Dua jam telah berlalu Erhan dan Rayyan berdiri tak tenang di depan ruang operasi, sedangkan Nisa dan Zoya sedang menggelar sajadah bersyujud kepada-Nya agar diberi kelancaran dalam proses operasi anak dan kakak kesayangan mereka. Dan diberi keselamatan dan kesembuhan kepada Murad.
Lampu operasi akhirnya padam, yang berarti proses operasi berakhir. Dokter Ahmed dan dokter Evan keluar dari ruangan operasi lalu menemui keluarga pasien.
"Bagaimana dokter. " tanya Erhan tak sabaran.
"Alhamdulillah, operasi berhasil dan berjalan lancar tuan. Tapi kita harus menunggu selama dua belas jam untuk melihat, apakah tuan muda bisa melalui masa kritisnya,Tuan. Jika selama dua belas jam ini tuan Murad belum sadar kami nyatakan beliau dalam keadaan koma." ujar dokter Ahmed.
"Katanya kalian berhasil, tapi kenapa harus koma?" Erhan merasa geram dengan penjelasan dokter itu.
"Dad, tenanglah. " Rayyan menenangkan Daddynya itu, sedangkan Nisa dan Zoya yang juga mendengarkan penjelasan dokter itu juga merasa terpukul.
"Kami sudah berusaha sebaik mungkin, Tuan. Kami sudah berhasil menghentikan pendarahan, tuan Muda. Tapi semua itu tergantung tuan muda, apakah dia akan segera sadar dan keluar dari alam bawah sadarnya atau tidak. Kami telah berusaha sebaik mungkin. " ungkap dokter Ahmed lagi.
Erhan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Murad." lirihnya.
"Setelah ini kami akan membawa tuan muda ke ruangan ICU untuk memantau perkembangannya. Kami permisi tuan. " Akhirnya dokter Ahmed dan dokter Evan meninggalkan Erhan. Sekali lagi, Dokter Evan memandang wajah sembab Zoya yang menangis dari tadi.
"Mas... " Nisa lalu berlari mendekati suaminya. Mereka berpelukan, dan saling menguatkan.
Terdengar brangkar di dorong keluar dari ruang operasi, dan terlihat Murad yang masih tak sadarkan diri dengan wajah pucat nya. Nisa menutup mulut dengan kedua tangannya, untuk menahan tangisannya. Mereka lalu mengikuti kemana brangkar Murad akan dibawa, dan mereka berhenti di depan ruangan ICU.
Nisa terduduk lemas di kursi tunggu bersama suami dan kedua anaknya. Tak ada satupun yang bersuara selama beberpa menit, hingga suara Erhan, memecah keheningan.
"Rayyan, hubungi Kemal. Suruh dia kemari. " perintah Erhan kepada anaknya.
Rayyan menurut lalu menghubungi Kemal.
"Hallo ada apa Rayyan, malam-malam begini telpon om." kata Kemal dengan suara serak khas bangun tidur. Mungkin telpon dari Rayyan telah mengganggu tidurnya, karena waktu sudah menunjukkan dini hari.
"Om, papa menyuruh om datang ke rumah sakit. "
Kemal langsung terduduk dari tidurnya, dan itu mengganggu Alima yang tidur di sampingnya.
"Apa yang terjadi. " tanya Kemal dengan wajah gusar.
"Aku tidak bisa jelaskan di telpon, om. Sebaiknya om, datang kemari. Kami berada di ruangan ICU. "
"Baiklah, om akan kesana bersama Ezra. "
Panggilan terputus, dan Kemal segera bersiap.
"Kamu mau kemana, sayang. " tanya Alima yang juga tebangun.
"Rayyan menghubungi ku, aku diminta datang ke rumah sakit. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Aku akan ke sana bersama Ezra, apakah dia sudah sembuh? "
"Sudah, demamnya sudah turun dari tadi siang setelah di suntik dokter. "
"Baiklah, tolong bangunkan Ezra, aku akan bersiap. " Kemal meminta tolong kepada istrinya.
Alima segera keluar dan membangunkan anak laki-laki nya itu. Ezra yang mendengar kabar itupun langsung terbangun, dan segera bersiap.
"Hubungi aku, kalau terjadi sesuatu. " Alima
"Baiklah, aku akan menghubungimu nanti. " Kemal
Akhirnya mereka berdua melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Sesampainya di ruangan ICU Kemal melihat semua keluarga Erhan ada di sana kecuali Murad dan mama Aylin.
"Erhan, apa yang terjadi. " tanyanya setelah berhadapan dengan Erhan.
"Murad." lirih Erhan.
"Ada apa dengan anak itu. " tanya Kemal lagi tak sabaran.
"Kak Murad mengalami kecelakaan om. " Akhirnya Rayyan yang angkat bicara.
"Bagaimana bisa. "
Rayyan akhirnya menceritakan apa yang terjadi beberapa jam lalu.
Sedangkan Ezra mendengarkan dan mencari berita di internet apa yang terjadi. Dan benar, ada berita kecelakaan itu, bahkan mobil mewah Murad pun ada diantara mobil-mobil yang menjadi korban kecelakaan itu.
"Lalu bagaiman keadaan Murad sekarang. "
"Kami harus menunggu selama dua belas jam, jika selama itu kakak tidak sadar, maka kakak akan dinyatakan koma. "
Kemal terduduk disamping Erhan, lalu memeluknya. "Sabar, bro... InsyaAllah Murad akan sadar. " Kemal menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu untuk memberikan kekuatan.
