Terjerat Cinta Si Penipu Hati

Terjerat Cinta Si Penipu Hati

Bab 1 - Difitnah

Pagi ini Nadine bersiap-siap akan berangkat kerja. Wanita cantik itu duduk di depan cermin sembari memoles wajahnya. Ponselnya berdering tertera nama Darwin-kekasihnya.

"Hai!" ketusnya.

"Sayang, kenapa pagi-pagi wajahmu begitu murung?" tanya Darwin dalam panggilan video.

"Kenapa baru menghubungi aku? Kemana seminggu ini? Lalu mengapa ponselmu tak pernah aktif?" cecarnya.

"Sorry, sayang. Aku sangat sibuk sekali," jawab Darwin.

"Tak bisakah kamu menyempatkan waktu untuk menghubungi aku walau hanya lima menit?" tanya Nadine.

"Maaf, sayang. Aku benar-benar menyesal," jawabnya.

"..."

"Sayang, aku lihat kemarin malam kamu begitu bahagia dengan penyanyi idolamu."

"Ya, Dito temanmu itu begitu perhatian dengan aku. Dia sampai memanggil khusus Mahalika untuk menghiburku." Nadine berkata dengan wajah sumringah.

"Aku senang jika Dito bisa menyenangkanmu, tapi ingat kamu jangan main hati dengannya."

"Harusnya aku yang bertanya, apa kamu benar-benar menjaga hati di sana?" Nadine memasang tatapan menyelidik.

"Sayang, aku di sini kerja. Tak sempat mencari wanita lain, hanya kamu wanita yang ku sayangi." Darwin berkata penuh rayuan.

"Kapan kamu pulang ke tanah air?" tanya Nadine.

"Mungkin dua atau tiga minggu lagi."

"Kenapa lama sekali?"

"Sayang, aku harus terbang ke Swiss lagi."

"Apa!" Nadine tampak terkejut.

"Sayang, setelah dari Swiss aku tidak pergi lagi. Dan kita akan fokus untuk persiapan pernikahan."

"Kamu janji, kan?"

"Iya, sayang."

"Baiklah, aku tunggu kamu pulang. Dan ingat selalu balas pesan dariku."

"Iya, sayang. Kalau begitu aku tutup teleponnya, sampai jumpa!"

Nadine menutup teleponnya, ia kembali melanjutkan memoles wajahnya.

Selesai berdandan, ia melangkah ke meja makan.

"Punya siapa ini, Ma?" tanya Nadine ketika melihat sebuah buket bunga lily terletak di meja.

"Dari Dito," jawab Rita.

Nadine tersenyum, ia mencium bunga itu.

"Sepertinya kamu menyukainya?" tanya Rita.

"Ma, Dito itu orang yang baik. Kami hanya sebatas teman saja," jawab Nadine.

"Sepertinya tidak dengan dia, Nadine." Tuding Rita.

"Ma, sudahlah. Papa yakin Nadine takkan mungkin mengkhianati Darwin, apalagi mereka tahun depan akan menikah," Malik memotong pembicaraan istrinya.

"Mama takut saja, putri kamu ini membuat ulah," ucap Rita.

"Ma, jangan khawatir. Aku tidak akan tergoda padanya," ucap Nadine.

"Papa percaya padamu, Nadine."

"Terima kasih, Pa. Telah percaya padaku," ucap Nadine.

-

Sesampainya Nadine di kantor, sekretarisnya memberikan amplop coklat kepadanya.

"Dari siapa?"

"Tidak tahu, Nona. Tadi di antar kurir, katanya buat Nona Nadine."

"Kalau begitu, terima kasih!" Nadine masuk ke ruangannya.

Nadine membuka amplop tersebut, seketika matanya membulat ketika melihat foto kebersamaan dirinya dengan Dito. Mulai dari makan siang, di acara konser hingga makan sate pinggir jalan.

Wajah Nadine mendadak pucat, ia takut jika foto ini dilihat orang tuanya atau kekasihnya. Apalagi ada foto yang terlihat jelas ketika dirinya memeluk Dito.

Nadine lantas menelepon pria yang menemaninya beberapa hari ini.

Panggilan ketiga Dito baru mengangkatnya, "Halo, Nadine!"

"Apa kamu yang mengirimkan foto-foto kita ke kantor?" tanyanya.

"Foto apa?" Dito balik bertanya.

"Jangan balik bertanya, kamu sengaja 'kan mengirimkan ini semua agar aku dan Darwin batal menikah," tudingnya.

"Aku memang menyukaimu, tapi ku tak pernah mengirimkan foto itu!" Dito membantahnya.

"Jangan bohong!" sentaknya.

"Nadine, percayalah padaku. Aku sama sekali tidak mengirimkan foto itu ke kantormu. Pasti ada orang yang ingin memfitnah kita." Dito berusaha memberikan penjelasan.

"Aku benar-benar takut, Dito. Bagaimana kalau Darwin salah paham?" tanya Nadine dengan wajah cemas.

"Aku akan menjelaskannya padanya." Janji Dito.

"Aku ingin kita bertemu," ucap Nadine.

"Baiklah, kamu ingin kita bertemu di mana?" tanya Dito.

