“Sayang, aku hamil,” ujar Nora pada Sean yang baru masuk ke kamar Nora.
Sean langsung memeluk Nora erat, ia sangat mengharapkan segera mempunyai anak dan siapa sangka selingkuhannya bisa memberinya keturunan.
“Sayang terima kasih, aku sangat bahagia. Ini adalah hadiah terbaik sepanjang hidupku,” ujar Sean mencium bibir Nora.
Eleanor melihat dari cela pintu, kebahagian mereka membuat Eleanor tersenyum sinis lalu ia pergi, Eleanor tidak ingin melihat mereka lebih lanjut bisa-bisa nanti Eleanor akan melihat adegan porno live didepan matanya.
Tidak sampai seminggu Nora sudah hamil, apakah obat herbal itu sangat mujarab. Ah, Eleanor ingat. Dulu sempat ada gosip yang membicarakan Nora menggugurkan kandungannya namun karena kebodohan Eleanor jadi Eleanor menutupi gosip yang mengakibatkan Nora menjadi stres. Ternyata rumor yang tersebar di media dahulu itu benar. Lagi-lagi Eleanor menertawakan kebodohannya.
“Nyonya?” panggil Amel gugup ketika Eleanor telah sampai di lantai satu.
“Kau mau keatas?” tanya Eleanor membuat Amel menganggukan kepalanya ragu.
“Benar Nyonya, Nona Nora meminta saya untuk membawakan susu hangat.”
“Saranku jangan, kalau kau mau keatas sekarang tidak apa-apa tapi kau akan melihat live porno,” ujar Eleanor sambil tersenyum miring membuat Amel merinding.
“Kalau kau pintar kau akan memahami situasi ini, siapa sebenarnya yang kau layani di rumah ini.”
“Nyonya, ampuni saya. Saya bersalah,” ujar Amel langsung berlutut dan membuang susu hingga gelas itu pecah mengenai tangan Amel. Tangan Amel merah dan luka karena pecahan gelas dan juga susu panas.
“Katakan semua salahmu dan alasanku untuk mengampunimu,” ujar Eleanor tajam.
Amel bersujud menempelkan kepalanya diatas lantai. Badannya bergetar hebat, Nyonya yang selama ini ia kira bodoh ternyata hanya berpura-pura saja. Amel harus memilih cerdas.
“Saya mengetahui Nona Nora dan Tuan Sean berselingkuh dan menutupi fakta itu dari Nyonya, saya adalah pelayan setia Nyonya tapi saya malah berkhianat. Maafkan pelayan yang bodoh ini Nyonya saya akan melakukan apapun agar saya bisa tetap melayani Nyonya.”
Bagus inilah yang Eleanor tunggu, sebenarnya ia tidak membutuhkan Amel hanya saja menambahkannya dalam rencana balas dendamnya sepertinya akan sedikit menarik. Nora dan Sean harus merasakan bagaimana rasa pengkhiatan dari Amel.
“Berdirilah, bersihkan dan obati lukamu. Setelah itu datang kekamarku, ah jangan lupa urus mereka juga” perintah Eleanor membuat Amel mengangkat kepalanya dan melihat kearah pelayan lain yang sedang melihatnya.
“Baik Nyonya, terima kasih karena telah memberi pelayan bodoh ini kesempatan.”
Eleanor malas membuka mulutnya lagi lalu ia berjalan menuju kamarnya sedangkan Amel ia memberi peringatan pada seluruh pelayan agar segera kembali patuh pada Nyonya rumah.
Sementara itu Nora sedang berbaring sambil memeluk badan kekar Sean, mereka belum tidur setelah melakukan adegan yang sangat panas.
“Apa tidak apa-apa sayang?” tanya Sean membuat Nora mengerutkan keningnya.
“Apanya?”
“Kau sedang mengandung sekarang, bagaimana dengan karir modelmu?” tanya Sean membuat Nora mengeratkan pelukannya.
“Aku akan melanjutkanya setelah cuti melahirkan, bukannya kau sangat ingin menjadi ayah. Dan hanya aku yang bisa mewujudkan mimpi itu,” jawab Nora membuat Sean mencium kening Nora sayang.
“Tidak seperti kakak, bukankah aku sangat subur.”
“Kita akan menjadi orang tua yang baik untuk anak kita sayang.” Sean mencium Nora sambil mengelus perut Nora yang masih datar.
“Omong-omong sayang, kau harus segera menceraikan kakak. Aku tidak ingin menjadi istri kedua, itu tidak baik untuk anak kita,” ujar Nora manja tapi ia sangat serius.
