One Night Stand With Enemy
Matahari pagi menyelinap masuk lewat celah tirai, menyilaukan mata gadis cantik yang baru saja terjaga. Gadis itu mengerjab beberpa kali untuk menyesuaikan cahaya yang menerpa wajahnya, sebelum akhirnya kesadarannya kembali kedunia nyata.
Mata gadis bernama Kana itu terbelak menyadari ruangan yang asing baginya. Pandangan gadis itu menyapu sekeliling ruangan, dan itu bukan lah kamarnya.
"Hah.. apa yang terjadi?" Guman Kana dalam hati. Jantung gadis itu memompa dengan cepat, begitu menyadari tubuhnya hanya berbalut selimut tebal yang membingkai ranjang besar itu.
Dia terpekik shyok, begitu meraba tubuhnya sendiri yang tidak memakai sehelai benang pun. Sekujur tubuhnya tiba-tiba merinding, mengingat kejadian panas semalam.
Tubuhnya semakin gemetar, manakala mendapati keberadaan seorang pria bertubuh kekar tidur disampingnya dengan posisi telungkup menghadap kearahnya, wajah tampan itu terlelap damai dengan bertelanjang dada.
"Oh, shitt..!! Apa yang sudah aku lakukan?" Jeri Kana dalam hati. Kana mengacak-acak rambut frustasi. Manik mata gadis cantik itu memindai lantai yang berserakan bajunya dan baju pria asing itu.
Dengan perlahan Kana menyibak selimut lalu turun dari ranjang. gadis itu meringis merasakan perih dan nyeri diarea intinya. dengan perlahan ia memunguti semua pakaian yang tergeletak diatas lantai, ia berdoa dalam hati agar pergerakan yang dilakukan tidak sampai menyebabkan pria itu terbangun.
"Awww.." gadis itu mendesis merasakan sakit yang luar biasa dibagian bawah perutnya. Ia menghembuskan nafas panjang sambil berjalan perlahan.
Mata Kana meneliti mencari hand-bag yang semalam dia bawa. Saat hendak mengambil tas tersebut tiba-tiba ponsel Kana bergetar, membuat gadis itu panik dan segera mengambil ponselnya didalam tas.
Layar ponsel itu berkelip, menampilkan nama Aylin, salah satu sahabatnya. Kana langsung menekan tombol merah untuk menolak panggilan dan mematikan ponselnya. Pikiran gadis itu ambyar, satu yang dia pikirkan sekarang, ingin cepat keluar dari kamar yang entah milik siapa.
Gadis itu tertatih berjalan keluar dari kamar hotel, kemudian menuju basmant dimana mobilnya berada.
Sampai didalam mobil Kana menangis membentur-benturkan kepalanya pada stir mobil, dia merasa kesal, marah, dan kecewa pada dirinya sendiri, karna tidak bisa menjaga kepercayaan orang tuanya. Apa jadinya jika mama dan papanya sampai tahu, apa yang terjadi pada dia semalam.
Kejadian na'as itu bermula saat Dara salah satu sahabat Kana membuat acara party disalah satu hotel berbintang, untuk melepas kepergian Mitha ke New york.
"Hey gengs, gimana acara nanti malam, jadi kan?" Tanya Dara digrup ponsel yang mereka buat sedari masih duduk dibangku SMA, dan kini mereka baru saja menyelsaikan study disalah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Meski berbeda jurusan mereka tetap memilih kampus yang sama. Grup itu terdiri dari lima anggota, Kana, Aylin, Dinda, Kia dan Dara sendiri.
Masing-masing dari mereka akan ada yang melanjutkan study dan ada pula yang akan langsung bekerja. Contohnya Kana, gadis itu akan melanjutkan S2 di NYC tentu saja sebagai pewaris tuggal ia harus mempersiapkan diri, sebelum menggantikan ayahnya. Contoh lainnya Aylin yang akan tetap melanjutkan study nya di kampus mereka. Sedangkan Kia sendiri akan menempuh study nya didjogja kampung halaman sang ibu. Hanya Kana sendiri lah yang akan melanjutkan study nya di luar negri, sudah pasti akan sangat lama bagi mereka bisa berkumpul kembali.
"Jadi dong, detik-detik terakhir ni," balas Aylin.
"Jadiin lah," Disusul balasan dari Kia.
"Gass gengs, have fun.." Dinda ikut menyaut.
"Gue ikut kalian aja deh," Timpal Kana.
"Uhh, iya dong ayang, kan ini acara buat kamu.. jadi sudah pasti kamu harus ikut," Dara mengistruksi.
Kana hanya membalas emoticon tertawa.
Pukul tujuh malam sekumpulan gadis cantik itu sudah berada disalah hotel bintang lima Jakarta, tanpa disadari jika Hotel tersebut masih dibawah naungan Widjaya group yang berarti masih milik orang tua Kana.
Hotel itu menyediakan banyak fasilitas, salah satunya Bar, Bar disini terkesan mewah dan tidak seperti diskotik atau klub malam, mungkin karna sebagian ruangan itu didesain hanya untuk bersantai atau rileks usai penat melakuakn atifitas seharian.
Malam ini Dara sebagai sang komando. Dari mulai menyiapakan kejutan, lokasi bahkan semua acara Dara lah yang menyiapkan.
