Karina panik setelah melihat wajah dan tangan Andy lebam, berdarah.
“Saya antar kamu ke rumah sakit, ya?” ucap Karina memberi penawaran, raut wajahnya benar-benar terlihat cemas.
“Tidak perlu, kalau kejadian seperti ini aku sudah biasa,” tolak Andy berusaha bangkit.
“Pelipis kamu robek loh! Mana darahnya banyak banget,” cetus Karina ingin menyentuh pelipis Andy.
“Tidak perlu sok baik padaku!” tegas Andy, menepis tangan Karina.
Andy merogoh saku celananya, menghubungi menghubungi Andreas.
📲 [“Siapkan perawatan khusus untukku yang sedang terluka parah!”] perintah Andy setelah Andreas mengangkat panggilan teleponnya, lalu Andy mematikan panggilan teleponnya, memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.
Andy menatap wajah cemas Karina dengan sebelah matanya ke tutupan tetesan darah. “Aku peringatkan buat kakak sekaligus guru di sekolahku. Lain kali jangan keluyuran di malam hari kalau tidak ingin diperkosa oleh sekelompok pria. Aku pergi dulu!” tambah Andy perlahan melangkah menuju sepeda motor sportnya tak jauh dari mereka.
Melihat Andy terlihat susah untuk membawa sepeda motor sportnya , Karina mendekati. Namun, Andy sudah lebih dulu menghidupkan sepeda motor sportnya, melesat pergi meninggalkan Karina. Sesekali pandangannya melirik ke sen sepeda motornya, melihat Karina masih berdiri dengan wajah bersalah menatap kepergiannya.
Brooom broom!
Andy semakin melaju kencang sepeda motor sportnya agar tidak bisa melihat Karina dari kaca sen sepeda motor miliknya.
2 jam berlalu. Sepeda motor sport Andy terparkir di parkiran apartemen miliknya. Iya, walau Andy masih berusia 16 tahun, tapi Andy sudah memiliki segalanya. Semua itu ia dapat dari hasil menabung uang jajan dan uang kebutuhan pribadi pemberian sang Papa, Khandar.
Dengan langkah lirih, tubuh penuh luka Andy memasuki lift menuju apartemen miliknya. Saat pintu lift tertutup, terlihat wajah tampan penuh luka dan darah dari pantulan kaca dinding dan pintu lift.
“Ck, gara-gara wanita dugong itu wajahku menjadi buruk seperti ini. Untung saja aku masih memiliki stok obat luka cepat kering tanpa bekas,” gerutu kesal Andy.
Ting!
Pintu lift terbuka. Andy melangkah keluar dari dalam lift, berjalan di koridor menuju kamar apartemen miliknya. Tidak butuh waktu lama Andy telah sampai di depan pintu apartemen bertulisan ‘TAMA’.
Ding dong!
Andy menekan bel pintu.
Pintu kamar terbuka, berdiri Andreas di depan pintu tanpa memakai pakaian atas dan hanya celana kolor pendek. Wajah dan tubuhnya dipenuhi keringat seperti sedang melakukan olah raga berat.
“Wih! Kenapa wajah tampan ini?” tanya Andreas mencoba menyentuh pipi Andy.
“Tangan kau bau bang*sat!” tepis Andy mencium tangan Andreas berbau hal menjijikkan.
“Bacot banget sih! Cepat masuk, kebetulan anak-anak sedang berkumpul di dalam!” ajak Andreas merangkul Andy masuk ke dalam apartemen.
Sesampainya di ruang tamu, Andy disuguhkan dengan pemandangan ekstrem. 6 anggotanya duduk santai di sofa dengan minuman keras menemani mereka. 3 anggotanya lagi sedang bercinta di ruang tamu tanpa urat malu.
Suara khas dari wanita memenuhi ruangan tamunya. Andy melirik tajam ke Andreas.
“Bo*dat kau memang. Kau buat pula apartemenku menjadi tempat bordir. Bau lendir dari hasil zina kalian semua lah ini!” omel Andy.
