Salah Pengantin

Salah Pengantin

bab 1 - Dimana Aku?

Bab 1

Seorang gadis cantik dengan gaun pengantin berwarna putih nan indah nampak tengah terlelap di sebuah kamar kamar megah di dalam Mansion mewah. Gadis itu perlahan membuka mata sembari mengusap-usap kepalanya yang pening.

Gadis itu nampak linglung dan bingung begitu ia menyadari ruangan asing yang saat ini tengah ia tempati. "Tempat apa ini?" gumam gadis bernama Brisa Anastasia Fidden itu.

Brisa bangkit dari ranjang empuknya dan mencoba memeriksa sekeliling ruangan yang baru pertama kali ia kunjungi itu. "Bagaimana aku bisa berada di sini?"

Brisa berjalan ke sudut ruangan dan tanpa sengaja melewati cermin besar yang terpanjang di dalam kamar itu. Gadis itu membelalakkan mata saat ia melihat dirinya sendiri dalam balutan gaun pengantin.

"A-apa ini? Baju apa yang aku kenakan saat ini?" pekik Brisa terkejut bukan main.

Entah apa yang terjadi sebelumnya, tiba-tiba gadis itu sudah terkurung di dalam ruangan yang tidak ia ketahui dengan mengenakan pakaian yang seharusnya tidak ia kenakan. "Siapa orang gila yang memakaikan gaun pengantin padaku? Memangnya siapa yang mau menikah?"

Brisa masih syok dan mencoba menenangkan dirinya sejenak. Gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali apa yang ia lakukan sebelumnya hingga akhirnya Brisa berada di ruangan tersebut dengan pakaian yang tak biasa.

"Tunggu dulu! Bukankah tadi aku sedang dalam perjalanan menemui klien?" gumam Brisa perlahan sudah bisa mengingat kejadian sebelum ia berakhir di ruangan itu.

Seharusnya Brisa saat ini berjumpa dengan klien designer yang sudah membuat janji dengannya. Tapi di tengah perjalanan, Brisa bertemu dengan pria asing yang menyergap dirinya hingga membuat gadis itu tidak sadarkan diri. Setelah Brisa bangun, tiba-tiba saja gadis itu sudah dalam keadaan seperti ini.

Di tengah kebingungan gadis itu, tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka dan seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu.

"Nona sudah sadar?" sapa wanita paruh baya berusia 50 tahun bernama Lusi itu.

Brisa menatap Lusiana dengan penuh waspada saat wanita itu menghampiri dirinya. "Siapa kamu?"

Wanita paruh baya itu tersenyum pada Brisa. Sepertinya wanita itu tidak memiliki maksud buruk pada Brisa.

"Saya kepala pelayan di mansion ini, Nona. Panggil saja saya Lusi." Wanita itu bahkan berbicara dengan sopan pada Brisa.

"Apa saat ini aku sedang diculik? Ini pasti penculikan, kan? Aku pasti sedang diculik dan disekap di tempat ini, kan?" batin Brisa mulai panik.

Tubuh Brisa mulai gemetaran, mengira dirinya akan disakiti saat dibawa ke tempat tersebut. "A-apa yang kamu inginkan dariku? Aku tidak punya uang! Ginjal aku juga tidak sehat!" ujar Brisa dengan suara bergetar.

Lusi kembali tersenyum. "Nona tenang saja. Kami tidak memiliki niat buruk pada Nona."

"Kalau begitu kenapa kamu membawaku kemari? Tidak bisakah kalian membawa seseorang dengan cara yang lebih sopan? Aku sangat sibuk hari ini! Aku harus menemui klien! Kenapa aku tiba-tiba berada di tempat seperti ini? Aku juga tidak mau memakai gaun rempong ini! Apa kamu juga yang mengganti pakaianku? Di mana pakaianku sekarang?"

Brisa mulai membuat kehebohan. Gadis dengan jiwa pemberontak itu memang suka sekali membuat keributan.

"Tentang, Nona. Nona tidak perlu khawatir. Nona aman berada di sini."

Brisa terdiam sejenak, kemudian menatap Lusi dengan seksama. "Aku bisa pergi sekarang, kan? Aku bisa pergi dari sini, kan?" batin Brisa.

"Aku tidak punya urusan di tempat ini! Aku harus pergi!"

Sayangnya Lusi langsung menghadang Brisa yang hendak keluar dari kamar tersebut. "Lebih baik Nona beristirahat saja hari ini. Saya akan membantu Nona dan melayani Nona di mansion ini. "

"Kenapa aku harus dilayani olehmu? Aku saja tidak kenal siapa kamu!"

"Tentu saja saya harus melayani Nona, karena Nona adalah pengantin dari Tuan Adam."

