Arus sungai kala itu cukup deras hingga membuat Aisha kesulitan untuk mengejar seseorang yang hanyut di sungai. Aisha bahkan meninggalkan keranjang juga pakaian cuciannya, demi menolong orang yang bahkan tidak dikenalnya.
Seorang ibu-ibu yang akan mencuci baju, melihat Aisha berlari terbirit-birit seperti mengejar sesuatu. "Neng Aisha! Neng mau kemana neng? Bahaya neng! Jangan lari-lari begitu, nanti neng jatuh!" teriak si ibu itu pada Aisha yang masih terus berlari mengejar sesuatu yang mirip orang itu.
Aisha sempat terjatuh sebelum dia berhasil menggapai seorang pria yang tidak sadarkan diri di sungai itu. Dengan sekuat tenaga, Aisha menarik tubuh pria yang bisa bisa jatuh ke air terjun bila ia tak menyelamatkannya. Setelah mendapatkan pria itu dengan susah payah dan kebasahan, Aisha menariknya ke pinggir. Jelasnya, ke tempat yang aman.
"Akang! Akang bangun kang! Akang nggak apa-apa?" Aisha melihat pria yang wajahnya tampak babak belur itu. Banyak darah di sekujur tubuhnya terutama di kepala.
"Astagfirullah...si Akang ini teh masih hidup atau sudah meninggal?" gumam Aisha yang cemas karena tidak ada pergerakan dari pria yang ditolongnya. Akhirnya ia pun memeriksa denyut nadi dan detak jantung pria itu.
Tak lama kemudian, dua orang ibu-ibu menghampiri Aisha dengan wajah cemas dan langkah yang terburu-buru. Mereka tadi melihat bagaimana heroiknya Aisha bertaruh nyawa menyelamatkan pria itu.
"Aisha! Kamu teh benar-benar ya! Arus sungai lagi deras dan kamu malah lari-lari kayak gitu!" dengus seorang wanita paruh baya dengan kening berkerut, dia sangat mencemaskan Aisha. Dia adalah tetangga Aisha, seorang pedagang nasi kuning. Namanya, Bu Titin.
"Bahaya, neng!" celetuk si ibu yang satunya. Ia melihat Aisha sudah basah kuyup, bahkan terlihat ada darah di lututnya.
"Tapi kasihan akang ini Bu, dia masih hidup... ayo kita tolong dia!" tanpa mempedulikan keadaannya sendiri, Aisha meminta ibu-ibu itu menolong Sadam yang tidak sadarkan diri.
"Ibu akan panggil bapak-bapak yang lagi mancing disana, kalian teh tunggu disini!" ujar Bu Titin pada Aisha dan salah seorang ibu-ibu disana.
"Iya Bu, cepetan ya!" sahut Aisha seraya memegang tangan Sadam yang terasa dingin.
Aisha dan Bu Maryam menjaga Sadam disana, selagi menunggu Bu Titin kembali dengan pertolongan. Bu Maryam juga merasa kasihan dengan Sadam. Mereka berdoa agar Sadam baik-baik saja.
****
Di daerah perkotaan sana, kedua teman baik Sadam sedang bicara dengan nenek Sadam tentang keberadaan Sadam. Semalaman Sadam tidak pulang, padahal neneknya menunggu Sadam.
"Genan, Arga, kalian benar-benar tidak tahu Sadam kemana?" tanya bu Rianti cemas.
"Semalam jam delapanan, Sadam ngobrol sama kami di cafe tempat biasanya kita nongkrong, Oma. Tapi-- setelah itu Sadam pulang duluan," tutur Genan menjelaskan.
"Ya Allah, kemana Sadam? Gimana kalau Sadam kenapa-napa? Akhir-akhir ini Sadam jarang pulang," Bu Rianti terlihat gelisah dan cemas, akhir-akhir Sadam berubah. Wanita tua itu pun duduk di sofa sambil memegang dadanya. Genan dan Arga jadi kasihan pada nenek sahabatnya.
"Oma, oma tenang aja ya. Genan sama Arga yang akan cari Sadam. Pasti Sadam nggak apa-apa,"
"Iya Oma, paling Sadam nginep di rumah teman yang lain." Genan dan Arga berusaha untuk menenangkan hati Bu Rianti. Walaupun sebenarnya mereka tidak tahu kemana Sadam. Mereka mulai Nethink bila terjadi sesuatu pada Sadam yang berhubungan dengan geng Thanos, geng yang sedang berseteru dengan black Phantom.
Akhirnya Genan dan Arga memutuskan untuk menanyakan kabar Sadam kepada Evita, meski dirasa tidak sopan. Tapi, mungkin Vita tau dimana Sadam berada.
Vita sendiri baru saja pulang bulan madu dan sekarang dia menempati rumah mewah milik Devan. Kehidupan Vita bahagia karena memiliki suami dan mertua yang baik padanya.
"Ada apa kalian kesini? Bukannya gue udah bilang, jangan pura-pura kenalan sama gue!" ketus Vita pada kedua sahabat Sadam itu, yang juga sahabatnya.
"Hey Vit! Sebenernya gue sama Genan juga malas datang kesini. Kita cuma mau nanyain, apa Lo ada hubungin Sadam atau nerima kabar dari dia?" tanya Arga tanpa basa-basi. Dia muak sekali dengan Vita yang tiba-tiba menikah dan meninggalkan Sadam, padahal status Vita dan Sadam masih pacaran.
"Kenapa kalian nanyain Sadam sama gue? Ya, mana gue tau lah!" ketus Vita seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Ya udah kalau dia nggak ada hubungin Lo. Ga, ayo cabut!" ajak Genan pada Arga.
Saat kedua pria itu melangkah pergi, Vita memanggil mereka dan menahan langkah mereka.
"Kenapa kalian nanyain Sadam? E-emang Sadam kemana?" tanya Vita penasaran.
"Lo nggak seharusnya tau," ketus Genan menjawab.
"Ta-tapi, gue penasaran kemana Sadam. Siapa tau nanti dia hubungin gue?" Vita bingung sendiri, kenapa dia masih peduli dengan Sadam.
"Sadam hilang," jawab Arga yang membuat Vita tercengang bukan main. Jantung Vita seakan berhenti berdetak.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Tiahsutiah
dasar cewek matre😏
2023-06-18
1
Ramadhani Kania
Evita matre....
2023-05-20
0
Kurnianovi
si vita masih aja nanyain sadam ish ish ish
2023-05-05
0