Liam menerima laporan dari tangan kanannya semua yang berkaitan dengan Eleanor. Termasuk informasi perselingkuhan Sean dan Nora.
“Tuan, bagaimana dengan perselingkuhan suami dan adik Nona Eleanor, haruskan kita bongkar ke media?” tanya Nial tangan kanan Liam.
“Belum saatnya, tunggu sebentar lagi. Aku ingin melihat bagaimana El menangani ini,” jawab Liam membuat Nial menganggukan kepalanya. Sementara Liam melanjutkan pekerjaannya, Nial mendapat telpon dari bawahannya.
“Tuan, kami sudah mengetahui keberadaan Felix,” ujar Nial melapor pada Liam setelah mendapat laporan dari bawahannya.
“Tangkap hidup-hidup, dia harus mati dengan perlahan.”
“Baik Tuan.”
Nial meninggalkan ruangan Liam, sedangkan Liam meningglkan pekerjaan dan menghampiri kamar putrinya.
Liam kelihatan seperti pria tampan yang baik hati, namun siapa sangka dibalik topeng wajah rupawan itu ia memiliki sifat yang kejam. Apalagi pada orang yang telah mencuri uangnya, hanya kematian yang sadis didapatkan pada orang yang telah mencuri uangnya.
“Mama, mama jangan tinggalkan Cessa.”
Cessa mengigau dari tidurnya membuat Liam segera menghampiri Cessa.
“Cup, cup, tidurlah kembali Princess. Besok kita akan menemui mama,” bisik Liam ditelinga Cessa.
“Janji?”
“Papa janji.”
Tidak lama kemudian Cessa kembali tertidur, apapun demi untuk kebahagian putrinya Liam akan melakukan apapun termasuk menikahi Eleanor agar menjadi ibu dari putrinya. Apalagi fakta bahwa Eleanor memiliki jantung dari mendiang istrinya.
Walaupun pernikahan Liam hanyalah pernikahan bisnis namun kebahagian putrinya merupakan kebahagiannya, begitupun sebaliknya.
Sementara itu ditempat lain, Eleanor sedang menolak ajakan bercinta dari Sean.
“Aku sedang datang bulan,” ujar Eleanor ketika Sean ingin mencium bibirnya.
“Baiklah, mari tidur sayang,” jawab Sean menelan kekecewaannya. Ia merasakan ada perubahan pada istrinya. Akhir-akhir ini Eleanor selalu menolaknya, mungkin karena hormon yang tidak stabil apalagi sekarang Eleanor sedang datang bulan. Itulah yang dipikirkan Sean.
Seperti biasanya, ketika Eleanor sudah tertidur pulas Sean berkunjung ke kamar Nora. Ada hasrat yang harus ia keluarkan akibat Eleanor sedang datang bulan.
Pagi hari nya Eleanor meletakan obat pensubur didalam susu milik Nora dan Sean, agar Nora segera mengandung. Eleanor harus merubah masa depan nya yang akan mati ditengan adik dan suaminya, apapun akan ia lakukan termasuk merubah takdir masa lalu. Sudah hampir setiap hari Eleanor meletakan obat pensubur kedalam minuman maupun makanan milik Nora dan Sean.
“Kakak ipar boleh kan aku menumpang ke kantor?” tanya Nora disela-sela sarapan mereka.
Sean melirik ke arah Eleanor dan Eleanor mengembangkan senyumnya.
“Boleh ya kak, soalnya mobilku sedang di bengkel,” pinta Nora pada Eleanor.
“Tentu saja boleh, ya kan sayang,” jawab Eleanor sambil menggenggam tangan Sean.
“Bagaimana menurutmu sayang?”
“Tentu saja boleh, lagian kita juga satu arah.”
“Terima kasih kakak ipar.”
“Sama-sama,” jawab Sean sambil tersenyum manis membuat Eleanor jijik ingin memuntahkan sarapan yang baru saja masuk kedalam perutnya.
Pasti menyenangkan jika ini adalah Eleanor dimasa lalu karena Eleanor sangat naif dan bodoh, tapi tidak untuk Eleanor yang sekarang. Permaian baru saja dimulai.
Sean dan Nora sekarang mereka sudah satu mobil dan berjalan menuju kantor, mereka tersenyum penuh kepuasan.
“Apa kataku, kakak sangat bodoh,” ujar Nora sambil tertawa kencang.
“Kau lihat sayang tadi dia tersenyum sangat bodoh,” lanjut Nora membuat Sean menganggukan kepalanya.
“Itulah mengapa aku memilihmu sayang.”
“Aku sangat bahagia, bagaimana kalau kita libur hari ini?” usul Nora sambil mengedip genit.
“Baiklah, mari bersenang-senang sayang.”
