...🥀🥀🥀...
Bugh.
Prang.
"Jalan pake mata dong!" suara gertakan seorang pria dewasa membuat Layla berjingkat kaget.
Sifanye dan Noval yang sudah di ambang depan restoran menoleh ke belakang.
Sifanye menatap dengan kesal pada Layla, pasti anak itu berbuat ulah lagi!
"Maaf pak, bukan saya aja di sini yang salah... bapak juga salah, jalan gak lihat ke depan malah fokus ke hape!" protes Layla dengan memunguti barang belanjaan yang ia bawa.
"Berani kamu menyalahkan saya?" pria bersetelan jas rapih itu memungut hapenya yang tergeletak di lantai, menatap tajam pada wanita yang belum memperlihatkan wajahnya karena terhalang anak rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
Noval menghampiri putrinya, dan membantu membawakan belajaan yang di bawa Layla.
"Maaf pak, atas kecerobohan putri saya!" ujar Noval pada pria yang berdiri di hadapannya.
"Oh jadi anda orang tua dari gadis ini, ajari putri anda sopan santun!" ucapnya dengan nada ketus.
"Ada apa Danu?" suara bas seorang pria tua, terdengar tidak jauh dari mereka berdiri.
"Baskoro! Kamu di sini?" tanya Noval dengan keterkejutannya melihat pria yang ia kenal.
"Noval? Wahahahha sudah lama aku tidak bertemu dengan mu!"
Baskoro dan Noval sama sama menautkan ke dua tangan kanan mereka, saling berpelukan dengan suara Baskoro yang tampak terkekeh.
Danu, Layla dan Lulu sama sama menatap heran pada ke dua pria dewasa itu. Sementara Sifanye yang tidak tahu apa apa menelisik tajam, pada pria muda yang bersetelan jas rapih.
Siapa pria ini? Bisa juga nih kalo di jadiin buat jodohnya Lulu nanti saat dewasa kelak.
"Pah! Kita masih ada janji dengan orang!" ucap Danu dengan kening mengkerut.
Baskoro dan Noval menjarak tubuh mereka.
"Maaf Noval, aku tidak bisa berlama lama di sini. Oh ya, dimana istri mu? Ini pasti Layla! Udah besar ya sekarang!" Baskoro tersenyum, melihat wajah Layla yang tampak manis dengan tatapan teduh dari ke dua matanya.
"Iya pak, apa bapak temannya ayah?" Layla mencium punggung tangan kanan Baskoro, saat Baskoro mengulurkan tangan kanannya di depan Layla.
Baskoro tersenyum senang, anak ini mengerti maksud ku.
"Mah... ayo kesini!" Noval melambaikan tangannya pada Sifanye.
"Istri mu ganti lagi, Noval?" tanya Baskoro dengan suara pelan, setelah melihat wanita yang di panggil Noval.
"Seperti yang kau lihat. Kenalin mah, ini teman ayah dulu waktu masih di sekolah putih abu." ujar Noval, memperkenalkan istrinya pada salah satu sahabatnya dulu.
"Sifanye."
"Baskoro."
Sifanye dan Baskoro saling memperkenalkan diri.
"Ayah, ayo masuk... aku udah laper nih!" rengek Lulu dengan tidak sabaran, menghentakkan ke dua kakinya di lantai.
Baskoro menoleh ke arah anak kecil yang tidak jauh dari Noval.
"Itu putri ke dua ku, dari istri ke dua ku." ujar Noval.
"Wow, jadi istri mu ada 2? Di mana Tina kalo begitu?" tanya Baskoro.
"Tina sudah di pecat dari statusnya sebagai istri Noval, dan hanya aku istrinya kini!" ucap Sifanye dengan tangannya yang menggandeng lengan Noval dengan posesifnya.
"Pah!" seru Danu dengan melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan yangan kirinya.
"Maaf Noval, aku tidak bisa berlama lama." ucap Baskoro dengan menyesal, ia pergi meninggalkan Noval setelah saling bertukar kartu nama.
...----...
Di saat penghuni rumah tengah menyantap hidangan makan malam dengan hikmat dan tenang.
"Owwwh jadi orang tadi itu temennya ayah. Kok bisa kenal dengan ibunya kaka Layla?" tanya Lulu dengan polosnya.
"Iya karena saat itu om tadi datang di saat pernikahan ayah dan ibunya kaka Layla. Sedangkan di saat ayah menikah dengan mama Sifanye, om tadi gak tau." terang Noval menjelaskan pada Lulu.
"Gak usah bahas mantan, yah! Bilang aja kalo kamu mau bahas mantan kamu itu!" cibir Sifanye dengan sinis.
"Bukan mah, ayah malah mau ngomong sama Layla. Dulu itu ayah sama om Baskoro pernah janjian buat jodohin kamu sama putranya itu sayang!" ujar Noval.
"Uhuk uhuk uhuk!" Layla tersendak dengan makanannya.
"Minum nih ka!" Lulu menyodorkan segelas air pada Layla.
"Itu kan dulu, hanya sekedar candaan. Bukan omongan yang serius kok!" terang Noval dengan senyum terukir di bibirnya.
"Bukan lagi jaman Siti Nurbaya yang di jodohkan, yah!" cibir Sifanye.
Sifanye melirik ke arah Layla dan Lulu bergantian, dari pada Danu yang di jodohkan sama Layla. Mendingan juga di jodohkan sama Lulu.
"Ayah sudah urus sekolah kamu, kamu hanya tinggal masuk aja ya sayang!" ujar Noval mengingatkan kembali Layla.
"Kapan kamu ngurusin sekolah Layla, yah? Kok gak bilang sama mama?" tanya Sifanye dengan tidak senang.
"Bukan ayah yang urus, tapi temen ayah."
"Apa gak pake tes dulu, yah? Masuk sekolah itu kan harus pake tes." terang Layla.
"Gak pake, ini namanya jalur praktis. Kamu tinggal masuk tanpa mengikuti tes." terang Noval dengan bangga.
Terang saja bangga, secara Noval akan memasukkan Layla ke sekolah SMA favorit. Noval tidak lagi memperdulikan soal jarak sekolahan dan rumah Tina. Karena saat ini Layla masih tinggal bersama dengan ibu kandungnya.
"Itu kan cukup jauh, dari rumah Tati ke sekolah, yah!" protes Sifanye.
"Gak apa, nanti kamu ayah beliin motor. Buat alat transportasi kamu menuju sekolah, biar kamu gak telat juga ya, sayang!" ukar Noval yang sudah mempertimbangkan segalanya.
Layla menggenggam tangan ayahnya yang ada di atas meja makan. "Makasih ya yah, pada hal buat Layla... yang penting itu sekolah. Layla gak minta ayah buat sekolahin Layla di sekolah favorit, di sekolah biasa aja Layla udah seneng kok yah!"
"Yang penting buat ayah kamu sekolah di tempat favorit, gimana pun caranya." ucap Noval dengan bersikeras.
"Gimana dengan Lulu, yah? Lulu juga kan mau masuk SMP, apa sudah kamu urus pendaftarannya?" tanya Sifanye dengan menyelidik.
"Lulu akan bersekolah di tempat yang sama dengan Layla. Tapi bedanya Lulu kan di SMP, kalian beda gedung, dan untuk Lulu. Karena kamu masih kecil, jadi biar di anter jemput ya sama kang ojek, atau sama bis sekolah?" ujar Noval.
Prang.
Lulu membanting sendoknya di atas piring yang ada di hadapannya.
"Gak adil dong, yah! Kaka di beliin motor, aku gak! Aku juga mau di beliin motor! Jangan pilih kasih gitu yah sama aku!" protes Lulu dengan geram.
Perdebatan di meja makan antara Lulu dan Noval terhenti, saat suara seorang wanita terus saja berteriak di depan gerbang, dengan mengguncang gerbang rumah.
Gubrak gubrak gubrak.
"Noval! Noval! Ke luar kamu! Kembalikan putri ku! Bisa bisanya kamu menyembunyikan putri ku! Noval!"
"Itu bukannya suara ibu kamu, La?" tebak Sifanye yang sudah hafal dengan suara Tati.
"Iya mah, itu suara mama Tati." ucap Layla.
