2. Tetangga Baru

Sekitar pukul tiga sore Anna bangun. Tadi ia ketiduran pada saat menidurkan Felyn yang rewel terus sejak semalam karena ada giginya yang mau tumbuh. Kata orang tua, anak-anak akan rewel jika giginya tumbuh dan biasanya satu paket dengan sakit perut. Persis yang dialami oleh Felyn saat ini, namun entah benar, entah salah atau hanya terjadi secara kebetulan.

Sambil mengucek-ngucek matanya ia menengok dari balik jendela kamarnya untuk melihat asal suara gaduh. Rupanya ada pendatang baru yang akan mengisi rumah kosong di sebelahnya. Pemilik rumah tersebut sedang berada di rantau orang karena tuntutan pekerjaan sehingga rumah itu dikontrakan.

Baru satu bulan rumah itu kosong setelah orang yang mengontraknya pindah ke tempat lain dan hari ini sudah ada lagi orang yang akan mengisinya.

Tampak sebuah mobil truk penuh dengan barang-barang dan sementara diturunkan membuat suara gaduh hingga terdengar ke rumah Anna.

Sebagai tetangga, Anna ingin tahu siapa kira-kira yang akan menjadi tetangga barunya.

"Ada yang mau pindah ke rumah ini, Pak?" tanya Anna kepada salah seorang laki-laki paru baya yang turut membantu menurunkan barang-barang dari mobil.

"Iya Bu, tapi orangnya belum datang, rencananya besok siang baru tiba di sini karena ia berangkat dari luar kota," sahut bapak itu.

Anna segera kembali ke rumahnya karena mengingat anaknya yang tidur sendirian di kamar.

***

Malam hari sebelum tidur Eric dan Anna saling bincang-bincang dan bertukar cerita tentang pengalaman seharian di rumah dan di kantor.

Eric selalu menjadi pendengar yang setia ketika istrinya menceritakan pekerjaannya, kenakalan anaknya, dan ada saja yang jadi bahan ceritanya hingga mas-mas penjual sayur dan ikan tak ketinggalan dari cerita yang diungkapkan.

"Ehh, hampir lupa Mas, besok kita akan punya tetangga baru loh!"

"Oh, yah,"

"Iya, tadi barang-barangnya udah datang. Mudah-mudahan aja orangnya baik sehingga kita punya teman lagi seperti ibu Mira, tetangga kita dulu,"

"Semoga aja,"

Tak lama kemudian rasa kantuk pun datang membuat mata terasa berat. Keduanya pun tertidur sambil berpelukan.

Keesokan harinya Anna bangun ketika hari masih malam seperti biasanya dan ia akan gelisah apabila sudah tiba waktunya. Dengan lincah ia menyiapkan sarapan sambil menggiling pakaian kotor menggunakan mesin cuci. Ia selalu menggunakan peribahasa "Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui", dan suaminya akan bangun setelah sarapan sudah siap di meja.

Sejak kehadiran Felyn di tangah-tengah keluarga mereka terkadang membuat jam tidurnya di malam hari terganggu tapi walaupun demikian ia tidak pernah ketiduran dan lupa bangun di pagi hari.

Eric selalu mengakui dan memuji sifat istrinya yang rajin dan lincah. Di tengah kesibukannnya setiap hari Ia tidak pernah lupa untuk merapikan pakaian suaminya karena itu Eric selalu berpakain bersih, rapi, dan harum saat ke kantor.

Menjelang sore, sebuah mobil Avanza berwarna putih tulang memasuki pekarangan rumah tetangga sebelah. Rupanya orang yang akan menghuni rumah tersebut sudah datang.

Anna mengintip dari balik jendela kaca rumanya. Seorang perempuan muda dengan rambut panjang berwarna kuning keemasan dan terurai turun dari mobil. Wanita itu memakai kaca mata riben.

Kerena penasaran, Anna pindah ke ruang tamu untuk melihat calon tetangganya itu lebih dekat.

Tampak wanita itu melangkah dengan gemulai, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas karena ia memakai pakaian pas badan. Anna heran karena tidak ada lagi orang yang turun dari mobil.

Sebelum ia masuk ke rumah, wanita itu kembali ke mobilnya, mungkin ada sesuatu yang tertinggal. Ia menaikkan kaca matanya menjadi bando di kepala dan kini wajahnya sudah sangat jelas. "Sepertinya saya pernah lihat wanita itu," guman Anna dalam hati. Ia berusaha mengingat-ingat siapa wanita yang akan menjadi tatangga barunya.

"Tidak mungkin... tidak mungkin!" katanya sambil mondar-mandir di ruang tamu.

Ia kembali mengintip wanita itu dan jaraknya semakin dekat karena wanita itu sedang menelepon dan ia berbicara sambil jalan-jalan mengintari pekarangan rumahnya.

