum Bisa Dilawan
30
30. Luka Tak Kasat Mata
31
31. Jangan Pernah Menambah Luka
32
32. Titik Terlelah
33
33. Kembali Ke Singapura
34
34. Penjelasan
35
35. Sisi Terapuh
36
36. Pengakuan Menyakitkan
37
37. Diam Bukan Tak.Beegerak
38
38. Support System
39
39. Obat Tak Selalu Berbentuk Pil
40
40. Seluk-Beluknya
41
41. Anggukan Kecil
42
42. Bukan Orang Munafik
43
43. Lihat Lebih Dekat
44
44. Sisi Buruk
45
45. Nomor Tak Dikenal
46
46. Fakta Yang Terkuak
47
47. Mencemaskannya
48
48. Kecewa
49
49. Membuka Pikiran
50
50. Bodoh
51
51. Ketidaksempurnaan
52
52. Ingin Hilang Ingatan
53
53. Mengakui Kesalahan
54
54. Penasaran
55
55. Orang Berhoodie
56
56. Tak Henti Menangis
57
58. Ketulusan Besar
58
59. Pesan Duka
59
60. Dosa Yang Harus Ditebus
60
61. Masih Memiliki Hati
61
Iklan
62
62. Mati Dan Party
63
63. Hal Kecil Yang Membuat Bahagia
64
64. Tempat Yang Tak Layak
65
65. Merasa Iri
66
66. Menanti Hari Itu
67
67. Anak Singa
68
68. Gudang Pengap
69
69. Rasa Benci Yang Lebih Besar
70
70. Melepas Rindu Yang Menggebu
71
71. Berbaikan
72
72. Menghabiskan Malam Bersama
73
73. Rencana Tuhan Yang Indah
74
74. Kenyataan Yang Lian Hadir
75
75. Bonus Tak Terduga
76
76. Butuh Istirahat Sejenak
77
77. Lelah Dengan Cobaan
78
78. Dua Pengacara
79
79. Zombie
80
80. Gavin Agha Wiguna
81
81. mimpi indah
82
83
83
83
84
84.
85
85
86
86. Maafkan Ibu
87
87. Mimpi Yang Terwujud
88
88. Poetra Grup
89
89. Gak Malu!
90
90. Kata Spontan
91
91. Ijab Kabul
92
92. Sudah Sah
93
93. Satpam Gadungan
94
94. Ijin Bersmbunyi
95
95. Tidak Memihak
96
96. Tetaplah Manusia Dingin
97
97. Cicilan
98
98. Im PO Ten
99
99. Mengharamkan
100
100. Resepsi Yang Dihibahkan
101
101. Syahdu Merindu
102
102. Marah Tak Jelas
103
104. Pak CEO
104
105. Pawang
105
106. Merasa Nyaman
106
107. Satu Buah Tanya
107
108. Berbohong
108
109. (Bukan) Masuk Angin
109
110. Rasa Yang Sama (Seperti Semalam)
110
111. Kecebong
111
112. Kabar Bahagia (Menahan Air Mata)
112
113. Baru dan Bodoh
113
114. Menepati Janji
114
115. Suami Siaga
115
116. Tidak Mendewakan
116
117. Kongsi
117
118. Taman
118
Pengumuman
119
119. Panti Asuhan
120
Minta Maaf
121
120. Adil
122
121. Janji Adalah Hutang
123
122. Dirundung Sedih
124
123. Kesedihan Di Balik Kebahagiaan
125
124. Sedih Ditinggalkan
126
125. Kekeluargaan Yang Kuat
127
126. Ketakutan Sebelum Berperang
128
127. Citra Yang Berbeda
129
128. Persalinan
130
129. Hadiah Sebelum Perpisahan
131
130. Bahagianya Yang Membawa Kesedihan
132
131. Hadiah Perpisahan
133
132. Tak Seperti Mengurus Anak Kucing
134
133. Bak Pangeran
135
134. Menyembuhkan Trauma
136
135. Membujuk
137
136. Satu Ari-ari
138
137. Merindukan
139
138. Begitu Bahagia
140
139. Judes dan Beku
141
140. Ikhlas
142
141. Tak Biasa
143
142. Kurang Bahagia
144
143. Sisi Lain
145
144. Tanggal Keramat
146
145. Pesantren Kilat
147
Mas Kulkas
148
146. Tidak Dikabulkan
149
147. Banyak Yang Aneh
150
148. Semuanya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!