Zakira tersadar kemudian membuka matanya, ia melihat seluruh ruangan tersebut gelap.
"Ah dimana gue, gue ketiduran ya?" guman Zakira.
Zakira mencoba untuk bangkit dan duduk, dia merasa pakaiannya sedikit berantakan di mana beberapa kancing kemeja tak terkancing hingga bagian dadanya terbuka, tak hanya itu, bagian bawah tubuhnya juga terasa basah.
Zakira membelalakkan bola matanya dia menduga sesuatu pasti sudah terjadi pada dirinya.
"Ya Allah, siapa yang telah melakukan ini padaku hiks," tangis Zakira.
Zakira panik, ia tak tahu harus berbuat apa di ruangan gelap itu tak ada seberkas sinar pun di ruangan tersebut.
Zakira meraba-raba di sekelilingnya mencoba mencari tas miliknya. Beruntung tas tersebut berada tak jauh dari tempatnya berbaring.
Zakira merogoh tas miliknya mencoba untuk mencari ponsel.
Setelah menemukan ponsel Zakira melihat penunjuk waktu di ponselnya.
"Ya Allah sudah jam 10.00 malam. Aku bagaimana Harus bagaimana apa yang akan ku katakan pada mertuaku?"
Lagi-lagi Zakira panik, belum Lagi apa yang sudah terjadi padanya membuatnya takut.
"Ya Allah siapa yang telah menodaiku, kenapa aku bisa berada di ruangan ini hiks, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tangis Zakira lagi.
Bingung, sedih dan kecewa perasaan Zakira bercampur aduk.
Zakira menangis sembari mengingat sang suami yang begitu percaya padanya.
"Maafkan aku Mas Rafli, aku tidak bisa menjaga kesucianku sebagai istri," tangis zakira penuh sesal.
Butuh beberapa saat untuk menenangkan dirinya.
Setelah menangis dan perasaannya cukup tenang, Zakira berdiri kemudian merapikan pakaiannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang apa aku harus katakan aib ini pada Mas Rafli. Tapi aku khawatir mereka akan memfitnahku, apalagi kedua orang tua Mas Rafli tidak pernah menyukaiku."
Zakira kembali bersandar di atas kursi tubuhnya terasa lemas seketika dengan kepala yang masih berkunang-kunang.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang Ya Tuhan, ibu mertuaku pasti sedang menunggu kedatanganku, aku harus cari alasan apa agar mereka tak curiga."
"Atau aku laporkan saja peristiwa ini kepada pihak kepolisian, tapi aku pasti akan malu pada keluargaku dan juga keluarga suamiku."
Zakira terus memutar otaknya berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Aku harus segera keluar dari sini secepatnya, aku tidak mau penjahat itu menemukanku lagi."
Zakira bangkit sambil menghapus air matanya, sebenarnya ingin sekali ia membersihkan tubuhnya yang sudah ternoda itu.
Namun Zakira lebih memilih meninggalkan tempat tersebut karena tak ingin kejadian itu terulang lagi.
Zakira berjalan menyusuri koridor dengan menggunakan senter handphone.
Ruangan itu begitu gelap dan menakutkan, tapi tak membuat Zakira merasa takut, dia lebih takut apa yang terjadi padanya saat itu diketahui kedua mertuanya.Zakira terus memikirkan alasan apa yang harus dia lakukan.
Setelah berjalan menuruni anak tangga. Zakira tiba juga di pintu keluar dari gedung
Di luar kantor, Zakira melihat ada beberapa mobil terparkir di depan kantornya.
Entah mobil siapa itu, dia pun tak ingin ambil pusing. Zakira menuju parkiran motornya.
Segera mungkin ia keluar dari kantor tersebut.
Zakira melewati pos satpam yang menatapnya dengan heran. Karena Zakira membawa motor dengan kecepatan tinggi, sang satpam pun tak sempat bertanya kenapa Zakira kenapa pulang semalam ini.
Di perjalanan Zakira kembali bingung, ia harus kemana tak mungkin dengan keadaan yang acak-acakan, ia pulang ke rumah mertuanya.
"Ya Allah, aku harus ke mana? dengan penampilanku seperti ini, akan membuat ibu mertuaku curiga aku takut dia akan mengatakan hal ini pada suamiku dan suamiku jadi salah paham."
"Maafkan aku mas rafi bukan maksudku untuk menyembunyikan peristiwa ini, tapi aku tak ingin hanya karena peristiwa ini, rumah tangga kita bisa berantakan. Apalagi kamu saat ini sedang menjalankan tugas militer. Aku nggak mau kamu menjadi kepikiran."
Zakira memperlambat laju motornya.
Ketika di lampu merah ia teringat akan sesuatu.
"Oh ya, kalau begitu aku bermalam saja di rumah Sinta aku akan beritahu ibu mertuaku, jika aku harus mengerjakan tugas dan lembur dengan demikian mereka tidak akan curiga padaku."
Setelah lampu hijau, Zakira langsung menarik gas motornya dan melaju menembus pekatnya malam.
Zakira tiba di depan kosan Sinta, dia pun menelpon sahabatnya itu.
"Halo Zakira Ada apa lo telpon gue malam-malam gini?" tanya Sinta.