"Makan siang nanti kita bertemu di restoran depan kantor ku, bagaimana?"

"Baiklah." Dito menyetujui.

-

Makan siang pun tiba, Nadine membawa amplop coklat lalu memberikannya kepada Dito.

Pria itu membukanya dan terkejut.

"Apa kamu tahu siapa yang mengirimnya?" tanyanya.

Dito menaiki bahunya.

"Maksud pengirim ini apa coba?"

"Aku juga tidak mengerti, Nadine."

"Bukankah orang tua kamu tahu kita hanya berteman?" tanya Dito.

"Iya, tapi bagaimana dengan orang tuanya Darwin?" tanya Nadine.

"Darwin pasti menjelaskannya."

"Kalau mereka tidak terima, bagaimana?" tanya Nadine lagi.

"Kita 'kan memang tidak memiliki hubungan serius."

Nadine lantas diam dan berpikir.

"Jangan pikirkan masalah ini, semua akan baik-baik saja. Mungkin ada seseorang yang memang tidak menyukai hubungan kalian," ujar Dito.

Nadine mengarahkan pandangannya kepada Dito.

"Aku memang tidak suka dengan hubungan kalian, tapi tidak dengan cara fitnah seperti ini."

-

Malam harinya...

Nadine yang masih kepikiran dengan foto lantas menghubungi sahabatnya.

"Halo, Mitha. Kamu di mana?"

Setelah Mitha memberikan alamatnya, Nadine meluncur ke sebuah klub malam.

Di sana Nadine menceritakan semuanya kepada Mitha termasuk foto-foto kebersamaannya dengan Dito.

Mitha percaya dengan semua ucapan sahabatnya itu.

"Aku harus bagaimana, Mitha?" tanyanya dengan wajah panik. "Aku tidak mau pisah dengan Darwin, kamu tahu 'kan jika ku sangat sayang dengannya," lanjutnya.

"Iya, aku percaya. Darwin pasti menerima penjelasan kamu," ujar Mitha.

Ponsel Mitha bergetar, ia lalu membaca pesan. "Nadine, aku harus pergi. Kamu tidak apa-apa 'kan aku tinggal."

"Kamu mau ke mana?"

"Aku lupa kalau belum memberikan berkas laporan kerjaan. Ini aku mau bertemu dengan teman kantorku di ujung jalan." Mitha memberi alasan.

"Nanti kamu kembali lagi ke sini, kan?" tanya Nadine.

"Iya, aku akan kembali lagi."

Nadine pun masih berada di tempat duduknya, ia menenggak jus jeruk hingga kandas.

Seketika matanya terasa berat dan pandangannya gelap. Nadine pun tertidur.

***

Keesokan harinya, matahari belum terbit namun beberapa orang mendatangi sebuah kamar hotel dan memaksanya masuk karena memang tidak terkunci.

Nadine tersentak bangun ketika mendengar suara teriakkan orang tuanya memanggil namanya.

Nadine bangkit dan duduk memegang kepalanya, ia tampak bingung melihat kedua orang tuanya serta Darwin kekasihnya.

"Kenapa kamu bisa seranjang dengannya, Nadine?" tanya Rita marah.

Nadine melihat pria di sampingnya, matanya seketika membulat, "Ma, Pa, Baby, ini tak seperti yang kalian lihat. Ini salah paham!" berkata dengan ketakutan.

Darwin lantas mendekati dan membalikkan tubuh pria yang ada disamping Nadine dan menghajarnya.

Dito yang terbangun karena tubuhnya di tarik dan di pukul, terjatuh ke lantai.

Nadine gegas bangkit mendekati kekasihnya, "Darwin hentikan!" teriaknya menahan tubuh kekasihnya.

Malik dan Rita menarik tubuh Nadine menjauh dari Darwin.

"Ma, Pa, Dito tak salah!" ucap Nadine.

"Kenapa kamu membelanya? Apa kamu menyukainya?" tanya Malik dengan suara lantang.

Nadine terdiam.

"Teman brengsek seperti dia memang harus diberikan pelajaran!" Darwin menatap wajah kekasihnya dengan amarah.

Dito terduduk di lantai memegang bibirnya yang sakit.

"Om, Tante, maaf saya tidak bisa melanjutkan pertunangan ini!"

"Tidak, Baby. Apa yang kamu katakan?" tanya Nadine.

"Ini semua karena kamu!" Rita melayangkan tamparan ke wajah putrinya.

"Ma, cukup!" Malik memegang tubuh istrinya.

"Dia sudah mempermalukan kita, Pa!" Rita berkata penuh emosi.

"Kita akan bicarakan ini di rumah," ucap Malik.

"Pa, Ma, aku bisa jelaskan!" Nadine memegang pipinya.

"Tak ada yang bisa dijelaskan, semua sudah terbukti!" sentak Rita.

Malik mengarahkan matanya kepada Dito, "Kamu ikut kami ke rumah dan jelaskan semuanya!"

Malik sangat marah ketika melihat putrinya tidur seranjang di kamar hotel dengan pria yang bukan suaminya. Apalagi putrinya itu beberapa bulan lagi akan segera menikah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!