Dada Anna berdebar kencang karena ia sudah yakin bahwa penglihatannya tidak salah. Wanita itu adalah Dewi, mantan kekasih Eric. "Apa yang harus kulakukan? Mengapa dia muncul di saat kami sudah bahagia? Apa maksudnya ia datang mendekat?" jeritnya dalam hati.

Anna duduk di sofa dengan perasaan yang kurang enak. Rasa khawatir dan takut membuatnya gelisah. Ia mencoba meredam dengan cara menghirup udara dan menghembuskan secara perlahan.

Ia tak habis pikir dengan tetangga barunya yang hanya datang sendirian. "Mungkinkah ia belum bersuami? jika ya, berarti rumah tanggaku sedang dalam ancaman, ataukah mungkin ia datang karena dipanggil oleh Eric? Tidak, tidak mungkin karena selama ini Eric sangat perhatian dan tidak pernah menunjukkan sikap yang aneh-aneh, bahkan ponselnya selalu diletakkan begitu saja dan tidak pernah dikunci atau dipasangi sandi, ataukah Eric punya ponsel lebih dari satu? entahlah!" pikirnya dalam hati.

"Selamat sore Sayang!" suara Eric yang baru pulang dari kantor mengagetkan dirinya.

"Selamat sore," sahutnya dengan suara datar dan wajah tanpa ekspresi membuat suaminya heran.

Eric menghampiri dan meletakkan punggung tangannya pada kening sang istri.

"Apa kamu sedang sakit, Sakit?" tanyanya dengan khawatir.

"Enggak kok, aku baik-baik saja," sahut Anna masih dengan wajah yang datar.

"Tapi kamu kurang semangat, atau kamu lagi capek ngurusun Felyn seharian?"

Anna menggeleng kepala dan beranjak dari duduknya lalu masuk ke kamar untuk merebahkan tubuhnya. Ia sadar bahwa tak seharusnya ia bersikap demikian kepada suaminya tapi rasa takut kehilangan dan rasa cemburu telah menguasai pikirannya membuat ia cuek.

Eric tak habis pikir dengan sikap istrinya yang tidak biasa. Wajah riangnya seketika hilang tanpa alasan. Ia mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian santai lalu keluar dari kamar dan mulai menyibukkan diri dengan ponselnya untuk mengurangi rasa penasaran atas perubahan sikap istrinya.

Perlahan Anna bangkit dan mengintip suaminya dari balik pintu kamar. Hatinya semakin galau melihat Eric yang menatap layar ponselnya sambil senyum-senyum. "Jangan-jangan ia sedang chatingan dengan mantan kekasihnya," desianya dalam hati. Debaran jantungnya semakin berpacu cepat dan lututnya ikut gemetar dan seolah tak mampu untuk menopang bobot tubuhnya. Kakinya lemas serasa tak bertulang.

Ia kembali masuk ke kamar dengan perasaan galau. Ingin menangis dan berteriak namun masih punya kesadaran bahwa apa yang ada di pikirannya saat ini belum tentu benar.

Suara Felyn membuatnya terhenyak, ia menghampiri dan menggendong lalu menyusuinya.

"Eh, anak papa udah bangun?" ucap Eric yang muncul di pintu kamar.

Felyn melirik papanya sambil tersenyum dengan mulut masih mengisap ****** susu sang mama dengan lahap.

Eric menatap istrinya yang menunduk lesu lalu mencoba mengingat-ingat, kira-kira apa yang telah ia lakukan hari ini yang membuat istrinya jadi berubah.

