Part 5

Tidak butuh waktu yang lama, jam kerja juga bahkan belum berakhir, namun pembahasan tentang sikap kaku dan tegas dari CEO yang baru, sudah menyebar dari mulut ke mulut para pegawai di sana.

Bahkan Agatha yang bersama-sama dengan Chloe, yang mendapatkan ruang kerja terpisah dari pegawai yang lain, sudah bisa mendengar desas-desus tentang Matthew.

"Apa CEO baru adalah orang yang sangat kaku?" tanya Agatha.

Chloe yang sedang merapikan meja kerjanya, hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mengalihkan perhatiannya dari atas meja kerjanya.

"Geez! ... Bagaimana dengan pekerjaan kita?" tanya Agatha, yang tampak cemas.

"Apa maksudmu?" Chloe balik bertanya.

"Apa dia tidak akan mempersulit pekerjaan kita?" Agatha memperjelas maksud pertanyaannya tadi.

"Aku juga masih belum tahu. Yang penting kita bekerja dengan baik, rasanya tidak akan terjadi apa-apa," jawab Chloe.

Baru saja Chloe selesai berbicara, pintu ruang kerja CEO kemudian terbuka, dan Matthew terlihat berjalan keluar dari sana.

Dengan terburu-buru, Agatha berdiri lalu sedikit membungkuk, untuk memberi hormat kepada Matthew.

"Hai, Sir! ... Anda sudah siap untuk pulang?" ujar Chloe, sambil menghampiri Matthew, yang berhenti berjalan, dan berdiri tidak jauh dari meja kerja Chloe.

"Kamu sudah membuat semua salinan yang aku minta tadi?" tanya Matthew.

"Sudah semuanya, Sir!" jawab Chloe.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Matthew segera berbalik dan berjalan menjauh dari sana, dan Chloe segera menyusulnya, dengan berjalan di belakangnya.

Setelah Matthew masuk ke dalam lift, sambil disusul oleh Chloe, tiba-tiba Matthew berkata,

"Apa kamu akan ikut denganku, mendatangi pesta nanti?"

"Iya, Sir!" jawab Chloe.

"Kamu tidak butuh waktu lama, untuk bersiap ke pesta, bukan?" tanya Matthew, lagi.

"Ugh?" Chloe tidak mengerti, akan ke mana arah pembicaraan dari Matthew.

"Masih ada sisa waktu. Bawa salinan yang aku minta tadi. Kita masih akan berkerja di rumahku," kata Matthew.

"Ooh! ... Iya, Sir!" sahut Chloe.

***

Sesuai dengan keinginan Matthew, tanpa pergi ke paviliun, Chloe mengikuti Matthew ke ruang kerjanya, yang ada di bangunan rumah utama.

Sementara Matthew membuka jas yang dipakainya, Chloe mempersiapkan laptop milik Matthew, yang kemudian disambungkan dengan flashdrive yang berisi salinan data, yang diminta oleh Matthew tadi.

"Apa Anda ingin saya menyiapkan teh dan camilan?" tanya Chloe, sambil mengangkat jas milik Matthew dari atas kursi, dan berniat membawanya ke luar.

Bukannya Matthew menjawab pertanyaan dari Chloe tadi, Matthew justru balik bertanya, dengan berkata,

"Chloe ... Itu namamu, bukan?"

"Iya, Sir," jawab Chloe.

"Menurutmu, apa pekerjaan sebenarnya dari seorang asisten CEO?" tanya Matthew.

"Hmm...." Chloe hanya menggumam, namun bukan karena dia tidak tahu jawabannya.

Melainkan karena Chloe hanya merasa bingung saja, untuk apa Matthew menanyakan tentang hal itu kepadanya.

"Di rumah ini, ada asisten rumah tangga. Kamu cukup memberi arahan kepada mereka, agar kamu bisa bekerja sesuai dengan tanggung jawabmu," kata Matthew.

Akhirnya Chloe jadi mengerti, akan maksud dari Matthew, yang sejak kemarin memarahinya.

Dengan demikian, Matthew sepertinya tidaklah seburuk yang Chloe bayangkan.

Hanya saja, cara Matthew berkomunikasi, agak sulit dimengerti oleh Chloe.

"Maafkan saya, Sir ... Tapi saya dipekerjakan oleh Mister Nathan McLean, memang bukan hanya sebagai asisten CEO saja....

... Melainkan, sekaligus merangkap sebagai asisten pribadi Anda. Jadi, saya tidak merasa keberatan, jika saya ikut mengurus kebutuhan Anda secara personal," kata Chloe, menjelaskan.

Matthew kemudian duduk di kursi kerjanya, dan setelah hanya terdiam untuk beberapa saat lamanya, dia lalu berkata,

"Bawakan dua cangkir teh dan camilan."

"Baik, Sir! ... Tunggu sebentar!" kata Chloe, kemudian berjalan keluar dari ruangan itu.

***

Seolah-olah sedang melakukan presentasi, Chloe menjelaskan secara garis besarnya, salinan data yang dia buat kepada Matthew.

Hingga hampir pada waktunya bagi mereka untuk menghadiri undangan ke pesta, barulah sesi pekerjaan tambahan Chloe itu berakhir.

Dan mereka berdua kemudian segera bersiap-siap, dan pergi ke tempat di mana pesta akan dilangsungkan.

Di pesta penyambutan CEO baru yang digelar di sebuah gedung hotel, para tamu undangan yang hadir, sebagian besar adalah orang-orang dari dewan komisaris dan direksi.

Begitu juga para investor dari negara lain, yang kemudian berganti-gantian menyapa Matthew, dan memberikan selamat kepadanya.

