“Kakak, bagaimana tidurmu?” tanya Nora ketika ia ikut bergabung sarapan bersama. Nora duduk disamping Sean. Astaga bagaimana bisa dulu ia tidak mengetahui hal yang sejelas ini.
“Sangat nyaman,” jawab Eleanor singkat membuat Nora merasa ada yang berbeda dengan kakaknya.
“Ada apa? Kau tidak makan?” tanya Eleanor membuat Nora langsung meminum susunya.
“Aku sedang diet kak.”
Susu, mengingatkan Eleanor akan kematiannya yang disebabkan oleh kedua orang yang ada dihadapannya sekarang.
“Pelayan, tolong ganti susu dengan kopi,” pinta Eleanor membuat pelayan langsung menyingkirkan susu dari hadapan Eleanor.
“Kakak, bukannya kau tidak meminum kopi?” tanya Nora bingung karena Eleanor meminum kopi yang baru saja dibawakan oleh pelayan.
“Mulai sekarang aku menyukainya,” jawab Eleanor cuek membuat Nora menggeram, memang ada yang aneh pada kakaknya. Tapi apa? Nora tidak tahu itu dan akan mencari tahu.
“Sayang, aku berangkat kerja dulu ya,” pamit Sean sambil mencium kening Eleanor.
“Hati-hati sayang,” ujar Eleanor tersenyum pada Sean. Ah, nyatanya suaminya memang tidak berguna.
Sean adalah yatim piatu yang sangat bekerja keras itulah yang membuat Eleanor jatuh cinta dan akhirnya menikah dengan Sean. Nyatanya pria itu hanya bekerja diperusahaannya, ya posisi Eleanor ia percayakan pada Sean.
“Kakak, aku juga sudah kenyang. Aku akan bersiap untuk bekerja,” ujar Nora beralasan. Nora bekerja sebagai model di perusahaan. Perusahaan milik keluarga Eleanor adalah perusahan yang menaungi artis dan model. Dan Nora adalaha salah satu Diva perusahaan.
Nora bergegas, bukannya kembali kekamarnya dan besiap. Ia malah keluar dan menghampiri Sean yang akan berangkat bekerja.
“Kau awasi kakakku,” perintah Nora pada Amel.
“Baik Nona.”
“Sayang, hati-hati ya,” ujar Nora sambil merapikan dasi milik Sean.
“Aku mencintaimu sayang. Aku pergi bekerja ya.” Sean mencium kening Nora.
“Sampai bertemu di kantor sayang.”
Eleanor melihat semua itu, adegan manis yang dilakukan oleh adik dan suaminya dari jendela. Eleanor bukan wanita yang kuat namun ia mencoba menguatkan hatinya agar tidak mati dengan mengenaskan. Selama ini Eleanor hanya mengurus cafe kecil nya saja. Semua hal pekerjaan diserahkan pada suaminya.
Tidak bisa dibiarkan, Eleanor akan mengambil kembali semua miliknya. Sekarang Eleanor sedang menyusun rencana yang tidak akan merugikan dirinya sendiri.
“Kakak, aku berangkat kerja ya,” pamit Nora pada Eleanor yang sedang menonton diruang keluarga.
“Hm,” jawab Eleanor tanpa menoleh pda Nora. Nora tidak ambil pusing karena ia sudah merindukan kekasihnya dan ia sangat ingin memeluk dan mencium Sean sekarang.
Setelah kepergian Nora, Eleanor masuk kedalam kamar Nora dan memasang kamera tersembunyi super kecil didalam sana. Eleanor meletakan kamera tersembunyi di vas bunga yang pas menghadap ranjang. Tidak hanya satu tapi Eleanor memasang 3 kamera yang langsung tersambung di ponselnya. Ini baru permulaan dari balas dendamnya, awal kehancuran bagi dua pengkhianat.
Pukul 10 pagi Eleanor sudah bersiap untuk berangkat ke cafe, ia merasa sesak berada didalam rumah.
“Aku akan pergi, katakan pada suamiku aku akan makan diluar.”
“Baik Nyonya.”
“Mama!” suara teriakan yang sangat Eleanor kenal, yaitu suara Cessa.
“Tuan Liam, hai cantik bagaimana kabarmu?” tanya Eleanor yang kebetulan bertemu dengan Cessa dan Liam di parkiran.
“Cessa sehat Ma.”
“Anak manis,” ujar Eleanor gemas lalu mencium kedua pipi gembul milik Cessa.
“Kebetulan sekali kita bertemu disini El, kau mau ke cafe juga?”
El? Panggilan lama yang sudah tidak pernah ia dengar lagi setelah kematian kedua orang tuanya, bahkan Nora saja tidak pernah memanggilnya ‘El’, mendengar panggilan kecilnya membuat hati Eleanor menghangat.
“Benar, kebetulan cafe itu milik saya.”
“Pas sekali, Cessa sangat ingin pergi kesana atas rekomendasi teman tk nya.”
Lebih tapatnya Liam mencari tahu semua tentang Eleanor mangkanya ia mengetahui cafe ini milik Eleanor dan Liam sengaja membawa Cessa kemari.
“Mama gendong,” ujar Cessa merentangkan membuat Eleanor langsung membawa Cessa kedalam gendongannya.
“Bareng saja El,” ujar Liam membuat Eleanor menganggukan kepalanya. Mereka sudah seperti keluarga saja sekarang.
“Mama, Cessa ingin es krim rasa stoberi dan juga cake pisang,” pinta Cessa duduk diatas pangkuan Eleanor.
“Sweety, aunty El pegal. Duduk sama papa ya,” ujar Liam lembut namun Cessa menggelengkan kepalanya.
“Aunty El akan segera bekerja sayang.”
“Tidak mau, Cessa mau makan cake bersama mama,” rengek Cessa.
“Cessa.”
“Nanti kalau Cessa duduk sendiri mama akan pergi meninggalkan Cessa.”
“Tidak apa-apa Tuan Liam,” ujar Eleanor ia membiarkan Cessa duduk diatas pangkuannya.
“Aunty tidak akan meninggalkan anak manis, sekarang makan cakemu,” ujar Eleanor ketika cake dan es krim pesanan Cessa datang.
“Cessa mau disuapi,” pinta Cessa.
Eleanor menyuapi Cessa dengan Cessa yang bercerita tentang sekolahnya hari ini, Cessa sangat ceria dan manis membuat Eleanor akan membungkus Cessa dan membawanya kerumahnya.
Setelah puas bercerita dan menghabiskan cake dan es krimnya, Cessa tidur dipelukan Eleanor.
“Cessa suka mendengar suara jantung mama,” ujar Cessa sebelum terlelap.
Eleanor tersenyum tentu saja karena ini adalah jantung ibumu, batin Eleanor.
“Berikan Cessa padaku, terima kasih El,” ujar Liam tulus dan mengambil Cessa.
“Sama-sama Tuan Liam.”
“Panggil Liam saja El.”
“Baiklah Liam.”
“Kapan-kapan kami akan kemari lagi,” ujar Liam sebelum pergi,
“Oke.”
Setelah Liam dan Cessa pergi, Eleanor masuk kedalam ruangannya.
“Bagaimana Dew? Laporan untuk bulan lalu sudah?” tanya Eleanor pada bawahannya.
“Sudah bu, ini,” jawan Dewi memberikan hasil laporan cafe bulan lalu.
Eleanor memeriksa berkas yang baru saja diberikan oleh Dewi, tidak lama kemudian Dewi masuk dengan memawa cake dan juga teh untuk Eleanor.
“Terima kasih, Dew.”
“Sama-sama bu.”
Tidak terasa hari sudah malam dan Eleanor telah melewatkan makan malam, Dewi sudah pulang karena memang cafe tutup pukul 7 malam.
Eleanor mengecek ponselnya, ia tersenyum puas karena Sean dan Nora masuk kedalam perangkapnya. Vidio percintaan yang sangat panas. Jika vidio ini tersebar karir mereka akan hancur, tapi tenang saja Eleanor akan memberi kedua nya waktu sebentar untuk bersenang-senang.
“Sayang, kau lebih mencintai Eleanor atau aku?” tanya Nora setelah percintaan yang panas.
“Tentu saja dirimu sayang.”
“Bagaimana kalau aku hamil? Apakah kau akan meninggalkan Eleanor?” tanya Nora lagi.
“Tentu saja, wanita itu setelah setahun menikah belum memberikanku anak.”
“Aku mencintaimu.”
“Aku lebih mencintaimu.”
Eleanor geli sekaligus jijik atas yang baru saja ia dengar, jadi Sean akan menceraikan dirinya jika Nora hamil. Maka akan Eleanor buat Nora segera hamil. Ia tahu obat tradisonal yang bisa membuat wanita bertambah subur. Semakin cepat Nora hamil semakin cepat rencananya dapat terlaksakan.
Setelah berkemas Eleanor langsung mengambil kunci mobilnya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments