When Bad Boy Meet Sholehah

When Bad Boy Meet Sholehah

Bab 1. Hanyut di sungai

..."Jika DIA yang menciptakan luka...maka pasti akan ada DIA yang lain yang akan menyembuhkan luka."...

...🍀🍀🍀...

Seorang pria terlihat berdiri mematung sambil melayangkan tatapan tajamnya pada pasangan pengantin baru yang kini duduk di pelaminan. Dia adalah Sadam Alvin Moreno, seorang pria tampan dengan kulit putih bersih dan tubuh tinggi. Dan wanita yang menjadi pengantin disana adalah pacarnya, Evita.

Evita adalah sahabat kecil Sadam, dia adalah matahari yang menyinari hidup Sadam dan memberinya kasih sayang. Ketika kedua orang tuanya tak bisa memberikannya kasih sayang sebagaimana mestinya. Sadam adalah korban perceraian, dia tinggal bersama neneknya dan tahu sendirilah. Kalau kasih sayang nenek, berbeda dengan kasih sayang orang tua sendiri. Sekarang Evita sudah memiliki tambatan hati yang baru, bahkan sebelum hubungan pacarannya dan Sadam benar-benar putus. Tiba-tiba saja Evita menikah dengan orang lain, bahkan si pengantin prianya adalah sepupu Sadam sendiri.

"Kenapa Lo maksain datang sih bro?" tanya seorang pria seraya menepuk bahu Sadam. Dia prihatin melihat raut wajah Sadam saat ini, pasti hatinya sakit melihat wanita yang ia cintai menikah dengan orang lain.

"Lo nggak usah kayak gitu juga, Ga. Gue nggak apa-apa kok," sahut Sadam pada temannya Arga, dengan senyuman tipis dan datarnya. Walaupun terlihat kalem diluar tapi percayalah, hati Sadam tidak sekuat itu.

Bayangan masa lalu, masa indahnya bersama Evita kembali terlintas saat melihat Evita tersenyum di pelaminan bersama suaminya. Hati Sadam terenyuh, seperti ditusuk-tusuk benda tajam.

"Sadam, aku janji...kita akan selalu sama-sama kamu selamanya. Kalau perlu sampai kita nikah dan punya anak,"

"Kamu udah janji, jadi kamu nggak boleh ingkar. Kamu harus sama-sama aku, selamanya!"

Sadam berdecih, ia tersenyum menyeringai saat mengingat kata-kata Evita padanya. Kata-kata dari gadis itu yang berjanji akan bersama Sadam selamanya. Nyatanya semua itu hanya manis di mulut saja.

"Udah yuk! Mending kita ke pelaminan mereka," cetus Sadam pada kedua temannya, Agra dan Genan.

"Dam, Lo nggak akan macam-macam kan?" tanya Genan khawatir, kalau-kalau temannya itu berbuat hal nekad dihari pernikahan kekasihnya.

Sudur bibir Sadam terangkat satu ke atas, memperlihatkan betapa dinginnya pria itu sekarang.

"Gue nggak akan macam-macam, kalian tenang aja. Gue cuma mau kasih dia ucapan selamat sama sepupu gue!" seru Sadam, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ke pelaminan. Dimana Evita dan Devan berada, Devan adalah sepupu Sadam.

Kedua teman Sadam, Genan dan Arga mengekori Sadam dari belakang. Mereka waspada, takut jika Sadam berbuat nekad. Kini mereka bertiga sudah di pelaminan, dimana ada beberapa tamu lain yang juga antri untuk memberikan ucapan selamat pada pasangan pengantin itu.

Saat Sadam berdiri tepat didepan Devan, kedua mata Evita terbelalak. Gadis itu pun membalikkan wajahnya ke arah lain. Sadar, bahwa tatapan mata Sadam melayang tajam padanya. Namun sedetik kemudian, Sadam terlihat baik-baik saja.

"Selamat buat pernikahan Lo, brother!" Sadam tersenyum seakan tak ada masalah apapun, kemudian dia pun memeluk Devan.

"Thanks udah datang bro, gue pikir Lo nggak akan datang ke nikahan gue." Devan tersenyum polos, dia senang sepupunya hadir di pernikahannya.

"Dan...kakak ipar, selamat ya. Lo udah berhasil membuat kakak sepupu gue kepincut sama Lo. Kak Devan itu orangnya lembut, jangan sampai lo ngecewain dia!" tegas Sadam pada Evita. Dan membuat gadis itu tercengang, wajahnya langsung pucat pasi.

"Dan..." Sadam mendekati Evita, lalu berbisik pada gadis itu. "Kita putus."

Setelah selesai mengucapkan selamat, Sadam pun turun dari pelaminan bersama kedua temannya juga. Arga dan Genan memuji sikap lapang dada Sadam, pria itu tidak mengamuk di pesta pernikahan sepupunya.

"Ngapain gue ngamuk-ngamuk disana? Nggak ada gunanya!" ketus Sadam pada kedua temannya itu.

"Ya kita takut Lo kayak gitu, tapi syukurlah alhamdulilah...enggak bro." Kata Genan lega, ia tulus mengkhawatirkan kondisi Sadam.

Sadam terlihat dingin, lalu ia pun pergi dari cafe tersebut dan meninggalkan kedua temannya begitu saja.

Sejak saat itu Sadam meninggalkan kedua sahabat baiknya dan kembali menjadi anggota geng dan diangkat menjadi ketua geng yang bernama Black Phantom.

Patah hati dan luka telah membuat Sadam memilih jalan kebebasan. Dia meninggalkan kampus, pekerjaannya, bahkan hidupnya tak lagi sama sejak Evita menikah dengan Devan. Masuk ke dalam geng motor kriminal adalah satu satu bentuk pelampiasannya. Tidak ada yang memperhatikannya, kecuali kedua temannya.

Hingga pada suatu hari, Sadam dan teman-temannya satu gengnya terlibat perseteruan dengan geng Thanos. Geng motor kriminal lainnya. Suatu malam, Sadam sedang mengendarai motornya. Ia baru saja pulang dari bertemu kedua temannya. Didalam perjalanan pulang, Sadam teringat dengan ucapan Arga dan Genan sebelumnya.

"Dam, please jangan siksa diri Lo kayak gini. Ikutan geng kayak gitu bahaya Dam, Lo tau sendiri kan...dulu Lo jadi sasaran geng lain sampe Lo masuk rumah sakit?" cecar Genan pada sahabatnya itu, sebab dia cemas pada Sadam.

"Kalau Lo kayak gini karena seorang cewek, Lo adalah orang paling bego Dam," cetus Arga pada temannya.

"Kita yakin pasti Lo bakal dapetin cewek yang jauh lebih baik dari si Vita! Tapi Lo jangan kayak gini, gue gak mau Lo mati Dan. Gue gak mau! Karena lo udah jadi sasaran geng Thanos sekarang!" seru Genan yang kembali mengingatkan Sadam tentang geng motor. Betapa bahayanya Sadam saat ini.

"Kalau kalian peduli sama gue dan masih nganggap gue teman. Mending kalian diem deh, jangan banyak bacot!"

Sadam tetap keras kepala, dia bahkan tidak peduli nasehat kedua temannya. Dia merasa kedua temannya tidak mengerti perasaannya, bagaimana ditinggalkan oleh orang-orang yang disayangi. Papa, mama dan sekarang Evita.

Brum!

Brum!

Suara deru mesin motor terdengar kencang mengarah pada Sadam yang sedang menyetir motor sportnya. Sadam melihat dari balik kaca spion, terlihat ada lebih dari 5 motor yang mengikutinya. Mereka memakai jaket merah-merah dan ada motif naga di jaket mereka.

"Shitt! Geng Thanos benar-benar nargetin gue?" decak Sadam sambil melajukan motornya semakin kencang. Bukannya dia tidak berani menghadapi mereka. Hanya saja dia sedang ditunggu oleh neneknya di rumah. Neneknya sedang sakit.

"Woy pengecut Lo! Maju sini, Lo!" ujar salah seorang anggota geng Thanos itu kepada Sadam.

Akhirnya mereka berhasil menghadang jalan Sadam, saat salah seorang diantara mereka melemparkan batu kepada tubuh Sadam. Ternyata mereka bukan hanya 5 orang, tapi 15 orang.

"Gue lagi nggak ada waktu sama kalian, kita bisa selesaikan nanti kan?" kata Sadam tanpa rasa takut kepada 15 orang berwajah garang itu.

"Haha...apa Lo takut?" tanya salah seorang pria itu sambil tertawa. Mereka mengejek Sadam karena mereka pikir Sadam takut.

"Gue lagi buru-buru..." decak Sadam kesal.

Kemudian salah seorang dari mereka memukul wajah Sadam dan menyulut emosinya. Hingga Sadam pun membalas pukulan mereka. Dan terjadilah pertarungan sengit antara Sadam melawan 15 orang geng Thanos.

Jelas, Sadam kalah jumlah dan kalah kekuatan. Dia tersudutkan oleh kelicikan mereka yang main keroyokan. "Pengecut! Beraninya main keroyokan, ciih!" Sadam mengeluarkan ludah darah dari bibirnya. Wajahnya penuh luka dan lebam-lebam karena ulah 15 pria itu.

BUGH!

Tiba-tiba saja sebuah pukulan dari tingkat besi melayang di kepala Sadam, hingga membuat Sadam jatuh tak sadarkan diri dengan kepala berlumuran darah.

"Buang dia ke sungai! Biarin dia jadi santapan buaya atau ikan-ikan disana!" ujar seorang pria dengan bengisnya kepada anak-anak buahnya itu.

"Baik bos!"

Dengan teganya mereka mengambil motor milik Sadam dan membuang Sadam ke sungai. Mereka pikir Sadam sudah mati.

"Haha...mulai sekarang geng Thanos yang akan berkuasa! Bukan geng Black Phantom!" 15 pria itu tertawa-tawa bahagia melihat Sadam hanyut di sungai. Sadam si ketua black Phantom sudah mati!

****

Keesokan harinya, pagi itu seorang gadis membawa keranjang cucian berisik pakaian kotor. Dia memakai hijab berwarna merah muda, kulitnya putih bersih dan dia cantik natural tanpa polesan make up. Hanya saja penampilannya sederhana.

"Dingin banget pagi ini, duh..." gumam gadis itu sambil melihat air sungai yang deras. Dan merasakan dinginnya suhu pagi hari. Wajar saja ,ini daerah Situ Patenggang. Daerah yang terkenal dengan suhu udara dingin di Jawa Barat.

Gadis itu berjalan mendekati bebatuan yang ada di sungai dan akan mulai mencuci baju. Dengan hati-hati ia berjalan karena takut jatuh. Namun, tiba-tiba saja atensinya tercuri pada sesuatu yang hanyut melewatinya.

"Astagfirullahaladzim! Itu kayak orang!" pekik gadis itu, lalu ia berlari mengejar sesuatu yang ia pikir manusia. Sesuatu yang hanyut itu.

...****...

Terpopuler

Comments

Tiahsutiah

Tiahsutiah

serru jg ceritanya👍👍👍

2023-05-21

2

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

hadir thor...☝️

2023-05-20

1

Tiahsutiah

Tiahsutiah

koment dulu baca nya entar🙏

2023-05-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!