3. Tamu di Pagi Hari

Anna menyiapkan makan malam seperti biasanya dan setelah semuanya beres mereka makan dengan suasana sedikit tegang karena Anna lebih banyak diam. Eric sangat tersiksa dengan sikap istrinya.

"Ada apa Sayang? Tolong ngomong kepadaku kalau ada masalah soalnya Mas sangat tersiksa dengan sikap diammu itu!" pinta Eric ketika keduanya masih berada di ruang tengah untuk menemani si kecil yang masih terjaga dan sedang main.

"Tolong Mas jawab dengan jujur!" kata Anna setelah beberapa saat berpikir untuk memulai pertanyaannya yang terasa sangat sulit keluar dari mulut.

"Jujur apanya, Dek? Bukankah selama kita saling kenal, Mas selalu jujur dalam hal apa pun?" ucap Eric dengan serius.

"Termasuk dengan tetangga baru kita, Mas?"

"Maksudnya?"

"Mas udah tahu 'kan, siapa yang jadi tetangga baru kita?"

Eric semakin bingung dengan ucapan istrinya yang dianggap sangat bertele-tele.

"Mas nggak pernah tahu!"

"Kalau begitu mari kita istirahat, besok Mas akan lihat sendiri siapa yang menjadi tetangga baru kita!"

Anna langsung menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya lalu memunggungi suaminya.

Eric tak bisa berbuat banyak. Ia jadi penasaran, siapa sih tetangga baru itu? Kenapa membuat Anna bersikap aneh?

Ia pun membalikkan tubuh dan mencoba untuk tidur tapi nyatanya sangat sulit. Ia berharap malam akan segera berlalu dan pagi akan tiba. Beberapa kali ia merubah posisi tubuhnya untuk mencari rasa nyaman hingga tertidur.

"Tok, tok, tok!" suara ketukan di pintu terdengar pada pagi hari. Anna yang sedang menata sarapan pagi di meja bergegas ke pintu utama lalu membukanya.

Anna sangat gugup melihat siapa yang datang bertamu pagi-pagi ke rumahnya. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata untuk menyambut tamunya.

"Selamat pagi tetangga baru!" sapa Dewi dengan ramah disertai senyum yang manis. Tubuhnya masih berbalut dengan baju tidur super tipis dan sangat seksi. Bagian dada sedikit terbuka dan panjang bajunya hanya sebatas bagian paha. Di tangannya ada sebuah piring yang berisi kue.

"Ohh... ehhh... iya, selamat pagi juga!" sahut Anna terbata-bata karena masih syok.

"Oh, yah, perkenalkan, nama saya Dewi, penghuni rumah sebelah!" kata Dewi menyodorkan tangannya ke arah Anna. Ia tidak tahu bahwa Anna sudah mengenalnya. Keduanya memang belum pernah bertemu tapi dulu Anna kenal Dewi dari seorang temannya yang mengatakan bahwa Dewi ini adalah mantan pacar Eric. Anna sering mencari tahu seperti apa kehidupan mantan kekasih suaminya itu lewat aplikasi Facebook.

"Anna!" sahut Anna menerima uluran tangan Dewi.

"Sebagai tetangga baru, saya ke sini membawa sedikit makanan sekaligus berkenalan. Nih, tolong jangan dinilai dari makanannya!" kata Dewi lalu menyodorkan piring yang berisi kue itu kepada Anna.

Bersamaan dengan itu, Eric keluar dari kamar dengan pakaian kantor yang sudah rapi di tubuhnya.

"Itu suaminya yah?" tanya Dewi dengan akting yang seolah-olah belum kenal denga Eric.

"Iya," jawab Anna singkat.

Eric kaget setengah mati ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya.

"Mas, ayo ke sini! Kenalan dengan tetangga baru kita!" seru Anna yang ikut berpura-pura tidak tahu jika mereka sudah saling mengenal.