“Tentu saja sayang, aku akan segera menceraikanya setelah seluruh harta jatuh ke tanganku. Itu tidak akan lama lagi. Setelah itu kita akan hidup bahagia dengan bayi kecil kita,” ujar Sean membuat Nora tersenyum puas.
Nora dan Sean tidak tahu jika sekarang Eleanor dan Amel sedang mendengarkan percakapan mereka berdua.
“Nyonya apa yang bisa saya lakukan? Sepertinya mereka sangat tidak tahu malu,” ujar Amel menggeram. Ternyata Amel tidak salah memilih Tuan, hampir saja Amel berada dijalan yang akan membuat hidupnya menderita. Amel bahkan tidak menyangka Eleanor meletakan kamera pengintai dan pengedap suara di kamar Nora.
“Sebentar lagi, aku akan memberimu tugas penting. Untuk sekarang ikuti kemana pergi Nora mau pun Sean, tidak tertinggal satupun kegiatan mereka harus lengkap.”
“Baik Nyonya.”
“Keluarlah, aku ingin beristirahat.”
“Selamat malam Nyonya, saya permisi.”
Drtt! Drrtt!
Baru saja Eleanor akan pergi tidur tapi suara ponselnya sangat menganggu sekali.
“Hallo El, ini aku Liam.”
Eleanor dapat mendengar suara panik Liam diujung sana.
“Iya kenapa Liam? Ada yang bisa kubantu?”
“Cessa demam dan dia terus memanggil namamu, aku sangat minta tolong padamu El untuk menemui Cessa sebentar saja. Ku mohon dengan sangat.”
“Baiklah, kirim alamatmu aku akan segera kesana.”
“Terima kasih banyak El.”
“Liam, bisakah kau mengirim seseorang ke rumahku. Sebenarnya aku tidak begitu pandai membaca map,” cicit Eleanor pelan namun terdengar jelas di telinga Liam.
“Baiklah, aku akan menjemputmu.”
“Tidak harus kau....”
Belum sempat Eleanor melanjutkan perkataanya Liam sudah memutuskan panggilan, Eleanor segera mengirim alamatnya pada Liam.
Eleanor segera bersiap untuk pergi ke rumah Liam, Eleanor bisa saja menolak tapi hati nurani nya sangat ingin pergi mengunjungi Cessa.
“Amel,” panggil Eleanor ketika melihat Amel sedang berbincang dengan pelayan pria.
“Iya Nyonya.” Dengan cepat Amel mendatangi Eleanor.
“Mereka tidak akan turun sampai pagi, katakan pada mereka aku berkunjung ke rumah kakek,” ujar Eleanor.
“Baik Nyonya.”
Tidak lama kemudia Liam sampai, Eleanor segera masuk kedalam mobil.
“Bagaimana Cessa?” tanya Eleanor pelan.
“Demamnya sudah menurun hanya saja dia ingin bertemu denganmu.”
Mereka terdiam hingga sampai di rumah Liam.
“Mama, Cessa merindukan mama,” ujar Cessa lemah ketika ia melihat Eleanor masuk kedalam kamarnya. Eleanor menghampiri Cessa yang terbaring lemah di tempat tidur.
“Aunty juga merindukan anak manis, cepat pulih sayang.”
“Mama peluk,” ujar Cessa manja. Eleanor naik keatas tempat tidur lalu memeluk Cessa.
Eleanor menepuk-nepuk pelan belakang Cessa agar ia segera tidur, tidak lama setelah itu Cessa tidur didalam pelukan Eleanor.
“Mama jangan pergi, Cessa sesak kalau mama tidak ada,” ujar Cessa lemah membuat hati Eleanor melemah.
“Aunty tidak akan kemana-mana sayang, Aunty akan menjaga anak manis hingga sembuh,” ujar Eleanor lalu mencium kening Cessa dengan kasih sayang.
Malam ini Eleanor memutuskan untuk menginap dan menemai Cessa hingga besok. Sedangkan Liam ia hanya berdiri didepan pintu kamar Cessa menatap Eleanor dan Cessa yang tidur saling berpelukan.
‘Bagus sayang, tahan terus Eleanor karena sebentar lagi dia akan menjadi mamamu.’
Setelah itu Liam pergi keruang kerjanya, pekerjaanya sangat menumpak. Untuk ada Nial yang sigap namun walaupun sudah dibantu oleh Nial sepertinya pekerjaan Liam tidak berkurang sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Aze_reen"
bagus liam... pepet terus gimana pun caranya terserah lo.... biar makin mepet dan klw bisa lgsg mesra🤣
2023-05-03
2