"Ayo gengs kita rayakan kesuksesan kita yang telah menyelsaikan study pertama dan merayakan keberangkatan Kana ke New york," seru Dara.
"Cresss.." Seru para gadis itu.
Mereka semua mengangkat gelas masing-masing, tidak ada yang memesan alkohol, karna mereka sadar bukan orang yang biasa mengonsumi minuman beralkohol.
Lama mereka berbincang-bincang tidak jelas, suasana begitu ramai dan banyak orang berjoget, Aylin yang memang sangat suka keramaian seperti ini mengajak mereka berjoget, namun diantara mereka tidak ada yang mau, membuat Aylin urung naik keatas panggung. Jadilah meraka memutuskan bermain truth or dear. Bagi siapa saja yang tidak bisa menjawap jujur maka harus siap menerima tantangan dari teman-temannya.
Aylin mulai memutar botol diatas meja bar, dan... botol pertama mengarah pada Kia.
"Yess Kia, truth or dare?" tanya mereka semua kompak.
"Truth dong," jawab Kia percaya diri.
"Kapan kamu melakukan ML yang pertama?" Tanya Dinda tanpa filter.
"Gila pertanyaan lo, gue masih ting-ting kali," Jawap Kia tak terima dengan pertanyaan Dinda. Membuat Dinda tertawa terbahak.
"Ya udah woles aja dong Kia, gue kan cuma pengen tau aja, siapa tau lo bohong?" Ledek Dinda. Seketika mereka semua tertawa melihat ekspresi Kia yang kesal.
"Oke lagi," botol diputar oleh Kia dan kali ini mengarah pada Dinda.
"Yeyyy, jadi giman Din, truth or dare?" Tanya mereka kompak.
"Truth deh," ujar Dinda.
Kia yang masih kesal dan ingin membalas bertanya pada Dinda sontak mengajukan pertanyaan yang sama.
"Udah berapa kali lo ML atau ciuman sama pacar lo?" Balas Kia.
"Berapa ya?" Dinda mengetukan jarinya dipelipis seraya berfikir. "Gak inget lah gue," jelas gadis itu.
Diantara mereka berlima hanya Kana lah yang kalem dan tidak banyak tingkah, meski dia dari golongan keluarga kaya raya. Bahkan Kana sendiri yang belum pernah berpacaran, padahal banyak sekali laki-laki yang mengejar nya.
"Wahhh, udah gak terhitung dong!" sorak mereka kompak. Membuat mereka semua tertawa, dan Dinda hanya menanggapi dengan mengedikan bahunya.
Aylin kembali memutar botolnya. Pelan-pelan putaran semakin pelan dan se..t Botol berhenti ke arah Kana.
"Yeyyy.. Kana.." pekik Dara antusias.
"Truth or dare Kana Dhanijaya?" Seru Dara.
"Truth dong," jawab Kana yakin.
"Kana kenapa lo nggak mau pacaran?" Tanya Dara.
Kana terdiam, seraya memikirkan alasan yang tepat. "Hemm... nggak ada sih, gua pengen fokus ke pendidikan dulu aja," jelas Kana. Membuat keempat sahabatnya memberikan tepuk tangan.
Tanpa mereka sadari, salah satu dari mereka tersenyum menyeringai, entah apa yang membuatnya tersenyum seperti itu. Namun tidak ada yng menyadari perubahan ekspresinya.
Hari semakin larut, dan suasana permainan mereka semakin seru.
Botol kembali diputar oleh kia, dan berhenti tepat didepan Dara. Membuat mereka semua terpekik girang, karna sedari tadi menunggu Dara yang dapat giliran.
"Oke deh Ra.. apa yang paling sering buat lo kesel?" Aylin berseru.
"Teman yang gak pernah mikirin perasaan temannya," Jawab Dara.
"Aduhh, ambigu banget sih jawaban lo Ra," sahut teman lainnya.
"Karna jawaban lo ambigu, lo harus terima tantangan. Teriak sekencengnya nama cowok yang lo suka," Dinda memerintah.
"Hahaaa... ga ada kali cwok yang gue suka.. dah deh gue pesen wine aja giman?" Dara memberi usul.
"Gila lo, emang lo berani?" Tanya Kia tidak percaya.
"Udah tenang aja," Dara berlalu menuju meja Bartender untuk memesan satu botol wine, Tak lama pesanan nya datang.
Gadis itu menengguk satu gelas wine, dan kembali lagi memulai permainan. Sebenarnya Dara sudah terbiasa mengonsumi minuman beralkohol seperti ini. Jadi aman saja untuknya.
Sialnya setelah Dara lagi-lagi botol berhenti didepan Dara. Karna banyak hal yang dia tidak bisa jawab akhirnya dia mengikuti jejak Dara meminum Wine.
Bagi Kana yang tidak biasa meminun Wine, bukan tidak biasa tapi tidak pernah malahan, menghabiskan satu gelas berukuran kecil saja sudah membuat gadis itu kliyengan dan kepalanya pusing. Apa lagi ini dia sudah meminum 4 gelas wine. Sudah pasti kepalanya terasa mau copot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Murni Zain
hai Thor aku mampir ya... semangat ya 💪🏼🥰😍
2023-05-27
2