Anna menyiapkan makan malam seperti biasanya dan setelah semuanya beres mereka makan dengan suasana sedikit tegang karena Anna lebih banyak diam. Eric sangat tersiksa dengan sikap istrinya.
"Ada apa Sayang? Tolong ngomong kepadaku kalau ada masalah soalnya Mas sangat tersiksa dengan sikap diammu itu!" pinta Eric ketika keduanya masih berada di ruang tengah untuk menemani si kecil yang masih terjaga dan sedang main.
"Tolong Mas jawab dengan jujur!" kata Anna setelah beberapa saat berpikir untuk memulai pertanyaannya yang terasa sangat sulit keluar dari mulut.
"Jujur apanya, Dek? Bukankah selama kita saling kenal, Mas selalu jujur dalam hal apa pun?" ucap Eric dengan serius.
"Termasuk dengan tetangga baru kita, Mas?"
"Maksudnya?"
"Mas udah tahu 'kan, siapa yang jadi tetangga baru kita?"
Eric semakin bingung dengan ucapan istrinya yang dianggap sangat bertele-tele.
"Mas nggak pernah tahu!"
"Kalau begitu mari kita istirahat, besok Mas akan lihat sendiri siapa yang menjadi tetangga baru kita!"
Anna langsung menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya lalu memunggungi suaminya.
Eric tak bisa berbuat banyak. Ia jadi penasaran, siapa sih tetangga baru itu? Kenapa membuat Anna bersikap aneh?
Ia pun membalikkan tubuh dan mencoba untuk tidur tapi nyatanya sangat sulit. Ia berharap malam akan segera berlalu dan pagi akan tiba. Beberapa kali ia merubah posisi tubuhnya untuk mencari rasa nyaman hingga tertidur.
"Tok, tok, tok!" suara ketukan di pintu terdengar pada pagi hari. Anna yang sedang menata sarapan pagi di meja bergegas ke pintu utama lalu membukanya.
Anna sangat gugup melihat siapa yang datang bertamu pagi-pagi ke rumahnya. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata untuk menyambut tamunya.
"Selamat pagi tetangga baru!" sapa Dewi dengan ramah disertai senyum yang manis. Tubuhnya masih berbalut dengan baju tidur super tipis dan sangat seksi. Bagian dada sedikit terbuka dan panjang bajunya hanya sebatas bagian paha. Di tangannya ada sebuah piring yang berisi kue.
"Ohh... ehhh... iya, selamat pagi juga!" sahut Anna terbata-bata karena masih syok.
"Oh, yah, perkenalkan, nama saya Dewi, penghuni rumah sebelah!" kata Dewi menyodorkan tangannya ke arah Anna. Ia tidak tahu bahwa Anna sudah mengenalnya. Keduanya memang belum pernah bertemu tapi dulu Anna kenal Dewi dari seorang temannya yang mengatakan bahwa Dewi ini adalah mantan pacar Eric. Anna sering mencari tahu seperti apa kehidupan mantan kekasih suaminya itu lewat aplikasi Facebook.
"Anna!" sahut Anna menerima uluran tangan Dewi.
"Sebagai tetangga baru, saya ke sini membawa sedikit makanan sekaligus berkenalan. Nih, tolong jangan dinilai dari makanannya!" kata Dewi lalu menyodorkan piring yang berisi kue itu kepada Anna.
Bersamaan dengan itu, Eric keluar dari kamar dengan pakaian kantor yang sudah rapi di tubuhnya.
"Itu suaminya yah?" tanya Dewi dengan akting yang seolah-olah belum kenal denga Eric.
"Iya," jawab Anna singkat.
Eric kaget setengah mati ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya.
"Mas, ayo ke sini! Kenalan dengan tetangga baru kita!" seru Anna yang ikut berpura-pura tidak tahu jika mereka sudah saling mengenal.
"Nama saya Dewi!" ucap Dewi dengan lirikan mata penuh arti. Ia menyodorkan tangannya kepada Eric yang sudah mulai berkeringat dingin. Bagaimana pun juga, perempuan yang ada di depannya saat ini pernah menjadi orang yang berpengaruh kuat dalam hidupnya. Ada banyak kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama.
Eric hanya menyambut salaman dari Dewi tanpa mampu berkata-kata. "Jadi ini yang membuat Anna berubah?" pikirnya dalam hati.
"Senang berkenalan dengan kalian berdua! Saya pamit dulu yah soalnya baru mau siap-siap, nanti telat ke kantor!" katanya sambil tersenyum manis. Ia melangkah keluar dari rumah dengan gemulai.
