Gadis Malang Milik CEO
...🥀🥀🥀...
Langit sore yang cerah, di sebuah rumah berlantai 2 tampak asri dengan taman kecil di halamannya. Mobil honda jes yang di kemudikan Noval akhirnya terparkir dengan cantik di garasi rumah yang cukup untuk menampung kendaraan pribadinya.
"Ayah pulang!" suara seruan bocah kecil berusia 6 tahun terdengar nyaring dan riang dari dalam rumah, menyambut kepulangan sang ayah saat mendengar suara mobil yang ia yakini adalah mobil ayahnya.
"Ayo turun Layla, Lulu pasti senang melihat ayah pulang bersama dengan mu!" ujar Noval dengan membuka sabuk pengaman yang membelit tubuhnya, senyum bahagianya terpancar nyata di bibirnya.
"Apa mama Sifanye juga akan menyambut kedatangan ku juga, ayah?" tanya Layla dengan meremasss ujung kaos yang tengah ia kenakan.
Noval mengerutkan keningnya, mendengar pertanyaan dari Layla, tangannya terulur mengelusss pucuk kepala Layla. "Kenapa masih bertanya seperti itu Layla? Mama Sifanye justru menanyakan terus kabar mu pada ayah. Itu artinya mama Sifanye sangat mencemaskan mu!"
Layla tersenyum pahit mendengar penuturan sang ayah, bagaimana mungkin ia mengatakan jika mama sambungnya tidak menginginkan keberadaannya di rumah itu. Tapi jika bukan ke rumah Noval, kemana lagi ia harus pulang.
Meski pun pada kenyataan Layla memiliki 2 rumah untuk ia kembali pulang, namun hati kecilnya tidak memungkiri rasa tidak nyaman pada keduanya.
Orang tuanya, Noval dan Tati memilih berpisah di saat Layla baru menginjak usia 3 tahun. Dan setahun setelah berpisah keduanya memilih jalan untuk berumah tangga kembali dengan pilihan mereka.
"Ayo kita turun, kau lihat itu... Lulu sudah menyambut kita pulang!" ujar sang ayah dengan menunjuk ke arah luar, memperlihatkan seorang anak kecil berusia 6 tahun dengan rambut yang di kuncir dua tengah bertepuk tangan dengan riang ke arah mobil Noval.
"Ayah pulang, ayah pulang! Mamaaaa, ayah pulang!" seru Lulu dengan bersemangat menyambut sang ayah.
Noval ke luar lebih dulu dari mobil, dengan ke dua tangan yang di rentangkan dengan tangan kiri yang menenteng tas kerjanya.
"Ayaaaah!" Lulu berlari, berhambur dan melompat dalam gendongan sang ayah, ke dua tangan mungilnya melingkar di leher Noval.
"Anak ayah nakal gak nih tadi di rumah hem? Apa kau merepotkan mama mu?" tanya Noval dengan mencium gemas pipi gembul Lulu.
"Lulu hari ini gak nakal ayah, Lulu hari ini jadi anak baik!" ucapnya dengan polos.
"Anak ayah pinter, di mana mama mu, sayang?" tanya Noval dengan menatap ke arah pintu rumah, belum nampak sang istri yang biasanya akan menyambut kepulangannya dari kantor.
"Mama ada di dalam ayah, lagi lietin ibu ibu demo di tivi, itu yang masak masak." celoteh Lulu.
Bugh.
Suara pintu mobil di buka, membuat Lulu menoleh ke arah mobil.
Lulu membola, mendapati siapa yang turun dari mobil sang ayah.
"Kaka Layla!" namun sedetik kemudian senyum tersungging di bibirnya, ia meronta minta di turunkan dari gendongan Noval.
"Hai Lulu!" Layla melambaikan tangannya pada Lulu, adik tirinya dari sang ayah.
Bugh.
Ke dua tangan mungil Lulu melingkar di ke dua kaki Layla. Lulu mengadahkan wajahnya menatap wajah Layla dan bertanya dengan polosnya.
"Kaka Layla ke mana aja? Kok gak main main kesini? Apa kaka Layla masih marah sama mama? Apa jangan jangan kaka Layla masih marah sama aku?" cecar Lulu.
"Maaf ya Lulu, kaka Layla gak marah kok sama mama dan Lulu. Kaka Layla cuma lagi banyak tugas aja dari sekolah, jadi belum sempat main kesini!" kilah Layla yang sudah jelas ia berbohong.
