AKU PEMERAN UTAMA
Eleanor sedang di taman menikmati teh bersama Nora adiknya. Nora dan Eleanor sangat dekat, tentu saja Eleanor sudah seperti orang tua bagi Nora. Mereka kehilangan kedua orang tua diusia sangat dini. Pada saat orang tua mereka meninggal usia Nora baru 5 tahun sedangkan Eleanor 10 tahun. Eleanor merawat Nora dengan kasih sayang yang utuh karena adiknya sangat membutuhkan kasih sayang.
Untung saja kedua orang tua Eleanor kaya dan tidak mempunyai hutang sehingga mereka bisa hidup dengan baik.
“Kakak, aku ingin menikah dengan pria seperti kakak ipar,” ujar Nora membuat Eleanor tersenyum.
“Kenapa dengan Sean, kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik, Nor,” jawab Eleanor membuat Nora menggelengkan kepalanya.
“Tidak kak, kakak ipar adalah tipe idealku. Bagaimana caranya mengungkapkan cinta pada kakak, dan bagaimana perlakuan lembut kak Sean pada kakak. Itu membuatku menjadi sangat senang dan bahagia.”
“Oh, kakak jangan salah paham ya. Aku ingin menikah dengan pria yang seperti kak Sean bukan kak Sean,” ujar Nora lagi membuat Eleanor terkekeh.
“Kakak mengerti, dan kakak harap kau akan bahagia selalu dengan siapapun pasanganmu,” ujar Eleanor membuat Nora bangkit dan memeluk kakak nya erat.
“Aku mencintaimu kak.”
“Aku juga.”
Begitulah percakapan antara kakak dan adik di taman sambil menikmati secangkir teh.
“Ternyata kalian disini, sayang udara semakin dingin mari hangatkan badanmu,” ujar Sean muncul sambil menyelimuti belakang Eleanor menggunkan kain.
“Aaa, Sweet sekali,” ujar Nora membuat Eleanor tersenyum lalu mencium pipi kanan Sean.
“Huh, membuat iri saja. Aku duluan kak,” ujar Nora dengan nada bercanda lalu meninggalkan Sean dan Eleanor.
“Baiklah.”
“Sayang, kita juga harus pergi. Udaranya semakin dingin, tidak baik untuk kesehatanmu,” ujar Sean lembut membuat Eleanor menganggukan kepalanya lalu bangkit dari tempat duduk.
“Ayo sayang.”
Sedangkan itu Nora menatap Eleanor dan Sean dari jendela kamarnya, setelah memastikan Eleanor dan Sean pergi dari taman Nora membaringkan diri diatas kasur.
Entah apa isi dari kepala Nora, ia sedang memikirkan sesuatu.
Sementara itu Sean dan Eleanor sudah masuk kekamar mereka, dan tentu saja mereka melakukan kegiatan yang menghangatkan satu sama lain.
“Aku mencintaimu sayang,” ujar Sean mencium kening Eleanor setelah percintaan panas mereka.
“Aku juga mencintaimu,” jawab Eleanor lalu memejamkan matanya didalam pelukan hangat Sean.
Sean bangkit dari tidurnya setelah memastikan Eleanor sudah terlelap, Sean memakai kembali pakaiannya lalu keluar dari kamar.
*
"Sayang, kamu akan menjadi ayah! Aku hamil." Eleanor berteriak keluar dari kamar mandi dan memperlihatkan test packnya.
Sean yang mendengar itu langsung berlari kearah Eleanor.
"Kya!"
Sean menggendong Eleanor dan mencium wajah Eleanor secara bertubi-tubi.
"Sayang geli," ujar Eleanor memeluk Sean erat.
"Selamat sayang, kamu akan menjadi ibu," ujar Sean menurunkan Eleanor dari gendongannya.
Sudah hampir 3 tahun usia pernikahan mereka dan Tuhan baru memberikan kepercayaan kepada mereka. Buah hati yang selama ini mereka dambakan akhirnya hadir didalam rahim Eleanor.
"Aku mencintaimu sayang dan calon anak kita," ujar Sean mencium perut datar Eleanor.
"Kami juga mencintaimu ayah."
"Kakak!" panggil Nora didepan pintu kamar Eleanor.
"Apakah aku tidak salah mendengar? Sekarang aku akan mempunyai calon keponakan?"
"Tentu saja pendengaranmu baik, kakakmu dan aku akan menjadi orang tua," jawab Sean membuat Nora langsung memeluk kakaknya.
"Selamat kakak, selamat kakak ipar. Doa terbaik untuk kalian dan calon baby," ujar Nora tersenyum.
"Terima kasih onty Nora."
