Bitter & Sweet

Bitter & Sweet

Part 1

"Aku terlambat! ... Dasar potongan sampah! ... Awas saja kalau aku sampai menemukannya!" ujar Chloe, ketus menggerutu, sambil membanting tasnya ke atas meja kerjanya.

"Geez!" Sembari mengelus-elus dadanya, Agatha yang duduk di kursi kerjanya, yang bersebelahan dengan meja kerja Chloe, tampak sangat terkejut karena tingkah Chloe yang membuat keributan.

"Apa yang terjadi denganmu? ... Tidak biasanya, kamu datang terlambat ke kantor," ujar Agatha, sembari melanjutkan pekerjaannya, dengan menatap layar komputernya.

"Aku dihadang oleh anak buah 'loan shark', saat akan berangkat ke kantor. Mereka benar-benar tidak bisa dibuat mengerti, kalau aku baru akan menerima gajiku, dalam satu minggu lagi," sahut Chloe, yang benar-benar merasa sebal.

"Tsk! ... Bagaimana kamu bisa membiarkan dirimu terlibat, dengan laki-laki yang tidak berguna seperti Brad?

... Kamu terlalu dibutakan oleh cinta, hingga tidak bisa melihat keburukannya lagi," ujar Agatha, tanpa mengalihkan pandangannya, dari layar komputernya.

Brad, laki-laki yang hanya menjadi kekasih Chloe selama beberapa bulan, namun membuat Chloe harus menanggung cicilan hutang, dalam waktu dua tahun penuh.

Chloe memang terlalu naif, hingga dengan mudahnya mempercayai mulut manis Brad, yang menjanjikan hidup bahagia bersama dengannya, selamanya.

"Halo! ... Earth to Chloe!" ujar Agatha, membuyarkan lamunan Chloe.

"Mister McLean, sudah sedari tadi menunggumu di ruangannya," lanjut Agatha, setelah Chloe melihat ke arahnya.

"Oh, gosh! ... Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?" sahut Chloe, hampir meloncat dari tempat duduknya, lalu segera mendatangi ruang kerja CEO.

Setelah mengetuk pintu dan mendengar suara Atasannya, yang mempersilahkannya untuk masuk, Chloe segera bergegas menemui Atasannya, di dalam ruang kerjanya.

"Selamat pagi, Sir!" sapa Chloe, setelah mendekat ke meja kerja Atasannya itu.

"Selamat pagi!" Nathan McLean, yang memiliki nama asli Nathan Burg, CEO dari perusahaan McLean property, membalas sapaan Chloe.

"Apa yang Anda butuhkan, Sir?" tanya Chloe.

"Kosongkan jadwal saya hari ini. Saya ada urusan keluarga," jawab Nathan.

"Baik, Sir!" sahut Chloe. "Apa ada yang lain?"

Nathan kemudian terdiam untuk beberapa saat lamanya.

Dengan menautkan kedua alisnya, hingga keningnya membentuk lipatan-lipatan yang dalam, Nathan memandangi Chloe, seolah-olah ada yang sedang dia pikirkan.

Chloe yang kebingungan, dan sedikit merasa cemas, kalau-kalau Nathan sedang merasa marah kepadanya, karena dia yang terlambat datang ke kantor, kemudian dengan berhati-hati, menegur Atasannya itu lebih dulu, dengan berkata,

"Apa ada masalah, Sir?"

"Hmm...." Nathan hanya menggumam, dan masih belum berkata apa-apa, untuk beberapa waktu lamanya.

"Saya mau menawarkan pekerjaan tambahan untukmu," kata Nathan, tiba-tiba.

"Hmm ... Apa saya boleh tahu, pekerjaan seperti apa, Sir?" tanya Chloe, penasaran.

"Silahkan duduk dulu!" kata Nathan, yang tidak segera menjawab pertanyaan Chloe tadi.

"Baik, Sir!" sahut Chloe, yang kemudian di kursi, yang berhadapan dengan meja kerja Nathan.

"Sudah berapa tahun kamu bekerja dengan saya? Tentu saya bisa mempercayaimu, bukan?" ujar Nathan.

"Hmm ... Iya, Sir," jawab Chloe, ragu-ragu.

"Anak saya, akan datang dari negara xxx hari ini. Dia sudah dipersiapkan untuk menggantikan posisi saya....

... Tapi yang jadi masalahnya, selain dia yang masih muda, anak saya itu benar-benar tidak tahu, akan kebiasaan orang-orang di negara ini....

... Sedangkan jika dia akan bekerja menjadi CEO untuk perusahaan ini, dia harus mengambil hati, dari para pemegang saham, agar dia bisa dipercaya," kata Nathan.

Nathan kemudian terdiam lagi untuk sejenak, hingga Chloe akhirnya menegurnya lagi, dengan berkata,

"Maafkan saya, Sir ... Tapi apa hubungannya, dengan pekerjaan yang Anda tawarkan kepada saya?"

"Saya ingin kamu mengawasi semua gerak-geriknya. Baik di kantor, maupun saat dia sedang berada di rumahnya," jawab Nathan.

"Ugh?" Chloe tersentak. "Maafkan saya, Sir ... Tapi apa Anda bisa menjelaskan maksud Anda?"

"Hmm ... Chloe! Saya ingin agar kamu pindah, dan tinggal di rumah anak saya. Sehingga kamu bisa berangkat ke kantor, juga pulang dari kantor bersamanya....

... Saya ingin agar semua yang dia lakukan, saat dia bekerja, maupun saat dia sudah pulang dari kantor, kamu bisa mengetahuinya," kata Nathan, yang akhirnya bisa berterus terang, akan apa yang jadi keinginannya.

"Tapi, Sir...." ujar Chloe, ragu-ragu.

"Di rumah anak saya itu, ada paviliun. Kamu bisa tinggal di situ," kata Nathan.

Chloe bergeming, sambil memikirkan tawaran pekerjaan yang rasanya benar-benar tidak biasa. Karena itu sama saja seperti Chloe bekerja menjadi seorang pengasuh, dan bukan hanya sebagai asisten CEO.

"Chloe! ... Kamu sudah tahu bagaimana karakteristik dari beberapa pemegang saham, yang tidak terlalu mendukung saya, yang menjabat sebagai CEO....

... Oleh karena itu, saya tidak ingin ada dari mereka, yang mencoba untuk mengganggu anak saya ... Terus terang, saya cukup khawatir, seandainya ada yang akan mencoba membuat jebakan, yang bisa merusak reputasi anak saya itu....

... Sehingga anak saya jadi terlihat tidak kompeten, untuk menjabat sebagai CEO," kata Nathan, menjelaskan tujuannya.

Chloe mengerti dengan baik, bagaimana situasi Nathan selama Chloe bekerja dengannya, kurang lebih hampir enam tahun belakangan ini.

Nathan yang adalah orang luar dari keluarga McLean, sering dicari-cari kesalahannya oleh beberapa pemegang saham, yang sebagian besar dari para pemegang saham itu, masih termasuk dalam garis keturunan asli dari keluarga McLean.

Beberapa dari anggota dewan komisaris dan dewan direksi McLean property, tidak menyukai Nathan, karena dianggap tidak layak untuk mendapatkan posisi sebagai CEO.

Nathan dianggap hanya sebagai seorang pengambil kesempatan, karena Nathan yang menikah dengan Maddison McLean, putri satu-satunya dari Jackson McLean, yang adalah pemilik dan pendiri McLean grup.

Sebagian dari pemegang saham itu, hanya menyetujui Nathan menjadi CEO, karena menuruti arahan dari Jackson McLean.

Sehingga rasanya tidak mengherankan bagi Chloe, jika Nathan merasa cemas, kalau-kalau anaknya akan diperlakukan sama sepertinya, oleh para pemegang saham yang tidak menyukai Nathan itu.

Walaupun demikian, Chloe cukup merasa ragu untuk bekerja penuh waktu, apalagi untuk mengawasi seorang laki-laki dewasa, seperti itu.

"Saya sangat berharap kamu menyetujui tawaran saya, dan saya akan memberi imbalan di luar gaji bulananmu," kata Nathan.

Nathan kemudian terlihat mengambil sebuah buku cek perbankan miliknya, dan menuliskan sesuatu di dalamnya, lalu menyodorkannya kepada Chloe, sambil berkata,

"Apa ini cukup? ... Di setiap bulannya, saya akan memberikan imbalan, dengan jumlah yang sama kepadamu."

Chloe terbelalak, melihat nominal yang tertulis di dalam selembar kertas cek perbankan, yang jumlahnya mencapai dua kali dari gaji bulanan, yang biasanya dia terima.

Jumlah uang imbalan itu, tentu bisa membantu Chloe, agar bisa segera melunaskan hutang pada lintah darat, yang selalu saja mengganggunya.

"Kalau kamu setuju, maka saya akan memberikan alamat rumah, yang akan menjadi tempat bagi anak saya menetap....

... Dan saya akan memberi izin, agar kamu bisa langsung pulang hari ini. Lalu kamu harus segera bersiap-siap, untuk pindah ke rumah anak saya, di hari ini juga," kata Nathan, yang tampak memaksa.

Setelah berpikir untuk beberapa saat lamanya, Chloe akhirnya merasa yakin untuk menerima tawaran dari Nathan itu, dan Chloe segera berkata,

"Baik, sir! ... Saya menyetujui tawaran Anda."

Terpopuler

Comments

Virgo Girl

Virgo Girl

Tim baru baca. Awalnya cukup menjanjikan 😁😁

2024-09-26

0

$uRa

$uRa

sepertinya menarik...lanjut ahhh

2023-05-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!