Terobsesi Guru Bk
...NB: Ini cerita mengenai anak sekolah begajulan atau bahasa kerennya Brandalan. Tentang gaya bahasa, semua itu gaya bahasa keseharian di lingkungan Auhtor. Suka atau tidak, hargai tulisan orang Lain, dan budaya orang lain selagi tidak merugikan....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tetesan air hujan masih terlihat sesekali jatuh membasahi tanah, dan daun di atas pohon. Udara malam itu juga terasa sangat dingin karena curah hujan cukup deras selama satu hari melanda bumi.
Di ruang tamu cukup megah duduk seorang pemuda dengan kedua tangan disibukkan bermain games di ponsel miliknya. Suara dari game tersebut semakin pelan saat pintu rumah utama terbuka, terlihat seorang pria berusia 45 tahun masuk bersama dengan seorang wanita memakai baju ketat.
Pemuda tersebut, sebut saja Andy Pratama, sering di sapa Andy. Andy menghentikan permainannya saat melihat sang Papa secara terang-terangan membawa seorang wanita ke dalam rumahnya.
“A-Andy!” ucap papanya, Khandar Pratama sambil melepaskan rangkulannya dari tubuh wanita tersebut.
“Pasti Papa berpikir aku tidak ada di rumah? Kalau gitu aku akan keluar sebentar agar Papa bisa merasa puas membawa wanita murahan ke dalam rumah kita!” cetus Andy.
“Jaga bicaramu Andy!” tegur Khandar marah.
Andy tidak memperdulikan teguran Khandar, Andy mengambil kunci sepeda motor sportnya dari atas meja, melangkah melewati Khandar dengan lirikan tajamnya.
“Andy, mau kemana kamu!” panggil Khandar menatap kepergian Andy.
“Aku juga akan mencari kesenanganku sendiri seperti Papa,” sahut Andy terus melangkah keluar dari rumahnya.
Broom broom!
Andy melajukan sepeda motor sportnya keluar dari garasi rumahnya. Andy terus melajukan sepeda motor sportnya dengan kencang di jalan sunyi malam itu. Udara dingin menyusup ke dalam jaket kulit hitamnya hingga menembus ke tulang tidak ia pedulikan.
Di tengah laju kencang sepeda motornya, ponsel dalam saku celananya tiba-tiba berdering hebat, Andy terkejut hingga hilang kendali. Karena ada laju mobil dari arah yang sama, Andy harus membanting stang keretanya ke pinggir trotoar jalan.
Bam!
Sepeda motor bagian depan Andy hancur, tubuhnya terguling ke tengah jalan raya dan hampir saja ketabrak oleh pengendara mobil.
Pengendara mobil wanita tersebut terpaksa melakukan rem mendadak.
“Astaghfirullah, hampir saja aku menabrak pemuda itu,” gumam wanita itu, Karina Aisha dengan suara lembutnya.
Penasaran dengan kondisi Andy, Karina memutuskan untuk turun dari mobilnya. Meski saat itu ia sangat takut akan di begal. Dengan langkah ragu ia terus mendekati Andy, berjongkok dengan tangan terulur mendekati tubuh Andy.
“Dek, dek!” panggil Karina menggoyang tubuh Andy.
“Dek, dek matamu!” celetuk Andy.
Dengan susah payah Andy bangkit untuk duduk. Tatapan sengit memandang wajah teduh dan polos Karina.
“Ma-maaf, apa kamu baik-baik saja?” tanya Karina masih cemas melihat kondisi Andy penuh dengan luka.
Sejenak Andy terdiam dengan tatapan sengit berubah menjadi nakal. Melihat raut wajah polos dan teduh Karina membuat Andy memikirkan rencana jahat untuk kesenangannya sendiri.
“Kau lihat sepeda motorku di sana bagian depannya hancur seperti kerupuk, kan?” tanya Andy menunjuk ke sepeda motor sport miliknya.
“I-iya, lalu saya harus berbuat apa untukmu? Gimana kalau aku antarkan kamu ke rumah sakit atau pulang ke rumah kamu?” tawar Kirana masih dengan niat baiknya.
“Oh, ti-tidak usah khawatirkan aku. Sepeda motor ini biar orang bengkel saja yang membawanya nanti. Tentang pulang ke rumah, sebenarnya aku tidak memiliki tempat tinggal. Gimana kalau malam ini aku menginap di rumah kamu saja,” sahut Andy berbohong, sebenarnya ia malas untuk pulang ke rumah karena melihat kelakuan Khandar selalu gonta-ganti wanita.
“Tidak mungkin kalau kamu tidak memiliki tempat tinggal. Dari penampilan kamu, sepertinya kamu adalah anak orang berada. Dan…tunggu dulu, sepertinya aku pernah melihat wajah ini. Tapi dimana, ya?” ucap Karina seperti pernah melihat wajah Andy sebelumnya.
