Berkah Cinta
Nampak di sebuah rumah mewah pesta ulang tahun tengah berlansung dengan meriah, anak perempuan berusia
6 tahun itu nampak begitu antusias ketika menipu lilin dan setelah ia meniup lilin itu semua orang yang ada di sana langsung bertepuk tangan dengan meriah.
“Selamat ulang tahun, sayang.”
Sang mama memeluk dan mencium putrinya dengan penuh kasih sayang, sang anak nampak membalas pelukan
sang mama dengan erat, kini giliran sang papa yang memeluk putrinya dengan erat.
“Selamat ulang tahun, sayang.”
“Terima kasih.”
Kedua orang tua anak itu memberikan sebuah hadiah spesial untuk putri kesayangan mereka itu, setelahnya
nampak tamu undangan memberikan kado ulang tahun untuk anak itu.
“Selamat ulang tahun,
ya.”
Anak itu nampak takut ketika seorang wanita memberikan kado untuknya, sang mama yang melihat itu nampak menenangkan anaknya yang nampak begitu ketakutan ketika melihat wanita ini.
“Tania, ayo bilang terima kasih pada Tante Ester.”
“Terima kasih,” ujar gadis itu pelan dan kemudian bersembunyi di balik tubuh sang mama.
“Maafkan Tania, ya?”
“Tidak masalah, namanya juga anak-anak.”
Wanita yang bernama Ester itu nampak tersenyum pada mamanya Tania dan sesekali ia juga nampak tersenyum
pada Tania yang diam-diam melihat ke arahnya dari belakang tubuh sang mama.
“Maaf aku dan suamiku tidak bisa lama-lama, kami masih ada urusan,” ujar Ester.
“Tidak masalah, aku berterima kasih karena kalian berdua sudah mau datang ke acara pesta ulang tahun Tania.”
“Kak, aku minta maaf karena aku harus segera pulang.”
“Tidak apa, kalian berdua pulanglah, kami berterima kasih karena kalian sudah mau datang ke acara pesta
ulang tahun Tania.”
“Tidak masalah, kami berdua pamit dulu, ya?”
“Mari, Tania, ayo beri salam pada Om dan Tante.”
Tania nampak ragu namun karena itu adalah perintah dari kedua orang tuanya, maka Tania pun harus melakukan itu, nampak gadis itu tidak nyaman ketika bertatapan dengan Ester dan kemudian ia kembali berlari ke belakang tubuh sang mama.
“Kami permisi dulu.”
“Silakan, hati-hati di jalan, ya?”
*****
Saat semua tamu undangan sudah bubar, kini Tania sedang sibuk membuka satu persatu kado yang diberikan
oleh tamu yang datang ke acara pesta ulang tahunnya, nampak ketika ia sedang sibuk membuka kado, sang mama berjalan menghampiri anaknya itu untuk mengajaknya bicara.
“Tania, suka dengan kadonya?”
“Iya, aku suka.”
Sang mama nampak tersenyum dan kemudian mengusap kepala Tania dengan lembut, setelah menghela
napasnya berat akhirnya sang mama pun bertanya pada Tania kenapa sikap Tania begitu berbeda pada Ester dan seketika itu pula Tania terdiam dan menundukan kepalanya.
“Nak, ada apa memangnya? Memangnya Tante Ester kenapa?”
“Dia jahat, Ma.”
“Apa maksud kamu jahat, Nak? Tante Ester itu baik, dia selalu memberikan kamu hadiah bahkan walau bukan
hari ulang tahunmu.”
“Tidak Ma, Tante Ester jahat, dia dan Jihan jahat.”
“Nak, jangan bicara begitu, tidak baik.”
“Ada apa ini?” tanya sang papa yang melihat pertengkaran antara istrinya dan Tania.
“Tante Ester jahat! Aku tidak suka dia!” seru Tania kemudian ia berlari pergi masuk ke dalam kamarnya.
“Apa yang terjadi padanya?”
“Aku juga tidak tahu, namun dia selalu mengatakan begitu, dia bilang Ester itu jahat namun dia itu sebenarnya orang yang baik.”
*****
Keesokan paginya Tania diberitahu oleh sang mama bahwa nanti ketika pulang sekolah dia akan pulang ke
rumah Ester terlebih dahulu karena mamanya ada urusan yang tidak dapat ditinggalkan.
“Tidak mau, aku tidak mau ke sana.”
“Tania, Mama tidak ada di rumah dan tidak mungkin Mama membiarkan kamu sendirian di rumah.”
“Ada Bi Siti dan Bi Asih.”
