Nisa pura-pura melenguh, mengambil kesadaran setelah Faza tidak berceloteh lagi. Faza yang mendengar lenguhan dari mommy Nisa langsung melepaskan genggaman tangannya dari Murad. Dia pura-pura membenarkan selimut Murad. Nisa yang melihat itu, menjadi gemas sendiri dibuatnya.
"Kamu sedang apa, Faza? " tanya Nisa membuyarkan kecanggungan Faza.
"Tidak ada mom, aku hanya melihat keadaan kak Murad. " kata Faza dengan kikuk.
Alima, yang sudah tidak tahan tertawa pun langsung masuk ke ruang rawat Murad.
"Mama, katanya mama mau beli sesuatu. " tanya Faza semakin salah tingkah saat melihat mamanya juga masuk ke dalam.
"Iya mama tadi sudah sampai di bawah, tapi mama lupa bawa ponsel. Jadi mama kembali. Mau balik juga, udah males. " kata Alima menahan senyum dibibirnya.
Faza menjauh dari ranjang Murad dan duduk di sofa yang agak jauh juga dari mama dan mommynya.
"Nis, suami kamu kan orang kaya. Suruh Erhan naruh penjaga didepan kamar satu atau dua gitu. Biar kalau kita butuh sesuatu, nggak perlu keluar. " usul Alima.
"Benar juga, lelah rasanya kalau harus keluar masuk rumah sakit untuk mengambil sesuatu. " Keluh Nisa
"Nah itu nyadar. "
"Nanti aku akan minta pada suamiku. "
Faza memainkan ponsel nya, sekaligus mendengarkan pembicaraan dua orang yang ia sayangi itu.
"Oh, iya. Nis, ngomong-ngomong dimana calon menantumu. Aku kok nggak melihatnya sama sekali. " Tanya Alima, sekaligus memancing reaksi faza.
Benar saja Mendengar pertanyaan mamanya Faza langsung menghentikan memainkan ponsel nya, tapi berpura-pura memainkannya.
"Jangan tanyakan wanita ular itu. Murad sudah putus dengannya semalam. "
"Apa... " pekik Alima dan Faza bersamaan. Tapi Faza langsung menutup mulutnya.
Nisa seolah tak mendengar keterkejutan Faza. Dia lalu menceritakan kejadian semalam kepada Alima sebelum kecelakaan Murad terjadi, dan sesekali melihat ke arah Faza. Nisa ingin memastikan perasaan anak sahabatnya itu. Nisa mengulum senyumnya, saat melihat reaksi Faza yang berubah-ubah saat mendengar kan ceritanya.
"Benar-benar wanita ular. Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah ini? " Tanya Alima setelah mendengarkan cerita Nisa.
"Entahlah, aku akan fokus pada kesembuhan Murad dulu. Setelah dia sembuh, mungkin aku akan menyuruhnya ikut Perjodohan online, sama seperti daddynya yang mencari pasangan tanpa memandang kekayaannya dulu. " Nisa lagi-lagi memancing reaksi Faza.
"Ah, benar juga. Dulu kamu dan Erhan ketemunya kan di situs perjodohan online. Coba saja untuk mencarikan jodoh buat Murad nanti di sana. Barangkali dia dapat orang Indonesia seperti kita." Kata Alima mengikuti permainan sahabatnya itu.
"Akan aku pikirkan nanti, kalau Murad sudah benar-benar sembuh. Aku takut, Murad tidak bisa berjalan. Karena dokter mengatakan Murad juga mengalami cidera di kaki. " ujar Nisa dengan wajah sendu.
"Benarkah? " Alima terkejut, karena dia tidak tau kalau Murad mengalami cidera di kaki juga.
Nisa mengangguk. " Tapi aku berdoa semoga anakku baik-baik saja."
"Aamiin... " ucap Alima dan Faza bersamaan. Faza lalu mengalihkan pandangan ke Murad yang masih tertidur dengan tenang, seolah tanpa beban.
Nisa menghembuskan napasnya kasar, lalu melanjutkan kata-katanya. "Aku akan menerima siapapun untuk jadi menantuku, asalkan dia wanita baik-baik, tidak memanfaatkan Murad dan mau menjaga Murad dengan segala kekurangan dan kelebihannya nanti. "
Alima mengerti maksud sinyal sahabatnya itu, dan dia mengangguk. Membenarkan.
"Mom, Ma ... Bolehkah Aku kesini setiap hari untuk menemani kak Murad? " Tanya Faza yang sudah tidak bisa menahan perasaan nya lagi.
"Kamu, kan harus kuliah, Faza. " Alima mengingatkan anaknya itu.
"Setelah pulang kuliah aku mampir kesini, boleh kan mom. " tanya Faza kepada Nisa, setelah mendapat respon tidak mendukung dari mamanya.
"Boleh, sayang. Kamu boleh kemari kapanpun kamu mau. Asal tidak mengganggu kuliahmu. Murad tidak akan suka kalau kamu tidak memperhatikan kuliahmu. " ujar mommy Nisa.