“Ketua jangan marah-marah dulu. Entar luka robek di pelipis menjadi lebar. Bukan hanya kami saja yang bersenang-senang di sini. Lihat di sana!” ucap Andreas mengarahkan jari telunjuknya ke salah seorang wanita memakai baju mini dan ketat sedang asik minum-minum bersama dengan wanita lainnya.
“Uda ku lihat. Kumpulan tempenya di sana!” sahut Andy ketus.
“Bukan tempe, tapi wanita, Hadeh! Ganteng-ganteng ternyata ketua juga seorang pria bolot,” celetuk Andreas meraup kasar wajahnya.
“Entahlah, mungkin karena aku benci dengan kalimat sempurna. Sekarang berikan aku kotak p3k, jangan lupa berikan aku sebotol alkohol. Antar ke kamarku!” perintah Andy.
“Siap ketua!” sahut Andreas.
Andy melangkah menuju kamarnya di lantai 2, sedangkan Andreas menyuruh wanita baru untuk mengantarkan kotak p3k beserta sebotol minuman ke kamar Andy.
Tok tok!
“Permisi, aku masuk!” ucap wanita itu sambil mendorong handle pintu kamar Andy, dan masuk ke dalam kamar.
Bola mata wanita itu membulat sempurna melihat Andy berdiri di depan cermin tanpa memakai baju atasan. Terlihat begitu jelas punggung berotot itu di penuhi dengan berbagai jenis macam luka, menandakan Andy benar-benar seorang berandalan.
“Ini kotak obat dan botol minumannya,” ucap wanita itu meletakkan kotak p3k dan botol minuman di atas meja.
“Bantu aku untuk mengobati luka-luka yang tidak bisa ku raih agar tidak membekas seperti luka lainnya,” sahut Andy meminta bantuan.
“Baik,” sahut wanita itu.
Andy berjalan mendekati sofa, dan duduk di sana sambil menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam di sandaran sofa.
“Tolong siramkan minuman itu ke luka yang ada di pelipis ku!” perintah Andy.
Wanita itu pun mendekati Andy, berdiri di samping sofa. Satu tangannya menuangkan perlahan minuman tersebut ke bagian luka di pelipis Andy, tangan satunya lagi menampung tetesan air minuman dengan wadah mangku agar tidak jatuh ke lantai.
“Setelah itu, jahit luka itu dengan jarum yang ada di dalam kotak!” tambah Andy member perintah.
“Baik!” sahut wanita itu patuh.
Bersih sudah luka dalam di bagian pelipis Andy. Wanita itu kini mulai menjahit dengan tangan gemetar dan hati-hati.
“Apa kau takut menjahit lukaku?” tanya Andy dengan raut wajah tenang, seolah tidak merasakan tusukan dari jarum tersebut.
“Ini kali pertamanya aku melakukan hal seperti ini,” sahut wanita itu.
“Sebelum menjadi penghibur untuk geng motor kami malam ini. Kau pasti sudah tahu apa resiko yang akan diambil, kan?” tanya Andy dengan mata terpejam karena wanita itu masih menjahit luka di pelipisnya.
“Sudah. Tapi aku tidak tahu jika harus melayani ketua dari geng motor ini,” sahut wanita itu sembari menggunting benang.
“Bersyukurlah kau menjadi pelayanku malam ini,” ucap Andy. Andy beranjak dari duduknya, melepaskan celana jeansnya dan membaringkan tubuhnya di ranjang. “Sebelum kamu membersihkan jarum jahit dan peralatan medis lainnya. Aku minta kamu mengoleskan salep itu ke luka baruku!” lanjut Andy memberi perintah.
Wanita itu meletakkan jarum di atas meja, mengambil salep obat, lalu melangkah mendekati ranjang. Wanita itu pun duduk di tepian ranjang, tangan mungilnya perlahan membuka penutup salep baru lalu mengoleskan secara perlahan ke bagian luka Andy.
“Auw! Brengse*k memang mereka semua. Bisa-bisa melukai aku tanpa ampun seperti ini,” gerutu Andy merasakan sakit saat lukanya di olesi salep.