"Sin, gue boleh kan nginep di rumah lo malam ini saja."
"Boleh dong, setiap malam juga boleh. Tapi kenapa tumben banget lo mau nginep di rumah gue, apa lu nggak takut dimarahin mertua lo?"
"Gue sudah ada di depan kosan lo Sin, nanti saja gue cerita semua ke lo."
"Oke gue buka pintu ya."
Zakira menunggu dengan resah, saat itu dia mengirim pesan kepada Ibu mertuanya dan memotret halaman rumah Zakira agar sang mertua percaya bahwa saat ini dirinya berada bersama Sinta dan menginap bersama Sinta.
Setelah pintu terbuka, Zakira mendorong motornya dia membawa motornya masuk ke dalam garasi.
"Zakira lu kenapa kok loh terlihat berantakan gitu?"
"Lo habis nangis ya?" tanya Sinta kembali.
"Gue mau cerita sama lu Sin."
"Ya sudah ayo masuk."
Sinta dan Zakira duduk di sofa.
"Gue bikin minum dulu ya."
"Gua mau pinjem kamar mandi lo Sin,boleh kan?"
Rasanya Zakira sudah tidak tahan untuk membersihkan tubuhnya, ya meskipun dengan mandi seperti apapun, dia takkan bisa menghilangkan noda yang ada pada dirinya.
"Boleh dong."
Zakira bergegas ke kamar mandi, di dalam kamar mandi Zakira melepas seluruh pakaiannya. Dilihatnya ada beberapa bercak tanda kepemilikan entah milik siapa itu.
Di kamar mandi Zakira kembali menangis, ia menggosok tubuhnya dengan kuat berharap ini hanya mimpi. Tak pernah terpikir olehnya untuk menghianati Rafli karena dia begitu mencintai Rafli.
"Siapa yang telah menodai ku!" Jika mengingat hal itu Zakira kembali menangis.
Sudah setengah jam Zakira di kamar mandi, tubuhnya pun menggigil. Namun, Zakira tak memperdulikan itu masih menggosok tubuhnya dengan sabun berharap jejak kepemilikan itu bisa hilang.
Setelah lama menunggu Zakira Sinta mengetuk pintu kamar mandi.
Tok tok
"Za, lo masih mandi?" tanya Sinta yang mulai khawatir.
Beberapa saat kemudian Zakira keluar dengan bibir yang pucat dan menggigil.
Sinta memperhatikan bagian dada Zakira yang terbuka, karena dia memakai handuk yang hanya menutupi bagian dada dan bagian pahanya.
"Zakira lo habis ngapain sih?" tanya Sinta.
Sinta kembali menatap wajah Zakira yang terlihat sembab.
Zakira kembali menangis.
Hiks hiks hiks.
"Udah stop stop! Sekarang Lo pakai baju gue ini, terus lo ceritain apa yang terjadi pada Lo, Kenapa lo sepertinya sedih banget?"
Sinta menyodorkan sebuah daster pada Zakira. Setelah memakai pakaian, mereka berdua duduk di ruang tamu.
"Lho kenapa sih ZA? kok kelihatan sedih banget."
"Gua hiks, gua sudah diperkosa hiks." Zakira kembali menangis mengingat nasib malangnya.
"Hah di perkosa ?" Siapa yang melakukannya Za?" tanya Sinta.
"Gue nggak tahu! Tadi gue lembur karena lu nggak datang ke kantor, pak Reymond meminta agar berkas itu sudah siap esok hari. Saat gue sedang lembur, ada seorang OB yang menawarkan gue minuman hangat, habis gue minum, kepala gue terasa pusing dan gue nggak tahu lagi apa yang terjadi, karena gue langsung tertidur Saat itu."Bu
"Setelah bangun gue mau mendapati diri gue dan berada di dalam sebuah ruangan yang gelap dan keadaan gue begitu berantakan, bagian bawah gue terasa sangat basah dan lengket."
"Dan gue bisa memastikan Sin, jika gue sudah diperkosa oleh seseorang."
"Terus lo nggak laporin gitu? "
"Gue nggak mau aib ini sampai ketahuan keluarga gue dan keluarga mertua gue, gue juga nggak tahu apa yang akan terjadi jika Mas Rafli tahu istrinya sudah ternoda. Gue nggak bisa bayangin Sin, apa jadinya rumah tangga gue. Jujur gue nggak sanggup kehilangan Mas Rafli."
"Ya sudah kalau lo memang mau menutup masalah ini, gue bisa jaga rahasia lo. Lu anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa lagi pula ini semua kan bukan salah lo."
"Sebenarnya gue penasaran Siapa yang telah melakukan ini pada gue. Hanya saja gua nggak mau berita ini menyebar dan membuat malu keluarga."
"Ya sudah gue bakalan jaga rahasia ini kok."
Zakira tersenyum." Terima kasih ya Sin, elu memang sahabat baik gue."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
harusnya dgn kondisi belom bersih2 begitu, Zakira langsung aja ke kantor polisi buat visum...
2024-08-29
0
🌺zahro🌺
bosnya kah?
2023-10-01
0
Putri Minwa
mantap thor
2023-08-01
1