MANTAN KEKASIHNYA MEMBUATKU RESAH

MANTAN KEKASIHNYA MEMBUATKU RESAH

1. Wanita Kedua

Cuaca hari ini cukup bersahabat. Tidak terlalu panas dan juga tidak hujan. Warga masyarakat yang tinggal di kota A kompleks perumahan milik sebuah perusahaan ternama tampak sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Demikian juga dengan Anna, seorang wanita muda sedang membersihkan pekarangan rumah dari daun-daun kering yang bertebaran. Ia berkesempatan karena Felyn sudah tertidur setelah ia mandikan tadi. Felin baru berumur empat belas bulan sehingga butuh tenaga dan kesabaran yang cukup untuk menjaganya.

Semua pekerjaan di rumah dikerjakan oleh Anna dengan ikhlas. Ia bahkan tidak pernah mengeluh membuat suaminya sangat sayang kepadanya.

Suatu hari Eric, suaminya menawarkan untuk mencari seorang asisten rumah tangga karena melihat kerepotan istrinya apalagi setelah punya anak kecil tapi Anna menolaknya dengan alasan bahwa ia masih kuat dan senang melakukan pekerjaan tersebut karena kodrat seorang ibu sudah demikianlah seharusnya.

Pagi tadi Eric sudah berangkat ke kantor sebelum pukul tujuh. Ia sengaja selalu berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan di jalan. Eric bekerja di salah satu kantor milik swasta dan sudah menjadi orang kepercayaan oleh pemilik perusahaan tersebut.

Dua bulan setelah menikah, ia langsung mendapat pekerjaan tersebut. Ia lulusan dari salah satu universitas negeri yang ada di kota tersebut dan sudah punya gelar sebagai sarjana ekonomi. Itulah sebabnya ia cepat memperoleh pekerjaan di kantor.

Dari gaji yang diperoleh ia sanggup membeli rumah yang dihuni sekarang dengan metode pembayarannya diangsur setiap bulan.

Orang tua Eric juga tinggal di kota tersebut dan rumahnya pun tidak jauh dari tempat tinggal mereka sedangkan istrinya berasal dari kota B yang jaraknya cukup jauh, butuh waktu satu hari satu malam untuk bisa sampai ke sana bila menggunakan kendaraan roda empat.

Anna datang ke kota A untuk melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah dan di situlah ia bertemu dengan Eric. Keduanya satu kampus dan satu jurusan tapi beda kelas.

Anna adalah wanita yang kedua bagi Eric setelah dihianati oleh kekasih pertamanya yang bernama Dewi. Mereka sudah menjalin hubungan sejak masih berseragam putih abu hingga semester tiga di perguruan tinggi, namun semuanya berakhir dengan sangat menyakitkan bagi Eric. Dewi telah menduakan dirinya dengan seorang pria kaya-raya yang merupakan kakak tingkat di kampus.

Sejak saat itu Eric sangat berubah. Ia menjadi pendiam dan sering menyendiri hingga dipertemukan dengan Anna yang periang. Kehadiran Anna sangat berpengaruh dalam hidupnya hingga ia bangkit dari keterpurukan. Perlahan-lahan ia mulai belajar melupakan cinta pertamanya dan memulai hidup baru bersama dengan kekasih barunya hingga duduk di pelaminan setelah keduanya berhasil meraih gelar sarjana.

Eric adalah anak kedua dari pasangan pak Hendrik dan ibu Elma. Mereka tiga bersaudara, dua perempuan dan satu laki-laki. Kakaknya sudah menikah dan sekarang tinggal di Papua bersama suaminya karena suaminya adalah asli Papua sedangkan adik bungsunya masih duduk di banggu SMA.

Pak Hendrik mempunyai sebuah usaha mebel dan sudah mempekerjakan beberapa karyawan sedangkan istrinya adalah seorang ASN dan mengajar di sebuah sekolah negeri di kota tersebut tempat Erika, anak bungsunya sekarang menuntut ilmu.

