Sementara ditempat yang berbeda, tepat nya disebuah ruang meeting, Revan merasa kesal dengan clien yang membatalkan janji secara sepihak. Pria tampan itu memutuskan masuk kedalam bar yang ada diarea hotel.
Revan duduk didepan meja bartender, pria itu memesan satu gelas sampanye pada sang bartander.
Pandangan Revan mengedar kesekitar bar, terlihat suasana bar itu begitu ramai, banyak orang berjoget, bernyanyi dan masih banyak lagi, ada pula yang sedang merayakan ulang tahun. Tatapan Revan berheti pada sekumpulan wanita yang sedang mengadakan ladies night, pandangan nya tertuju pada seorang wanita yang mengenakan dres putih dengan ramput dikucir kuda, rerlihat begitu cantik dan menawan dari yang lain.
"Sampanye nya bro," Sang bartander meletakan satu gelas Sampanye didepan Revan.
Revan menoleh. "Trimakasih," timpalnya, Pandangan Revan kembali tertuju pada sekumpulan wanita itu, lebih tepatnya wanita yang mengenakan gaun putih dan tengah tersenyum.
"Manis," Revan berguman, namun masih dapat didengar oleh sang bartander yang ada dihadapannya.
Sang bartender menatap heran kepada pria tampan didepannya. Lalu mengikuti arah pandangan laki-laki itu. "Mau booking bro?" Tanya sang bartander tanpa basa-basi.
Revan terkejut dengan pertanyaan sang bartender, pria tampan itu terdiam beberapa saat. "Apa mereka jual diri?" Tanya Revan pada akhirnya.
"Tadi salah satu dari mereka datang kesini meminta Wine, lalu memberitahukan jika salah satu dari mereka sedang membutuhkan uang, dan ingin menjual diri," Jelas sang bartender, membuat Revan bertambah kaget.
"Tapi dilihat dari penampilan mereka, sepertinya gadis-gadis dari kalangan berada," Seloroh Revan yang masih tak percaya.
"Yahhh, jangan lihat dari penampilan nya bro, gadis-gadis jaman sekarang jika untuk memenuhi gaya hidup, apa saja akan mereka lakukan," Ucap sang bartender, yang sebenarnya juga sedikit tidak percaya.
Revan terdiam, pandangannya masih tertuju kepada sekumpulan wanita yang sepertinya tengah memainkan suatu permainan. Namun entah permainan apa, Revan tidak tau, karna jarak mereka yang lumayan jauh.
"Gimana bro? Kalo lo mau gue panggilin cewek tadi," Tanya sang bartander lagi.
Sontak ucapan sang bartander membuat Revan penasaran, gadis manakah yang ingin menjual diri. "Emang yang mana yang mau jual diri?" Tanya Revan.
"Kata cewek tadi sih, itu cewek yang pake dress putih, yang rambutnya diikat kuda," Sang bartander menunjuk salah satu dari kelima gadis itu, membuat Revan syok.
"Serius?" Tanya Revan masih tak percaya.
"Yes, of course.. kalo emang lo mau gue panggil sekarang."
Revan yang memang sedari tadi memperhatikan gadis itu mengangguk menyetujui tawaran sang bartander.
"Oke, lo tunggu disini ya, gue panggil tu cewek," Sang bartander pergi mengantarkan pesanan, lalu menghampiri salah satu gadis yang sedang meneguk minumannya.
Sang bartender menghampiri salah satu gadis itu, entah apa yang dibisikan sang bartander pada salah satu dari mereka, namun sepertinya bartander itu menyerahkan bil pembayaran kepada gadis itu, karna setelah itu sang bartander memasukan uang yang lumayan banyak kedalam saku nya.
"Wehhh.. kita ditraktir Dara malam ini gengs.." seru Dinda.
Dara hanya menanggapi dengan senyuman. "udah have fun gengs, malam ini kita puas-puasin.. oke," Triak Dara.
"Siapp komandan," Triak yang lainnya.
"Gue, ketoilet bentar ya gengs," pamit Dara.
"Sipp," jawab mereka kompak.
Entah apa yang bartander itu bisakan pada gadis itu. Tak lama sang bartander kembali dan sepertinya memasukan uang ke dalam kantungnya, namun Evan tak melihat dengan jelas apa yang dia masukan, benar uang atau yang lain, Revan tak perduli.
"Udah bro, lo temuin tu cewek deket toilet, urusan gue udah selsai," Sang bartander menginstruksi.
Tanpa banyak bertanya Revan berdiri dari duduknya, lalu berjalan kearah toilet, dari kejauhan Revan bisa melihat, seorang gadis yang tadi berkumpul bersama teman-temannya, sedang berdiri didepan toilet, pandangan gadis itu lurus tertuju pada Revan.
Dara bersandar didinding tembok antara toilet wanita dan pria, pandangannya datar tanpa ekspresi. Menatap pria tampan yang tengah berjalan kearahnya.
"Anda yang mau booking teman saya?" Tanyanya tanpa basa-basi.