"Nama saya Dewi!" ucap Dewi dengan lirikan mata penuh arti. Ia menyodorkan tangannya kepada Eric yang sudah mulai berkeringat dingin. Bagaimana pun juga, perempuan yang ada di depannya saat ini pernah menjadi orang yang berpengaruh kuat dalam hidupnya. Ada banyak kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama.

Eric hanya menyambut salaman dari Dewi tanpa mampu berkata-kata. "Jadi ini yang membuat Anna berubah?" pikirnya dalam hati.

"Senang berkenalan dengan kalian berdua! Saya pamit dulu yah soalnya baru mau siap-siap, nanti telat ke kantor!" katanya sambil tersenyum manis. Ia melangkah keluar dari rumah dengan gemulai.

Anna dan Eric masih terpaku di tempat.

"Udah liat 'kan Mas, tetangga baru kita yang cantik dan seksi?" ucap Anna sambil berlalu meninggalkan suaminya yang masih shok karena kaget dengan kehadiran Dewi yang tidak pernah disangkah-sangkah sebelumnya.

Ia mencoba menenangkan pikiran dan berusaha menguasai keadaan lalu menuju ke dapur untuk menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor.

Ia mendapati istrinya duduk termenung di kursi dengan tatapan datar. Sepertinya ia sangat resah dengan kemunculan Dewi.

"Sayang... jangan gitu dong, harusnya kamu tetap semangat dan percaya kepadaku! Mas tidak akan terpengaruh dengan kedatangan Dewi karena di dalam hati ini hanya ada kamu. Memang benar, nama Dewi pernah terukir indah tapi itu adalah masa lalu dan Mas sudah melupakan karena sudah ada nama yang indah dan lebih berarti bagiku," ucap Eric sambil mengelus kepala istrinya dengan lembut. Bahu Anna terguncang karena terharu mendengar pengakuan dari suaminya.

"Bagaimana kalau Dewi menggodamu, Mas? Liat aja penampilannya tadi, sepertinya ia sengaja ingin memamerkan tubuhnya yang seksi!" tanya Anna dengan air mata berlinang.

"Mas tidak akan tergoda Sayang dan di mataku kamu lebih cantik dari pada dia," ucap Eric meyakinkan. Ia menyeka air mata istrinya dengan punggung tangannya.

"Ayo senyum dong!" kata Eric lagi sambil kedua tangannya memegang pundak istrinya.

Anna mengulas senyum walau terlihat dipaksa. Entah mengapa rasa khawatir di hatinya terlalu besar. Ia sangat takut jika harus kehilangan suamianya yang begitu berarti baginya.

"Nah, gitu dong, nggak usah menyusahkan hati dengan pikiran-pikiran negatif!" ucap Eric lagi.

Anna melayani suaminya dengan baik dan Eric pun mulai makan dengan lahap. Matanya sempat melirik kue yang dibawa oleh Dewi tadi yang sepertinya enak tapi ia menahan diri untuk mengambilnya karena khawatir jangan sampai Anna semakin sedih dan berpikiran yang tidak-tidak.

Anna mencium tangan suaminya ketika tiba di luar. Hal seperti itu selalu terlihat ketika sang suami hendak berangkat ke kantor.

"Daa Sayang, baik-baik di rumah yah!" ucap Eric dengan mesra.

"Heyy tetangga... tunggu dulu!" suara Dewi yang setengah teriak membuat langkah Eric terhenti. Demikian juga dengan Anna yang sudah berada di ambang pintu, sontak ia membalikkan tubuhnya kemabali.

"Maaf sebelumnya, mobilku nggak mau bunyi, saya mau nebeng sama kamu aja!" katanya dengan wajah penuh harap.

Penampilan Dewi sangat cantik dan mempesona. Ia mengenakan baju kantoran dengan pasangan rok pendek dan sebuah tas bermerek di tangannya.

Eric kelihatan gugup mendengar permohonan Dewi. Baginya tidak salah kalau menolong tapi ini menyangkut perasaan Anna.

