Jebakan

Revaldo tersenyum-senyum sendiri membayangkan Hana bisa jatuh ke pelukan nya. Dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan.

Malam ini akan dilakukan pesta yang dihadiri seluruh karyawan cabang x di hotel ini. Tentu bukan sebuah pesta kecil, Revaldo sudah menyusun nya dengan apik. Bahkan akan ada pesta topeng nanti nya.

Sengaja memilih hotel tempat nya bermalam, karena baru tahu ternyata di hotel ini ada bar yang cukup besar. Tempat nya wanita cantik dan minuman surga berada.

Ssshh ... ssshh...,

Revaldo tersenyum penuh kemenangan melihat tampilan nya di depan cermin yang terlihat sempurna setelah menyemprotkan parfum di tubuh. Tampan, kaya, wangi, dan pastinya hot di ranjang. Siapa pun wanita itu pasti tak akan menolak pesona nya, termasuk Hana.

Menurut teori yang didapat dari pengalaman nya, seharusnya meluluhkan Hana lebih mudah dari pada meluluhkan seorang perawan. Tetapi seperti nya dia harus merubah strategi, terlebih setelah memahami sifat Hana yang keras kepala dan sangat dingin pada pria, membuat nya harus sedikit bersabar. Ya, Revaldo akan bersabar menantikan hari itu, di mana dia bisa merasakan tubuh Hana sepenuhnya. Aaarrghh ... mengingat hal itu membuat nya menjadi tak sabar. Revaldo menjilat bibir bawah nya membayangkan tubuh wanita itu dalam rengkuhan nya.

Tak ingin pikiran nya semakin melanglang buana, Revaldo memutuskan untuk pergi.

Saat keluar kamar, hal yang dilakukan Revaldo adalah menatap kamar hotel sebelah nya, tempat Hana tidur.

Tertutup rapat, seperti nya wanita itu sudah pergi ke atas. Urrgh ... membayangkan Hana mabuk berat lalu jatuh ke pelukan nya membuat nya semakin tak sabar. Dia berjalan menuju lift dengan langkah pasti lalu memencet tombol lantai paling atas. Saking tidak sabar nya ingin bertemu Hana, Revaldo merasa lift itu bergerak sangat lambat.

"Haissh ... kenapa lama sekali." Kesal sendiri rasanya merasakan lift itu bergerak dengan sangat lambat tidak seperti biasanya. Andai ada tombol untuk mempercepat gerakan tentu Revaldo akan memencet nya menjadi seperti kilat mungkin, sayang nya tidak ada.

Ting.

Setelah berbagai umpatan yang terlontar dalam hati, akhirnya lift itu berbaik hati mengantarkan Revaldo pada lantai yang dituju dengan selamat tanpa merasa ingin balas dendam karena Revaldo telah mengumpati nya.

.

.

Seperti yang diharapkan Revaldo, tempat pesta itu benar-benar sangat mirip seperti diskotik. Musik DJ itu sangat menggema di telinga hingga siap membuat siapa saja yang mendengar menjadi tuli. Botol-botol minuman keras dan para wanita cantik sudah berkeliaran di mana-mana sedang menari penuh gairah menggoda para pria di sana. Tentu saja para pria yang memiliki predikat seperti Revaldo sangat lah senang disuguhi pemandangan seperti ini, benar-benar sesuai di bayangan. Ah, seperti nya Revaldo harus memberi tips oleh pria yang membantu nya sejak kemarin.

Seorang pegawai hotel yang dipaksa Revaldo untuk menyelamatkan banyak pekerjaan, tentu saja berkat sogokan uang.

"Di mana Hana?" Revaldo bertanya sendiri. Mengamati seluruh sisi ruangan dengan pandangan sedikit remang-remang akibat penerangan yang memang tak jelas. Lampu itu dimatikan, hanya tersisa kelap-kelip lampu disko sebagai penerangan.

"Itu dia!" Tunjuk nya pada wanita bertopeng memakai gaun merah lumayan terbuka di area leher dan dada serta terdapat belahan di sisi kiri paha nya.

Revaldo sangat yakin wanita itu adalah Hana, dia faham betul ukuran dada wanita itu serta lingkar pinggang dan jenjang kaki nya. Tanpa melihat wajah nya pun Revaldo sangat yakin jika itu memang benar Hana.

Si play boy itu berjalan ke arah Hana berada tanpa mengalihkan pandangan. Langkah nya yang lebar dan tegas membuat pria itu terlihat sangat bersemangat mendekati wanita itu. Hana belum menyadari, wanita itu masih sangat menikmati kesendirian nya di tempat seramai ini denger segelas orange jus.

"Tuan Revaldo ternyata datang juga ke tempat seperti ini, kami sangat senang melihat nya." Ujar seorang pria setengah baya menggunakan pakaian rapi di temani seorang wanita yang tangan nya terus melingkar di pinggang pria itu.

Beberapa kolega bisnis ikut memanggil Revaldo, namun pria itu sama sekali tak memberi respon. Jelas Revaldo sama sekali tidak berminat membalas para sapaan mereka, dia tahu mereka semua adalah seorang penjilat. Berkat cerita salah satu pacar nya yang sering membaca novel yang mengatakan bahwa para kolaga bisnis semua nya adalah penjilat. Oleh sebab itu Revaldo tak ingin menyapa kembali, siapa tahu apa yang dituliskan dalam novel adalah benar. Hih, ngeri sekali rasanya bila sampai itu terjadi.

"Halo, Hana. Kenapa kamu tidak minum?" Sapa Revaldo, sangat sengaja berkata tepat di depan telinga nya agar Hana merasakan aura berbeda.

Benar saja, Hana merasa merinding. Dia segera menjauhkan tubuhnya dari pria nakal' itu.

"Saya tidak suka." Hana menjawab nya dengan ketus. Sebenarnya tidak masalah juga jika tidak mau membalas perkataan bos nya mengingat ini bukan lah jam kerja. Tetapi Hana yang sejak dulu terbiasa bersikap ramah benar-benar tak bisa jika harus berhenti merespon orang yang bertanya.

"Tidak suka atau takut mabuk?" Revaldo tersenyum mengejek seakan menertawakan wanita itu lalu meneguk satu gelas minuman yang sejak tadi di pegang nya. Tetapi belum sempat masuk ke mulut, minuman itu gelas itu lebih dulu dirampas Hana lalu di teguk nya hingga habis.

Revaldo tersenyum kemenangan melihat nya, memang ini lah yang diinginkan.

"Lihat lah, saya tidak mabuk. Jadi jangan pernah meremehkan saya!" Hana sangat benci diremehkan, oleh sebab itu, tak perduli nanti nya akan mabuk atau tidak, Hana tetap membuktikan minum di depan Revaldo agar pris itu tak lagi mengejek nya.

"Cih, hanya satu gelas tentu saja kau tak akan mabuk. Dasar wanita lemah."

"Saya tidak lemah!" Amarah Hana semakin naik, terlebih setelah meminum satu teguk minuman surga itu benar-benar membuat nya panas dan ingin marah-marah.

"Benarkah?" Lagi-lagi Revaldo tersenyum mengejek, sangat meremehkan wanita itu.

Gluk gluk gluk.

Tanpa bicara, Hana kembali meneguk minuman yang berjejer di atas meja.

"Masuk perangkap ku hahaha," Batin Revaldo tersenyum menyeringai. Pria itu kembali menjilati bibir-bibir nya membayangkan posisi-posisi yang sangat tepat untuk mengeksekusi Hana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!