MUTIARA

Boleh Andra tahu di mana keluarga mereka?

Rumah utama Keluarga mereka ada di Perumahan Jingga jalan xxxxx, memangnya kamu ingin tahu soal apa lagi? Bukankah penjelasan papa sudah cukup. Sebaiknya tunda dulu saja, khawatir mereka merasa gak nyaman karena keluarga kita terus mendatanginya. Kasih jeda dulu . Papa dan Om Yan akan memberitahukan masalah ini pada keluarga besar nanti, menunggu moment yang pas.

Andra mengalah, sekali lagi ia menuruti saran sang papa. Entahlah kalau dengan papa, ia selalu mengalah dan tak bisa membantah. Penjelasan beliau masuk akal, kalau pun Andra mau berkunjung ke keluarga tirinya tentu dia belum bisa memprediksi apa yang terjadi, istilahnya Andra tak tahu medan untuk berperang.

Hari berikutnya Andra mulai mengajak tim wakil kepala sekolah dan perwakilan guru senior dan junior untuk terlibat dalam diskusi panjang mengenai program sekolah. Andra pun memilih selepas pulang sekolah, agar tidak menganggu kegiatan pembelajaran. Beberapa ada yang ngedumel karena jatah untuk keluarganya berkurang, terutama ibu guru senior yang masih memiliki balita. Hanya saja mereka tak tahu, pola pikir Andra.

Kepala sekolah muda itu hanya memberikan pengantar akan rapat program. Menunjuk panitia pada masing-masing area, dan meminta polling kapan rapat program ini dilakukan. Prinsip Andra, saat bekerja antara pimpinan dan anak buah harus memiliki kesepakatan dalam menjalankan tugasnya, agar sama-sama nyaman dan tidak ada beban saat melaksanakan tugas itu.

"Udah sih, lagian lembur kan gak tiap hari!" ucap Mutiara menenangkan Bu Sita, salah satu guru mata pelajaran seni budaya. Beliau memiliki anak keempat yang masih balita, dan pasti mengomel kalau ada lembur. Inginnya tuh dia hanya mengajar saja tanpa ada embel-embel lainnya. Mana bisa? Mengajar dan pengembangan profesionalisme menjadi faktor penentu seorang guru mencerdaskan anak bangsa, bukan.

"Apalagi Mbak Yem (ART lepas Bu Sita) kasihan kan kalau harus ikutan lembur," lanjutnya mengomel sembari berberes tugas anak didiknya. Masih 3 jam lagi rapat akan dimulai, tapi hawa panas sudah menjalar dengan omelan Sita.

Mutiara hanya menghela nafas pendek, rekan kerjanya ini memang cerdas dan kreatif serta sangat telaten pada anak. Tidak hanya mengajarkan seni budaya saja, tapi dia menyelipkan pelajaran IT dalam seni budaya, katanya promosi seni budaya Indonesia harus mengikuti zaman, manfaatkan media sosial untuk mengenalkannya.

Bu Sita pun mengajarkan siswa promosi dengan menggunakan Canva, diajari editing dan tata letak pengambilan gambar saat shooting. Kemampuan inilah yang membuat ibu empat orang anak ini selalu terlibat dalam program sekolah.

"Rizeki, anak empat mak. Siapa tahu habis ini jadi kepala sekolah," promosi Mutiara mendukung Bu Sita, sedangkan yang didukung hanya melengos.

"Kalau menjabat orang penting di sekolah ini, sebenarnya sangat cocok buat guru senior atau yang udah gak punya anak kecil. Loss dah mau jungkir balik menuntaskan program, kalau aku mah....bisa digantung sama suami!"

Mutiara tertawa lebar mendengar keluh kesah si ibu double job ini, ya wanita karier ya ibu rumah tangga. Memang di sekolah ini tuntutannya sangat tinggi tapi sesuai dengan fee yang diperoleh, bagi yang fokus saja. Kalau double job seperti Bu Sita memang kerepotan. "Bu Muti' mungkin mau mencalonkan jadi kepsek," ledek Bu Sita dengan menatap wajah manis rekan kerjanya itu.

Tawa Mutiara senyap seketika, "Hufh....memikirkan nasib rumah tangga saya saja masih setengah mati. Apalagi jadi kepsek, pecah kepala saya!"

Bu Sita duduk menghadap Bu Muti', "Jadi kelanjutannya gimana?"

"Pisah!" sahut Muti' sewot. "Otewe pisah maksudnya," ralatnya kemudian.

Bu Sita menepuk lengan Muti' memberikan dukungan, sebagai rekan kerja akan mendukung apapun demi kebahagiaan Mutiara. Ia tahu, suami istri kalau sudah bermasalah hingga berujung pisah, pasti saling menyalahkan. Akan menjadi antagonis dalam cerita masing-masing. Oleh sebab itu, Bu Sita tak mau turut campur, hanya bisa mendukung.

"Yah kalau memang terbaik, semoga dilancarkan urusan Bu Muti'. Semoga nanti dapat yang terbaik nantinya," dukung Bu Sita langsung disambut tawa oleh Mutiara.