"Mau apa lagi sih, malam malam begini buat keributan. Bikin malu aja!" Noval mengakhiri makan malamnya yang terusik, berjalan meninggalkan meja makan di ikuti anggota keluarga yang lain.
"Kamu pasti gak bilang mau nginep di sini sama ibu kamu, Layla?" tanya Sifanye pada putri sambungnya.
"Gimana mau bilang, ibu sama aku lagi marahan." ucap Layla terus terang.
Gubrak gubrak gubrak.
"Noval! Ke luar kamu! Kembalikan putri ku!" teriak Tati dengan tangannya yang mengguncang pagar yang menjulang tinggi bercat hitam.
"Tidak usah biat keributan, Tati!" ucap Noval dengan suara yang naik satu oktaf, menatap sengit wanita yang pernah ada dalam hidupnya.
"Layla, pulang sama ibu Layla... ibu kangen sama kamu!" ucap Tati dengan tangannya yang terulur ke dalam melewati celah gerbang.
"Ibu sendiri yang udah usir Layla. Ibu lebih percaya pada pria itu, dari pada putri ibu sendiri!" protes Layla yang bersembunyi di balik punggung Sifanye.
Sifanye menyeringi, memanfaatkan situasi yang terjadi di hadapannya.
"Kau lihat itu Tati, putri mu sendiri bisa menilai mu. Dan sekarang untuk apa kau ke sini?" ucap Sifanye dengan sinis, tangannya menepuk nepuk lengan Layla yang mencengrammm baju yang di kenakan Sifanye.
"Jangan ikut campur kamu, Sifanye!" bentak Tati dengan tatapan nyalang pada Sifanye.
Tati menatap Layla dengan sendu, ibu melakukan itu agar kamu bisa ke sini Layla, bisa pulang ke rumah ayah mu dengan kembali ke rumah ibu dengan membawa uang untuk ibu. Bukan ini yang ibu harapkan dari mu! Penolakan mu membuat hati ibu sakit Layla.
"Lebih baik kamu pulang Tati! Biarkan Layla di rumah ku untuk beberapa hari, setelah ia tenang... baru aku yang akan mengantarkan nya sendiri pulang ke rumah mu!" ujar Noval dengan suara yang lebih rendah.
Lulu menatap malas Layla, enak ya sekarang mama dan ayah membela mu, ka!
Gubrak gubrak gubrak.
"Buka gerbangnya Noval, aku ingin bicara dengan putri ku!" seru Tati dengan kekeh.
"Jangan mengamuk seperti orang gila Tati, apa kamu tidak malu di lihat banyak orang?" ledek Sifanye.
"Jangan gila kamu Sifanye, kalian yang sudah membuat aku gila! Memisahkan aku dari putri ku!" gumam Tati yang terus menatap Layla.
"Ayah, aku ingin bicara dengan ibu." ucap Layla dengan penuh harap pada Noval.
Noval, Sifanye dan Lulu masuk kembali ke dalam rumah. Menyisakan Layla dan Tati yang masih berada di luar, dengan pagar rumah yang memisahkan ke duanya.
"Setega itu kamu sama ibu, nak!" ucap Tati dengan tatapan sendu.
"Bukannya ibu sendiri yang menyuruh Layla untuk tinggal dengan ayah? Bukannya ibu yang sudah mengusir Layla dari rumah? Kemana Layla kalo bukan ke tempat ayah, bu?" ucap Layla dengan lirih.
"Kamu gak bisa tinggal di sini Layla! Kamu putri ibu, kamu satu satunya putri ibu." kalo kamu di sini, siapa yang akan menjaga Dea di rumah, jangan bodoh Layla!
Layla tersenyum kecut. "Putri ibu satu satunya? Lalu Dea, siapa Dea untuk ibu?"
Bersambung...
...🥀🥀🥀...
Menuangkan segala kehaluan lewat kata. Dari kata menjadi kalimat. Dari kalimat yang terangkai menjadi sebuah karya 😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
bau2 perjodohan kyk nya
2023-10-11
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
kehaluan mu hebat thor
2023-05-31
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ɳσҽɾ
nyesek ya say
2023-05-05
1