Tidak Ingin Bercerai

"Hana, tunggu..!" Berteriak sekeras apapun Hana tak akan mendengarkan. Bukan nya tak mendengar, melainkan keputusan nya memang sudah bulat untuk meninggalkan pria yang sudah bersama selama 4 tahun.

Tak ingin menengok ke belakang. Kehidupan nya trus berjalan meski hari-hari nya tak lagi ditemani Farhan, Hana pasti masih bisa hidup bahagia.

"Huh, kamu harus bisa, Hana. Kamu bukan wanita lemah." Hana menggumam sembari menyalakan mesin.

Bohong bila mengatakan hati nya tak sakit melihat suami nya bergumul dengan wanita lain. Sejatinya ingin sekali menangis, tapi sebisa dia harus menunjukkan sikap tegas dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa pada hati nya.

Ini bukan rasa cemburu, melainkan rasa sakit karena di khianati. Seperti nya memang sejak awal Hana tak betul-betul mencintai pria itu, bukti nya dengan mudah membenci.

"Dengarkan aku dulu Hana, please ..," Pria itu mengetuk-ngetuk kaca mobil tetapi tak mendapat respon sama sekali.

Tok ... tok ... tok ...,

"Hana, buka dulu sebentar."

Wush...

Mobil itu melesat dari halaman rumah dengan kecepatan tak biasa sampai tubuh Farhan hampir saja terjungkal. Lagi-lagi Farhan kehilangan kesempatan untuk berbicara dengan sang istri.

Aaarrghh..! Farhan merasa frustasi karena lagi-lagi tak bisa membujuk nya. Dia kembali masuk dengan perasaan tak menentu.

Langsung saja mengambil pakaian-pakaian yang tercecer di lantai dan menggunakan lagi tanpa memperdulikan Cika yang masih duduk di sofa dengan keadaan tanpa sehelai benangpun. Seperti nya wanita itu sedang merajuk, namun Farhan benar-benar tak ingin perduli.

"Mau kemana kau?" Barulah Cika bersuara saat Farhan meraih kunci mobil yang ada di atas meja. Dia tak terima ditinggalkan begitu saja sedangkan kegiatan nya yang tadi masih tertunda bahkan sebelum dirinya mendapat pelepasan.

"Bukan urusan mu." Farhan menjawab dengan nada dingin, bahkan arah pandang nya sama sekali tak melirik ke arah wanita itu.

"Tidak, Farhan. Apapun yang kau lakukan saat ini menjadi urusan ku," Dengan berani Cika merampas kunci itu dan membuang nya ke sembarang arah yang entah di mana sekarang.

Kedua bola mata Farhan terbelalak, dia sangat terkejut melihat Cika berani bersikap kurang ajar.

"Berani-beraninya kau mengatur ku!" Nafas nya terdengar memburu dengan dada nya terlihat naik turun. Amarah nya meletup-letup, lancang sekali Cika! Bukan apa-apa nya tapi sok-sokan mengatur, dan dia sangat tidak suka dengan wanita yang suka mengatur.

Bahkan selama 4 tahun hidup nya bersama Hana, sekali pun Hana tak pernah mencegah melakukan apapun jika bukan sesuatu yang terlarang.

Tetapi Cika? Baru menjadi selingkuhan saja gaya nya sudah melebihi majikan. Cuih, Farhan benar-benar rugi memilih wanita tak tahu diri itu sebagai selingkuhan.

"Kau ini kenapa sih, Farhan! Kenapa harus repot-repot mengejar Hana? Lagian dia sedang tidak ingin bicara dengan mu. Lebih baik kita lanjutkan kegiatan yang tadi, bicara dengan Hana bisa lain hari setelah wanita itu tidak marah lagi."

"Kau gila ya?! Dia istri ku! Aku tidak ingin terus-terusan dia salah faham!" Argh! Farhan benar-benar sangat muak dengan wanita gila ini. Sial sekali rasanya tergiur tubuh menjijikkan dari wanita ini.

"Salah faham apa maksud mu? Apakah perselingkuhan kita adalah sebuah kesalahan pahaman?" Jelas Cika ikut tersulut emosi, namun tak berani menunjukkan dihadapan Farhan. Sebisa mungkin dia menutupi emosi nya.