Bukan Karina saja mengingat wajah satu sama lain, Andy juga ikut mengingat wajah Karina.
Lelah dengan pikirannya, Andy pun akhirnya menyerah, ia memutuskan untuk menelepon salah satu temannya, meminta temannya untuk menjemputnya di tempat ia terjatuh.
Selesai sudah Andy menelepon temannya, Karina langsung memberikan jawaban atas ingatannya itu.
“Nah, kamu bukannya Andy Pratama. Siswa kelas 3 IPA yang suka bolos sekolah itu, kan?” celetuk Karina mengejutkan Andy.
“Haha, sok tahu kamu siapa aku,” sahut Andy ingin menutup jati dirinya.
Karina melipat kedua tangannya, dengusan ringan keluar dari bibir merah muda tanpa polesan lipstik.
“Karena sudah sangat larut malam, dan besok kamu ada ujian kesenian. Maka saya akan segera mengantarkan kamu pulang ke rumah, saya akan beritahu kepada kedua orang tua kamu gimana tingkah laku kamu saat di luar!” ancam Karina menggenggam tangan Andy.
“Mama telah tiada, dan Papa sedang sibuk dengan bisnisnya menabur benih dengan banyak wanita. Jadi, jangan berusaha ingin mengadukan ku kepada orang tuaku, karena aku tidak memiliki orang tua!” gumam Andy penuh dengan kebencian.
Di tengah genggaman kuat Karina dan penuturan kebencian Andy, terdengar suara gahar sepeda motor sport mendekati mereka.
Broom brom!
Suara sepeda motor sport tersebut berhenti di samping Andy.
Andy dan Karina menoleh dengan bersamaan ke arah pemuda mengendarai sepeda motor sport berwarna biru tua.
“Apakah aku salah tempat?” tanya pemuda tersebut, Andreas dari balik helm sport miliknya.
“Tidak, kali ini kau tepat waktu. Bawa aku pergi dari wanita tua ini!” sahut Andy melepaskan paksa genggaman tangan Karina dari pergelangan tangannya, dan ia pun berlari dengan terpincang naik ke atas sepeda motor sport Andreas.
“Menurutku wanita tua ini sangat cantik. Wajahnya juga sangat polos, kenapa tidak kita culik dan jadikan dia budak nafsu kita saja?” cetus Andreas ngawur karena terpengaruh minuman beralkohol.
“Sudah cepat jalan!” desak Andy sambil memukul helm sport Andreas.
“Cerewet!” gumam Andreas menuruti perintah Andy.
Brom broom!
Sepeda motor sport di kendari Andy dan Andreas melaju kencang meninggalkan Karina masih berdiri di depan mobil miliknya.
“Bersiaplah untuk bertemu denganku besok pagi di ruang BK,” gumam Karina.
Karina berbalik badan, melangkah mendekati mobilnya, dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut.
.
.
Keesokan paginya.
Karina melangkah anggun dengan baju seragam di koridor menuju kelas Andy.
“Pagi, Ibu Karina!” sapa anak murid di masing-masing depan kelas mereka.
“Pagi, jangan lupa rapihkan baju kalian agar tidak merusak pemandangan sekolah,” sahut Karina sambil berjalan menuju ruang kelas Andy.
“Bu, hari ini Ibu terlihat semangat!” ungkap salah satu murid kelas 2.
“Oh, tentu saja. Hari ini Ibu ingin membasmi wabah buruk yang sudah cukup lama menimpa sekolah kita,” sahut Karina masih terus melangkah.
Langkah kaki Karina terhenti di depan kelas 3 IPA, sorot mata memandang luas ke dalam kelas Andy. Namun, Karina tidak dapat melihat Andy di dalam sana.
“Ibu cari siapa?” tanya salah satu murid wanita di kelas itu.
“Apakah Andy Pratama sudah datang?” tanya Karina dengan nada lembut namun tegas.
“Sudah ada 3 hari Tama bolos, dan kami tidak tahu kemana ia pergi, bu. Waktu kami ke rumahnya, dia….” penjelasan siswa tersebut terhenti saat mendengar suara gahar sepeda motor sport Andy dan Andreas memasuki gerbang sekolah. “Ma-maaf bu, a-aku permisi!” tambah murid tersebut terlihat takut.
Karina pun menoleh ke arah dimana Andy memarkirkan sepeda motor sport barunya.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
OMES & PIKTOR NIH SI ANDREAS..
2024-02-27
1
nowitsrain
Kriminal banget otaknya si Andreas 😭
2023-09-30
1
nowitsrain
Eeeehh kok galak amat 😭
2023-09-30
0