Sean dan Nora mereka pergi ke mall dan berbelanja sepuasnya, tentu saja memakai uang perusahaan. Nora bahkan menghabiskan uang yang kira-kira bisa membeli lima buah rumah mewah.
Setelah puas berbelanja mereka pergi ke hotel mewah dan melakukan kegiatan panas yang menggairahkan.
Keduanya tertidur hingga sore hari, Nora wanita itu terbangun terlebih dahulu.
“Sayang, aku lapar,” rengek Nora sambil menggoyang-goyangkan badan Sean.
“Telpon koki hotel sayang, aku akan mandi terlebih dahulu.”
“Bareng!” teriak Nora lalu Sean langsung menggendong Nora.
“Tentu saja aku sangat setuju sayang.”
Sean menghubungi koki hotel untuk membawakan makanan untuk mereka setelah itu Nora dan Sean kembali melanjutkan ronde panas mereka.
Mereka mandi kurang lebih satu jam, termasuk cepat karena Nora sangat kelaparan sekarang.
Makanan mereka sudah tersedia dimeja yang terpisah didalam kamar, Nora hanya memakai kemeja milik Sean sedangkan Sean hanya memakai celana pendeknya.
“Ugh, sangat sexy,” ujar Nora menatap Sean yang sedang memakan steik.
“Pria sexy ini seutuhnya hanya milikmu sayang.”
“Aku posesif, tidak ingin membagimu termasuk pada kakak,” ujar Nora membuat Sean tersenyum.
“Sejak awal aku adalah milikmu.”
Dilain tempat Eleanor sedang berkumpul dengan teman-teman nya, bisa dikatakan teman Eleanor hanya dua, Leon dan istri Leon.
“Bagaimana kandunganmu, Lia? Sehat?” tanya Eleanor sambil memegang perut buncit Lia.
“Untuk sekarang baby L tidak rewel aunty,” jawab Lia menirukan suara bayi.
“Syukurlah, Leon tidak menyakitimu kan Lia?”
“Heh! Kau pikir aku ini apa? Mana mungkin aku menyakiti istriku!” seru Leon cemberut.
“Heh! Kau pria bajingan yang beruntung bisa menikah dengan Lia.”
“Perempuan gila ini mulai lagi.”
“Diam! Jaga mulut kalian berdua, disini bukan hanya ada kita bertiga tapi ada baby L juga.”
“Maafkan aunty sayang, hanya saja ayahmu ini bod...Ah tidak jadi, tumbuh sehat baby L.”
“Maafkan ayah jagoan, aunty mu saja yang memaksa ayah berdebat,” ujar Leon membuat Eleanor tidak setuju.
“Yang mencari ribut itu kau! Sudahlah, yang waras mengalah,” ujar Eleanor lalu meminum kopinya.
“Jadi maksudmu aku gila!”
“Sayang kata-katamu,” ujar Lia membuat Leon terdiam.
“El, sejak kapan kau minum kopi?” tanya Lia ketika menyadari jika Eleanor sedang meminum kopi.
“Bukannya kau pusing jika meminum kopi?” tanya Leon sambil mengerutkan keningnya.
“Akhir-akhir ini kopi sangat nikmat dan ketika meminumnya aku tidak pusing,” jawab Eleanor
“Kenapa aneh ya?” tanya Eleanor
“Tidak, hanya saja kami baru saja mengetahuinya,” jawab Lia membuat Leon menganggukan kepalanya.
“Kau tidak sakit parah kan El?”
“Aku sehat Leon, sepertinya kopi tidak seburuk itu.”
“Baiklah, kalau ada apa-apa kau harus menghubungi kami. Oke,” ujar Lia khawatir. Eleanor mengerti kedua teman nya pasti khawatir tapi Eleanor benar-benar trauma dengan susu.
“Tentu saja karena hanya kalian berdua yang kupunya.”
Setelah menghabiskan waktu bersama Lia dan Leon, Eleanor pulang kerumah.
“Dimana Sean?” tanya Eleanor pada pelayan.
“Tuan belum pulang nyonya.”
“Nora?”
“Nona Nora juga belum pulang.”
“Oh iya, Sean dan Nora kan mereka berangkat bersama tentu saja pulangnya juga harus bersama bukan.”
“Kau kembali lah bekerja.”
“Baik Nyonya.”
“Nyonya yang bodoh,” ujar Amel dengan suara pelan namun bisa didengar oleh Eleanor.
“Kau mengatakan sesuatu?”
“Tidak Nyonya, saya permisi.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sulati Cus
justru orang yg terlihat bodoh/ pura2 bodoh sgt berbahaya 😂
2024-07-05
0
elvie
hadehhh pembantu ja songong....
dasar g tau diri, semoga pas ketauan ni benalu juga ikut terhempaskan ....
2023-05-10
3