Ezra melihat sekelilingnya, dia melihat Nisa yang bersandar di tiang penyangga, dan Zoya yang berbaring dipangkuan Mommynya. Dia lalu memutuskan untuk pergi dari sana.
"Ezra kamu mau kemana? " tanya Kemal yang melihat anaknya itu pergi dari sana.
"Aku ada urusan sebentar. " katanya tanpa menoleh ke belakang.
Ezra memang terkenal dingin diantara Murad dan Rayyan. Jika Murad terkenal ramah dan baik hati, Rayyan yang usil dan tengil, maka Ezra terkenal dengan sikap dinginnya yang seperti gunung es.
Ezra kembali dengan beberapa orang petugas kebersihan dan satpam yang membawa beberapa sofa dan tempat tidur. Entah dari mana mereka mendapatkan semua itu.
Erhan, Rayyan dan Kemal yang melihat itu merasa tercengang dengan apa yang dilakukan Ezra. Dia masuk kesatu ruangan yang berhadapan dengan ruang ICU. Lalu petugas kebersihan segera membersihkan ruangan itu, dan memasukkan semua barang yang mereka bawa tadi.
"Mom, beristirahatlah disana bersama Zoya. Mommy pasti lelah. " kata Ezra saat berada di depan Nisa.
Nisa memang menyuruh anak-anak Kemal dan Alima untuk memanggilnya dan suaminya, Sama dengan anak-anak nya memanggilnya.
"Tidak, mommy ingin menunggu Murad sadar. " kata Nisa dengan keras kepalanya.
Ezra lalu berjongkok didepan Nisa.
"Mom, Murad akan sedih jika melihat mommy seperti ini. Jika dia sadar dan melihat mommynya berantakan, bagaimana perasaan Murad. " Ezra mencoba merayu Nisa.
"Kalau Murad sakit, mommy harus sehat. Kalau mommy juga sakit terus siapa yang menjaga Murad? Jadi mommy harus menjaga kesehatan mulai sekarang. Dan yang pertama harus mommy lakukan adalah, istirahat. tidur yang cukup bersama Zoya. Biar aku, Rayyan, Daddy dan Papa yang akan menunggu Murad di sini. Aku sudah menyiapkan tempat tidur yang nyaman untuk kalian berdua. " bujuk Ezra dengan lembut, membuat semua pria yang ada di sana tercengang. Siapa sangka, gunung es itu bisa mencair di hadapan Nisa.
Nisa mencerna semua perkataan Ezra yang ada benarnya. Dan dia menurutinya. Nisa dan Zoya masuk ke dalam ruangan yang sudah disiapkan Ezra. Entah bisa tidur atau tidak, yang penting dia akan mengistirahatkan tubuhnya seperti kata Ezra tadi.
Setelah mommy dan adiknya masuk ke dalam ruangan, Rayyan lalu bertanya kepada Ezra.
"Dari mana kau belajar bahasa seperti itu? "
"Murad.... Murad selalu mengatakan padaku, jika sikap keras kepala mommy sudah muncul, maka kita harus bersikap lembut kepadanya. Jika saat dia keras kepala lalu kita membalasnya dengan keras, maka mommy akan terluka. Dan dia tidak suka melihat mommy menangis. Itu yang diajarkan Murad padaku, dan itu yang diajarkan daddy pada Murad. "
Semua orang memandang Erhan, dan Erhan hanya mengangguk membenarkan semua perkataan Ezra.
"Kok daddy tidak pernah mengajarkan hal itu padaku? " protes Rayyan yang seolah tak terima.
"Karena kamu selalu bertengkar dengan adikmu, dan membuat mommymu pusing. "
Rayyan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar perkataan daddy nya.
Kemal lalu menghubungi Alima dan mengabarkan apa yang terjadi.
"Besok, datanglah ke mansion Erhan, bawakan beberapa pakaian ganti dan berapa keperluan untuk mereka semua sebelum kemari. Minta pada pelayan untuk membantumu. Dan jangan katakan apapun pada mereka. Karena kita tidak berhak mengatakan apa pun sebelum Erhan yang mengatakannya sendiri. "
"Baiklah, sayang. Aku mengerti. "
*
Dua belas jam sudah berlalu, tapi Murad masih belum membuka matanya. Dokter yang memeriksanya pun mengatakan kalau Murad mengalami koma.
"Sampai kapan, anakku akan koma dokter. " tanya Erhan dengan nafas memburu.
"Itu semua tergantung tuan Murad, Tuan. Bisa beberapa, hari, minggu, bulan bahkan tahun. Ajaklah tuan Murad berkomunikasi, semoga dia bisa merespon ucapan kalian. Hanya itu yang bisa kita lakukan saat ini. " jelas dokter Ahmed yang selalu memantau perkembangan Tuan muda pemilik rumah sakit tempatnya bekerja.
Semua orang menjadi lemas mendengarkan semua penjelasan dari dokter. Termasuk, gadis cantik yang baru datang bersama mamanya. Kakinya seolah tak bisa bergerak, setelah mendengarkan keadaan Murad.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
mascrut
aku disini
2024-04-16
1
Bzaa
get well soon Murad... perempuan banyak... cari yg baik dan setia
2024-01-31
1
wil wil
kasian nya Murad.. semoga cepat sembuh
2023-10-25
1