"Bagaimana jika besok kita membuat pesta kecil-kecilan untuk menyambut baby?" saran Nora membuat Eleanor mengangguk setuju.
"Ide bagus sekali, bagaimana sayang? Kamu setuju kan?" tanya Eleanor pada Sean.
"Tentu saja sayang, Nora kami serahkan semuanya padamu."
"Siap laksanakan kakak ipar," ujar Nora sambil hormat pada Sean membuat ketiganya tertawa.
"Baiklah, aku akan segera menyiapkan semuanya. Kakak istirahat saja, sampai ketemu besok kakak dan kakak ipar."
Setelah kepergian Nora, Eleanor kembali berbaring ditempat tidur.
"Sayang, kamu mau makan apa?" tanya Sean membuat Eleanor menggelengkan kepalanya.
"Aku akan tidur sayang."
Setelah memastikan Eleanor tidur Sean keluar dari kamar dan bertemu seseorang.
*
Pesta kecil-kecilan dilakukan di ruang keluarga.Nora benar-benar mempesrisapkan acara kecil-kecilan menjadi mewah. Eleanor sangat bahagia dengan keluarga kecilnya. Adik yang begitu ia sayangi ada disampingnya dan juga suami yang mencintainya selalu ada disisinya, Eleanor tidak meminta banyak pada Tuhan ia hanya ingin terus tersenyum bahagia bersama keluarga tercintanya.
“Baiklah, sekali lagi selamat pada kakak dan kakak ipar karena kalian akan menjadi orang tua.” Nora berdiri lalu memeluk Eleanor.
“Karena kakak sedang mengandung, kakak harus minum susu.”
Nora menuangkan susu untuk Eleanor sedangkan dirinya dan Sean meminum wine, Eleanor tersenyum lalu memegang gelas susunya.
“Mari bersulang atas kebahagian ini, dan semoga kedepannya kita akan terus bahagia,” ujar Nora menganggat gelasnya lalu mereka bertiga bersulang.
“Kakak, sebenarnya aku juga mengandung,” ujar Nora membuat Eleanor membulatkan matanya. Hamil? Nora bahkan belum menikah.
“Tidak lucu Nora,” jawab Eleanor membuat Nora menggelengkan kepalanya.
“Aku sedang tidak bercanda kakak, aku hamil anak kak Sean.”
Bagai disambar petir ditengah bolong Eleanor tidak menyangka bahwa suami dan adiknya bermain gila dibelakangnya.
“Kalian..Uhuk...,”
Eleanor muntah darah dan tidak lama kemudian ia terjatuh dilantai. Sedangkan Sean dan Nora merasa senang seakan sudah menunggu momen kematian Eleanor. Eleanor juga merasakan ada darah yang mengalir dikakinya. Tidak, Eleanor akan kehilangan anaknya. Bagaimana ini, Eleanor menangis tanpa mengeluarkan suaranya.
“Kakak, kau sangat bodoh. Kau sungguh naif sekali. Aku beruntung kakak bisa dilenyapkan secara mudah,” ujar Nora sambil memeluk Sean.
“Akan kupastkan kau dan anakmu akan menderita di nereka kak.”
Eleanor menangis ia tidak bisa berkata-kata, mengeluarkan umpatan saja ia sudah tidak bisa. Nyawanya sudah diambang batas.
Eleanor menatap pelayan yang berdiri didekat pintu dari banyaknya pelayan disini tidak ada yang menolong Eleanor. Eleanor tersenyum kecut dalam kesakitan, ternyata orang-orang dirumah ini sudah mengetahui tentang pengkhiatan adik dan suaminya. Hanya dirinya sajalah yang tidak mengetahui itu.
“Bagaimana ini sayang, kakak belum mengucapkan selamat pada calon anak kita,” ujar Nora manja dipelukan Sean.
“Tidak apa-apa sayang, wanita busuk sepertinya tidak perlu mengucapkan selamat pada calon anak kita.”
“Semoga menderita di neraka kakak.”
Nora dan Sean tersenyum puas lalu meninggalkan Eleanor sendiri diruang keluarga. Para pelayan tidak ada yang menolongnya. Eleanor akan mati dengan mengenaskan seperti ini.
Eleanor bersumpah ia mengutuk adik dan suaminya, karena ke kebodohannya anak dan dirinya akan segera mati.
‘Tuhan, aku mohon jika Tuhan benar-benar ada kumohon aku tidak ingin mati seperti ini. Seandainya aku hidup kembali aku akan merubah takdirku.’
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
CaH KangKung,
mampirrr.....pecinta timetravelll.....👣👣
2023-05-14
1
Aze_reen"
hadir kk hadir....
liat notif reinkarnasi/travel time lgsg OTW melipir... no. debat😁
2023-05-03
1