“Kalau boleh tahu, kenapa kamu bisa mendapatkan luka seperti ini?” tanya wanita itu sambil mengoleskan salep obat ke bagian luka Andy.
“Banyak tanya. Cepat selesaikan saja tugasmu!” omel Andy.
“Ba-baik!” sahut wanita itu ketakutan.
20 menit sudah berlalu. Wanita itu telah selesai membantu Andy mengobati luka-luka di bagian tubuhnya dan membersihkan semua bekas kapas, membuangnya ke tong sampah. Kini Andy telah duduk di sofa, wanita itu berdiri di samping sofa.
Andy menuangkan minuman beralkohol tadi ke dalam 2 gelas kecil.
“Kalau mau duduk, duduk saja di atas pangkuanku!” ucap Andy menepuk sebelah pahanya itu.
“Serius?” tanya wanita itu girang.
“Ya, enggaklah! Kau kira aku ini lelaki murahan,” sahut Andy mendengus pelan.
“Jadi, malam ini aku harus melakukan apa lagi untuk kamu?” tanya wanita itu hati-hati.
“Masih perawan?” Andy balik bertanya membuat wanita itu terkejut.
“Enggak,” sahut wanita itu menundukkan kepalanya.
“Kenapa menunduk? Bukankah kau yang memilih jalan hidupmu. Kenapa dari raut wajahmu terlihat sangat terpaksa?”
“Semua ini karena dulu pacarku telah merenggut kesucianku, lalu menjual ku kepada temannya. Bukan keinginanku sendiri,” sahut wanita itu dengan nada rendah.
“Berarti kau ingin bilang jika semua ini sudah terlanjur?” tanya Andy.
“Iya,” sahut wanita itu mengangguk.
“Hahaha, bodoh! Tapi ialah, setelah besar jalan hidup itu kau yang menentukannya. Bukan lagi kedua orang tuamu. Jadi, kau mau apa dariku? Apa kau ingin tidur denganku?”
“Aku sudah di bayar, tidak mungkin kalau aku tidak melakukan hal itu,” ucap wanita itu memberitahu.
“Sayangnya aku tidak tertarik melakukan hal itu kepada wanita seperti kamu. Aku takut tertular penyakit. Gimana kalau kamu melakukannya dengan mulut saja?” tolak Andy tak lupa menyelipkan hinaan.
Raut wajah wanita itu mendadak berubah menjadi suram, dadanya terlihat naik turun seolah ingin marah. Mengingat Andreas telah membayarnya dengan uang 1 juta. Wanita itu mau tidak mau berjongkok di hadapan Andy.
“Nah, yang lembut ya!” ucap Andy dengan senyuman nakalnya.
Wanita itu mulai melakukan tugasnya. Memaju mundurkan kepalanya sesuai arahan dari Andy.
“Aaaaa…kamu benar-benar sudah ahli di dalam hal seperti ini,” puji Andy merasakan nikmatnya.
Tidak sabar karena terlalu lambat. Andy mencengkram rambut wanita tersebut, menggerakkannya secara cepat agar bisa mendapatkan sensasi ia inginkan. Wanita itu pun mengikutinya meski sesekali tenggorokannya terasa penuh, dadanya juga begitu sulit untuk bernafas karena menahan keinginan Andy.
Menit dan jam pun berlalu, Andy akhirnya mencapai puncaknya. Ia menyemprotkan cairan kental itu ke wajah wanita tersebut. Wanita itu pun terlihat begitu senang menerimanya.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
11-12 JUGA DGN BAPAKNYA SI KHANDAR..
2024-02-27
1
Little Peony
Semangat Thor, salam dari Somebody Does Love ❤️
2023-06-12
1
~~N..M~~~
benar memang. Ketika kita menjadi dewasa kita yang menentukan jalan kita. Tapi, tidak banyak anak di fase ini m3rugikan orang tuanya. Cntohnya seperti Andy dan Andreas.
hem 🤔. Jangan bilang jika karakter ini diambil dari karakter authornya.
Penasaran, penulisnya ini sebenarnya laki atau perempuan.
2023-06-02
1