...🥀🥀🥀...
"Ketemu gak uangnya?" tanya Sifanye begitu ia dan Noval berada di ambang pintu.
...---...
Setelah malam di lalui dengan drama Layla dan Lulu. Keesokan nya Noval benar benar membawa keluarga kecilnya, menuju pusat perbelanjaan yang ada di tengah ibu kota.
Bukan hanya sekedar nonton bioskop. Mereka juga berbelanja, bermain, dan makan di restoran terkenal dengan harga yang cukup menguras kantong cukup dalam.
"Sudah ketemu belom yang cocok? Ingat ya, jangan yang terlalu terbuka, ayah gak suka!" ucap Noval mengingatkan kembali ke dua putrinya.
"Awas La, jangan sampai kaya semalam... nuduh orang tanpa bukti, gak taunya kamu sendiri yang ceroboh!" cibir Sifanye dengan menatap sinis Layla.
"Udah mah, gak usah di bahas lagi! Malu kalo sampe di dengar orang!" Noval mengecup punggung tangan Sifanye yang ada dalam genggaman tangannya.
Layla membuang nafasnya dengan kasar, gimana bisa uang itu bisa ada di dekat ranjang kasur ya! Aku masih bingung.
Flashback semalam.
"Ketemu gak uangnya?" tanya Sifanye begitu ia dan Noval berada di ambang pintu.
Layla menggelengkan kepalanya.
Noval melangkah masuk ke dalam kamar Lulu, "Coba di ingat ingat La, kamu simpan uang itu di mana? Bisa aja jatuh kan!"
Sifanye enggan masuk ke dalam kamar, ia menyandarkan punggungnya pada tiang pintu, dengan ke dua tangan yang menyilang di depan dada.
"Makanya kalo mau kasih uang ke anak itu gak usah sembunyi sembunyi dari mama, jadi gini kan akibatnya! Gak berkah tuh kamu ngasih anak kamu tanpa sepengatahuan mama!" cibir Sifanye dengan menatap sebal Noval dan Layla.
"Layla juga berhak atas uang itu mah! Uang yang ayah berikan pada Layla itu gak seberapa jumlahnya dengan uang yang kamu dan Lulu terima, mah!" terang Noval.
Lulu memberi kode pada Sifanye, Sifanye mengangguk kan kepalanya mengerti.
Dengan mengikuti arahan dari kode yang di berikan Lulu. Sifanye dapat menemukan apa yang sedang di cari Layla.
Sifanye yang sudah berdiri di dekat tempat tidur, membungkukkan tubuhnya dan tangannya terulur, meraih sesuatu di bawahnya.
Sifanye membuang nafasnya dengan kasar, mengulurkan tangannya di depan Layla. "Ini apa, Layla!"
"Ko bisa ada di situ mah?" tanya Layla dengan kening mengkerut.
"Jangan bilang kamu sekarang nuduh mama yang ambil uang kamu, ya! Benar benar kamu tuh! Minta di usir kau dari rumah ini?" ucap Sifanye dengan mata menatap tajam Layla.
"Bu- bukan gitu mah! A- aku..." Layla belum selesai berkata, Noval sudah lebih dulu memotong perkataannya.
"Gak usah di lanjutkan Layla, bilang makasih sama mama Sifanye!" titah Noval dengan suara dinginnya.
"Makasih mah!" ucap Layla dengan berat hati.
Sifanye berjalan ke luar dari kamar Lulu dengan wajah marah tanpa menjawab perkataan Layla. "Aku gak terima dengan perlakuan putri kamu itu, yah!" ucapnya di depan Noval.
Lulu menyeringai menatap Layla dengan sinis, kena kan sekarang. Lulu gitu lo! Gagal deh bisa jajan pake uang kaka Layla. Tapi ingat, masih ada hari esok selama kaka Layla ada di rumah ini. Gak akan aku buat kaka Layla tenang tinggal di sini.
Flashback and.
Lulu menyenggol lengan Layla dengan sikunya. "Udah dapet belom, gaun yang lo mau ka?" tanya Lulu dengan ketus.
"Eh iya, ini udah dapet ko!" Layla memperlihatkan gaun yang ia pilih, gaun panjang dengan lengan sesiku, berwarna coklat ada motif bunga di bawahnya, menjadi pilihan terakhir Layla.
"Norak banget, wajar sih... toh kamu juga norak!" cibir Sifanye.
"Udah gak usah berdebat terus, kamu gak sekalian pilih buat kamu mah?" tawar Noval.
"Pasti lah, mama juga kan mau baju baru! Masa anak kamu aja yang di beliin, aku gak!" Sifanye langsung memilih pakaian yang ia inginkan, sesuai dengan seleranya dengan warna cerah.
Layla membuang pandangannya pada yang lain, bukan cuma aku yang di beliin ayah, Lulu juga di beliin ayah.
Setelah semuanya di bayar Noval, kini ke empatnya berjalan ke luar dari toko baju. Menyusuri jalan memilih toko mana lagi yang akan mereka masuki.
"Kita makan dulu yuk, mah, yah! Aku laper lagi nih!" rengek Lulu dengan menggoyangkan lengan Noval yang ada dalam dekapannya.
"Kamu juga udah laper, La?" Noval malah bertanya pada Layla.
Layla menoleh wajah Lulu, sebenarnya aku gak laper, tapi kasian Lulu. Lulu udah laper banget kayanya.
"Boleh deh, yah!" ujar Layla.
Lulu mengerucutkan bibirnya dengan kesal, apa apa harus tanya kaka, aku juga kan putri ayah. Harusnya ayah dengerin apa kata aku dong, bukan dengerin kata kaka.
Sifanye semakin di buat jengkel dengan sikap Noval, "Kamu kenapa sih yah! Lulu udah laper, apa harus dengerin pendapat anak kamu yang satu ini?" protes Sifanye.
"Bukan gitu mah! Kan biar kita bisa makan sama sama! Jadi Kalian mau makan apa?" tanya Noval dengan mengalihkan perhatian Sifanye dan Lulu.
"Bakso enak, yah!" ujar Layla.
"Pitza enak, yah!" uajr Lulu.
"Udah gak usah pilih pilih makan, gak usah tanya tanya mau makan apa!" ucap Sifanye dengan sinis, ia langsung menyeret Noval setelah merekatttkan tangannya di lengan Noval, dan berjalan menuju sebuah restoran cepat saji dengan menu utama pitza.
"Mama is the best!" Lulu bertepuk tangan dengan bersemangat.
Bugh.
Prang.
"Jalan pake mata dong!" suara gertakan seorang pria dewasa membuat Layla berjingkat kaget.
Bersambung...
...🥀🥀🥀...
Menuangkan segala kehaluan lewat kata. Dari kata menjadi kalimat. Dari kalimat yang terangkai menjadi sebuah karya 😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
gini nh yg g bs konsisten sama rumah tangga nya ujung2 nuduh anak padahal BPK nya sndr ngundang ular kerumahnya sndr
2023-10-09
2
ayu nuraini maulina
kurang tegas dirimu SBG suami
2023-10-09
1
ayu nuraini maulina
pengen q tabok mulut sifanye asal bacot aja
2023-10-09
1