"Bu Sita ini, belum juga jadi jendes udah doain dapat suami lagi."

Bu Sita tiba-tiba mendekat kembali, menoleh sekitar, ruang guru masih ramai. "Dengar-dengar Bapak Kepsek masih muda, belum menikah, dari keluarga Pak Dewangga, dan gantengnya masyaAllah."

"Dih...genit. Terus kenapa kalau belum menikah, Bu Sita?"

"Bisa lah, buat next project mencari imam," goda Bu Sita masih berbisik, namun sedetik kemudian wajahnya mendadak tegang. "Eh tapi saingan Bu Muti' berat euy."

Mutiara mengerutkan dahi, baru juga menjabat kepala sekolah dalam hitungan jam sudah ada yang mengantri menjadi fans beliau. Wah....Mutiara penasaran seganteng apa kepsek baru tersebut. "Siapa?" tanya Bu Muti' penasaran.

"Bu Karyani," bisik Bu Sita diiringi tawa yang berhasil beberapa guru menatapnya.

"Lagi cerita apa tuh sampai tertawa sebegitunya?" kebetulan Pak Amar tertarik pada guyonan mereka, maklum Pak Amar memang sering guyon dengan Bu Sita maupun Bu Mutiara, status junior yang kompeten sering dialamatkan pada tiga guru itu, oleh sebab itu masuk jajaran rapat program nanti sore. "Penasaran sama kepsek baru?" lanjutnya menebak.

Pak Amar malah duduk di depan mereka dengan wajah konyol, sepertinya tebakannya benar. "Eh Pak Amar signalnya kuat amat, eh tapi benar ya Pak, Bu Karyani mau ngejar Pak Kepsek baru?" tanya Bu Sita penasaran, mencoba menanyakan salah satu sumber berita yang ikut rapat yayasan kemarin.

"Betul, dan beliau sangat percaya diri. MasyaAllah," ucap Pak Amar bahkan sampai menggelengkan kepala dan mengelus dada. "Kok ya gak sadar, antara bumi dan langit, susah digapai."

"Hush," tegur Bu Muti'. Meski sering kali Bu Karyani dijadikan objek gosip oleh mereka karena sikapnya aneh, tetap saja soal ketertarikan dengan lawan jenis gak boleh diejek. Namanya fitrah suka sama lawan jenis apalagi lawan jenisnya cuakep, wajar dong. "Dosa kalian," lanjut Bu Muti' mengingatkan Bu Sita dan Pak Amar.

"Ya Allah Bu Muti' bukannya mendahului kuasa Allah. Atau menolak fitrah cinta dengan lawan jenis, cuma yang dengar ini banyakin istighfar."

"Pak Amar..." ucap Bu Sita dan Bu Muti' kompak, diringi tawa melihat ekspresi Pak Amar begidik ngeri bila ingat ocehan Bu Karyani soal Kepsek setelah rapat yayasan usai.

"Beneran. Jadi perempuan kok ya percaya diri selangit, mbok ya sadar diri soal usia bagaimana. Kadang orang mengaca tentang dirinya itu perlu loh," ucap Pak Amar serius.

Obrolan ketiganya pun berlanjut dengan tema campur-campur, dan tetap didominasi oleh Pak Amar. Apalagi hari pertama Kepsek baru datang, Pak Amar sempat menemani beliau dan terlibat obrolan serius juga. Otomatis, Bu Sita dan Bu Muti' pun semakin penasaran dengan sosoknya.

Menjelang pukul 3 sore, beberapa guru yang mendapat undangan rapat mulai memasuki ruang meeting, termasuk Bu Karyani. Bu Sita dan beberapa guru perempuan dibuat melongo oleh beliau.

Bagaimana tidak, beliau datang dengan menyapa semua orang, jangan lupakan suaranya yang melengking dan itu...Pak Amar kembali menggelengkan kepala melihat penampilan beliau. Gincunya cuy....merah membara. Hingga Bu Sita tak kuasa menahan tawa dan didekap oleh tangan Bu Muti'.

Bu Karyani pun memilih duduk di depan, sangat siap menyambut kehadiran Pak Andra, bahkan buku catatan pun sudah. "Mari bapak ibu, duduk dengan tenang, siapkan buku rapat dan jangan lupa hp di silent," ucap beliau tegas. Sebenarnya apa yang diucapkan beliau benar, hanya saja kalimat lanjutan yang bikin mereka menganggap Bu Karyani sakit, "Harus fokus dengan ucapan Pak Andra, pak kepsek kita dan doakan jadi jodoh saya."

Tak ada yang menanggapi, dan menganggap suaranya sebagai angin lalu, dan untungnya Pak kepsek datang membawa laptop.

"Andra Abimanyu," lirih Mutiara dengan melotot kaget.

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

sudah kenal ternyata?

2023-11-28

0

'Nchie

'Nchie

wah jodohnya Andra jendes nih

2023-11-24

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

looohhh...udah kenal toh... knal dimana ???

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!