"An, boleh yah, aku nebeng sama suami kamu. Aku nggak bakalan macam-macam kok!" pinta Dewi sambil menatap Anna yang masih berdiri kaku di ambang pintu.

"Maaf yah Dewi, saya duluan soalnya udah ditelepon sama pak bos!" kata Eric memberikan alasan karena melihat wajah istrinya yang murung.

"Yahhh... terpaksa deh aku nggak ngantor hari ini, pada hal ini adalah hari pertama mau kerja di kantor tersebut," ucap Dewi dengan kecewa. "Sekarang kamu masih bisa menghindar tapi besok atau selanjutnya kamu akan bertekuk lutut di hadapanku," lirihnya, ia segera berlalu menuju parkiran mobilnya.

Eric tidak mendengar lagi perkataan Dewi karena ia sudah buru-buru melajukan kendaraan roda duanya.

Anna pun masuk ke rumah dengan perasaan lega lalu ia mengintip Dewi dari kaca jendela.

Terpopuler

Comments

Santi Rizal

Santi Rizal

si Dewi calon pelakor

2024-02-12

0

She_L

She_L

Terima kasi, Kak!

2023-05-12

0

anggita

anggita

Anna.. Eric.. Dewi,,

2023-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Wanita Kedua
2 2. Tetangga Baru
3 3. Tamu di Pagi Hari
4 4. Merasa Terganggu
5 5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6 6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7 7. Terjebak
8 8. Semakin Berpeluang
9 9. Rencana Baru
10 10. Kenangan Masa Lalu
11 11. Jatuh Sakit
12 12. Penghalang Sudah Pergi
13 13. Tamu di Malam Hari
14 14. Merasa Kehilangan
15 15. Begitu Dingin
16 16. Segera Urus Surat Cerai!
17 17. Pindah Rumah
18 18. Senjata Makan Tuan
19 19. Pengaruh Obat Perangsang
20 20. Ada Rasa Rindu
21 21. Kepergok
22 22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23 23. Teman Curhat
24 24. Punya Karyawan
25 25. Foto Profil Masih Tetap
26 26. Tetangga Sudah Pergi
27 27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28 28. Kecelakaan
29 29. Maafkan Ayah, Nak!
30 30. Tetap Sabar dan Setia
31 31. Bisnis Baru
32 32. Foto Keluarga
33 33. Rindu Sosok Ayah
34 34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35 35. Rasa Bersalah
36 36. Terharu
37 37. Acara Perpisahan
38 38. Sama-sama Kecewa
39 39. Perasaan Lega
40 40. Teman Masa Kecil
41 41. Tidak Tega
42 42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43 43. Tidak Memaksa
44 44. Teman Biasa
45 45. Kembali
46 46. Mengundurkan Diri
47 47. Pertemuan yang Mengharukan
48 48. Wajah yang Tidak Asing
49 49. Iri
50 50. Tidak Punya Rasa Malu
51 51. Jangan Sampai Menyesal
52 52. Meresahkan Saja
53 53. Tulus dan Ikhlas
54 54. Sudah Berubah
55 55. Segan dan Malu
56 56. Pengaruh Miras
57 57. Kembali
58 58. Menjadi Tamu Spesial
59 59. Suasana yang Baru
60 60. Hanya Bisa Menangis
61 61. Tempat Untuk Berlindung
62 62. Tidak Yakin
63 63. Ulang Tahun Ibu
64 64. Wanita itu Hamil
65 65. Tidak Mau Merepotkan
66 66. Tatapan Penuh Kebencian
67 67. Video Viral
68 68. Tidak Pernah Mengabaikan
69 69. Nuansa Merah Putih