Usai menyapu di luar, Anna masuk ke rumah dan mendapati Felyn masih tertidur nyenyak sehingga ia masih mempunyai kesempatan untuk menyiapkan makan siang.

Suaminya berkantor sampai jam empat sore bahkan kadang lewat dari itu namun ia selalu pulang ke rumah pada jam istirahat siang untuk makan karena jarak rumah dengan kantor tempat ia bekerja cukup dekat, hanya butuh waktu sepuluh menit naik kendaraan roda dua.

Baru saja Anna selesai menyiapkan makanan di meja ketika mendengar suara motor suaminya memasuki pekarangan rumah.

"Selamat siang, Sayang!" sapa Eric dengan ramah.

"Selamat siang, Mas!" sahut Anna menyambut suaminya dengan senyum.

"Hhhmmm, masakanmu pasti enak... dari luar sudah tercium aromanya. Mas udah lapar nih!"

"Ahh, Mas selalu memujiku,"

Eric membuka jas yang masih melekat di tubuhnya lalu menghampiri meja makan. Di meja, makanan sudah tertata rapi. Ada ikan laut yang disambal, udang goreng, dan sayur bening yang uapnya masih mengepul.

Inilah yang selalu membuat Eric lebih suka makan di rumah ketimbang beli makanan di warung atau makan di luar karena masakan istrinya selalu segar, enak, dan pastinya lebih sehat karena tidak mengandung banyak penyedap rasa seperti di rumah-rumah makan pada umumnya yang tak jarang membuat kepala sakit setelah mengkonsumsinya.

"Di mana Felyn?" tanya Eric sambil mengunya makanannya. Mungkin karena terlalu lapar sehingga ia lupa menanyakan keberadaan putrinya padahal biasanya baru muncul di pintu ia langsung mencari anaknya.

"Masih tidur," jawab Anna.

Waktu istirahat selama satu setengah jam masih bisa digunakan oleh Eric untuk bersantai di rumah bersama anak dan istrinya sebelum ia kembali ke kantor. Keduanya ngobrol di ruang tengah sambil nonton TV setelah makan siang.

Eric memandangi istrinya dengan tatapan lekat lalu tersenyum.

"Ada apa sih, Mas?"

"Kamu semakin cantik aja, Sayang!"

"Ihhh, gombal,"

Wajah Anna bersemu merah karena suaminya terus menggoda dengan kata-kata romantis untuk memujinya. Hal ini bukanlah hal baru bagi Anna karena Eric memang orangnya sangat romantis walaupun sedikit pendiam.

Anna selalu membagi waktunya dengan baik dan ia tak lupa merawat tubuhnya agar selalu tampak menarik di depan orang terutama di depan suaminya. Walaupun ia sudah punya anak tapi tubuhnya tetap indah.

Eric mendekatkan bibirnya ke wajah sang istri dan menciumnya dengan lembut. Tangannya merabah-raba dan ingin sekali meremas benda kenyal yang berukuran lebih besar dari sebelumnya.

"Mas sudah sangat rindu dengan kedua gunung ini soalnya udah setahun lebih nggak pernah didaki,"

"Mas harus sabar dong, soalnya gunung ini untuk sementara dalam kekuasaan putri kita,"

Anna punya tekad untuk menyusui anaknya hingga umur dua tahun sesuai dengan anjuran dari dokter karena ASI sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak dan juga bisa menghemat pengeluaran karena tidak usah dibeli.

Keduanya tertawa karena merasa lucu. Eric melirik ke arah jam yang tergantung di dinding, masih ada waktu empat puluh lima menit. Ia pun menggendong istrinya ke kamar dan membaringkan di kasur empuk. Semalam ia enggan mengganggunya karena sadar bahwa istrinya cepat tidur lantaran seharian capek mengurus si kecil.

Meskipun cuaca di luar sedang panas tapi di kamar terasa sejuk karena ada AC. Eric melucuti daster yang melekat di tubuh istrinya dengan mudah dan mulai memberikan sentuhan mautnya. Ketika melewati gunung kembar, ia mengelusnya dengan lembut lalu menciumnya dengan hangat.