Episodes
1 1. Wanita Kedua
2 2. Tetangga Baru
3 3. Tamu di Pagi Hari
4 4. Merasa Terganggu
5 5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6 6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7 7. Terjebak
8 8. Semakin Berpeluang
9 9. Rencana Baru
10 10. Kenangan Masa Lalu
11 11. Jatuh Sakit
12 12. Penghalang Sudah Pergi
13 13. Tamu di Malam Hari
14 14. Merasa Kehilangan
15 15. Begitu Dingin
16 16. Segera Urus Surat Cerai!
17 17. Pindah Rumah
18 18. Senjata Makan Tuan
19 19. Pengaruh Obat Perangsang
20 20. Ada Rasa Rindu
21 21. Kepergok
22 22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23 23. Teman Curhat
24 24. Punya Karyawan
25 25. Foto Profil Masih Tetap
26 26. Tetangga Sudah Pergi
27 27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28 28. Kecelakaan
29 29. Maafkan Ayah, Nak!
30 30. Tetap Sabar dan Setia
31 31. Bisnis Baru
32 32. Foto Keluarga
33 33. Rindu Sosok Ayah
34 34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35 35. Rasa Bersalah
36 36. Terharu
37 37. Acara Perpisahan
38 38. Sama-sama Kecewa
39 39. Perasaan Lega
40 40. Teman Masa Kecil
41 41. Tidak Tega
42 42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43 43. Tidak Memaksa
44 44. Teman Biasa
45 45. Kembali
46 46. Mengundurkan Diri
47 47. Pertemuan yang Mengharukan
48 48. Wajah yang Tidak Asing
49 49. Iri
50 50. Tidak Punya Rasa Malu
51 51. Jangan Sampai Menyesal
52 52. Meresahkan Saja
53 53. Tulus dan Ikhlas
54 54. Sudah Berubah
55 55. Segan dan Malu
56 56. Pengaruh Miras
57 57. Kembali
58 58. Menjadi Tamu Spesial
59 59. Suasana yang Baru
60 60. Hanya Bisa Menangis
61 61. Tempat Untuk Berlindung
62 62. Tidak Yakin
63 63. Ulang Tahun Ibu
64 64. Wanita itu Hamil
65 65. Tidak Mau Merepotkan
66 66. Tatapan Penuh Kebencian
67 67. Video Viral
68 68. Tidak Pernah Mengabaikan
69 69. Nuansa Merah Putih
70 70. Berjanji Akan Berubah
71 71. Tidak Sengaja Menunda
72 72. Lebih Dari Cukup
73 73. Sebuah Ganjaran
74 74. Merasa Tersinggung
75 75. Memberikan Kejutan
76 76. Sepenggal Cinta
77 77. Mobil Baru
78 78. Bijaksana
79 79. Ulang Tahun Krisna
80 80. Rindu Rumah
81 81. Depresi
82 82. Cantik dan Baik Hati
83 83. Tidak Salah Lagi
84 84. Tampil Apa Adanya
85 85. Dia Sudah Berubah
86 86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87 87. Tetap Berhati-hati
88 88. Janda Bolong
89 89. Memberi Maaf
90 90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Wanita Kedua
2
2. Tetangga Baru
3
3. Tamu di Pagi Hari
4
4. Merasa Terganggu
5
5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6
6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7
7. Terjebak
8
8. Semakin Berpeluang
9
9. Rencana Baru
10
10. Kenangan Masa Lalu
11
11. Jatuh Sakit
12
12. Penghalang Sudah Pergi
13
13. Tamu di Malam Hari
14
14. Merasa Kehilangan
15
15. Begitu Dingin
16
16. Segera Urus Surat Cerai!
17
17. Pindah Rumah
18
18. Senjata Makan Tuan
19
19. Pengaruh Obat Perangsang
20
20. Ada Rasa Rindu
21
21. Kepergok
22
22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23
23. Teman Curhat
24
24. Punya Karyawan
25
25. Foto Profil Masih Tetap
26
26. Tetangga Sudah Pergi
27
27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28
28. Kecelakaan
29
29. Maafkan Ayah, Nak!
30
30. Tetap Sabar dan Setia
31
31. Bisnis Baru
32
32. Foto Keluarga
33
33. Rindu Sosok Ayah
34
34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35
35. Rasa Bersalah
36
36. Terharu
37
37. Acara Perpisahan
38
38. Sama-sama Kecewa
39
39. Perasaan Lega
40
40. Teman Masa Kecil
41
41. Tidak Tega
42
42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43
43. Tidak Memaksa
44
44. Teman Biasa
45
45. Kembali
46
46. Mengundurkan Diri
47
47. Pertemuan yang Mengharukan
48
48. Wajah yang Tidak Asing
49
49. Iri
50
50. Tidak Punya Rasa Malu
51
51. Jangan Sampai Menyesal
52
52. Meresahkan Saja
53
53. Tulus dan Ikhlas
54
54. Sudah Berubah
55
55. Segan dan Malu
56
56. Pengaruh Miras
57
57. Kembali
58
58. Menjadi Tamu Spesial
59
59. Suasana yang Baru
60
60. Hanya Bisa Menangis
61
61. Tempat Untuk Berlindung
62
62. Tidak Yakin
63
63. Ulang Tahun Ibu
64
64. Wanita itu Hamil
65
65. Tidak Mau Merepotkan
66
66. Tatapan Penuh Kebencian
67
67. Video Viral
68
68. Tidak Pernah Mengabaikan
69
69. Nuansa Merah Putih
70
70. Berjanji Akan Berubah
71
71. Tidak Sengaja Menunda
72
72. Lebih Dari Cukup
73
73. Sebuah Ganjaran
74
74. Merasa Tersinggung
75
75. Memberikan Kejutan
76
76. Sepenggal Cinta
77
77. Mobil Baru
78
78. Bijaksana
79
79. Ulang Tahun Krisna
80
80. Rindu Rumah
81
81. Depresi
82
82. Cantik dan Baik Hati
83
83. Tidak Salah Lagi
84
84. Tampil Apa Adanya
85
85. Dia Sudah Berubah
86
86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87
87. Tetap Berhati-hati
88
88. Janda Bolong
89
89. Memberi Maaf
90
90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!