Part 3

Perkenalan dari Chloe itu, tampaknya sangat mengejutkan bagi Matthew, hingga raut wajahnya terlihat berubah drastis, sebelum dia kembali menautkan kedua alisnya, kemudian berkata,

"Kenapa seorang asisten CEO, bisa merangkap sebagai petugas kebersihan? Apa kamu memang bisa bekerja? Atau hanya mengandalkan kebaikan dari daddy-ku saja?"

"Maafkan saya, Sir ... Saya sebenarnya tidak sedang ingin beralasan. Tapi tadi, saya menunggu kedatangan Anda, tanpa tahu harus melakukan apa. Sementara saya sudah terbiasa disibukkan dengan pekerjaan....

... Itu sebabnya, kemudian saya memilih untuk membantu pekerja di rumah ini, daripada saya hanya duduk melamun," sahut Chloe.

Chloe berusaha untuk tetap berbicara dengan nada suara yang datar, walaupun sebenarnya dia sudah merasa sangat sebal kepada Matthew, saat ini.

"Menunggu Atasanmu, itu termasuk dalam pekerjaanmu, bukan? ... Lalu, sambil kamu menunggu, apa kamu tidak ada pekerjaan yang lain selain membersihkan jendela?" ujar Matthew, ketus.

Matthew tampaknya tidak mau kalah, dan seolah-olah tetap ingin beradu argumen dengan Chloe.

"Maafkan saya, Sir," sahut Chloe, yang mengalah, karena tidak mau berlama-lama lagi, untuk berdebat dengan Matthew.

Chloe yang sedari tadi tidak diberi kesempatan oleh Matthew untuk duduk, kemudian lanjut berkata,

"Apa ada yang Anda butuhkan, Sir?"

Matthew kemudian memberikan arahan pertamanya kepada Chloe, dengan berkata,

"Bawakan saya garis besar, dari pekerjaan daddy-ku yang akan aku lanjutkan! Sekaligus bawa daftar nama dari para pemegang saham!"

"Baik, Sir! ... Tunggu sebentar! Saya ambilkan berkasnya dulu!" sahut Chloe, kemudian berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Sembari berjalan pergi ke paviliun, Chloe rasanya tidak bisa berhenti menggerutu.

Karena jika sikap Matthew tidak berubah, maka tanggung jawab dari pekerjaan Chloe yang memang sudah banyak, mungkin akan jadi semakin tidak menyenangkan, untuk dia kerjakan.

Sekembalinya dari paviliun, dan masuk ke dalam ruang kerja Matthew, beberapa lembar berkas yang dipegangnya, berikut juga dengan sebuah flashdrive, segera diberikan oleh Chloe kepada Matthew.

Matthew yang tadinya duduk di sofa, kemudian langsung berdiri, sambil membawa apa saja yang diberikan oleh Chloe, kepadanya tadi.

Matthew berpindah tempat duduk di sebuah kursi, yang berhadapan dengan sebuah meja kerja berukuran sedang.

"Kamu boleh duduk di situ! ... Jika ada yang aku butuhkan, aku tidak mau membuang waktuku, hanya untuk memanggilmu," ujar Matthew.

Matthew berbicara kepada Chloe, tanpa mengalihkan pandangannya, dari lembaran kertas-kertas yang dipegangnya.

"Baik, Sir!" Chloe menuruti perkataan Matthew, kemudian duduk di sofa.

Dan sambil menunggu apa selanjutnya, yang akan diarahkan oleh Matthew kepadanya, dengan mencuri-curi kesempatan, Chloe melihat-lihat di layar ponselnya.

Sesekali, Chloe melirik ke arah Matthew.

Matthew benar-benar memiliki wajah yang tampan, alisnya tebal dan rapi, begitu juga dengan bentuk hidungnya yang tegak berdiri, dan bentuk bibirnya yang proporsional, dengan garis wajahnya yang tegas.

Dan Matthew jadi terlihat semakin tampan, saat dia yang tampak serius dengan pekerjaannya, hingga iris berwarna hijau dari matanya yang langka, terlihat jarang-jarang bisa terhalangi oleh kelopak matanya.

Seandainya saja Chloe bisa memiliki kekasih yang setampan Matthew, dia tentu bisa berbangga diri untuk memamerkan kekasihnya, saat dia mendatangi reuni dengan alumni dari universitas tempatnya berkuliah.

"Apa ada yang salah? ... Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Sambil menatap Chloe lekat-lekat, Matthew bertanya secara tiba-tiba, hingga membuyarkan lamunan Chloe.

"Ugh? ... Maafkan saya ... Saya hanya memperhatikan Anda bekerja, sambil menunggu arahan dari Anda," jawab Chloe.

Seketika itu juga, Chloe membatalkan keinginannya, untuk memiliki kekasih seperti Matthew.

Karena menurut Chloe, walaupun laki-laki itu sangat tampan, namun pasti tidak akan ada yang tahan, jika memiliki kekasih yang angkuh dan kasar seperti Matthew.

***

Chloe masih menemani Matthew di ruang kerja itu, hingga menjelang waktunya makan malam.

Menurut pesan dari Nathan kepada Chloe, di malam ini, Nathan dan Maddison akan datang ke rumah Matthew, untuk makan malam bersama.

Karena informasi itu, Chloe lalu meminta izin kepada Matthew, untuk keluar dari ruang kerjanya, dengan berkata,

"Sir! ... Saya akan memeriksa persiapan makan malam, sebelum kedua orang tua Anda datang."

Matthew terlihat hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, dan tanpa bicara apa-apa, untuk menanggapi perkataan Chloe itu.

Segera setelah Chloe keluar dari ruang kerja itu, Chloe kemudian memantau pekerjaan dari asisten rumah tangga, yang mempersiapkan makan malam, sebelum kedua orang tua Matthew itu tiba di situ.

Kurang lima belas menit sebelum jam makan malam, Nathan dan Maddison, terlihat sudah mendatangi rumah Matthew.

Dengan terburu-buru, Chloe menyambut kedatangan Nathan dan istrinya itu, kemudian menyapa mereka lebih dulu.

"Selamat malam, Sir! ... Madam!" sapa Chloe, sambil tersenyum.

"Selamat malam, Chloe!" kata Nathan yang balas menyapa.

"Selamat malam, Chloe!" Maddison juga ikut membalas sapaan dari Chloe, kemudian lanjut berkata,

"Di mana Matthew? Apa dia bisa akur denganmu?"

"Mister McLean sedang berada di ruang kerjanya, Madam!" jawab Chloe, sambil tersenyum.

Setelah beberapa saat Maddison memandangi Chloe, dia kemudian berkata,

"Oh, gosh! ... Pertanyaanku yang konyol! Sudah pasti kamu kesulitan menghadapinya. Tolong dimaafkan, Chloe....

... Matthew sebenarnya baik. Dia hanya terlalu kaku seperti Grandpa-nya. Apalagi, jika dia berurusan dengan hal, yang berkaitan dengan pekerjaan."

Maddison seolah-olah bisa membaca pikiran dari Chloe, walaupun Chloe tetap tersenyum di depannya.

Sehingga perkataan dari Maddison itu, terdengar seperti sedang memberi alasan, agar Chloe bisa lebih sabar untuk menghadapi Matthew.

"Anda tidak perlu khawatir, Madam! ... Saya akan berusaha, agar bisa segera akur dengannya," sahut Chloe.

"Bagus! ... Aku mempercayakannya kepadamu," kata Maddison, tampak bersemangat.

"Sir dan Madam, bisa duduk di sini lebih dulu. Biar saya yang memberitahu Mister McLean, bahwa Anda berdua sudah datang," kata Chloe.

"Baik! ... Terima kasih, Chloe!" kata Nathan.

Begitu juga dengan Maddison, yang mengucapkan rasa terima kasihnya bersamaan dengan Nathan. "Terima kasih, Chloe!"

Tanpa berlama-lama lagi, setelah Nathan dan Maddison duduk di kursi yang tersedia di ruang makan itu, Chloe segera mendatangi Matthew di ruang kerjanya.

"Sir! ... Orang tua Anda sudah menunggu di ruang makan," kata Chloe, sambil tersenyum.

Matthew mengangkat pandangannya dari layar laptop, dan menatap Chloe untuk beberapa saat, tanpa mengatakan apa-apa.

Senyuman di wajah Chloe, rasanya telah menghilang, karena dia yang kebingungan dibuat Matthew.

Chloe tidak tahu apa yang harus dia katakan lagi, agar Matthew bisa segera menemui orang tuanya.

Walaupun terasa sangat canggung, karena ditatap oleh Matthew seperti itu, tapi mau tidak mau, Chloe hanya berdiri terdiam, sambil menunggu dan berharap, agar Matthew segera berdiri dari kursinya.

"Apa kamu itu orang bodoh?" tanya Matthew tiba-tiba, yang terdengar sinis, dan begitu juga tatapannya ke arah Chloe, yang tampak sama sinisnya.

"Apa kamu itu pesuruh? Sedari tadi, selain yang aku perintahkan, apapun yang kamu kerjakan, tidak ada yang masuk akal!" lanjut Matthew, sambil berdiri dari tempat duduknya.

Chloe hanya bisa menghela nafasnya yang terasa berat, dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan, untuk menenangkan dirinya sendiri, sambil memandangi Matthew yang berjalan melewatinya.

Di ruang makan, setelah Matthew dan kedua orang tuanya saling menyapa, Chloe berniat untuk pergi dari sana, agar Nathan dan Maddison bisa menghabiskan waktu dengan Matthew.

Akan tetapi, ketika Chloe pamit undur diri, Nathan dan Maddison tampak tidak setuju, jika Chloe tidak ikut makan malam bersama mereka.

"Chloe! ... Kamu mau ke mana?" tanya Nathan.

"Sir—" Chloe tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, karena Maddison menyela perkataannya, dengan berkata,

"Jangan ke mana-mana! Kamu ikut makan malam bersama kami saja!"

Karena melihat Nathan dan Maddison yang tampak bersikeras, akhirnya Chloe menyetujui ajakan mereka untuk ikut makan malam, kemudian ikut duduk di situ.

Setelah makan malam selesai disajikan oleh asisten rumah tangga, dan tertinggal di sana hanya Chloe, Matthew, Nathan dan Maddison, tidak berapa lama, Nathan kemudian berkata,

"Matthew! ... Tolong bersikap yang baik kepada Chloe! Jangan membuatnya sampai ingin berhenti bekerja, hanya karena dia merasa kesulitan untuk menghadapimu!"

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

jangan jatuh cinta sama matyu yaa klu.....

2023-05-09

1

$uRa

$uRa

berartiadam tau..kalau anaknya memang keras dan angkuh

2023-05-09

1

$uRa

$uRa

iyaa ..sukanya pacar yang perhatian...bukannya jutek....

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!