Pergantian Pemimpin

"Selamat pagi, Tuan. Mohon maaf atas keterlambatan saya." Hana membungkuk hormat di depan Tuan Herlambang dengan nafas masih tak beraturan.

Baru saja dia berlari dari lantai bawah menuju lantai sebelas, untung nya dia termasuk karyawan istimewa yang bisa menggunakan lift khusus Presdir karena bekerja sebagai sekertaris Presdir.

"Sudah, tidak apa-apa, lain kali jangan sampai kau ceroboh lagi." Sahut nya sembari melonggarkan dasinya. "Untung saja anak itu belum sampai." Gumamnya seraya bangkit dari kursi nya menuju tembok kaca yang langsung menampilkan pemandangan luar gedung.

"Tuan, ini berkas yang Anda inginkan."

Tuan Herlambang menoleh ke belakang, menatap berkas yang disodorkan. Dia mengangguk seraya mengambil berkas itu dan segera memeriksa nya.

"Apa ruangan rapat sudah siap?" Tanya nya sembari membolak-balik lembar berkas.

"Sudah semua, Tuan. Para dewan juga sudah berada di ruangan. Tinggal menunggu CEO baru yang belum hadir." Sahut Hana. Tadi memang sebelum Hana ke sini sudah lebih dulu memeriksa, tidak lupa terus meminta laporan pada stafnya untuk terus memberikan laporan.

"Dasar, anak itu selalu saja membuat ulah." Dengus nya menghela nafas pasrah.

Sedikit nya Hana sudah tahu mengenai anak tunggal Tuan Herlambang yang akan menggantikan posisi beliau. Menurut rumor, anak Tuan Herlambang sangat lah urakan. Kehidupan nya yang tergolong liat dan sering bergonta-ganti pasangan membuat nya senang menghambur-hamburkan uang untuk memenuhi kesenangan nya tanpa bekerja.

Hal itu lah yang membuat Tuan Herlambang memutuskan untuk pensiun lebih dini agar semua tanggung jawab dipikul sang anak. Entah bagaimana nanti jadinya perusahaan NH. Corp., yang jelas Hana sebagai sekertaris yang sudah sangat dipercaya Tuan Herlambang selama 9 tahun ini diminta untuk selalu membimbing putra nya.

Hal itu pula yang membuat Hana merasa terbelenggu, ini bukan saja tentang pekerjaan, tetapi juga tanggung jawab. Seperti nya, kedepannya perusahaan akan bergantung di tangan Hana. Memikirkan itu membuat nya semakin pusing. Belum lagi mengingat anak Tuan Herlambang yang tidak senang bekerja, dia sudah bisa membayangkan bagaimana jadinya dia jika harus membimbing orang seperti itu. Yang ada mungkin darah tinggi jika terus-terusan bekerja sama dengan orang seperti itu.

Hah, baru saja membayangkan kedepannya sudah stres sendiri. Hana kembali menatap Tuan Herlambang. "Apakah tidak sebaiknya kita mulai saja rapat nya?" Mengingat rapat sudah molor 13 menit membuat Hana berinisiatif memberi saran.

Terdengar helaan halus dari nafas Tuan Herlambang. "Ya, sudah, kita ke ruang rapat. Biarkan anak itu merasakan malu karena ketidakdisiplinan nya."

Akhirnya dua orang itu keluar ruangan menuju lift. Ruangan untuk rapat kali ini berada di lantai 4. Sebenernya hari ini hanya memperkenalkan Putra Tuan Herlambang kepada para ketua direksi, untuk peresmian nya sendiri akan dilakukan menyusul. Tetapi karena Tuan Herlambang juga sudah menyusun jadwal liburan nya bersama sang istri, akhirnya serah terima jabatan akan dilaksanakan hari ini juga meskipun hanya dihadiri beberapa kolega.

.

.

"Maaf, saya terlambat." Suara bariton itu terdengar sekksi hingga membuat seluruh orang yang masing-masing sedang fokus dengan dokumen nya menatap ke arah sumber suara.

Tak terkecuali Hana, wanita itu ikut menatap ke arah pintu.

Deg.

Jantung nya berpacu hebat, seakan-akan waktu berhenti begitu saja. Penglihatan nya hanya terfokus pada satu pria yang sedang tersenyum memancarkan pesona nya pada seluruh dunia.