70 70. Berjanji Akan Berubah
71 71. Tidak Sengaja Menunda
72 72. Lebih Dari Cukup
73 73. Sebuah Ganjaran
74 74. Merasa Tersinggung
75 75. Memberikan Kejutan
76 76. Sepenggal Cinta
77 77. Mobil Baru
78 78. Bijaksana
79 79. Ulang Tahun Krisna
80 80. Rindu Rumah
81 81. Depresi
82 82. Cantik dan Baik Hati
83 83. Tidak Salah Lagi
84 84. Tampil Apa Adanya
85 85. Dia Sudah Berubah
86 86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87 87. Tetap Berhati-hati
88 88. Janda Bolong
89 89. Memberi Maaf
90 90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Wanita Kedua
2
2. Tetangga Baru
3
3. Tamu di Pagi Hari
4
4. Merasa Terganggu
5
5. Dapat Kiriman Berupa Gambar
6
6. Tidak Bisa Fokus Bekerja
7
7. Terjebak
8
8. Semakin Berpeluang
9
9. Rencana Baru
10
10. Kenangan Masa Lalu
11
11. Jatuh Sakit
12
12. Penghalang Sudah Pergi
13
13. Tamu di Malam Hari
14
14. Merasa Kehilangan
15
15. Begitu Dingin
16
16. Segera Urus Surat Cerai!
17
17. Pindah Rumah
18
18. Senjata Makan Tuan
19
19. Pengaruh Obat Perangsang
20
20. Ada Rasa Rindu
21
21. Kepergok
22
22. Datang dan Pergi dengan Tangan Kosong
23
23. Teman Curhat
24
24. Punya Karyawan
25
25. Foto Profil Masih Tetap
26
26. Tetangga Sudah Pergi
27
27. Hari Pernikahan Sang Kakak
28
28. Kecelakaan
29
29. Maafkan Ayah, Nak!
30
30. Tetap Sabar dan Setia
31
31. Bisnis Baru
32
32. Foto Keluarga
33
33. Rindu Sosok Ayah
34
34. Apa yang Harus Kita Lakukan?
35
35. Rasa Bersalah
36
36. Terharu
37
37. Acara Perpisahan
38
38. Sama-sama Kecewa
39
39. Perasaan Lega
40
40. Teman Masa Kecil
41
41. Tidak Tega
42
42. Jangan Ikut Campur Urusanku!
43
43. Tidak Memaksa
44
44. Teman Biasa
45
45. Kembali
46
46. Mengundurkan Diri
47
47. Pertemuan yang Mengharukan
48
48. Wajah yang Tidak Asing
49
49. Iri
50
50. Tidak Punya Rasa Malu
51
51. Jangan Sampai Menyesal
52
52. Meresahkan Saja
53
53. Tulus dan Ikhlas
54
54. Sudah Berubah
55
55. Segan dan Malu
56
56. Pengaruh Miras
57
57. Kembali
58
58. Menjadi Tamu Spesial
59
59. Suasana yang Baru
60
60. Hanya Bisa Menangis
61
61. Tempat Untuk Berlindung
62
62. Tidak Yakin
63
63. Ulang Tahun Ibu
64
64. Wanita itu Hamil
65
65. Tidak Mau Merepotkan
66
66. Tatapan Penuh Kebencian
67
67. Video Viral
68
68. Tidak Pernah Mengabaikan
69
69. Nuansa Merah Putih
70
70. Berjanji Akan Berubah
71
71. Tidak Sengaja Menunda
72
72. Lebih Dari Cukup
73
73. Sebuah Ganjaran
74
74. Merasa Tersinggung
75
75. Memberikan Kejutan
76
76. Sepenggal Cinta
77
77. Mobil Baru
78
78. Bijaksana
79
79. Ulang Tahun Krisna
80
80. Rindu Rumah
81
81. Depresi
82
82. Cantik dan Baik Hati
83
83. Tidak Salah Lagi
84
84. Tampil Apa Adanya
85
85. Dia Sudah Berubah
86
86. Berbeda Dengan Masa Lalu
87
87. Tetap Berhati-hati
88
88. Janda Bolong
89
89. Memberi Maaf
90
90. Selamat Menikmati Kebahagiaan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!