"Ahhh... ahhh... !" Anna sudah mulai mengeluarkan suara ketika tangan suaminya sudah merayap ke mana-mana.

"Suaranya jangan keras-keras Sayang, nanti si kecil bangun di saat yang kurang tepat!" bisik Eric sambil tersenyum.

Wajah Anna memerah karena malu namun tak berselang lama suaranya kembali terdengar karena kenikamatan yang tiada tara. Ia berusaha mengimbangi perlakuan suaminya hingga Eric pun ikut mengeluarkan suara. Anna juga sudah berpengalaman untuk menyenangkan suaminya. Keduanya saling memberi dan saling menerima atas dasar cinta dan kasih sayang yang melebur jadi satu.

"Ma... ma, ma... ma!" Felyn terjaga dari tidurnya.

Eric dan Anna saling berpandangan lalu tertawa karena mereka masih dalam keadaan polos tanpa sehelai kain.

Eric bergerak cepat. Ia menyambar handuk di gantungan dan melemparkan kepada istrinya sedangkan ia sendiri bergegas masuk ke kamar mandi sebelum Felyn melihatnya.

"Ehh, anak cantiknya Mama udah bangun," ucap Anna yang sudah menutup tubuhnya dengan handuk sambil menepuk-nepuk paha Felyn dengan lembut.

Felyn tersenyum menggemaskan.

"Mas, cepat dong, Mama mau mandi nih!" seru Anna.

Eric keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya.

"Apakah Mas nggak telat ke kantor kalau Mama nitip Felyn sebentar?"

"Ngggak kok, Sayang,"

Anna tersenyum lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah keluar, suaminya sudah berpakaian rapi dan siap untuk kembali ke kantor. Ia segera berpkaian dan mengambil anaknya dari gendongan sang papa.

Episodes
1 1. Wanita Kedua
2 2. Tetangga Baru
3 3. Tamu di Pagi Hari
4 4. Merasa Terganggu
5 5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6 6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7 7. Terjebak
8 8. Semakin Berpeluang
9 9. Rencana Baru
10 10. Kenangan Masa Lalu
11 11. Jatuh Sakit
12 12. Penghalang Sudah Pergi
13 13. Tamu di Malam Hari
14 14. Merasa Kehilangan
15 15. Begitu Dingin
16 16. Segera Urus Surat Cerai!
17 17. Pindah Rumah
18 18. Senjata Makan Tuan
19 19. Pengaruh Obat Perangsang
20 20. Ada Rasa Rindu
21 21. Kepergok
22 22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23 23. Teman Curhat
24 24. Punya Karyawan
25 25. Foto Profil Masih Tetap
26 26. Tetangga Sudah Pergi
27 27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28 28. Kecelakaan
29 29. Maafkan Ayah, Nak!
30 30. Tetap Sabar dan Setia
31 31. Bisnis Baru
32 32. Foto Keluarga
33 33. Rindu Sosok Ayah
34 34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35 35. Rasa Bersalah
36 36. Terharu
37 37. Acara Perpisahan
38 38. Sama-sama Kecewa
39 39. Perasaan Lega
40 40. Teman Masa Kecil
41 41. Tidak Tega
42 42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43 43. Tidak Memaksa
44 44. Teman Biasa
45 45. Kembali
46 46. Mengundurkan Diri
47 47. Pertemuan yang Mengharukan
48 48. Wajah yang Tidak Asing
49 49. Iri
50 50. Tidak Punya Rasa Malu
51 51. Jangan Sampai Menyesal
52 52. Meresahkan Saja
53 53. Tulus dan Ikhlas
54 54. Sudah Berubah
55 55. Segan dan Malu
56 56. Pengaruh Miras
57 57. Kembali
58 58. Menjadi Tamu Spesial
59 59. Suasana yang Baru
60 60. Hanya Bisa Menangis
61 61. Tempat Untuk Berlindung
62 62. Tidak Yakin
63 63. Ulang Tahun Ibu
64 64. Wanita itu Hamil
65 65. Tidak Mau Merepotkan
66 66. Tatapan Penuh Kebencian
67 67. Video Viral
68 68. Tidak Pernah Mengabaikan
69 69. Nuansa Merah Putih
70 70. Berjanji Akan Berubah
71 71. Tidak Sengaja Menunda
72 72. Lebih Dari Cukup
73 73. Sebuah Ganjaran
74 74. Merasa Tersinggung
75 75. Memberikan Kejutan
76 76. Sepenggal Cinta
77 77. Mobil Baru
78 78. Bijaksana
79 79. Ulang Tahun Krisna
80 80. Rindu Rumah
81 81. Depresi
82 82. Cantik dan Baik Hati
83 83. Tidak Salah Lagi
84 84. Tampil Apa Adanya
85 85. Dia Sudah Berubah
86 86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87 87. Tetap Berhati-hati
88 88. Janda Bolong
89 89. Memberi Maaf
90 90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Wanita Kedua
2
2. Tetangga Baru
3
3. Tamu di Pagi Hari
4
4. Merasa Terganggu
5
5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6
6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7
7. Terjebak
8
8. Semakin Berpeluang
9
9. Rencana Baru
10
10. Kenangan Masa Lalu
11
11. Jatuh Sakit
12
12. Penghalang Sudah Pergi
13
13. Tamu di Malam Hari
14
14. Merasa Kehilangan
15
15. Begitu Dingin
16
16. Segera Urus Surat Cerai!
17
17. Pindah Rumah
18
18. Senjata Makan Tuan
19
19. Pengaruh Obat Perangsang
20
20. Ada Rasa Rindu
21
21. Kepergok
22
22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23
23. Teman Curhat
24
24. Punya Karyawan
25
25. Foto Profil Masih Tetap
26
26. Tetangga Sudah Pergi
27
27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28
28. Kecelakaan
29
29. Maafkan Ayah, Nak!
30
30. Tetap Sabar dan Setia
31
31. Bisnis Baru
32
32. Foto Keluarga
33
33. Rindu Sosok Ayah
34
34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35
35. Rasa Bersalah
36
36. Terharu
37
37. Acara Perpisahan
38
38. Sama-sama Kecewa
39
39. Perasaan Lega
40
40. Teman Masa Kecil
41
41. Tidak Tega
42
42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43
43. Tidak Memaksa
44
44. Teman Biasa
45
45. Kembali
46
46. Mengundurkan Diri
47
47. Pertemuan yang Mengharukan
48
48. Wajah yang Tidak Asing
49
49. Iri
50
50. Tidak Punya Rasa Malu
51
51. Jangan Sampai Menyesal
52
52. Meresahkan Saja
53
53. Tulus dan Ikhlas
54
54. Sudah Berubah
55
55. Segan dan Malu
56
56. Pengaruh Miras
57
57. Kembali
58
58. Menjadi Tamu Spesial
59
59. Suasana yang Baru
60
60. Hanya Bisa Menangis
61
61. Tempat Untuk Berlindung
62
62. Tidak Yakin
63
63. Ulang Tahun Ibu
64
64. Wanita itu Hamil
65
65. Tidak Mau Merepotkan
66
66. Tatapan Penuh Kebencian
67
67. Video Viral
68
68. Tidak Pernah Mengabaikan
69
69. Nuansa Merah Putih
70
70. Berjanji Akan Berubah
71
71. Tidak Sengaja Menunda
72
72. Lebih Dari Cukup
73
73. Sebuah Ganjaran
74
74. Merasa Tersinggung
75
75. Memberikan Kejutan
76
76. Sepenggal Cinta
77
77. Mobil Baru
78
78. Bijaksana
79
79. Ulang Tahun Krisna
80
80. Rindu Rumah
81
81. Depresi
82
82. Cantik dan Baik Hati
83
83. Tidak Salah Lagi
84
84. Tampil Apa Adanya
85
85. Dia Sudah Berubah
86
86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87
87. Tetap Berhati-hati
88
88. Janda Bolong
89
89. Memberi Maaf
90
90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!