bab 5 - Menjadi wanita kejam

Bab 5

"Jangan percaya, Pa! Memangnya gadis itu bisa apa? Brisa cuma anak ingusan! Papa beneran yakin dia bisa bantuin Papa?" Mama Maya terus berteriak untuk menyadarkan Papa Loam agar tidak terbujuk dengan rayuan Brisa yang menawarkan bantuan untuk menyelamatkan perusahaan.

"Benar, Pa! Brisa bisa apa? Gadis menyebalkan itu pasti hanya membual!" imbuh Cheryl ikut bersuara agar ayahnya itu tidak termakan tawaran dari Brisa.

"Gadis itu pasti hanya menipu Papa! Mama yakin dia tidak Brisa apa-apa! Belum lagi dia melontarkan syarat juga! Pasti gadis itu hanya ingin mempermainkan kita!" seru Mama Maya.

Papa Loam nampak dilema. Pria paruh baya itu mendengar dengan seksama ocehan dari istrinya, tapi ia juga mulai tergiur dengan tawaran dari Brisa.

"Pilihan ada di Papa sekarang. Aku tidak hanya membual. Aku benar-benar bisa membantu perusahaan Papa," sahut Brisa dengan santai.

"Diam kamu anak kurang ajar! Memangnya kamu tahu apa soal bisnis?" sentak Mama Maya.

Brisa menoleh ke arah ibu tiri dan saudara tirinya dengan tatapan sinis. "Memangnya Mama sendiri tahu apa? Mama juga tidak bisa apa-apa untuk membantu Papa, kan?" cibir Brisa.

"Anak tidak tahu diri! Bocah sepertimu mana mungkin bisa mengurus perusahaan! Mengurus dirimu sendiri saja tidak bisa!" timpal Mama Maya geram.

Mama Maya tak henti-hentinya memprovokasi Papa Loam untuk tidak menerima bantuan dari Brisa. Papa Loam sejak tadi hanya diam dan mencoba mempertimbangkan kembali perkataan Brisa.

Jujur saja, pria paruh baya itu ragu Brisa bisa menolongnya. Papa Loam tidak yakin putrinya itu mampu menyelesaikan masalah yang ada di perusahaannya saat ini. Terlebih lagi, Papa Loam membutuhkan suntikan dana yang cukup besar untuk mengembalikan keadaan perusahaan seperti semula. Melihat keadaan putrinya, Brisa memang tidak terlihat meyakinkan.

"Papa jangan diam saja! Tolak tawaran dari gadis kurang ajar itu sekarang juga!" perintah Mama Maya.

Biasanya Papa Loam akan langsung menurut dan patuh pada semua keinginan istrinya. Tapi kali ini, Papa Loam benar-benar harus mempertimbangkannya lagi. Pria paruh baya itu sudah buntu dan tidak tahu harus mencari bantuan ke mana untuk menyelamatkan perusahaannya.

Setidaknya Papa Loam ingin mencoba segala cara. Jika Brisa benar-benar bisa membantunya, Papa Loam pasti akan sangat menyesal kalau pria itu menolak kebaikan hati putrinya saat ini.

"Bagaimana Papa bisa percaya padamu kalau kamu bisa membantu Papa?" tanya Papa Loam kemudian.

Setidaknya Papa Loam ingin Brisa mencoba meyakinkan dirinya kalau gadis itu benar-benar mempunyai solusi untuk masalah yang ia hadapi saat ini.

"Papa apa-apaan, sih? Untuk apa Papa bertanya lagi? Gadis sombong itu hanya mengada-ada! Mana mungkin dia bisa membantu Papa!" sungut Mama Maya. "Papa jangan ceroboh dan jatuh ke dalam perangkapnya! Tikus kecil itu pasti sedang berusaha menjebak Papa!"

Lagi-lagi perkataan Mama Maya membuat Papa Loam bimbang. Tentu pria itu ingin sekali menuruti keinginan istrinya. Tapi Papa Loam juga tidak ingin melewatkan kesempatan.

"Papa tidak punya waktu banyak, kan? Papa sekarang juga sedang kebingungan mencari bantuan, kan?" cetus Brisa.

Mama Maya menatap tajam ke arah Brisa. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan? Kamu hanya ingin mendorong kami ke lubang neraka, kan? Mama tahu selama ini kamu tidak menyukai Mama dan juga Cheryl! Untuk apa juga kamu membantu kami? Kamu pasti hanya ingin menipu kami, kan?" sentak Mama Maya pada Brisa dengan amarah membara.

"Aku datang ke sini dengan niat baik. Kenapa Mama tidak pernah percaya padaku? Lagi pula aku ke sini untuk membantu papaku, bukan untuk membantu Mama," sahut Brisa sembari melempar senyum mengejek pada Mama Maya.

"Tapi terserah kalau Papa memang tidak mau. Kita lihat saja siapa yang akan menjadi gelandangan nantinya!" sambung Brisa.

Cheryl mulai panik. Tentu saja gadis manja itu tidak ingin keluarganya bangkrut. Ingin jatuh miskin dan hidup menjadi gelandangan. "Ma, memangnya perusahaan Papa kenapa? Apa kita benar-benar akan bangkrut?" bisik cherryl pada Mama Maya.

"Kamu diam saja! Papa kamu tidak akan membiarkan kita hidup menjadi gembel di luar sana!" timpal Mama Maya.

Sebenarnya wanita paruh baya itu juga mulai cemas. Memang ia tidak terlalu mengerti dengan urusan perusahaan, tapi melihat Papa Loam yang mencoba berpikir keras saat mengambil keputusan, wanita paruh baya itu pun ikut mengkhawatirkan masa depannya nanti jika perusahaan yang menjadi sumber penghasilan mereka benar-benar bangkrut.

"P-papa ... Papa pasti punya solusi lain untuk menyelamatkan perusahaan, kan? Papa tidak perlu mempercayai gadis itu! Papa pasti punya rencana lain, kan?" tanya Mama Maya pada sang suami.

Karena Brisa tak berhasil membuat papanya yakin, terpaksa gadis itu pun harus melakukan sesuatu demi mendapatkan kepercayaan Papa Loam. "Baik kalau Papa memang tidak percaya. Aku punya sesuatu yang pasti akan membuat Papa berubah pikiran dan menerima bantuan dariku," ujar Brisa dengan penuh percaya diri.

Gadis itu pun segera menunjukkan sesuatu pada Papa Loam agar pria paruh baya itu menerima bantuannya. Papa Loam mengamati dengan seksama benda yang ditunjukkan oleh Brisa padanya.

Manik mata pria tua itu membulat lebar begitu ia melihat angka yang tunjukkan oleh Brisa. Brisa memperlihatkan saldo uang yang dimiliki olehnya saat ini. Total angka yang dilihat oleh papa Loam saat ini bernilai lebih dari 500 juta dolar.

Angka yang cukup fantastis dan bisa ia pergunakan untuk mengurus perusahaan yang membutuhkan suntikan dana yang cukup besar. "Ini uang kamu?" tanya Papa Loam tidak percaya.

"Tentu saja ini uangku! Bagaimana? Papa masih ingin menolak bantuan diriku?" tanya Brisa.

"Apa yang kamu tunjukkan pada suamiku? Kamu jangan coba-coba membodohi suamiku!" omel Mama Maya.

Papa Loam tidak memiliki keraguan lagi. "Papa setuju. Apa syarat yang ingin kamu ajukan?" tanya Papa Loam kemudian.

Mama Maya dan Cheryl pun mengamuk pada Papa Loam. "Apa yang Papa lakukan?" omel Mama Maya. "Papa benar-benar percaya iblis kecil itu bisa menolong Papa?

Papa Loam tidak menggubris amukan dari istrinya. Saat ini, keselamatan perusahaannya lebih penting dari apa pun.

Brisa menyeringai. Gadis itu benar-benar puas akhirnya Papa Loam jatuh dalam perangkapnya.

"Syaratnya tidak sulit!" sahut Brisa. "Aku hanya ingin Papa dan keluarga Papa meninggalkan rumah peninggalan Mama ini dengan merangkak."

Permintaan Brisa sukses membuat Mama Maya naik pitam. "Dasar anak sialan! Berani-beraninya kamu, ya!" teriak Mama Maya.

Tentu saja Mama Maya dan Cheryl tidak setuju. "Kamu jangan kelewatan ya, Brisa! Kamu ingin mengusir kami dari rumah ini?" sentak Cheryl.

Papa Loam diam dan mencoba memikirkan kembali permintaan dari Brisa. Tentu saja berat bagi pria itu untuk meninggalkan rumah, karena itu adalah satu-satunya tempat tinggal peninggalan dari istrinya, Marsya.

"Papa jangan diam saja! Pukul anak kurang ajar itu! Bisa-bisanya dia meminta kita untuk merangkak dan meninggalkan rumah ini!" sentak Mama Maya. "Papa benar-benar ingin menuruti permintaan gadis iblis itu? Dia hanya ingin mempermainkan kita, Pa! Aku tidak akan tinggal diam jika Papa membiarkan aku dan Cheryl merangkak keluar dari rumah ini!"

Papa Loam terus dihujani makian dan umpatan oleh istrinya sendiri. Pria itu pun makin dibuat bingung.

"Bagaimana, Pa? Permintaanku tidak sulit, kan? Jika perusahaan Papa kembali normal seperti sedia kala, Papa bisa mencari rumah baru yang lebih bagus dari rumah ini. Rumah ini jelas tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perusahaan Papa, kan?"

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!