"Oooohhh gitu ya! Ayo ka masuk, mama udah masak enak loh buat Lulu dan ayah... nanti kaka cobain masakan mama ya! Pasti kaka suka! Terus kaka Layla jadi mau nambah terus makannya hehehe." tangan mungil lulu menggenggam jari telunjuk Layla dan mengajaknya masuk ke dalam rumah dengan di ikuti Noval yang berjalan di belakang ke dua putrinya. Dua putri dari istri yang berbeda.
Sampai di dalam rumah, ke dua mata Layla di suguhkan kembali dengan hal yang berbeda, dari terakhir kali ia berada di rumah sanga ayah.
Bingkai foto yang hanya terpajang ke tiga penghuni, Noval, Sifanye dan Lulu. Foto kebersamaan di mana yang ada Layla sudah tidak berada lagi di tempatnya.
Layla menelan salivanya dengan sulit, ini pasti mama Sifanye yang udah turunin foto foto aku, apa sebegitu gak berhaknya aku ada di rumah ini lagi, sampai sampai foto ku aja gak di pajang sama mama Sifanye dan ayah Noval?
"Mama, coba lihat siapa yang dateng!" seru Lulu dengan riang, mengayunkan ke 2 kakinya memasuki rumah yang tampak megah di dalamnya, meski tampilan dari luar rumah itu nampak biasa saja.
Sifanye yang sedang sibuk dengan layar televisi membuatnya dengan terpaksa menoleh ke arah putri kesayangannya.
"Memang si- a---" Sifanye tampak terkejut melihat Layla yang tampak akrab dengan putri kandungnya.
"Assalamualaikum, mah!" seru Layla dengan tangan kanannya yang meraih tangan kanan Sifanye, dan mencium punggung tangan kanan wanita yang kini menjadi ibu sambungan.
"Waalaikum salam!" ucap Sifanye dengan keterkejutan yang ia redam, kenapa anak ini bisa pulang bareng ayah? Apa mereka janjian?
"Mama tumben gak nyambut ayah pulang?" tanya Noval dengan mengelusss pundak Layla.
Tangan kanan Sifanye terulur mengambil alih tas kerja yang di tenteng Noval, ia juga mencium punggung tangan kanan Noval dengan ciuman hangat.
Cup.
Noval membalas perlakuan Sifanye dengan mengecup kening istrinya itu dengan kasih sayang.
"Justru mama malah gak denger kalo ayah udah pulang!" ujar Sifanye.
Sifanye tersenyum dengan getir melihat Layla, mau apa lagi anak ini datang kesini?
"Ayo ka, mandi dulu! Kaka nginepkan di sini? Nanti tidurnya di kamar aku mau gak ka?" celoteh Lulu dengan mengajak Layla meninggalkan ke duanya. Lulu membawa Layla ke kamarnya yang ada di lantai 2.
"Iya malam ini kaka nginep di sini." ucap Layla yang masih bisa di dengar oleh Sifanye.
Sifanye menatap Noval dengan tatapan menyelidik, ia melingkarkan tangannya di lengan Noval, menyeretnya ke arah sofa dan mendaratkan bobot tubuh ke duanya di sofa.
"Ayah tau mama mau tanya apa, biarkan Layla malam ini menginap di sini. Lagi pula Lulu juga senang melihat kakanya berada di rumah ini!" ujar Noval yang mengerti akan tatapan yang di berikan Sifanye padanya.
"Emang anak kamu udah gak marah lagi sama aku? Kan anak kamu yang suka banget cari masalah sama aku!" gerutu Sifanye dengan sinis.
"Jangan gitu dong mah! Namanya juga anak anak. Wajar lah, nanti juga baik sendiri kan... gak mungkin lah Layla bisa marah lama lama sama kamu, gak inget apa kamu tuh tetap mama sambung terbaik untuknya." Noval menjawil hidung sang istri.
Flashback 2 minggu sebelumnya.
Di kamar tampak Layla dan Lulu yang tengah bermain berantem beranteman, Lulu berperan sebagai bawang merah yang tengah memarahi bawang putih.
"Kamu ini gimana sih, cuci baju tuh yang bener... bukan kaya gini, ini lihat noda di baju masih ada, gimana sih, kerja gak bener!" omel Lulu dengan memperlihatkan dress yang ada di tangannya seolah ada noda kecap.