Chloe yang berdiri tidak terlalu jauh dari Matthew, tetap memperhatikan cara Matthew bersosialisasi, dan tetap waspada, kalau-kalau Matthew bersikap menantang, kepada orang-orang yang tidak menyukainya.

Menurut Chloe, Matthew terlihat menonjol di antara para tamu undangan, yang hadir di sana.

Selain karena penampilan fisiknya yang menarik dan kharismatik, Matthew juga ternyata pintar berkomunikasi, dan mampu berbicara lebih dari tiga bahasa dari negara lain.

Dengan demikian, Matthew tampak berbaur dengan baik dengan para investor asing, dan hanya terlihat kaku, saat dia dihampiri oleh beberapa orang dari dewan komisaris dan direksi.

Merasa kalau semuanya akan baik-baik saja, Chloe kemudian berjalan menjauh dari Matthew, dan ikut menikmati pesta, dengan berbincang-bincang dengan para tamu yang bisa ditemuinya.

"CEO yang baru sangat tampan!" celetuk salah satu selebritas wanita, yang menjadi wajah untuk iklan perusahaan, ketika berpapasan dengan Chloe.

"Apa Miss Fern bisa membuatkan janji temu, agar aku bisa bicara berdua saja dengannya?" lanjut wanita itu.

"Dalam minggu-minggu ini, jadwal Mister McLean sudah penuh," jawab Chloe, sambil tersenyum.

"Hmm ... Sangat disayangkan. Karena hanya dalam minggu ini saja, aku masih berada di negara ini," kata selebritas wanita itu.

"Miss Fern! ... Kalau CEO sedang ada waktu kosong, apa kamu bisa mengabariku?" lanjut wanita itu lagi.

"Tentu saja!" jawab Chloe, asal-asalan.

"Terima kasih, Miss Fern!" ucap wanita itu sambil tersenyum lebar, kemudian berjalan pergi dari tempat Chloe berdiri.

Chloe hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, setelah selebritas wanita itu pergi menjauh darinya.

Balkon yang menjadi tempat Chloe berdiri sendirian, sambil memandangi kawasan perkotaan di bawahnya, lalu tiba-tiba didatangi oleh David, yang kemudian menyapanya.

"Hai, Chloe!" David yang menghampiri Chloe, lalu menyodorkan segelas sampanye kepada Chloe.

"Hai, Sir!" kata Chloe membalas sapaan David, sambil memperlihatkan kepada David, kalau di tangannya, juga masih ada sampanye yang terisi hampir separuh gelasnya.

"Kenapa kamu sendirian saja di sini?" tanya David, sambil meletakkan salah satu gelas sampanye, ke atas pagar balkon.

"Tidak apa-apa, Sir ... Pemandangan di sini cukup bagus," jawab Chloe.

"Kelihatannya, Matthew hanya mempersulit pekerjaanmu," kata David.

"Hmm ... Tidak begitu, Sir ... Saya benar-benar hanya ingin melihat pemandangan saja," sahut Chloe, lalu menunjuk ke arah kawasan perkotaan yang terlihat dari atas situ.

"Lalu, kenapa Anda tidak bergabung dengan mereka di dalam?" tanya Chloe.

David kemudian mengeluarkan sebatang rokok, dan kemudian menyalakannya di situ.

"Ini!" sahut David, lalu memperlihatkan batang rokok yang dijepit oleh jari tangannya.

"Kamu tidak mungkin ingin melihatku merokok di dalam sana, bukan?" lanjut David, sambil tersenyum.

David kemudian bersandar di pagar balkon, dengan posisi membelakangi bagian luar balkon, lalu berkata,

"Aku ingin berhenti bekerja."

"Ugh? ... Kenapa Anda berpikiran seperti itu, Sir?" tanya Chloe, yang merasa heran.

"Kamu lihat sendiri, bagaimana situasi di dalam perusahaan selama ini," jawab David.

Chloe kemudian terdiam.

"Tapi ... Apa mungkin, akan ada wanita yang mau menjadikan seorang pengangguran, sebagai kekasihnya?" lanjut David, yang tampak hampir tertawa.

"Pffftt...! Ini sebabnya, sehingga saya tidak pernah menganggap serius, setiap kali melakukan pembicaraan dengan Anda," ujar Chloe, sambil tertawa.

"Aku bersungguh-sungguh! ... Aku sudah lelah, dengan ketegangan yang terus menerus terjadi di kantor," kata David.

"Tsk! ... Maafkan aku ... Aku hanya merusak suasana saja," lanjut David, yang tampak menyesal.

"It's okay, Sir!" sahut Chloe.

"Apa kamu sudah menemukan kekasih? Atau hanya sibuk dengan pekerjaanmu?" tanya David tiba-tiba, sambil mematikan nyala api dari rokoknya.

"Hmm ... Sementara ini, saya tidak tertarik untuk berkencan," jawab Chloe.

"Bagaimana kalau kamu berkencan denganku saja?" tanya David, lalu tampak seolah-olah dia akan tertawa.

"Please, Sir...! Don't tease me...!" sahut Chloe, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ketika melihat David yang akhirnya tertawa.

"Chloe!" Suara Matthew yang tiba-tiba memanggilnya, membuat Chloe segera berbalik.

Matthew terlihat berjalan menghampiri Chloe, lalu berkata,

"Apa yang sedang kamu lakukan di luar sini?"

"Saya hanya menikmati pemandangan, Sir," jawab Chloe, sambil menunjuk ke luar balkon.

Matthew tampak menatap Chloe dan David bergantian, lalu menghentikan pandangannya ke arah Chloe, kemudian berkata,

"Bukankah kamu seharusnya menemaniku?"

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

wah..Naga naganya..mulai jelez nehh

2023-05-09

2

$uRa

$uRa

jangan bersih bersih lagi yaa..

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!