Awal Bencana

Zakira mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor, setelah dua Minggu dia cuti.

Karena sebelumnya Zakira menumpang tinggal di rumah pamannya, Zakira terpaksa tinggal di rumah mertua sambil menunggu Rafly datang.

Zakira keluar dari kamar dan menemui kedua mertuanya yang merupakan pensiunan pegawai negeri.

"Sudah mau kerja Zakira?" tanya Ayah mertuanya.

"Iya Yah, Zakira  pergi dulu ya."

Zahra menghampiri kedua mertuanya walaupun dia tahu, kedua mertuanya itu kurang menyetujui pernikahan mereka.

Ada seorang gadis yang naksir Rafly, gadis itu seorang pengusaha restoran, memiliki kehidupan yang mapan. Tentu saja sangat berbeda jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya karyawan biasa.

"Zakira  pergi dulu ya Yah, Bu."

"Iya, sahut mereka."

Hari ini hari pertama kalinya Zakira tanpa Rafly dan semua terasa lebih berat dari hari sebelumnya.

Di mana dia harus menghadapi ibu mertua yang tak ramah.

Zakira ke kantor dengan menggunakan motor matic kesayangannya.

Tiba di kantor dia langsung mendapatkan ucapan selamat dari para karyawan yang tak sempat menghadiri pernikahannya.

Walaupun  sudah dua minggu pernikahannya.

"Zakira, kamu dipanggil oleh pak Raymond tuh," kata Santi rekan Zakira 

"Kenapa? Gue gak di pecat kan?"

"Ngak tahu, kayaknya pak Reymond tahu saja jika kamu hari ini sudah masuk kerja."

"Iya gue sudah kasih tahu sama pak Reymond sebelumnya."

"Oh pantesan."

"Kok pak Reymond datang pagi sekali."

"Gak tau, Lo tanya sendiri saja."

Zahra masuk ke dalam ruangan pak Raymond.

"Permisi Pak."

"Iya silahkan Zakira."

"Ada apa Pak?"

"Zakira, rencananya ada proyek di luar kota, dan saya ingin mengajak kamu untuk bertemu klien. Jadi kamu bersedia kan mendampingi saya hari ini."

"Ehm, menginap ya pak?"

"Gak kok, nanti sore kita sudah pulang."

Sebenarnya Zakira  merasa berat untuk pergi bersama Reymond, jika dulu  statusnya masih single, dia tak akan keberatan,  tapi statusnya saat ini adalah seorang istri, ya meskipun sang suami sudah merelakan Zakira untuk tetap bekerja.

"Gak lama kok Zakira."

"Aduh bagaimana ya, mau ijin dengan mas Rafly, mas Rafly gak bisa di hubungi lagi."

"Zakira, bisa kan?" tanya Reymond mendesak.

Karena tak enak menolak, Zakira mengirim pesan kepada Rafly untuk meminta izin.

"Oh iya bisa pak."

Zakira dan Raymond pun keluar dari ruangan.

Santi tersenyum menyeringai melihat Zakira  dan Reymond yang keluar 

"San, gue pergi dulu ya."

"Oke hati-hati."

Mereka langsung menuju lobby karena mobil Reymond sudah dipersiapkan di lobby.

Seorang pria membukakan pintu bagian depan untuk Zakira.

"Silahkan, nyonya."

Sebenarnya Zakira sedikit risih, dia diperlakukan bak nyonya Raymond saja.

"Loh kita gak pakai supir pak?"  tanya Zakira ketika melihat Reymond duduk di kursi kemudi.

"Tidak usah."

Zakira menggigit bibir bagian bawahnya, dia takut Reymond berbuat macam-macam. Reymond pernah menyatakan cintanya terhadap Zakira , tapi sudah ditolak olehnya.

Reymond melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meski mereka berada di jalur luar kota.

Waktu masih menunjukkan pukul delapan lewat beberapa menit saat itu.

"Zakira , kita singgah sarapan sebentar ya, baru jam delapan nih."

"Ehm, iya pak."

Zakira  semakin gelisah karena Reymond sepertinya menunda-nunda waktunya untuk berangkat..

Setelah sarapan mereka pun melanjutkan perjalanan lagi. Setelah dua jam perjalanan mereka bertemu dengan seorang pria. 

Pria itu terlihat biasa saja. Tak seperti investor seperti yang di pikiran Zakira.

Pertemuan pun terjadi, Zakira di buat kesal, karena sepertinya tak ada obrolan penting hingga mengharuskan mereka bertemu di luar kota.

Setelah pertemuan, Reymond kembali mengajak Zakira  makan siang bersama, setelah itu mereka singgah di salah satu supermarket.

Entahlah, Zakira merasa jika kerjaannya saat itu hanya buang-buang waktu dan hanya menemani  Raymond, bukan untuk bisnis dan sejenisnya.

Sepanjang perjalanan Zakira tampak bete. Sementara Reymond tampak senang karena bisa bersama sang pujaan hatinya.

Berhubung hari sudah sore jam kantor pun sudah usai, Reymon bermaksud mengantar Zakira pulang ke rumah.

Mobil Reymond berhenti di depan rumah mertua Zakira.

Tentu saja hal itu membuat kedua mertua Zakira menjadi curiga.

Zakira turun dari mobil 

"Terima kasih ya Pak," ucap Zakira dengan wajah yang cemberut.

"Iya sama-sama Zakira." Reymond tersenyum puas, kemudian dia membawa mobilnya kembali ke jalan raya.

"Siapa dia Zakira?" tanya ibu mertua di depan pintu.

"Oh dia bos Zakira, Bu. Tadi kami ada pertemuan di luar kota."

"Pertemuan di luar kota?  kamu hanya pergi berdua dengan bosmu itu?"

"Iya Bu."

Bu Rita menatap Zakira  dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis.

"Zakira  masuk dulu ya Bu."

Bu Rita  tak menjawab, matanya terus mengekori ke arah Zakira. 

"Lihat deh Yah, menantumu itu!  Apa pantas seorang istri yang suaminya sedang bekerja di luar negeri, pulang dengan laki-laki lain ya meskipun itu bosnya."

"Sudahlah Bu, jangan suudzon mungkin saja memang ada tugas yang mengharuskan Zakira  pergi ke luar kota bersama bosnya."

"Tapi Ibu jadi curiga dengan Zakira "

"Sudahlah, kita percayakan saja sama menantu kita, kalau dia berbuat yang tidak-tidak, dia juga yang akan mendapatkan balasannya. Kita juga tidak boleh menuduh orang tanpa bukti."

"Apa kita sadukan saja pada Rafli ya Pak, tentang kelakuan istrinya."

"Sudahlah Bu, belum tentu Zakira berbuat macam-macam. Siapa tahu apa yang dikatakannya itu memang benar."

"Tapi kasihan anak kita, Yah.  kerja jauh-jauh dengan resiko yang tinggi demi menghidupi istri, tapi istrinya justru bermain serong dengan bosnya sendiri."

"Jangan asal bicara Bu. Berdosa menuduh orang tanpa bukti."

"Ayah jangan terlalu membela Zakira ya nanti dia besar kepala. Rafli menitipkan Zakira  kepada kita, agar kita menjaga  istrinya itu.  Kita kan nggak tahu bagaimana Zakira sebelumnya."

"Terserah ibu sajalah."

Bu Rita melaporkan kejadian barusan pada Rafli.Dan Rafli lebih percaya terhadap istrinya itu.

***

Hari ke hari berlalu, kini sudah dua bulan Zakira  ditinggal oleh Rafli.

Zakira mencoba untuk tetap kuat tinggal serumah dengan mertuanya yang selalu menatapnya dengan tatapan curiga.

Memang ada beberapa kali dia diantar oleh bosnya, itu pun karena memang ada pekerjaan.

Sebenarnya Zakira dilema, antara pekerjaan dan perasaan mertuanya. 

Untuk mencegah timbulnya fitnah Zakira memberitahu apa yang terjadi pada Rafli, setiap hari mereka berkomunikasi meski hanya lewat pesan singkat dan terkadang beberapa hari pesannya itu baru dibalas oleh Rafli.

Di dalam balasannya Rafli selalu percaya pada  istrinya.

***

Seperti biasa, hari ini  Zakira berangkat bekerja dengan menggunakan motornya.

Setiba di kantor Zakira  langsung membereskan barang-barangnya.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi dan Sinta  belum juga datang.

"Sinta ke mana sih? Apa dia tidak masuk ya?" guman Zakira

Kring …Zakira melirik ke arah telpon yang berdering di atas mejanya.

"Iya pak."

"Ke ruangan saya sekarang Zakira."

Zakira menutup teleponnya dan bergegas menghampiri ruangan Reymond.

"Zakira nanti kamu periksa berkas proyek ini satu persatu ya, Saya minta besok sudah harus selesai."

Zakira melihat setumpuk berkas di atas meja Pak Raymond.

'Wah sepertinya aku harus lembur nih mana Sinta nggak datang lagi,' batin Zakira

"Iya Pak." Mau tak mau Zakira menyanggupi permintaan Raymond.

Zakira memeriksa berkas tersebut dari siang hingga jam kerja sudah usai.

Waktu menunjukkan pukul setengah lima dan masih ada beberapa berkas yang harus diperiksa oleh Zakira.

Seorang OB menghampiri Zakira.

"Nggak pulang Mbak?" tanya wanita yang sedang menyapu lantai.

"Belum beres, nggak bisa pulang mbak."

Oh mau dibikinin minum Mbak?" tanya OB itu,"  kebetulan saya mau kembali ke Pantry."

"Oh ya boleh, kalau begitu buatkan saya minuman hangat ya."

"Baik mbak."

Beberapa saat kemudian OB itu kembali dengan secangkir teh hangat.

Zakira masih melanjutkan pekerjaannya sambil sesekali menyeruput teh hangat itu.

Tiba-tiba saja dia merasa begitu mengantuk. Perlahan ruangan itu gelap, .ungkin ada yang sengaja mematikan lampunya.

Pandangan Zakira semakin berkunang-kunang, ditambah dengan lampu dari layar komputer yang temaram membuatnya semakin mengantuk.

Zakira pun tidak sadar lagi apa yang terjadi padanya.

Terpopuler

Comments

Ara Julyana

Ara Julyana

pasti itu sengaja di suruh bosnya, aduh aku jadi khawatir Zakira di apa2 in

2023-08-15

1

Ara Julyana

Ara Julyana

Zakira pun harusnya jaga jarak lah dengan laki2 meski bosnya, takut jadi fitnah kayak gini

2023-08-15

0

Ara Julyana

Ara Julyana

bukan mertua idaman

2023-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!