Anna dan Eric masih terpaku di tempat.
"Udah liat 'kan Mas, tetangga baru kita yang cantik dan seksi?" ucap Anna sambil berlalu meninggalkan suaminya yang masih shok karena kaget dengan kehadiran Dewi yang tidak pernah disangkah-sangkah sebelumnya.
Ia mencoba menenangkan pikiran dan berusaha menguasai keadaan lalu menuju ke dapur untuk menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor.
Ia mendapati istrinya duduk termenung di kursi dengan tatapan datar. Sepertinya ia sangat resah dengan kemunculan Dewi.
"Sayang... jangan gitu dong, harusnya kamu tetap semangat dan percaya kepadaku! Mas tidak akan terpengaruh dengan kedatangan Dewi karena di dalam hati ini hanya ada kamu. Memang benar, nama Dewi pernah terukir indah tapi itu adalah masa lalu dan Mas sudah melupakan karena sudah ada nama yang indah dan lebih berarti bagiku," ucap Eric sambil mengelus kepala istrinya dengan lembut. Bahu Anna terguncang karena terharu mendengar pengakuan dari suaminya.
"Bagaimana kalau Dewi menggodamu, Mas? Liat aja penampilannya tadi, sepertinya ia sengaja ingin memamerkan tubuhnya yang seksi!" tanya Anna dengan air mata berlinang.
"Mas tidak akan tergoda Sayang dan di mataku kamu lebih cantik dari pada dia," ucap Eric meyakinkan. Ia menyeka air mata istrinya dengan punggung tangannya.
"Ayo senyum dong!" kata Eric lagi sambil kedua tangannya memegang pundak istrinya.
Anna mengulas senyum walau terlihat dipaksa. Entah mengapa rasa khawatir di hatinya terlalu besar. Ia sangat takut jika harus kehilangan suamianya yang begitu berarti baginya.
"Nah, gitu dong, nggak usah menyusahkan hati dengan pikiran-pikiran negatif!" ucap Eric lagi.
Anna melayani suaminya dengan baik dan Eric pun mulai makan dengan lahap. Matanya sempat melirik kue yang dibawa oleh Dewi tadi yang sepertinya enak tapi ia menahan diri untuk mengambilnya karena khawatir jangan sampai Anna semakin sedih dan berpikiran yang tidak-tidak.
Anna mencium tangan suaminya ketika tiba di luar. Hal seperti itu selalu terlihat ketika sang suami hendak berangkat ke kantor.
"Daa Sayang, baik-baik di rumah yah!" ucap Eric dengan mesra.
"Heyy tetangga... tunggu dulu!" suara Dewi yang setengah teriak membuat langkah Eric terhenti. Demikian juga dengan Anna yang sudah berada di ambang pintu, sontak ia membalikkan tubuhnya kemabali.
"Maaf sebelumnya, mobilku nggak mau bunyi, saya mau nebeng sama kamu aja!" katanya dengan wajah penuh harap.
Penampilan Dewi sangat cantik dan mempesona. Ia mengenakan baju kantoran dengan pasangan rok pendek dan sebuah tas bermerek di tangannya.
Eric kelihatan gugup mendengar permohonan Dewi. Baginya tidak salah kalau menolong tapi ini menyangkut perasaan Anna.
"An, boleh yah, aku nebeng sama suami kamu. Aku nggak bakalan macam-macam kok!" pinta Dewi sambil menatap Anna yang masih berdiri kaku di ambang pintu.
"Maaf yah Dewi, saya duluan soalnya udah ditelepon sama pak bos!" kata Eric memberikan alasan karena melihat wajah istrinya yang murung.
"Yahhh... terpaksa deh aku nggak ngantor hari ini, pada hal ini adalah hari pertama mau kerja di kantor tersebut," ucap Dewi dengan kecewa. "Sekarang kamu masih bisa menghindar tapi besok atau selanjutnya kamu akan bertekuk lutut di hadapanku," lirihnya, ia segera berlalu menuju parkiran mobilnya.
Eric tidak mendengar lagi perkataan Dewi karena ia sudah buru-buru melajukan kendaraan roda duanya.
Anna pun masuk ke rumah dengan perasaan lega lalu ia mengintip Dewi dari kaca jendela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Santi Rizal
si Dewi calon pelakor
2024-02-12
0
She_L
Terima kasi, Kak!
2023-05-12
0
anggita
Anna.. Eric.. Dewi,,
2023-05-11
0