"I- iya maaf bawang merah, ta- tapi sabunnya udah gak ada, jadi aku terpaksa hanya membilasnya dengan air bersih tanpa sabun colek." ujar Layla dengan suara bergetar hebat.
Bugh.
Lulu dengan spontan mendorong tubuh Layla ke dinding.
"Dasar kamu, kaka gak guna... bawang putih bikin susah aja, mati kamu! Kamu gak boleh hidup bawang putih, kamu harus mati, mati adalah jalan terbaik untuk kamu Layla!" Lulu tampak menyeringai melihat wajah pucattt pasiii Layla yang tengah ia cekikkk lehernya dengan ke dua tangan Lulu.
Bugh.
Noval membuka pintu kamar Lulu dengan kasar, betapa terkejutnya ia mendapati putri tertuanya, Layla dalam cekikan ke dua tangan Lulu.
"Lu- lu, to- long le- pas, a- pa yang ka- mu la- ku- kan Lu- lu!" dengan suara tercekat, Layla berusaha berkata pada Lulu, memintanya untuk melepaskan tangannya dari lehernya.
Sreek.
Bugh.
Noval dengan geram menarik tangan Lulu dan membuatnya terperanjak di atas lantai.
"Apa yang sudah kamu lakukan Lulu?" tanya Noval dengan suara naik satu oktaf.
"Apa yang sedang ayah lakukan? Mereka berdua pasti hanya sedang bercanda! Ayah keterlaluan!" Sifanye membantu Lulu beranjak dari posisinya, dengan tatapan tajam ia tujukan pada Noval dan Layla secara bergantian.
"Kamu gak apa apa kan, sayang?" tanya Sifanye dengan lembut oada Lulu.
Lulu menggelengkan kepalanya. "Aku sama kaka hanya sedang bersandiwara, kita lagi bermain peran kaya yang di tivi tivi." ujar Lulu.
"Apa benar apa yang di katakan Lulu, Layla?" tanya Noval setelah mendengar pengakuan Lulu pada Sifanye.
Layla menganggukkan kepalanya, membenarkan apa yang di katakan adik tirinya. "Tapi gak tau kenapa, Lulu jadi main tangan sama aku, yah!" tangan Layla menyentuh lehernya yang tampak jelas bekas tangan Lulu tercetak di sana.
"Kerja bagus, sayang!" bisik Sifanye pada Lulu, dengan tatapan sinis ia tujukan pada Layla.
"Kamu tidur di kamar lain aja, Layla!" Noval membawa Layla ke luar dari kamar Lulu.
"Kenapa harus di kamar lain, yah? Biar Layla tidur di kamar ini saja bareng Lulu!" ucap Sifanye yang tidak setuju dengan keputusan Noval.
"Bisa mati Layla jika terus berada dekat dengan Lulu!" gerutu Noval dengan pelan yang hanya bisa di dengar Layla.
"Yah! Noval, ayah Noval... jangan bawa Layla, Lulu kan hanya bercanda! Nanti juga mereka akur lagi, main bareng lagi! Dasar anak kecil, bercanda saja sudah cengeng!" suara Sifanye terdengar jelas hingga ke luar kamar, dengan suara yang naik beberapa oktaf.
"Maaf ayah, ayah tidak akan bertengkar dengan mama Sifanye kan?" tanya Layla dengan tatapan sendu, aku sudah membuat ayah dan mama Sifanye bertengkar.
"Kami tidak bertengkar sayang, kamu tidur lah. Besok biar kamu, ayah yang anter ke sekolah!" ujar Noval.
Flashback and.
"Dia ke sini pasti karena di suruh sama Tati, buat minta uang jajan sama kamu kan sayang?" tanya Sifanye dengan tatapan penuh curiga.
Bersambung...
...🥀🥀🥀...
Menuangkan segala kehaluan lewat kata. Dari kata menjadi kalimat. Dari kalimat yang terangkai menjadi sebuah karya 😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
ini nh yg membuat ank sndr kena mental krna k egoisan ortunya
2023-10-09
1
Reza Indra
Bakalan nangis nich... 😥😥😥
2023-07-31
1
Nat_Miee
Mau atau tidak mau dalam perceraian perasaan anak pasti di pertaruhkan, apa lagi jika mendapat orang tua sambung yang kurang baik.
2023-05-15
1