Brisa hampir saja pingsan begitu ia mendengar perkataan pelayan itu. Pengantin dari mana? Pacar saja bisa tidak punya. Sejak kapan gadis itu memiliki calon suami dan membuat rencana untuk menikah?

"Pengantin?" tanya Brisa sembari tertawa kecil. Gadis itu mengira Lusi sedang bergurau dengannya.

"Kamu ingin bilang kalau aku akan menikah dengan pria bernama Adam? Itulah kenapa aku mengenakan gaun pengantin sekarang? Kamu pasti bercanda!" cetus Brisa. "Aku bahkan tidak kenal siapa itu Adam!" seru Brisa.

Sayangnya, Lusi juga hanya menganggap perkataan Brisa sebagai candaan. "Saya mengerti kalau kejutan dari Tuan membuat Nona shock. Nona tidak perlu malu begitu," sahut Lusi.

"Tuan Adam saat ini sudah resmi menjadi suami Nona," sambung Lusi.

"S-suami?" Lutut Brisa mulai lemas begitu ia mendengar kata "suami". Bulu kuduknya langsung merinding.

"Suami dari Hongkong? Sejak kapan aku menikah dengan seorang pria?" jerit Brisa dalam hati.

"T-tunggu sebentar! Sepertinya ada kesalahan di sini. Aku tidak kenal dengan pria bernama Adam. Dan aku juga tidak mempunyai rencana untuk menikah dengan pria yang bernama Adam. Sudah jelas? Aku bukan pengantin siapa pun! Jadi tolong biarkan aku pergi sekarang!" pinta Brisa.

Lusi tak menggubris sedikitpun penjelasan Brisa. Wanita paruh baya itu tidak akan membiarkan Brisa melangkahkan kaki ke luar Mansion. "Nona, saya akan membantu Nona membersihkan diri. Makan malam sekarang juga sedang disiapkan."

Brisa dibuat makin frustasi. Gadis itu sudah mengatakan berulang kali kalau dia bukan pengantin Adam dan dia tidak mengenal Adam. Tapi perkataannya tidak didengarkan oleh siapa pun.

"Jadi siapa yang membawaku kemari? Apa pria yang bernama Adam itu? Di mana orangnya sekarang? Suruh dia kemari sekarang!" perintah Brisa.

"Nona bisa menemui suami Nona nanti," goda Lusi pada Brisa.

"Aku tidak sedang bercanda! Aku harus meluruskan kesalahpahaman ini!"

Gadis itu terus mengoceh selama Lusi melayani dirinya. Brisa akhirnya menghentikan ocehannya begitu ia melihat pelayanan mewah yang ia dapatkan di mansion tersebut. Brisa tak henti-hentinya membelalakkan mata saat ia melihat interior mewah di setiap ruangan mansion. Gadis itu juga dibuat melongo sangat ia melihat meja makan megah yang dipenuhi dengan puluhan piring hidangan mewah yang sudah disajikan untuknya.

"Rumahnya megah sekali! Langit-langit rumahnya sangat tinggi! Tiang rumahnya sangat besar! Perabot rumahnya juga kelihatan mahal," oceh Brisa dalam hati.

"Apa ini menu untuk presiden?" batin Brisa.

"Silakan, Nona!"

"Ini semua untukku? Aku boleh memakan semuanya?" tanya Brisa.

"Tentu saja, Nona."

Brisa nampak kegirangan saat ia disuguhi banyak makanan secara cuma-cuma. "Siapa sebenarnya Adam ini? Kenapa dia menculikku ke tempat ini dan melayaniku seperti ratu begini? Apa dia benar-benar mengira kalau aku adalah pengantinnya?" batin Brisa.

Selama menikmati makanan, Brisa tak henti-hentinya bertanya tentang Adam. Namun, sayangnya gadis itu tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

"Kenapa pria bernama Adam itu tidak ada di sini? Kapan aku bisa melihatnya? Kapan dia akan pulang ke sini?" tanya Brisa berulang kali pada Lusi.

"Nanti juga Nona akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Tuan."

Untuk sementara waktu, Brisa pun memutuskan untuk bertahan di Mansion tersebut sembari mengamati situasi. Toh, gadis itu juga bisa hidup enak dengan menikmati fasilitas dari pria bernama Adam.

"Adam ... siapa kamu sebenarnya? Kenapa aku bisa menjadi pengantinmu?" batin Brisa.

****

Terpopuler

Comments

" sarmila"

" sarmila"

mmpir lagi semngt

2023-11-20

0

lovely

lovely

mampirrr

2023-05-21

0

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

yu huuuuuuu aq datang kk thor ramaikan

2023-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!