MANTAN KEKASIHNYA MEMBUATKU RESAH
Cuaca hari ini cukup bersahabat. Tidak terlalu panas dan juga tidak hujan. Warga masyarakat yang tinggal di kota A kompleks perumahan milik sebuah perusahaan ternama tampak sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Demikian juga dengan Anna, seorang wanita muda sedang membersihkan pekarangan rumah dari daun-daun kering yang bertebaran. Ia berkesempatan karena Felyn sudah tertidur setelah ia mandikan tadi. Felin baru berumur empat belas bulan sehingga butuh tenaga dan kesabaran yang cukup untuk menjaganya.
Semua pekerjaan di rumah dikerjakan oleh Anna dengan ikhlas. Ia bahkan tidak pernah mengeluh membuat suaminya sangat sayang kepadanya.
Suatu hari Eric, suaminya menawarkan untuk mencari seorang asisten rumah tangga karena melihat kerepotan istrinya apalagi setelah punya anak kecil tapi Anna menolaknya dengan alasan bahwa ia masih kuat dan senang melakukan pekerjaan tersebut karena kodrat seorang ibu sudah demikianlah seharusnya.
Pagi tadi Eric sudah berangkat ke kantor sebelum pukul tujuh. Ia sengaja selalu berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan di jalan. Eric bekerja di salah satu kantor milik swasta dan sudah menjadi orang kepercayaan oleh pemilik perusahaan tersebut.
Dua bulan setelah menikah, ia langsung mendapat pekerjaan tersebut. Ia lulusan dari salah satu universitas negeri yang ada di kota tersebut dan sudah punya gelar sebagai sarjana ekonomi. Itulah sebabnya ia cepat memperoleh pekerjaan di kantor.
Dari gaji yang diperoleh ia sanggup membeli rumah yang dihuni sekarang dengan metode pembayarannya diangsur setiap bulan.
Orang tua Eric juga tinggal di kota tersebut dan rumahnya pun tidak jauh dari tempat tinggal mereka sedangkan istrinya berasal dari kota B yang jaraknya cukup jauh, butuh waktu satu hari satu malam untuk bisa sampai ke sana bila menggunakan kendaraan roda empat.
Anna datang ke kota A untuk melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah dan di situlah ia bertemu dengan Eric. Keduanya satu kampus dan satu jurusan tapi beda kelas.
Anna adalah wanita yang kedua bagi Eric setelah dihianati oleh kekasih pertamanya yang bernama Dewi. Mereka sudah menjalin hubungan sejak masih berseragam putih abu hingga semester tiga di perguruan tinggi, namun semuanya berakhir dengan sangat menyakitkan bagi Eric. Dewi telah menduakan dirinya dengan seorang pria kaya-raya yang merupakan kakak tingkat di kampus.
Sejak saat itu Eric sangat berubah. Ia menjadi pendiam dan sering menyendiri hingga dipertemukan dengan Anna yang periang. Kehadiran Anna sangat berpengaruh dalam hidupnya hingga ia bangkit dari keterpurukan. Perlahan-lahan ia mulai belajar melupakan cinta pertamanya dan memulai hidup baru bersama dengan kekasih barunya hingga duduk di pelaminan setelah keduanya berhasil meraih gelar sarjana.
Eric adalah anak kedua dari pasangan pak Hendrik dan ibu Elma. Mereka tiga bersaudara, dua perempuan dan satu laki-laki. Kakaknya sudah menikah dan sekarang tinggal di Papua bersama suaminya karena suaminya adalah asli Papua sedangkan adik bungsunya masih duduk di banggu SMA.
Pak Hendrik mempunyai sebuah usaha mebel dan sudah mempekerjakan beberapa karyawan sedangkan istrinya adalah seorang ASN dan mengajar di sebuah sekolah negeri di kota tersebut tempat Erika, anak bungsunya sekarang menuntut ilmu.
Usai menyapu di luar, Anna masuk ke rumah dan mendapati Felyn masih tertidur nyenyak sehingga ia masih mempunyai kesempatan untuk menyiapkan makan siang.
Suaminya berkantor sampai jam empat sore bahkan kadang lewat dari itu namun ia selalu pulang ke rumah pada jam istirahat siang untuk makan karena jarak rumah dengan kantor tempat ia bekerja cukup dekat, hanya butuh waktu sepuluh menit naik kendaraan roda dua.
Baru saja Anna selesai menyiapkan makanan di meja ketika mendengar suara motor suaminya memasuki pekarangan rumah.
"Selamat siang, Sayang!" sapa Eric dengan ramah.
"Selamat siang, Mas!" sahut Anna menyambut suaminya dengan senyum.
"Hhhmmm, masakanmu pasti enak... dari luar sudah tercium aromanya. Mas udah lapar nih!"
"Ahh, Mas selalu memujiku,"
Eric membuka jas yang masih melekat di tubuhnya lalu menghampiri meja makan. Di meja, makanan sudah tertata rapi. Ada ikan laut yang disambal, udang goreng, dan sayur bening yang uapnya masih mengepul.
Inilah yang selalu membuat Eric lebih suka makan di rumah ketimbang beli makanan di warung atau makan di luar karena masakan istrinya selalu segar, enak, dan pastinya lebih sehat karena tidak mengandung banyak penyedap rasa seperti di rumah-rumah makan pada umumnya yang tak jarang membuat kepala sakit setelah mengkonsumsinya.
"Di mana Felyn?" tanya Eric sambil mengunya makanannya. Mungkin karena terlalu lapar sehingga ia lupa menanyakan keberadaan putrinya padahal biasanya baru muncul di pintu ia langsung mencari anaknya.
"Masih tidur," jawab Anna.
Waktu istirahat selama satu setengah jam masih bisa digunakan oleh Eric untuk bersantai di rumah bersama anak dan istrinya sebelum ia kembali ke kantor. Keduanya ngobrol di ruang tengah sambil nonton TV setelah makan siang.
Eric memandangi istrinya dengan tatapan lekat lalu tersenyum.
"Ada apa sih, Mas?"
"Kamu semakin cantik aja, Sayang!"
"Ihhh, gombal,"
Wajah Anna bersemu merah karena suaminya terus menggoda dengan kata-kata romantis untuk memujinya. Hal ini bukanlah hal baru bagi Anna karena Eric memang orangnya sangat romantis walaupun sedikit pendiam.
Anna selalu membagi waktunya dengan baik dan ia tak lupa merawat tubuhnya agar selalu tampak menarik di depan orang terutama di depan suaminya. Walaupun ia sudah punya anak tapi tubuhnya tetap indah.
Eric mendekatkan bibirnya ke wajah sang istri dan menciumnya dengan lembut. Tangannya merabah-raba dan ingin sekali meremas benda kenyal yang berukuran lebih besar dari sebelumnya.
"Mas sudah sangat rindu dengan kedua gunung ini soalnya udah setahun lebih nggak pernah didaki,"
"Mas harus sabar dong, soalnya gunung ini untuk sementara dalam kekuasaan putri kita,"
Anna punya tekad untuk menyusui anaknya hingga umur dua tahun sesuai dengan anjuran dari dokter karena ASI sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak dan juga bisa menghemat pengeluaran karena tidak usah dibeli.
Keduanya tertawa karena merasa lucu. Eric melirik ke arah jam yang tergantung di dinding, masih ada waktu empat puluh lima menit. Ia pun menggendong istrinya ke kamar dan membaringkan di kasur empuk. Semalam ia enggan mengganggunya karena sadar bahwa istrinya cepat tidur lantaran seharian capek mengurus si kecil.
Meskipun cuaca di luar sedang panas tapi di kamar terasa sejuk karena ada AC. Eric melucuti daster yang melekat di tubuh istrinya dengan mudah dan mulai memberikan sentuhan mautnya. Ketika melewati gunung kembar, ia mengelusnya dengan lembut lalu menciumnya dengan hangat.
"Ahhh... ahhh... !" Anna sudah mulai mengeluarkan suara ketika tangan suaminya sudah merayap ke mana-mana.
"Suaranya jangan keras-keras Sayang, nanti si kecil bangun di saat yang kurang tepat!" bisik Eric sambil tersenyum.
Wajah Anna memerah karena malu namun tak berselang lama suaranya kembali terdengar karena kenikamatan yang tiada tara. Ia berusaha mengimbangi perlakuan suaminya hingga Eric pun ikut mengeluarkan suara. Anna juga sudah berpengalaman untuk menyenangkan suaminya. Keduanya saling memberi dan saling menerima atas dasar cinta dan kasih sayang yang melebur jadi satu.
"Ma... ma, ma... ma!" Felyn terjaga dari tidurnya.
Eric dan Anna saling berpandangan lalu tertawa karena mereka masih dalam keadaan polos tanpa sehelai kain.
Eric bergerak cepat. Ia menyambar handuk di gantungan dan melemparkan kepada istrinya sedangkan ia sendiri bergegas masuk ke kamar mandi sebelum Felyn melihatnya.
"Ehh, anak cantiknya Mama udah bangun," ucap Anna yang sudah menutup tubuhnya dengan handuk sambil menepuk-nepuk paha Felyn dengan lembut.
Felyn tersenyum menggemaskan.
"Mas, cepat dong, Mama mau mandi nih!" seru Anna.
Eric keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya.
"Apakah Mas nggak telat ke kantor kalau Mama nitip Felyn sebentar?"
"Ngggak kok, Sayang,"
Anna tersenyum lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah keluar, suaminya sudah berpakaian rapi dan siap untuk kembali ke kantor. Ia segera berpkaian dan mengambil anaknya dari gendongan sang papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments