Tidak banyak barang bawaan Chloe, walaupun dia harus pindah tempat tinggal, hingga dia tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengemas semuanya.
Sebagian besar bawaannya, hanyalah pakaian ganti, perlengkapan merias wajah, beberapa pasang sepatu dan tas, dan beberapa salinan berkas pekerjaan, yang biasanya dia bawa pulang.
Dan semuanya itu, sudah bisa dibawa di dalam dua buah koper berukuran besar, dan satu tas jinjing berukuran sedang.
Sisa benda-benda yang ditinggal di dalam apartemen studio tempat Chloe menetap selama ini, memang adalah barang-barang inventaris milik pengelola gedung apartemen.
Dengan demikian, Chloe tentu tidak bisa membawa semua benda-benda, yang ada di dalam apartemen, selain barang yang adalah miliknya sendiri.
Dengan menumpang taksi, Chloe diantar ke alamat yang sudah diberikan oleh Nathan tadi, kepadanya.
Sebuah rumah megah berlantai dua, dan bergaya modern, dengan banyaknya jendela kaca berukuran besar, hingga tampak seolah-olah menggantikan dinding beton, kemudian dikelilingi dengan pagar tinggi, menjadi tempat tujuan yang sesuai dengan alamat yang dipegangnya.
Chloe kemudian meminta bantuan dari supir taksi, untuk membawakan barangnya, sampai ke depan pintu sebuah paviliun, yang berada di dekat bangunan rumah utama.
Dengan ucapan terima kasih dan segenggam imbalan, Chloe ditinggalkan oleh supir taksi itu, berdiri sendirian di depan pintu paviliun.
Kunci paviliun yang juga sudah diberikan oleh Nathan, dipergunakan oleh Chloe untuk membuka pintu, lalu membawa masuk semua barang bawaannya.
"Not bad!" celetuk Chloe, yang berbicara pada dirinya sendiri, ketika melihat bagian dalam paviliun.
Tempat itu justru tampak lebih luas dan lengkap, jika dibandingkan dengan kamar apartemen studio, tempat Chloe menetap selama ini.
Tidak berlama-lama lagi, Chloe mengeluarkan semua barang bawaannya, dan menyusunnya di dalam sana, sambil menunggu kedatangan anak laki-laki dari Nathan.
Menurut penuturan dari Nathan tadi, anaknya yang bernama Matthew McLean itu, akan pergi ke rumah itu, setelah jam istirahat makan siang berakhir.
Dan pada saat kedatangan Matthew nanti, Chloe diminta untuk segera menemuinya dan memperkenalkan diri, agar Matthew bisa segera terbiasa, dengan adanya Chloe di sisinya.
Chloe sudah tahu kalau dari pernikahan antara Nathan dan Maddison, memiliki dua buah hati, yang adalah sepasang anak kembar, berjenis kelamin laki-laki.
Walaupun demikian, Chloe belum pernah bertemu salah satu pun, dari anak kembar Nathan dan Maddison itu.
Chloe hanya mengetahui nama mereka saja, bahwa anak yang sulung bernama Matthew, dan anak yang bungsu, bernama Matteo.
Baik Matthew dan Matteo, ikut dengan Grandpa-nya, dan tinggal di luar negeri, sejak mereka berdua masih berusia tiga tahun.
Chloe juga tidak tahu apa alasannya, hingga anak kembar dari Nathan dan Maddison itu, harus tinggal terpisah dari kedua orang tuanya.
Walaupun ada sedikit rasa penasaran, namun Chloe tidak berminat untuk mencari tahu lebih jauh, tentang urusan pribadi dari keluarga Nathan.
Sehingga, meskipun sikap Nathan dan Maddison sangat baik kepadanya, begitu juga dengan hubungan kerja antara Chloe dengan Nathan yang baik, namun Chloe tidak pernah bertanya apa-apa, tentang hal pribadi kepada Nathan.
***
Jam istirahat makan siang, sudah berlalu lebih dari satu jam lamanya, namun belum ada tanda-tanda, kalau Matthew akan segera datang ke tempat itu.
Sampai-sampai, Chloe bahkan hampir tertidur, karena terlalu lama menunggu, sambil berayun dengan duduk di atas kursi gantung, yang terpasang di sebuah pohon besar, yang ada di taman di halaman rumah bagian depan.
Saking merasa bosan menunggu, Chloe akhirnya memilih untuk masuk ke dalam rumah utama, dan menemui para pekerja yang ditugaskan, untuk merawat rumah itu.
Merasa tidak ada yang dia lakukan, Chloe akhirnya ikut membantu pekerjaan membereskan rumah, yang seharusnya dikerjakan oleh asisten rumah tangga di tempat itu.
Chloe sedang mengelap dinding kaca berukuran besar di salah satu kamar, yang ada di dalam rumah itu, ketika seseorang berjalan masuk ke dalamnya.
Untuk beberapa saat, Chloe memandangi seorang laki-laki yang berdiri berhadap-hadapan dengannya.
Jika melihat dari penampilan keseluruhannya, kelihatannya, laki-laki itu bukanlah seorang pekerja di rumah itu.
Laki-laki yang berbadan tinggi tegap, dengan rambut berwarna coklat yang tersisir rapi dan kaku, seolah-olah memakai bahan khusus untuk menata rambut, dan wajah dari laki-laki itu, yang terasa sangat asing bagi Chloe.
Hingga akhirnya, Chloe memperhatikan warna mata laki-laki itu, yang berwarna hijau seperti batu permata zamrud, dan mengingatkan Chloe kepada Maddison.
Oh, gosh!
"Apa kamu akan lanjut bekerja? Atau hanya akan menatapku saja?" kata laki-laki itu dengan nada suara yang tegas, sambil memasang raut wajah tidak senang.
"Hai, Sir! ... Nama saya Chloe!" sapa Chloe, sambil tersenyum, segera memperkenalkan dirinya kepada laki-laki itu, yang menurutnya adalah Matthew.
"Aku tidak sedang bertanya siapa namamu! ... Kalau kamu sudah selesai bekerja, segera keluar dari sini!" ujar Matthew, ketus.
Chloe terbelalak, melihat gerak-gerik Matthew yang sama sekali tidak ramah, dan jauh sekali berbeda dengan Nathan, maupun Maddison.
Matthew terlihat pergi berbaring di atas tempat tidur, lalu sambil menautkan kedua alisnya, dia lanjut berkata,
"Apa yang kamu lakukan di situ?"
Chloe yang tanpa sadar, telah memandangi Matthew sambil tenggelam dalam pikirannya sendiri, cukup terkejut, karena suara Matthew yang membentaknya.
"Maafkan saya, Sir ... Anda pasti sangat lelah ... Saya permisi dulu!" kata Chloe, kemudian berjalan mengarah ke pintu, agar bisa keluar dari kamar itu
"Tunggu sebentar!" ujar Matthew, tiba-tiba, hingga Chloe menahan langkahnya, kemudian berbalik.
"Ada apa, Sir?" tanya Chloe.
"Katakan kepada asisten yang ditunjuk oleh daddy-ku, bahwa aku ingin bertemu dengannya, sore nanti!" kata Matthew, masih dengan nada suaranya yang ketus.
"Baik, Sir! ... Saya akan memberitahukan pesan Anda kepadanya," jawab Chloe.
Chloe memang sengaja bertingkah seolah-olah dia tidak tahu apa-apa, dan berniat untuk mengerjai Atasan barunya itu, yang menurut penilaian sementaranya, Atasannya itu terlalu angkuh.
"Apa ada hal lain yang Anda butuhkan, Sir?" Chloe lanjut bertanya kepada Matthew.
"Tidak ada," sahut Matthew, lalu terlihat berbaring menyamping di atas tempat tidur, memunggungi Chloe.
Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Chloe berjalan keluar dari kamar, kemudian menutup pintu kamar itu.
"Geez! ... Sangat disayangkan ... Wajahnya sangat tampan, tapi memiliki sikap yang kasar, seperti itu," kata Chloe, yang berbicara sendiri.
Karena masih ada tersisa beberapa jam lagi, sebelum menjelang sore hari, sambil berlalu pergi dari rumah utama, dan menuju ke paviliun, Chloe berencana untuk beristirahat sejenak di sana.
***
Entah berapa lama Chloe tertidur di dalam kamarnya di paviliun.
Namun setelah dia terbangun, Chloe dengan terburu-buru, segera pergi membersihkan dirinya, sebagai persiapannya untuk bertemu secara resmi dengan Matthew.
Dengan memakai setelan pakaian kerja, Chloe kemudian pergi ke rumah utama, lalu memberitahu kepada asisten rumah tangga rumah Matthew, bahwa dia sudah siap bertemu dengannya.
Di luar dugaan, Matthew ternyata justru sudah menunggu Chloe, di dalam ruang kerjanya.
Setelah mengetuk pintu, Chloe kemudian bergegas masuk ke dalam ruang kerja itu, dan mendapati Matthew yang sedang duduk di sana, sambil memasang raut wajah yang tidak bisa diartikan oleh Chloe.
"Selamat sore, Sir!" sapa Chloe.
"Aku sedang menunggu asisten CEO. Dan bukan ingin bertemu dengan petugas kebersihan!" ujar Matthew, tegas.
"Maafkan saya, Sir ... Nama saya Chloe Fern. Saya adalah asisten CEO, yang diminta oleh Mister Nathan McLean, untuk melayani Mister Matthew McLean," sahut Chloe, sambil memaksakan diri, agar tetap bisa tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
$uRa
wah persaingan si kembar ini .....
2023-05-09
3