"Siap, mom. Aku akan kuliah, dan setelah kuliah aku akan langsung kemari. " Kata Faza dengan semangat.
Nisa dan Alima saling berpandangan melihat Sikap Faza barusan. Benarkah, Faza memang mencintai Murad selama ini? Kenapa mereka tidak ada yang tau. Keadaan menjadi hening sesaat.
"Faza... bisakah kamu membelikan mommy makanan untuk makan siang? " ujar Nisa meminta tolong kepada Faza.
Faza menurut dan segera keluar dari ruangan Murad untuk membelikan makanan untuk mommy dan mamanya.
Nisa harus bicara empat mata dengan Alima saat ini.
"Bagaimana ini? "
"Entahlah... Aku tidak tau kalau ternyata anakku mencintai Murad. " kata Alima dengan lesu.
"Tapi apa benar, Murad putus dengan Diandra. " tanya Alima kemudian.
"Iya. Nisa mengambil ponselnya dan menunjukkan rekaman suara dan foto yang dikirimkan Murad semalam. "
"Astaga, ini sangat menjijikkan. Pantas Murad langsung memutuskannya. " kata Alima saat melihat fakta yang ditunjukkan Nisa
"Alima, jika Faza mencintai Murad. Apakah kau akan mengijinkan jika mereka menjalin hubungan." tanya Nisa.
"Aku sih tergantung mereka, Nisa. Kalau Murad membalas cinta anakku, maka aku akan merestui hubungan mereka. Tapi aku harus meminta pendapat Kemal dan Ezra. " kata Alima.
"Kau benar biarkan mereka menjalani semua sesuai takdir mereka. Jika memang mereka ditakdirkan berjodoh, mereka pasti akan bersama. Sama seperti kita. Sejauh apapun jarak kita, jodoh pasti akan menemukan jalannya. ' ujar Nisa pada akhirnya.
" Aku mohon padamu, biarkan Faza menemui Murad. Aku akan bahagia jika Faza kelak menjadi menantuku. Karena aku sudah mengenalnya sejak kecil. Jadi aku tidak akan was-was, anak kesayanganku itu berkeluarga dengan Faza. " pinta Nisa kelada Alima.
"Baiklah, aku akan mengijinkan Faza untuk menemani Murad. "
Nisa dan Alima saling berpegangan tangan. Berharap apa yang mereka inginkan terkabul.
*
Di Perusahaan.
Seorang wanita dengan langkah anggun masuk ke dalam perusahaan milik keluarga Khan itu dengan percaya diri. Dengan pakaian yang ketat menunjukkan semua lekuk tubuhnya, dia berjalan berlenggak lenggok sseperti berjalan di atas catwalk. Tanpa memperhatikan cibiran dari orang yang melihatnya.
Diandra sudah berada di depan ruangan Murad dengan percaya diri. Dia mengatakan kepada sekertaris Murad untuk bertemu dengannya.
"Maaf nona, tuan Murad tidak masuk hari ini. "
"Jangan bohong, aku tau Murad ada di dalam. " kata Diandra tanpa mengindahkan ucapan sekretaris Murad, dia langsung masuk ke dalam ruangan.
Semua mata memandang ke arah pintu masuk, dimana Diandra berdiri. Diandra mencari-cari dimana Murad berada, tapi ternyata dia tidak ada.
Rayyan langsung mendekat, ke arah Diandra. dan mencekik leher wanita itu.
"Dasar wanita ular. Sialan. " geram Rayyan pada Diandra.
"A... apa yang kau lakukan Rayyan. " Diandra berkata dengan tergagap.
"Rayyan hentikan. " bentak Erhan.
"Aku ingin membunuh wanita ini, dad. Gara-gara dia, kakak... " Rayyan tidak dapat melanjutkan Kata-katanya.
Erhan mendekat dan melepaskan cekikan tangan Rayyan.
"Hentikan, jangan biarkan tangan mu menjadi kotor gara-gara menyentuhnya.
"Pergilah dan jangan kembali lagi kemari. Jangan pernah mengganggu keluarga kami lagi. Bukankah semalam Murad sudah memutuskan hubungan denganmu. Jadi seharusnya kamu tau diri, anakku tidak pantas bersanding dengan wanita ular sepertimu. " ketus Erhan dengan Kata-kata pedasnya.
"Tapi, Om. "
"Aku bilang pergi. Jangan tunjukkan wajahmu di depan keluarga kami lagi. " Bentak Erhan dengan mata tajamnya menghunus ke mata Dindra.
Diandra langsung berlari, karena ketakutan melihat kemarahan Erhan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Warningsih Ningsih
awas aja lu ya diandra kalo masih ganggu,, matiin aja 😏😏
2024-07-17
1
mascrut
lanjut...kak
2024-04-16
1
Bzaa
rasain dasar...
2024-01-31
1