5. Dapat Kiriman Berupa Gambar

Ok arah pintu utama, seolah sedang menanti kehadiran seseorang. Siapa lagi kalau bukan Eric yang ditunggu.

"Selamat sore Sayang!" sapa Eric seperti yang biasa ia lakukan.

"Pa... pa!" Felyn berlari menghambur ke pelukan papanya.

Eric menyambutnya dengan ciuman di pipi.

"Mama mana, kok nggak balas sapaan Papa?" tanya Eric kepada anaknya.

Felyn menunjuk-nunjuk ke dalam rumah dengan jari kecilnya.

"Ohh, mama lagi sibuk masak di dapur yah? Yuk kita samperin!" ajaknya sambil menimang-nimang anaknya dengan nyanyian kecil-kecil.

Felyn minta diturunin ketika lewat di ruang tengah karena ia masih mau bermain dengan tante Dewi. Eric tidak melihat Dewi karena dihalangi oleh sofa sedangkan mereka duduk melantai sambil main.

"Papa kamu udah pulang, yah?" tanya Dewi kepada Felyn.

Suara tersebut membuat Eric tertegun. "Dia lagi... dia lagi," gumamnya dalam hati. Ia pun mempercepat langkahnya ke dapur untuk mencari keberadaan istrinya.

"Pantas aja salamku nggak dibalas, rupanya sedang sibuk yah?" kata Eric yang mendapati istrinya sedang mengaduk-aduk masakannya di panci.

"Iya, maaf, saya nggak dengar, lagian malas bangat nunggu Mas di ruang depan soalnya si benalu itu datang lagi!"

"Nggak usah dihiraukan Sayang, nanti dia juga akan bosan kalau tidak ada yang menghiraukannya!" sahut Eric.

"Gimana mau bosan kalau tujuannya belum tercapai yaitu menginginkan dirimu. Dia itu pintar loh, lihatlah dia sedang membujuk anak kita dan sudah terbukti, Felyn sudah akrab dengan dia bahkan tadi ia datang membawa aneka mainan buat anak kita," ujar Anna.

"Kalau perlu jangan buka pintu kalau ia datang lagi!" kata Eric lalu ke kamar untuk berganti pakaian.

Anna sudah melakukan apa yang diucapkan oleh suaminya yaitu menutup pintu tapi Dewi memang cerdas, ia selalu muncul ketika melihat pintu terbuka dan tidak mungkin menutupnya langsung jika ia sudah berada di teras rumah. Ia bahkan langsung masuk ke dalam rumah tanpa dipersilahkan.

Sebenarnya Eric mau keluar dan pengennya bersantai di teras samping rumah namun niatnya diurungkan karena Dewi masih saja asyik bermain dengan Felyn. Sesekali suaranya terdengar dan sangat mengganggu ketenangan Eric. Suara itu lama-kelamaan menjadi nyanyian indah di telinganya. Eric kembali mengutuk diri dan pikirannya yang tiba-tiba ingat lagi masa-masa indah bersama dengan mantan kekasihnya itu.

"Sini mandi dulu, Nak! Tante Dewi juga sudah mau pulang, iya 'kan?" suara Anna terdengar hingga ke kamar. Ia sengaja ngomong begitu agar Dewi cepat-cepat pulang ke rumahnya.

"Oh ya, kalau begitu Tante pulang dulu Sayang, besok kita main-main lagi!" ucap Dewi lalu mencium pipi Felyn dengan gemas.

Felyn adalah anak yang penurut walaupun usianya baru satu setengah tahun tapi sudah lancar berjalan. Ia mengikuti mamanya ke kamar.

Dewi terpaksa pulang ke rumahnya walau sebenarnya ia masih ingin melihat wajah mantan kekasihnya.

(Aku tau kamu selalu menghindar dariku tapi aku akan tetap sabar menanti cinta darimu. Aku rindu belaianmu, rindu ciumanmu, rindu elusanmu... ahhhh... rindu segalanya.) Dewi mengirim pesan tersebut ke nomor ponsel Eric.

Eric meraih ponselnya di samping tempat tidur. Ia kaget dan gugup karena bersamaan dengan itu pula Anna dan Felyn keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Mas, kok wajahnya gugup gitu?"

"Nggak ada apa-apa, saya lagi liat chat teman-teman di grup kantor, eh... ternyata besok ada meething," sahut Eric lalu tersenyum. Buru-buru ia menghapus pesan dari dewi lalu mematikan ponselnya.

"Ehhh, anaknya Papa udah mandi, pasti harum deh!" katanya lagi untuk menutupi rasa gugup di wajahnya.

"yah, pasti harumlah, sana mandi biar harum juga!" kata Anna dengan nada memerintah.