Tentu saja Cika tidak terima saat Farhan menganggap perselingkuhan nya adalah kesalahpahaman. Padahal jelas-jelas dia sangat menikmati tubuh nya, setiap jengkal tubuh nya dinikmati Farhan. Apakah ini yang dinamakan salah faham?

"Lalu apa nama nya kalau bukan salah faham?! Aku meniduri mu hanya untuk mendapatkan anak, tidak lebih! Bukan kah itu ide gila dari mu. " Elak nya. Meskipun sedikit menikmati nya, tetapi jelas tujuan nya hanya untuk mendapatkan anak.

Hahaha ... Cika tertawa sarkas mengejek pria itu. "Lucu sekali kau, Farhan sayang. Jika tujuan mu hanya ingin mendapatkan anak, lalu kenapa setiap kali kita berhubungan kau selalu menikmati nya? Bahkan terlalu bersemangat untuk terus meneguk kenikmatan yang ku berikan?"

Mendengar itu Farhan mengerutkan dahi dengan alis nya menukik tajam. Tangan nya mengepal erat, kekesalan nya semakin bertambah berkali-kali lipat. Namun Farhan kalah telak, mau diakui atau tidak, Farhan memang sangat menikmati. Rasanya sangat berbeda antara bercinta dengan istri sendiri dan bercinta kepada wanita lain. Ada rasa takut yang memacu adrenalin hingga membuat percintaan itu semakin menggelora dan sangat menggebu-gebu sampai ingin terus-terusan melakukan. Dia benar-benar menikmati tiap rasa nikmat yang diberikan Cika. Apakah ini yang disebut neraka lebih menggiurkan dibanding surga?

Masih ingat sekali saat tengah malam Cika datang ke kamar Hana dan Farhan untuk menggoda Farhan yang sedang tidur, hingga akhir nya mereka melakukan aktivitas terlarang di samping tubuh Hana yang masih sedang tidur pulas dan ternyata sudah diberi obat tidur oleh Cika. Percintaan itu, Farhan tak bisa melupakan. Tiap tegukan rasa nikmat itu benar-benar masih melekat diingatan. Dia tak bisa melupakan hingga perselingkuhan itu terus-terusan dilakukan.

"Aaarrghh ... sudahlah! Aku sedang tidak ingin berdebat!" Farhan mengacak-acak rambut nya frustasi lalu pergi dari ruang tamu setelah mengambil map yang ditinggalkan Hana.

Cika memandang punggung Farhan yang semakin lama semakin hilang dari pandangan dengan perasaan yang teramat jengkel. Dia sangat membenci Farhan yang masih memperdulikan Hana. Padahal wanita itu sudah merelakan tubuh nya dinikmati secara cuma-cuma, tapi ternyata hati pria itu sulit sekali dikukuhkan. Cika hanya menjadi pelampiasan nafs-su, Farhan sama sekali tak menganggap nya. Hana sialan! Gara-gara wanita itu Cika sulit sekali mendapatkan hati Farhan.

.

.

"Berkas apa ini?" Farhan yang sudah sedikit tenang mulai memandang map yang ada di tangan nya. Dia sedikit tak berani melihat isinya.

Tak ingin terlalu berpikiran buruk, Farhan memutuskan untuk membuka saja.

"Surat Pernyataan Cerai"

Deg.

Jantung nya berpacu hebat, sel-sel di tubuh nya seakan mati rasa. Tidak, ini pasti hanya mimpi. Tidak mungkin! Hana tidak mungkin menceraikan nya.

Pikiran nya saling berseteru antara benar dan tidak. Hingga otak nya dipenuhi bentrokan spekulasi yang membuat nya frustasi.

"Tidak! Ini tidak mungkin!"

Sraakk.

Dan satu lembar kertas itu berhasil terbelah menjadi dua bagian, padahal belum sempat membaca bagian bawah nya.

Farhan tidak ingin bercerai dengan Hana. Bagaimana pun, dialah wanita satu-satunya yang berhasil menempati hati nya.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

Rasain Farhan...

2023-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!