Aletta Si Cantik Milik Bad Boy Billioner
("Hey Letta!”) teriak seseorang di seberang telepon.
“Iya, Bi,” Jawab Aletta sambil mengecilkan volume ponselnya, karena dia tak enakan dengan rekan yang lain, yang saat ini tengah menyiapkan berbagai persiapan untuk acara pameran besok.
“Ya, Bi, aku mengerti. Aku akan pulang dan maaf selalu merepotkanmu,” ucap Aletta dengan intonasi melemah menjawab si penelpon yang mencecarnya panjang lebar.
Kini wajah jelita itu terihat gusar. Setumpuk pekerjaaan masih menunggu diselesaikan, sementara sang kakak kini tengah mengamuk di luar kamar kontrakannya membuat pikirannya bercabang.
“Kenapa lagi dengan kakakmu itu?” tanya Sintia dengan sinis.
“Bu, kakak saya mengamuk lagi dan sekarang warga menungguku pulang. Aku janji akan datang lebih pagi di acara pameran untuk mengganti jam kerjaku,” ucap Aletta dengan wajah penuh kecemasan mengatakannya.
Dia tahu siapa Sintia. Manajer SPG yang satu itu sudah sangat banyak kesal dengan masalahnya. Sedikit keberuntungan Aletta adalah karena diantara sekian banyak SPG, dia menjadi idola pelanggan dan nyaris selalu menjadi andalan mereka untuk menggoda para calon pembeli dengan kecantikan alami dan bodygoalnya yang perfect itu.
“Ahh! Aku akan memotong bonusmu besok suka atau tidak!” sungut Sintia menunjukkan izinnya kepada Aletta.
“Baik Bu, terima kasih.” jawab Aletta. Gadis cantik itu pun sangat senang sekali dan dia bergegas untuk mengambil kunci motornya yang dia simpan di dalam tas kecilnya.
Aletta adalah seorang gadis istimewa. Dia dapat melakukan segala hal yang belum tentu semua wanita dapat melakukannya. Belum lagi kondisi kakaknya yang mengalami PTSD atau Post Trauma Stress Disorder.
Setahun yang lalu, kakaknya sama seperti seorang kakak laki-laki pada umumnya. Normal dan senang bergaul. Kegemarannya pada kendaraan roda dua membawa Arsen terlibat dengan sebuah geng motor.
Entah apa yang terjadi, pada suatu hari Aletta di datangi oleh beberapa orang polisi yang mengatakan kalau kakaknya mengalami kecelakaan dan saat itu berada di ruang gawat darurat rumah sakit.
Sejak saat itu, Aletta tidak pernah lagi melihat Arsen tersenyum dan menatap kedua matanya sambil bercerita seru tentang geng motornya. Sejak saat itu pula, Arsen menjadi lebih sensitif dan akan berteriak-teriak jika kenangan traumatis itu kembali.
Tak hanya itu saja, Aletta kini harus menghidupi dirinya sendiri bersama dengan kakaknya. Sebelum kejadian itu terjadi, Arsen bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang pegawai dan pendapatan yang dia hasilkan dapat dikatakan lumayan untuk menghidupi mereka berdua.
Namun sekarang, semuanya di tanggung oleh Aletta. Gadis berparas cantik dan bertubuh indah itu, masih berharap apa yang menimpa kakaknya hanyalah mimpi.
Malam itu, Aletta yang sedang bekerja ditelepon oleh salah satu tetangganya yang mengatakan kalau Arsen berteriak-teriak sudah setengah jam dan mengganggu warga di sekitar mereka.
Aletta pun terpaksa izin pulang cepat dan saat ini, dia sudah duduk manis di atas motor bebeknya yang berwarna merah muda dan melajukan kecepatan motornya dengan cukup tinggi.
Di dalam pikirannya, hanya ada Arsen. Tidak ada yang lain. Beberapa kali, dia berusaha menukik dan menghindari beberapa kendaraan lain hanya untuk mendahului mereka.
Setelah beberapa menit berada di jalan besar, Aletta membelokkan mesin roda duanya ke sebuah pertigaan dan tepat saat dia hendak berbelok, sebuah mobil jeep besar memotong jalannya.
Aletta menekan stang motor untuk mengerem, dia hilang keseimbangan, dan terjatuh nyaris tertimpa motornya. Beruntunglah, dia berhasil menahan motornya untuk tidak jatuh ke atas tubuhnya.
Dengan susah payah, Aletta bangkit berdiri sambil menopang motor merah mudanya. Dia memeriksa kedua sikunya yang terasa pedih. "Yah, berdarah,"
Selagi, Aletta membersihkan pasir dan debu yang berada di sekeliling lukanya yang cukup dalam. Seorang pria berwajah tampan dan bertubuh kekar keluar dari mobil Jeep besar itu dan memeriksa kaca spionnya yang nyaris saja patah.
Alih-alih menanyakan kondisi Aletta, dia menunduk dan mengusap kaca spionnya. Lalu, dia menatap tajam Aletta. Kedua mata pria itu tampak sayu dan merah. Ya, dia sedang dalam kondisi somnolen, atau setengah sadar. "Hei, Wanita!"
Aletta terkejut bukan main saat pria itu mengeluarkan suaranya yang kencang dan menggelegar. Dia mendekati pria itu. "S-, saya baik-baik saja kok, Tuan,"
Pria itu jalan terseok-seok menghampiri Aletta dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Setelah puas, dia memandangi Aletta dari ujung rambut hingga ujung kaki gadis itu, kemudian dia tersenyum seolah puas dengan pemandangan yang ada dihadapannya. "Hehei! Wanita cantik rupanya, huh!"
Dari mulut pria itu tercium bau alkohol dan vape. Aletta mengernyitkan hidungnya dan sedikit menjauh. Namun, tangan pria itu lebih cepat. Dia menarik Aletta dan menyandarkan tubuh indah gadis itu di depan pintu samping mobil.
"Kau lihat? Karena ulahmu, mobil mewahku tergores! Ganti!" tukas pria itu, kedua netranya tak lepas dari wajah Aletta yang memang cantik dan tidak membuat siapapun yang memandangnya bosan.
Aletta melihat ke kaca spion mobil Jeep berwarna merah itu. Hatinya mencelos saat melihat sebuah goresan yang cukup dalam pada frame kaca spionnya ditambah lagi, posisi kaca spion itu sedikit bengkok ke arah luar. "Akan saya ganti. Sebutkan saja nominalnya,"
"Mahal! Sangat mahal!" pria itu menarik tanda pengenal yang tersemat di blazer abu-abu milik Aletta dan membaca namanya keras-keras. "Aletta Prisia Putri Darmawan! Nama yang cantik, secantik orangnya,"
Aletta ketakutan. Keringat dinginnya mulai bercucuran membasahi dahinya. Pria itu mencium rasa takut dari Aletta dan dengan jari-jarinya yang lembut, dia membelai wajah putih nan cantik yang menggodanya. "Tanyakan padaku, berapa harga yang harus kau bayar!" bisik pria itu di telinga Aletta.
"B-, berapa yang harus aku bayar?" tanya Aletta dengan suara bergetar.
Pria itu tidak segera menjawab. Dia semakin menekan tubuhnya pada tubuh indah Aletta dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu. "Kau mau tau atau mau tau sekali?"
"A-, aku ingin tahu berapa yang harus kubayar?" tanya Aletta lagi.
Lagi-lagi pria itu mendekatkan wajahnya pada wajah Aletta dan bahkan jarak di antara mereka sudah sangat tipis sekali. "Aku tidak ingin uangmu, Nona Aletta. Aku ingin tubuhmu yang indah ini. Bayarlah dengan itu!"
Pria itu berusaha mengambil alih bibir Aletta, tetapi Aletta menekuk lututnya dan membenturkannya dengan keras ke arah paha bagian dalam pria itu.
Hantaman lutut Aletta tepat mengenai sasaran. Pria itu meringkuk kesakitan memegangi benda pusakanya. "Sialan! Sini kau, Gadis Brengsek!"
Aletta memakai kesempatan itu untuk menjauh. Namun sayangnya, hantaman lutut gadis itu membuat si pria yang sedang mabuk itu sadar. Dia menarik tangan Aletta, menggotong tubuh gadis itu seperti membawa sekarung beras, dan memasukannya ke dalam mobil Jeep mewahnya.
Dia tidak peduli pada Aletta yang terus berteriak-teriak dan memberontak. "Lepaskan aku! Lepas! Laki-laki Gila! Turunkan aku!"
Bak kesetanan, pria itu mulai melucuti kancing kemejanya dan menyeringai lebar. "Berteriaklah lebih kencang. Semakin kau bergerak, semakin membuatku bergairah! Malam ini dan malam-malam seterusnya, tubuhmu menjadi milikku sampai aku sanggup mengganti kaca spionku!"
"Tidak! Tidak!" dengan sekuat tenaga Aletta memberontak dan menjauhkan wajah pria itu menggunakan kedua tangannya yang bebas. Akan tetapi, tenaga pria itu jauh lebih besar dan Aletta tak berdaya melawannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Namira
hadir thor
2023-05-19
0
HARTIN MARLIN
Assalamualaikum hai 🖐🖐 salam kenal dari ku
2023-05-02
2