Revan mengangguk.
"Apa anda sanggup dengan harganya?" Tanya gadis itu.
"Berapa yang anda minta?" Tanya Revan kemudian.
"500 juta, Kalau anda diel nanti akan saya antar kekamar anda," gadis itu baru saja menyebutkan sejumlah uang yang harus dibayarkan jika ingin menikmati tubuh sahabatny.
Revan yang memang begitu penasaran akan gadis itu menyetujui permintaan wanita didepannya.
"Oke tidak masalah," Bagi Revan uang 500 juta tidak ada apa-apanya, meskipun dia buka CEO sebuah perusahaan atau pejabat dan semacamnya. Namun penghasialnnya cukup untuk menghilangkan rasa penasaran terhadap gadis cantik yang sedari tadi membuat Revan tak berkedip menatapnya.
"Mana ponsel anda?" Gadis didepannya meminta ponsel Revan.
Tanpa banyak bertanya Revan memberikan ponselnya. Lalu gadis itu menuliskan sesuatu diponsel Revan.
"Sudah saya tuliskan nomor ponsel saya, nanti saya akan mengirimkan no rekening, jika anda sudah mentransfer, saya akan bawakan teman saya kekamar anda, anda silahkan kirim nomor kamar anda," Ucap gadis itu sebelum berlalu pergi.
Revan termangu ditempatnya. Masih belum yakin dengan ucapan wanita tadi, Benarkah yang dikatakan gadis itu, Revan serasa tidak percaya, apa lagi gadis itu berlalu pergi begitu saja tanpa memberikan kepastian yang jelas. Revan ragu ingin mentransfer uang nya pada gadis itu, jika nanti ternyata gadis itu penipu bagaimana? bukan masalah uang nya, namun harga diri Revan yang dipertaruhkan, yang benar saja dia tertipu dengan gadis belia seperti itu.
Dengan ragu-ragu Revan mengirimkan pesan kepada wanita tadi, dia meminta wanita itu diantar kekamarnya sekarang juga, barulah Revan akan mentransfer uang yang diminta gadis itu.
Dara kembali dari toilet dengan membawa nampan berisikan Refreshing drinks, lalu meletakan diatas meja, dan membagi-bagikan kepada lima temannya.
"Yukk.. cuss diminum, biar fress tadikan abis minu wine, biar jadi netral lagi," Jelas Dara.
Mendengar penjelasan Dara tanpa ragu mereka semua meminum-minuman itu.
Dara mendesis saat membaca pesan yang Revan kirimkan. "Nggak percayaan banget sih," batin gadis itu menggerutu.
Semakin malam bar itu bertambah ramai, namun kelima gadis cantik itu belum juga beranjak pulang. Mereka masih asik menikmati saat-saat berkumpul seperti ini, karna Kana akan berangkat ke New york dua hari mendatang, akan lama untuk mereka bisa berkumpul lagi. Sedangkan Tia sendiri belum pasti kapan akan berangkat ke djogja.
Kembali mereka berbincang-bincang, memikmati suasan bar itu, pukul dua dini hari mereka memutuskan untuk pulang. Aylin, Dinda dan Kia pulang menggunakan mobil Shena, karna rumah mereka berada dijalur yang sama, sedangkan Dara dan Kana pulang berdua menggunakan mobil Kana.
"Y udah cabut yuk gengs, bisa digorok bokap gue kalo gak pulang-pulang juga," Ucap Aylin yang sudah berdiri, gadis itu sedang merapihkan penampilannya.
"Yuk ahhh, gue bareng Shen," Ucap kia dan Dinda bersamaan.
"Y udah yuk.. kalian berdua gak cabut.?" Tanya Aylin pada Kana dan Dara.
"Cabut dong, ya kali kita mau menginap disini," Jawab Dara. Sedangkan Kana hanya diam saja, dia merasa ada yang aneh pada tubuhnya.
Setelah kepergian ketiga wanita itu, Dara memapah Kana yang sudah dalam keadaan setengah sadar.
"Ra badan gue kok panas gini ya? Rasanya gue pengen apa gitu," ucap Kana, gadis itu sudah mengeluarkan keringat dingin.
Dara tersenyum menyeringai. "Udah tenang aja, ini gue cariin obat buat lo," ucap Dara dengan akal liciknya.
Dara memapah sahabatnya, berjalan menuju lift, dan menekan angka dua belas, dimana kamar laki-laki tadi berada. setelah pintu lift terbuka Dara bergegas keluar, berjalan menuju salah satu kamar yang ada disana.
"Ra, ini kita mau kemana?" Tanya Kana ditengah-tengah kesadarannya. Namun Dara hanya diam tak menyahut, sebenarnya gadis itu juga tengah merasa takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
sarinah najwa
dara yang sudah menjebak kana. teman makan teman 😤
2023-08-02
0
Murni Zain
ternyata Kana d jebak Smpai kehilangan kesuciannya.. kasih an
2023-05-27
0