"Dia?" Batin nya. Pria yang baru saja ditemui beberapa menit lalu saat terjadi insiden salip menyalip hingga membuat nya terpesona dengan wajah tampan itu nyata nya kini dipertemukan kembali.

"Hana," Panggil Tuan Herlambang. Namun seperti nya Hana masih terlalu fokus menatap pria tampan yang baru saja datang hingga tak mendengar panggilan itu.

"Hana?" Panggil nya lagi. Kali ini Tuan Herlambang menyadarkan nya dengan menyentuh telapak tangan wanita itu membuat Hana tersentak dan segera menatap Tuan nya.

"Eh," Buru-buru dia memutuskan kontak dengan pria itu.

"Ada apa dengan mu? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Tuan Herlambang begitu heran. Biasanya Hana tidak pernah seperti ini. Dia selalu fokus dengan pekerjaan nya dan jarang sekali melakukan kesalahan apalagi sampai melamun seperti ini.

"Bu-bukan masalah besar, Tuan. Kepala saya sedikit pusing membuat saya kurang konsentrasi." Hana beralibi. Dalam hati dia mengumpat, bisa-bisanya dia terpesona dengan bocah ingusan itu. Dasar, tidak tahu umur!

"Begitu rupanya. Kalau begitu, setelah selesai meeting kau bisa istirahat. Ambilah cuti untuk bulan ini, jika dipikir-pikir seperti nya memang saya terlalu banyak menekan mu." Sahut nya lagi.

Saat Hana ingin kembali menanggapi, pria tampan itu sudah duduk di sebelah nya. Dan hal itu semakin membuat jantung Hana merasa tak aman. Entah apa penyebabnya, tapi ini sungguh mustahil dia kembali jatuh cinta pada bocah ingusan bahkan pada pandangan pertama. Tidak, seharusnya ini tidak terjadi, dia bahkan sudah memiliki suami. Dulu pernah merasakan cinta, bahkan bisa dibilang cinta nya terhadap Farhan seharusnya tidak luntur begitu saja akibat perselingkuhan nya yang baru saja terbongkar.

"Halo, Nona Cantik. Kita bertemu lagi." Tiba-tiba pria tampan yang diyakini merupakan putra tunggal Tuan Herlambang itu membisikkan kata-kata itu, membuat bulu kuduk Hana meremang. Pipi nya bahkan semakin memerah, dia tak berani menatap kearah samping.

Srr..

Siall, ini tidak bisa dibiarkan! Bisa-bisanya bocah itu menggoda nya dengan menelusupkan tangan nya ke bawah meja dan menggenggam satu tangan nya yang memang berada di pangkuan.

Ini bahkan tidak pernah ada di bayangan nya, bekerja sambil berpegangan tangan!

"Kenapa kau tak menjawab sapaan ku? Apa kau takut aku tahu pipi mu sedang merona karena jatuh cinta padaku?" Lagi-lagi dia menganggu Hana. Dia kembali membisikkan kata-kata itu, membuat Hana semakin tak bisa berkutik.

Dia sangat kesal dengan bocah tengik ini, andai saja pipi nya bisa diajak kompromi mungkin dia tak akan semalu ini.

"Baiklah, karena semuanya sudah hadir, saya akan memulai rapat ini."

Selanjutnya Tuan Herlambang mengumumkan tentang pergantian pemimpin, seluruh dewan menyetujui karena memang sudah seharusnya jabatan itu jatuh ke tangan putra mahkota. Meskipun sebagian pemilik saham tidak menyetujui, namun akhirnya kemenangan diraih pihak sang putra mahkota, Revaldo Herlambang berkat pengaruh Tuan Herlambang sendiri tentu nya.

Bahkan para dewan bersedia untuk membantu kinerja Revaldo yang masih banyak memerlukan bimbingan.

Disaat semua orang serius mengambil keputusan, Revaldo justru memilih sibuk dengan menggoda wanita disampingnya. Menurut nya sangat mengasyikkan karena telah menemukan mainan baru yang tentunya sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Bahkan semakin gencar menggoda nya saat Hana terus menghindar.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

bagus thor, lanjut

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!