"Iya deh, Papa itu selalu harum walaupun nggak mandi seharian," ucap Eric lalu menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, istri dan anaknya sudah tidak nampak. Mungkin sudah ke ruang keluarga untuk menonton.

Eric menyalakan ponselnya kembali dan memeriksa pesan yang masuk. "Astaga!!!" pekiknya dalam hati.

Ada beberapa foto seksi yang dikirim oleh Dewi, bahkan gambar sesuatu yang belum pernah ia sentuh pada saat pacaran dulu pun dikirimnya. Sangat menawan dan menggiurkan sehingga mampu membuatnya tegang.

(Tolong jangan selalu kirim chat kepada saya pada saat sedang berada di rumah. Istriku bisa melihatnya karena ia juga sering menggunakan ponsel milikku!) Eric mengirim pesan tersebut.

(Oke, jadi boleh yah aku kirim chat jika Kakak sedang di luar rumah?) balasan dari Dewi.

Eric masih ingin membalas chat tersebut tapi mendengar derap langkah yang semakin mendekat ke arah kamar membuat ia cepat-cepat mengenakan pakaian dan mematikan nada dering ponselnya lalu buru-buru keluar untuk bergabung dengan istri dan anaknya.

Foto-foto yang dikirim oleh Dewi benar-benar telah meracuni otaknya bahkan ada keinginan untuk melihatnya secara langsung. Gambar-gambar tersebut membuatnya sangat penasaran.

"Kenapa menghayal, Mas?"

"Siapa yang menghayal? Nggak Sayang, cuman sedikit capek dengan pekerjaan di kantor tadi,"

"Oh, ya kalau gitu, sini saya pijitin!"

Anna mulai memijit bahu suaminya sambil menyentuh bagian-bagian leher yang sensitif membuat Eric terangsang. Tapi ia sedang membayangkan bahwa Dewi -lah yang sedang mencumbuhnya.

"Terima kasih Sayang, sudah membuat Mas senang!"

"Sama-sama,"

Anna berpindah ke depan dan keduanya saling berhadapan. Eric baru sadar jika istrinya saat ini sangat seksi. Paha mulusnya sengaja ia pamer dan belahan dadanya terbuka dengan lebar. Sayang sekali buah itu masih tetap dalam kekuasaan si kecil.

"Kapan yah, benda ini menjadi kekuasaanku kembali?" tanya Eric sambil terkekeh.

"Nggak lama lagi, kok," sahut Anna dengan manja.

Tangan Eric mulai nakal. Pemandangan di depannya ia padukan dengan foto-foto yang masih melekat di ingatannya membuatnya bersemangat, ditambah lagi dengan reaksi dari Anna yang sepertinya sangat menginginkan sentuhannya.

Kedua kaki Anna sengaja di buka sehingga tidak ada yang menghalangi pandangan Eric lagi. Keduanya saling raba-meraba dan sesekali mendesah penuh kenikmatan.

Mereka beraktifitas di kursi sofa sedangkan Felyn sama sekali tidak menghiraukan apa yang sedang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Ia sedang asyik membolak-balik mainan pemberian tante Dewi. Tak sedikit pun ia menoleh ke arah suara aneh yang saling bersahutan.

Episodes
1 1. Wanita Kedua
2 2. Tetangga Baru
3 3. Tamu di Pagi Hari
4 4. Merasa Terganggu
5 5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6 6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7 7. Terjebak
8 8. Semakin Berpeluang
9 9. Rencana Baru
10 10. Kenangan Masa Lalu
11 11. Jatuh Sakit
12 12. Penghalang Sudah Pergi
13 13. Tamu di Malam Hari
14 14. Merasa Kehilangan
15 15. Begitu Dingin
16 16. Segera Urus Surat Cerai!
17 17. Pindah Rumah
18 18. Senjata Makan Tuan
19 19. Pengaruh Obat Perangsang
20 20. Ada Rasa Rindu
21 21. Kepergok
22 22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23 23. Teman Curhat
24 24. Punya Karyawan
25 25. Foto Profil Masih Tetap
26 26. Tetangga Sudah Pergi
27 27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28 28. Kecelakaan
29 29. Maafkan Ayah, Nak!
30 30. Tetap Sabar dan Setia
31 31. Bisnis Baru
32 32. Foto Keluarga
33 33. Rindu Sosok Ayah
34 34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35 35. Rasa Bersalah
36 36. Terharu
37 37. Acara Perpisahan
38 38. Sama-sama Kecewa
39 39. Perasaan Lega
40 40. Teman Masa Kecil
41 41. Tidak Tega
42 42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43 43. Tidak Memaksa
44 44. Teman Biasa
45 45. Kembali
46 46. Mengundurkan Diri
47 47. Pertemuan yang Mengharukan
48 48. Wajah yang Tidak Asing
49 49. Iri
50 50. Tidak Punya Rasa Malu
51 51. Jangan Sampai Menyesal
52 52. Meresahkan Saja
53 53. Tulus dan Ikhlas
54 54. Sudah Berubah
55 55. Segan dan Malu
56 56. Pengaruh Miras
57 57. Kembali
58 58. Menjadi Tamu Spesial
59 59. Suasana yang Baru
60 60. Hanya Bisa Menangis
61 61. Tempat Untuk Berlindung
62 62. Tidak Yakin
63 63. Ulang Tahun Ibu
64 64. Wanita itu Hamil
65 65. Tidak Mau Merepotkan
66 66. Tatapan Penuh Kebencian
67 67. Video Viral
68 68. Tidak Pernah Mengabaikan
69 69. Nuansa Merah Putih
70 70. Berjanji Akan Berubah
71 71. Tidak Sengaja Menunda
72 72. Lebih Dari Cukup
73 73. Sebuah Ganjaran
74 74. Merasa Tersinggung
75 75. Memberikan Kejutan
76 76. Sepenggal Cinta
77 77. Mobil Baru
78 78. Bijaksana
79 79. Ulang Tahun Krisna
80 80. Rindu Rumah
81 81. Depresi
82 82. Cantik dan Baik Hati
83 83. Tidak Salah Lagi
84 84. Tampil Apa Adanya
85 85. Dia Sudah Berubah
86 86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87 87. Tetap Berhati-hati
88 88. Janda Bolong
89 89. Memberi Maaf
90 90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Wanita Kedua
2
2. Tetangga Baru
3
3. Tamu di Pagi Hari
4
4. Merasa Terganggu
5
5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6
6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7
7. Terjebak
8
8. Semakin Berpeluang
9
9. Rencana Baru
10
10. Kenangan Masa Lalu
11
11. Jatuh Sakit
12
12. Penghalang Sudah Pergi
13
13. Tamu di Malam Hari
14
14. Merasa Kehilangan
15
15. Begitu Dingin
16
16. Segera Urus Surat Cerai!
17
17. Pindah Rumah
18
18. Senjata Makan Tuan
19
19. Pengaruh Obat Perangsang
20
20. Ada Rasa Rindu
21
21. Kepergok
22
22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23
23. Teman Curhat
24
24. Punya Karyawan
25
25. Foto Profil Masih Tetap
26
26. Tetangga Sudah Pergi
27
27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28
28. Kecelakaan
29
29. Maafkan Ayah, Nak!
30
30. Tetap Sabar dan Setia
31
31. Bisnis Baru
32
32. Foto Keluarga
33
33. Rindu Sosok Ayah
34
34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35
35. Rasa Bersalah
36
36. Terharu
37
37. Acara Perpisahan
38
38. Sama-sama Kecewa
39
39. Perasaan Lega
40
40. Teman Masa Kecil
41
41. Tidak Tega
42
42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43
43. Tidak Memaksa
44
44. Teman Biasa
45
45. Kembali
46
46. Mengundurkan Diri
47
47. Pertemuan yang Mengharukan
48
48. Wajah yang Tidak Asing
49
49. Iri
50
50. Tidak Punya Rasa Malu
51
51. Jangan Sampai Menyesal
52
52. Meresahkan Saja
53
53. Tulus dan Ikhlas
54
54. Sudah Berubah
55
55. Segan dan Malu
56
56. Pengaruh Miras
57
57. Kembali
58
58. Menjadi Tamu Spesial
59
59. Suasana yang Baru
60
60. Hanya Bisa Menangis
61
61. Tempat Untuk Berlindung
62
62. Tidak Yakin
63
63. Ulang Tahun Ibu
64
64. Wanita itu Hamil
65
65. Tidak Mau Merepotkan
66
66. Tatapan Penuh Kebencian
67
67. Video Viral
68
68. Tidak Pernah Mengabaikan
69
69. Nuansa Merah Putih
70
70. Berjanji Akan Berubah
71
71. Tidak Sengaja Menunda
72
72. Lebih Dari Cukup
73
73. Sebuah Ganjaran
74
74. Merasa Tersinggung
75
75. Memberikan Kejutan
76
76. Sepenggal Cinta
77
77. Mobil Baru
78
78. Bijaksana
79
79. Ulang Tahun Krisna
80
80. Rindu Rumah
81
81. Depresi
82
82. Cantik dan Baik Hati
83
83. Tidak Salah Lagi
84
84. Tampil Apa Adanya
85
85. Dia Sudah Berubah
86
86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87
87. Tetap Berhati-hati
88
88. Janda Bolong
89
89. Memberi Maaf
90
90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!