Jangan Sebut Anak Ku Anak Haram
Sebuah pernikahan sederhana di gelar di rumah pribadi bapak Usman Afwan.
Hanya ada tenda kecil dan beberapa orang tamu saja yang hadir di acara tersebut.
Pernikahan tersebut terjadi secara mendadak karena rencananya calon menantu pak Usman Afwan akan diberangkatkan sebagai prajurit di wilayah konflik sebagai pasukan perdamaian di luar negeri.
Pernikahan Rafly dan Zakira sebenarnya akan berlangsung tiga bulan kedepan. Rafly ditugaskan untuk mengganti salah seorang personil yang menderita cedera parah saat latihan militer.
Karena tugas mendadak itulah, Rafly dan keluarga berniat untuk mempercepat pernikahan tersebut.
Pernikahan pun digelar secara sederhana.
"Bagaimana Pak sudah siap?" tanya penghulu pada pak Usman yang menjadi wali nikah bagi Zakira.
'Insyaallah siap pak penghulu."
"Nak Rafly sudah siap?"
"Siap Pak!" sahut Rafly dengan tegas dan penuh semangat.
Seperti semangat seorang prajurit di Medan pertempuran.
"Kalau begitu kita mulai saja, pak Usman dan Rafly silahkan berjabat tangan, kita langsung mulai akad nikahnya."
Pak Usman menyodorkan tangannya.
"Rafly Aiman saya nikah dan kawinkan kamu dengan keponakan saya yang bernama Zakira Radisti binti Husein Idris dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Zakira Radisti binti Husein Idris dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu.
"Sah!" sahut para saksi
"Alhamdulillah. Kini nak Rafly dan Zakira sudah resmi menjadi suami istri.
Kedua belah keluarga tersenyum ikut merasakan kebahagiaan kedua mempelai.
Setelah akad nikah, seorang gadis cantik berkerudung putih datang menghampiri Rafly, gadis cantik itu adalah Zakira wanita berusia dua puluh tahun yang kini telah resmi menjadi istrinya.
Zakira mencium punggung tangan Rafly.
Raut wajah bahagia terpancar dari Rafli saat itu, dimana sebelum berangkat, dia bisa menikahi wanita yang selama tiga tahun ini bersamanya, meski harus melewati proses administrasi yang panjang.
Seorang pria dengan wajah masam menatap ke arah Zakira dan juga Rafly yang tengah diliputi perasaan bahagia.
'Sudah berapa kali aku menyatakan cinta pada mu, tapi selalu saja kau menolak cintaku. Padahal Apa kurangnya aku dibanding dia. Aku lebih kaya lebih mapan, sementara dia hanya prajurit biasa." Pria itu kemudian bangkit dan berdiri meninggalkan tempat nya saat ini.
Rasanya ia tidak kuat melihat gadis yang dicintainya menikah dengan seorang laki-laki yang menurutnya tidaklah lebih baik dari dirinya sendiri.
Pria itu sudah mencintai Zakira sejak lama. Namun, Zakira selalu menolak pernyataan cinta darinya, dengan alasan sudah memiliki pacar dan tunangan.
Seminggu yang lalu dia mendapat kabar jika Zakira akan melangsungkan ijab kabulnya di hari ini. Padahal sebelumnya pria itu masih berharap Zakira batal menikahi sang pria, karena akan terjadi suatu insiden besar ketika sang pria berangkat menunaikan tugasnya.
Namun harapannya pupus begitu saja, dan meninggalkan kekecewaan yang mendalam, karena ternyata sebelum berangkat mereka sempat melakukan ijab kabul.
Perasaan kecewa dan patah hati pun menghampiri sang pria yang sudah lama memendam perasaannya terhadap Zakira. Kali ini dia benar-benar gagal dalam mendapatkan sang pujaan hati.
Pria itu melangkah menuju mobil kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
Brummm…auman mobil sang pria terdengar seperti amarah yang sedang bergemuruh di hatinya.
"Sial! Harusnya Aku tak pergi di acara ini,meski aku diundangnya,"ucap pria itu sambil memukul stir.
"Lihat saja nanti suatu saat aku akan mendapatkanmu Zakira apapun caranya aku harus memilikimu!" Tekad pria itu begitu bulat, di dalam hatinya hanya ada satu cinta dan itu hanya untuk Zakira.
***
Waktu terus berlalu, besok kedua sepasang suami istri itu harus berpisah karena Rafly akan menunaikan tugasnya.
Selama seminggu ini, Zakira ambil cuti, karena dia ingin menghabiskan waktunya bersama sang suami sebelum keberangkatan Rafly ke daerah konflik.
Zakira berbaring dengan tubuh yang masih bugil dan bercucur keringat setelah melayani sang suami untuk kesekian kalinya setelah mereka menikah.
Rafly memeluk erat Zakira dalam dekapannya. Dicium ceruk leher sang istri berkali-kali.
"Za, Terima kasih ya karena kamu menerima mas sebagai suami kamu. Kamu tahu sendiri kan tugas Mas bagaimana?"
Zakira membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan langsung dengan Rafly.
"Kan sebelumnya kita sudah komitmen dengan hubungan kita Mas, aku sudah tahu resiko menjadi istri seorang prajurit sepertimu," ucap Zakira sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher Rafli.
"Kalau Mas Rafli pergi, kemungkinan Mas Rafli akan jarang menghubungi kamu Za, maklum saja di sana tak bisa setiap waktu memegang alat komunikasi apalagi daerah di sana biasanya kualitas sinyalnya berbeda dengan negara kita ini."
"Iya Mas aku ngerti kok, asal kamu jangan nakal saja ya di sana," ucap Zakira.
"Gak akan nakal kok sayang, cuma kamu yang mas cinta Za," ucap Rafli sambil memeluk erat Zakira.
Zakira menerima pelukan hangat suaminya itu.
"Za, sekali lagi boleh ya, besok kan mas Rafly mau berangkat Za."
"Berkali-kali juga boleh Mas," balas Zakira.
Rafli tersenyum kemudian memulai pertarungan hangat di ronde berikutnya.
***
Pagi ini kedua pasangan suami istri yang saling mencintai itu, tak banyak berkata-kata.
Jauh di lubuk hati Zakira, dia merasakan sedih, karena sang suami harus meninggalkannya selama enam bulan, dimana seharusnya mereka berbulan madu dan menghabiskan bersama.
Namun Zakira tak mau terlihat lemah, dia harus kuat dan menguatkan suaminya.
Ini adalah tugas negara, dan ada banyak manusia yang membutuhkan Rafly dan personil lainya, ya meskipun resikonya tak main-main. Resiko terbesar adalah kepergian Rafly dan tak akan kembali lagi.
Hiks hiks, memikirkannya saja Zakira tak sanggup.
Zakira berharap sang suami pulang dalam keadaan selamat.
Meski menguatkan hatinya, air mata Zakira tak lagi dapat dibendung, dia pun menangis sambil memasukkan pakaian sang suami di ransel besarnya.
Rafly tersenyum sambil memeluk Zakira.
"Tenanglah sayang, jangan sedih. Aku pasti kembali," bisik Rafly sambil menciumi pipi Zakira lekat.
Hiks hiks, Zakira memutar tubuhnya kemudian memeluk suaminya.
"Kau harus pulang Mas, aku mencintaimu hanya mencintaimu," ucap Zakira sambil mempererat pelukannya.
"Iya sayang aku pasti akan pulang untuk mu."
Beberapa saat pasangan suami itu itu habiskan dengan saling memeluk dan bercumbu sebelum mereka berangkat ke lapang udara TNI.
***
Tak hanya Rafly, kedua orang tua Rafly juga ikut mengantar kepergian Rafly.
Sebelum naik ke dalam pesawat tempur, Rafly menghampiri sang istri yang terlihat menahan derai air matanya.
Di pelukannya sang istri .
"Mas pergi dulu ya, Za. Doakan mas selamat hingga pulang nanti kita bisa berkumpul bersama lagi."
"Iya Mas, doaku selalu menyertaimu, pergilah pahlawan ku," ucap Zakira dengan lirik sambil membendung air matanya.
Keduanya semakin erat memeluk, sebelum akhirnya perintah sang komandan meminta para pasukan tersebut untuk bersiap memasuki pesawat.
Rafli dan Zakira melepaskan pelukannya, tanpa banyak berkata-kata.
"Mas Rafly harus pergi Za," ucap Rafly.
"Hati-hati semoga sampai di tempat tujuan."
Zakira menatap punggung suaminya yang perlahan menjauh darinya, hingga Rafli masuk ke dalam pesawat tempur yang sudah siap lepas landas sebentar lagi.
Zakira terus berdoa berharap sang suami pulang dalam keadaan baik-baik saja.
Zakira melambaikan tangannya ke arah pesawat yang sudah lepas landas.
"Ya Allah selamatkan lah mas Rafli, bawalah dia pulang pada ku dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
spt nya bakalan beronde-ronde sebelom salah satu ada yg KO
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-08-29
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hei hei hei kamuuuu !!!
jadi orang kaya dan mapan itu bukan berarti lebih baik ya 😡
apalagi kalo kekayaan itu dari warisan .... 🤪
masih diijinin ... bolehlaaaah bangga kalo kekayaan itu bener2 hasil kerja sendiri ....
2024-08-29
0
Ara Julyana
oh jadi juga anunya 😜😜
2023-08-11
1