“Tania, tolong dengarkan kata-kata Mama, kamu jangan membantah kali ini, ya?”
“Tidak mau, aku tidak mau pergi ke rumah Tante Ester.”
“Ya ampun, ada apa lagi ini?”
“Aku baru saja memberitahu Tania bahwa dia harus pulang nanti ke rumah Ester namun dia menolaknya.”
“Tania sayang, dengarkan kata mama, ya? Tante Ester itu orang yang baik,” ujar sang papa memberikan
pengertian pada Tania.
“Tidak, Tante Ester orang yang jahat, Pa, dia jahat,” ujar Tania.
“Tania, tolong jangan keterlaluan begitu, tidak baik kalau kamu mengatakan bahwa Tante Ester itu
adalah orang yang jahat.”
“Tapi kan memang kenyataannya begitu.”
“Sudah-sudah, sekarang sudah saatnya berangkat sekolah, ayo kita berangkat,” ujar sang papa menengahi.
“Tidak mau, aku tidak mau pergi ke sekolah kalau begitu.”
“Tania, jangan membuat Mama kesal ya.”
“Aku tidak peduli, aku tidak mau pergi ke rumah Tante Ester!”
“Sayang, sabar dulu, jangan marah dulu pada Tania.”
*****
Siang harinya Ester sudah menjemput Tania dan Jihan di sekolah, wanita itu sudah menunggu di samping mobilnya dan ketika Jihan sudah keluar dari gerbang sekolah, anak itu langsung menghampirinya.
“Di mana Tania?”
“Aku tidak tahu, Ma.”
Tidak lama kemudian seorang guru membawa Tania menghampiri Ester, Tania nampak menolak ketika gurunya itu hendak membawa Tania kepadanya namun Ester nampak tidak mempedulikan itu, dia malah berterima kasih pada gurunya Tania yang mau repot-repot mengantarkan Tania sampai ke sini.
“Aduh, saya jadi tidak enak karena sudah merepotkan Ibu.”
“Tidak apa-apa, sebelumnya saya sudah diberikan pesan oleh Pak Bima untuk menjaga Tania sampai Bu Ester datang, ternyata Ibu sudah datang.”
“Iya Bu, kalau begitu kami permisi dulu, ya?”
“Iya Bu, hati-hati di jalan.”
Ester nampak menggenggam erat tangan Tania sambil tersenyum pada wali kelas Tania itu, ia menggiring
Tania dan Jihan masuk ke dalam mobilnya, Tania duduk di kursi belakang sementara Jihan duduk di kursi depan.
“Kamu memang sengaja ingin mempermalukanku tadi, ya?!” seru Ester ketika mereka bertiga sudah masuk
ke dalam mobil.
“Aku mau pulang! Aku mau pulang!” seru Tania.
“Kamu ini berisik sekali, sih! Ini juga kita akan pulang,” ujar Ester kesal saat ia mencoba menghidupkan mesin mobilnya.
“Aku tidak mau pulang ke rumah Tante, aku mau pulang ke rumahku,” seru Tania.
*****
Tentu saja permintaan Tania tidak terpenuhi oleh Ester, dia tetap membawa Tania ke rumahnya dan saat
tiba di rumahnya maka Tania bersiap mendapatkan sesuatu hal yang tidak menyenangkan dari wanita ini.
“Kamu kenapa diam saja sekarang? Mana teriakan kamu yang tadi ingin pulang ingin pulang?!”
Tania hanya diam dan menundukan kepalanya, ia tak berani menatap Ester yang tengah berkacak pinggang
dengan angkuhnya menatap anak ini, Ester memegang kendali di sini, ia dapat melakukan apa pun yang ia mau pada anak ini.
“Kamu tidak lupa kan apa tugasmu kalau kamu datang ke sini?” tanya wanita itu dengan suara rendahnya.
Namun Tania hanya diam saja, Ester pun berang ia meraih dagu Tania dan tersenyum terpaksa pada gadis
kecil ini, ia kembali bertanya pada Tania untuk memaksa gadis kecil ini mengatakan sesuatu padanya.
“Kamu mengerti apa yang aku katakan, bukan? Kenapa tidak menjawabnya, hum?”
“Aku mengerti.”
“Apa? Aku tidak dengar, coba katakan sekali lagi dan panggil aku Nyonya.”
“Aku mengerti, Nyonya.”
“Bagus sekali, maka dari itu jangan banyak tingkah dan lakukan tugasmu dengan baik,” ujar Ester kemudian
melepaskan Tania sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan anak itu sendirian di ruang tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments